Suara ketukan pintu membuat Livia yang tengah tertidur pulas langsung terbangun. Perlahan Livia mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menggeliat dan menginterupsi orang yang mengetuk pintu kamarnya untuk segera masuk ke dalam.“Selamat pagi, Nyonya Livia.” Sang pelayan menyapa Livia dengan sopan seraya membawakan nampan yang berisikan saparan.Livia menyipitkan matanya, menatap sang pelayan yang mendekat padanya. “Ini jam berapa sampai kamu sudah mengantarkan sarapan untukku?”“Suda jam delapan pagi, Nyonya,” jawab sang pelayan yang sontak membuat Livia terkejut.“Jam delapan?” Livia langsung membuka matanya. Dia menoleh ke samping—melihat ranjang Kaivan sudah kosong. Livia berdecak kesal. Merengut karena Kaivan sudah tidak ada di sampingnya.“Apa suamiku sudah berangkat ke kantor?” tanya Livia dengan wajah kesal pada sang pelayan yang berdiri di hadapannya.Sang pelayan mengangguk. “Sudah, Nyonya. Tuan baru saja berangkat. Sebelumnya saya ingin membangunkan Nyonya saat Tuan ingin berangk
“Krystal? Kamu kenapa?” Maya terkejut melihat Krystal tiba-tiba meneteskan air mata. Sepanjang latihan, Krystal cenderung pendiam bahkan terlihat tidak fokus seperti biasanya.“Ah, tidak, May. Mataku kelilipan debu,” dusta Krystal yang berusaha menutupi diri. Dia segera menyeka air matanya. Menunjukan bahwa dia baik-baik saja. Namun siapa yang percaya? Hidungnya memerah. Wajah muram dan terlihat begitu terluka.Maya mengembuskan napas panjang. “Jangan bohong, Krys. Aku tahu ada yang kamu tutupi. Sejak kita latihan kamu terlihat muram. Sebenarnya ada apa, Krystal?”“Maya, boleh aku menginap di rumahmu? Aku sedang kacau. Tapi aku mohon jangan bertanya apa pun. Aku masih belum ingin bercerita,” jawab Krystal yang matanya kembali berlinang air mata. Dia mulai lelah menutupi dirinya yang begitu hancur.“Ya Tuhan, Krystal. Jangan menagis. Aku jadi bingung kalau melihat kamu menangis seperti ini.” Maya langsung memeluk erat tubuh Krystal. Mengusap punggung temannya itu sambil melanjutkan, “K
Kaivan menatap Krystal yang tengah tertidur begitu pulas di dalam pelukannya. Dalam benak Kaivan saat ini adalah mengingat perkataan Krystal yang mengantakan bahwa wanita itu ‘Cemburu’ sebuah kata yang selama ini Kaivan tak sangka akan lolos di bibir Krystal. Sebelumnya Kaivan memang merasa ada yang berbeda dari Krystal, terlebih saat Krystal menanyakan tanda kemerahan yang ada di lehernya akibat ulah Livia. Sungguh, Kaivan tidak pernah menyangka kalau Krystal mengakui bahwa wanita itu cemburu. Kini Kaivan seolah dalam pilihan yang rumit. Dia tidak tahu bagaimana perasaannya dengan Krystal yang sebenarnya. Cinta? Rasanya itu terdengar konyol. Seorang Kaivan Bastian Mahendra tidak pernah dalam hidupnya mengucapkan cinta. Bagi Kaivan itu terdengar bodoh.Saat ini yang ada dalam pikiran Kaivan adalah, dia tidak bisa melepas Krystal. Namun, dia pun tidak bisa meninggalkan Livia. Meski selama empat tahun menikah dengan Livia, tidak ada kata ‘Cinta’ yang dia ucapkannya pada Livia, tetapi Ka
Kaivan mengempaskan tubuhnya ke kursi kerjanya. Memejamkan mata lelah. Ya, pikiran Kaivan begitu kacau. Kaivan memutuskan untuk ke mendatangi perusahaannya malam-malam seperti ini. Bukan tidak mau pulang menemui Krystal, tetapi dengan pikiran kacau ditambah luka lebam di wajahnya akibat pukulan sang ayah membuat Kaivan tidak ingin Krystal mencemaskan dirinya. Pun Kaivan tidak mau Krystal bertanya-tanya ada apa dengannya. Lebih tepatnya Kaivan belum ingin menceritakan apa yang terjadi. Kaivan takut kalau Krystal menjadi cemas.Suara ketukan pintu terdengar membuat Kaivan langsung mengalihkan pandangan ke arah pintu, dan menginterupsi untuk masuk. Ya, Kaivan tahu siapa yang datang. Sebelumnya Kaivan sudah meminta Doni menghapus semua foto dirinya yang tengah mencium Krystal.“Tuan.” Doni melangkah masuk ke dalam ruang kerja Kaivan. Dia menundukan kepalanya kala tiba di depan Kaivan.“Bagaimana? Apa kamu sudah menghapus foto-foto yang tersebar di internet itu?” tanya Kaivan dingin dengan
Kaivan menginjak pedal gas menambah kecepatan laju mobilnya. Ya, dia ingin segera pulang dan berbicara dengan Krystal tentang masalah yang terjadi. Awalnya memang Kaivan tidak berniat memberitahukan pada Krystal. Namun, jika sudah seperti ini mau tidak mau Kaivan harus tetap memberitahukan pada Krystal. Penyebaran di media sosial akan begitu cepat. Kaivan tidak ingin sampai orang lain yang memberitahu pada Krystal.“Shit!” Kaivan mengumpat kala terkena lampu merah. Dia hendak menerobos, namun terpaksa dia mengurungkan niatnya ketika melihat banyaknya pejalan kaki.Kaivan mengembuskan napas kasar. Didetik selanjutnya, tatapan Kaivan teralih pada dering ponselnya. Dia melihat ke layar—tertera nomor Doni yang tengah menghubunginya. Tanpa menunggu, Kaivan langsung menerima panggilan itu dengan airpods yang sudah sejak tadi terpasang di daun telinganya.“Ada apa?” jawab Kaivan dingin kala panggilan sudah terhubung.“Tuan, maaf mengganggu Anda tapi saya mendapatkan laporan dari salah satu p
“Iya, Ma. Aku tahu Kaivan tidak mungkin meninggalkanku. Mama tenang saja, Ma. Pernikahan Kaivan dan Krystal hanya demi mendapatkan keturunan. Aku mohon mama tenang dan tidak perlu cemas seperti ini. Katakan pada Papa untuk tidak perlu melihat pemberitaan di media. Maaf, aku menutupi ini dari kalian. Percayalah aku memiliki alasan sendiri kenapa menutupi hal ini. Sekarang aku hanya minta Mama dan Papa tidak usah berpikir macam-macam. Rumah tanggaku dengan Kaivan baik-baik saja Kaivan adalah suami yang baik dan bertanggung jawab. Aku yakin Kaivan menyayangiku, Ma. Yasudah, aku tutup dulu teleponnya, ya, Ma. Salamkan aku untuk Papa.”Livia menutup panggilan itu. Sesaat dia mengembuskan napas berat. Ya, gossip tentang Kaivan dan Krystal telah tersebar begitu luas. Bahkan hari ini Livia tidak henti mendapatkan panggilan telepon dari ibunya sendiri. Semua pertanyaan tetap sama. Yaitu mereka mempertanyakan tentang rumah tangganya dengan Kaivan. Dan hari ini rasanya Livia lelah harus menenang
“Shit!” Aryan melempar iPad yang ada di tangannya ke atas meja. Tampak raut wajah pria itu memendung amarah. Aryan memejamkan mata sesaat seraya mengumpat dalam hati.Ya, Aryan baru saja melihat berita tentang Kaivan dan Krystal yang tersebar luas di internet. Foto di mana Kaivan mencium Krystal membuat amarah dalam diri Aryan meledak. Kecemburan dan kemarahan melebur menjadi satu. Ingin rasanya Aryan menghajar Kaivan yang telah melukai Krystal, namun semua sulit karena status Kaivan yang jauh lebih berhak.“Tuan, apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?” Dimas—asisten Aryan bertanya dengan sopan. Dia menatap Aryan yang kini sudah melihat berita tersebar di media yang telah dia laporkan.Aryan mengembuskan napas kasar. “Apa kamu sudah menemukan di mana rumah Kaivan yang ditempati oleh Krystal?” “Tuan, jujur sebelumnya saya memang kesulitan mencari alamat rumah Tuan Kaivan yang ditempati oleh Nona Krystal. Tapi sejak di mana pemberitaan di media terbongkar, saya sudah berhasil menemuik
“Akh—” Krystal meringis kala Kaivan melepaskan cengkramannya dengan kasar. Terlihat pergelangan tangan Krystal begitu merah akibat cengkraman tangan Kaivan itu.“Kenapa kamu berani berpelukan dengan teman dari suamimu sendiri, Krystal! Di mana letak harga dirimu!” teriak Kaivan begitu menggelegar. Ya, dia tak memedulikan meski ucapannya begitu sarkas dan tajam.Mata Krystal memanas mendengar ucapan sarkas Kaivan yang seolah dirinya tak lagi memiliki harga diri. Sorot mata Krystal langsung terhunus tajam pada Kaivan yang terlihat begitu marah.“Harga diri? Kamu mempertanyakan di mana harga diriku?” seru Krystal dengan nada meninggi. “Sejak di mana kamu menjadikanku istri simpanan, harga diriku sudah hancur, Kaivan! Sekarang pemberitaan di media selalu membahas tentang kita! Semua orang akan menghinaku dan merendahkanku yang telah merusak rumah tanggamu dengan istri tercintamu itu! Jadi kamu tidak perlu lagi mempertanyakan di mana letak harga diriku!”Kaivan menggeram. Rahangnya mengeta
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k