Krystal melihat berita yang muncul pertama kali kala dirinya menghidupkan televisi. Ya, Krystal tak berniat sama sekali melihat berita. Ketika baru saja Krystal menghidupkan televisi—dia sudah disuguhkan dengan berita tentang Livia. Tepatnya hari ini adalah persidangan Livia. Putusan hakim menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara pada Livia. Sungguh, Krystal sangat kasihan pada Livia. Livia memang pernah berbuat jahat tapi Livia sudah banyak mendapatkan balasan atas apa yang telah dilakukan olehnya. Mulai dari keguguran, dan terakhir Livia harus di penjara dengan waktu yang sangat lama.Kini Krystal memilih mematikan channel televisi. Dia memilih tidak lagi melihat mengenai berita apa pun. Karena semakin dia melihat maka dirinya akan semakin kasihan. Lebih baik baginya untuk tak melihat berita pagi ini.Krystal mengalihkan pandangannya tanpa sengaja, namun senyuman di wajah Krystal langsung terlukis melihat Kaivan yang baru saja melangkah keluar dari walk-in closet milik suaminya itu
Krystal menatap foto-foto rumah yang baru saja diberikan oleh Doni. Tampak Krystal yang sedikit bingung dalam memilih-milih rumah mana yang paling tepat ditempatinya bersama sang suami. Bukan hanya tepat untuknya dan sang suami saja, tapi rumah yang juga tepat untuk anak-anak mereka nantinya. Ya, kini Krystal tengah memilih rumah. Pagi ini Doni datang untuk memberikannya beberapa foto rumah. Sesuai dengan perkataan Kaivan bahwa Kaivan ingin Krystal yang memilihkan rumah baru mereka nanti.Jujur, sejak tadi Krystal kebingungan menentukan rumah yang akan ditempatinya bersama suami dan anaknya. Pasalnya foto rumah yang diberikan oleh Doni sangatlah indah. Itu kenapa hampir satu jam Krystal tetap belum juga bisa menentukan rumah yang tepat.“Doni, di mana suamiku? Aku ingin meminta pendapatnya,” ujar Krystal yang ingin meminta pendapatan pada Kaivan. Tadi saat Doni datang, Kaivan segera menjawab panggilan telepon.“Mungkin Tuan sebentar lagi akan datang, Nyonya,” kata Doni yang menduga.K
Krystal tidak mau lagi bermain-main dengan ucapannya. Berniat hanya menggoda biasa tanpa bermaksud apa-apa malah menjadi senjata makan Tuan. Tujuan Krystal yang tadinya ingin bersiap-siap harus tergantikan dengan permainan panas di atas ranjang. Well, meski lengan dan kaki Krystal masih memiliki bekas luka bakar tetap saja dimata Kaivan tubuh Krystal sangat indah. Awalnya Krystal malu setiap kali Kaivan melihat bekas luka di lengan dan kakinya, namun Kaivan selalu mengatakan kalau tubuhnya sangat indah. Bekas luka yang ada di lengan dan kaki Krystal tidak akan merubah sedikit pun keindahan tubuhnya. Ya, kata-kata Kaivan itulah yang membuat Krystal bisa percaya diri pada dirinya sendiri.“Pegal sekali,” gumam Krystal yang merintih pinggangnya merasakan pegal akibat permainan panasnya dengan sang suami. “Lain kali aku harus berhati-hati. Ini sama saja masuk kandang singa,” gerutunya kesal. Mengingat kejadian tadi. Meski Kaivan bermain dengan pelan dan berhati-hati karena tak ingin terja
“Hi, Kaivan.”Suara wanita cantik itu terdengar begitu anggun dan elegan menyapa Kaivan. Tampak raut wajah Krystal menjadi bingung kala ada wanita itu menyapa Kaivan dengan begitu akrab.Detik selanjutnya, Krystal pun mengalihkan pandangannya menatap Kaivan yang sejak tadi tak lepas menatap sosok wanita yang ada di hadapannya itu. Kening Krystal berkerut, tidak biasanya Kaivan melihat sosok wanita dengan tatapan seperti itu.“Citra?” Nama itu lolos dari mulut Kaivan, membuat Krystal semakin bingung kala sang suami memanggil wanita yang ada di hadapannya itu dengan nama ‘Citra’“Lama tidak melihatmu, Kaivan? Apa kabar?” Wanita yang bernama Citra itu tiba-tiba menberikan kecupan di pipi Kaivan dan sontak membuat Krystal terkejut dengan tindakan Citra. Namun, Krystal tetap tenang dan tidak menunjukan kesalnya.Kaivan bergeming di tempatnya. Tatapannya tak lepas melihat Citra yang kini duduk di hadapannya. Bahkan ketika Citra mencium pipinya saja, Kaivan merasa itu adalah semua hal yang n
“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan memanggil Krystal—yang tengah melihat para pelayan di tengah menata lukisannya di ruang keluarga. “Ya?” Krystal mengalihkan pandangannya kala ada sang pelayan berada di depannya.“Nyonya, ini Nona Felicia menghubungi Anda, Nyonya,” ujar sang pelayan seraya memberikan telepon di tangannya pada Krystal.“Felicia menghubungiku?” ulang Krystal memastikan kala menerima telepon yang diberikan sang pelayan padanya.Sang pelayan menganggukan kepalanya. “Benar, Nyonya. Nona Felicia menghubungi Anda.”Krystal segera menempelkan telepon yang diberikan oleh sang pelayan ke telinganya. Kemudian, sang pelayan segera pamit undur diri.“Iya, Fel?” jawab Krystal kala panggilan sudah terhubung.“Krystal? Apa aku mengganggumu? Tadi aku menghubungi ke ponselmu tapi kamu tidak menjawabnya, Krys. Jadi aku menghubungi ke telepon rumah saja,” ujar Felicia dari seberang sana.“Ah, maaf, Fel. Aku ada di ruang keluarga. Ponselku ada di kamar. Maafkan aku, Fel.”“Tidak apa-apa
Keheningan membentang suasana di dalam mobil. Krystal tengah melihat ke luar jendela, dan Kaivan yang tengah fokus melajukan mobilnya. Ya, kini Kaivan dan Krystal tengah berada di dalam perjalanan. Sesuai dengan keinginan Krystal; Kaivan membawa istrinya itu menuju rumah orang tuanya. Tak ada pilihan lain, Kaivan terpaksa menuruti pemintaan sang istri yang menginginkan dirinya berkunjung ke rumah orang tuanya. Walau tak dipungkiri ada sedikit kecemasan dalam diri Kaivan kalau kedua orang tuanya itu sampai mengucapkan kata-kata yang melukai istrinya itu.“Kai, tadi Felicia mengatakan padaku kalau kedua orangtuamu menyukai brownies pandan. Nanti orang tuamu suka tidak, ya brownies buatanku?” ujar Krystal dengan nada yang sedikit cemas.Sebelumnya, Krystal menghubungi Felicia menanyakan makanan apa yang disukai oleh Farel dan Elisa. Lalu ketika Felicia mengatakan Farel dan Elisa menyukai brownies pandan. Itu kenapa Krystal segera membuatkan brownies pandan untuk kedua orang tua Kaivan. J
“Kai, hari ini kamu tidak ke kantor kan?” Krystal melangkah keluar dari walk-in closet. Dia baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan dress nyaman. Tadi pagi-pagi sekali, Doni membawakan banyak baju baru untuk Krytsal khusus diletakan di kamar Kaivan. Ya, kini Krystal bersama dengan sang suami masih berada di rumah keluarga Kaivan. Mengingat tadi malam mereka menginap dan tak diperbolehkan pulang. Dan alasan Kaivan meminta Doni membawakan baju baru karena Kaivan ingin di kamarnya ini juga tertata pakaian milik Krystal.Kaivan yang tengah berkutat pada MacBook di tangannya langsung mengalihkan pandangannya pada Krystal yang melangkah mendekat padanya. “Tidak, aku tidak ke kantor. Aku akan menyerahkan pekerjaanku pada Doni.”Krystal menganggukan kepalanya. Kemudian, dia duduk di samping sang suami. “Hm, Kai. Ada yang ingin aku katakan padamu,” ucapnya pelan dan lembut.“Ada apa?” Kaivan membelai pipi Krystal.“Nadia teman sesama Ballerina akan menikah dalam waktu dekat ini
“Hi, selamat pagi semuanya. Maaf aku terlambat.”Suara lembut dan hangat seorang wanita sontak membuat semua orang yang ada di ruang makan itu terkejut. Terutama Krystal. Kedatangan sosok wanita itu membuat Krystal begitu terkejut. Akan tetapi, meski terkejut Krystal tetap melukiskan senyuman ramah di wajahnya.“Kak Citra?” Felicia tersenyum kala melihat kedatangan Citra.Ya, sosok wanita cantik dan anggun yang datang adalah Citra Brata. Terlihat yang terkejut dengan kehadiran Citra hanya Krystal dan Felicia. Sedangkan Kaivan hanya memberikan tatapan dingin kala melihat kehadiran Citra.“Citra, kemarilah, Sayang.” Elisa menyambut hangat kedatangan Citra. “Masuklah, Sayang. Kamu bisa duduk di samping Kaivan,” ucapnya lagi dengan begitu hangat.Kaivan terdiam sejenak melihat kehadiran Citra. Dari gerakan kedua orang tuanya menunjukan kedua orang tuanya itu sudah mengetahui akan kedatangan Citra. Jika seperti ini, Kaivan sangat yakin, orang tuanya yang sengaja mengundang Citra untuk data
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k