Share

Bab 5

Penulis: Rahayu avilia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-11 14:01:22

Aldo menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, pandangan mata Aldo melihat ke langit-langit ruangan VIP club tersebut, "Ini juga demi kesembuhan Papa, aku belum siap jika harus kehilangan Papa," gumam Aldo pelan namun masih terdengar oleh Bima yang duduk di sampingnya. Bima hanya terdiam mendengar itu, ia tidak menyangka jika Aldo akan mengalami hal semacam ini. Dan Bima tahu jika Aldo sangat menyayangi Papanya.

Bima melihat sekilas ke arah Aldo, kemudian pandangannya kembali ke depan, menatap gelas minuman yang ada di tangannya. "Cepat atau lambat kita semua pasti akan menikah, entah kamu mencintai pasanganmu atau tidak. Terlepas apapun latar belakang yang mendasarinya. Tetap saja pada kenyataannya pernikahan pasti akan terjadi, suka atau tidak suka bukanlah jawaban. Tapi semua tergantung bagaimana kita akan menyikapi pernikahan kita ini ke depannya nanti," ucap Bima terlihat serius. Aldo menoleh ke arahnya, seolah mencari makna dari perkataan lelaki tersebut. 

Dan memang benar adanya apa yang di katakan oleh Bima, terlepas Aldo suka atau tidak. Papanya akan tetap memaksa Aldo menikah dengan gadis yang telah dipilihnya. Aldo menghela nafasnya, seolah ada beban berat yang akan ia tanggung karena sebuah pernikahan yang sebentar lagi di jalaninya.

Aldo tidak ingin larut dalam memikirkan hal itu, Aldo pun menegakkan duduknya. Kemudian ia kembali menuangkan minuman beralkohol itu ke dalam gelas miliknya, "Sepertinya aku butuh pelampiasan malam ini, aku akan keluar sebentar, siapa tahu di luar sana ada mangsa baru yang masih perawan," ucap Aldo, kemudian ia menenggak habis minuman yang ada di gelasnya.

Bima yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya, seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Bagaimana bisa mood Aldo berubah begitu cepat? Padahal baru beberapa detik yang lalu ia mengeluhkan nasibnya yang akan segera menikah, "Jangan terlalu lama bermain," nasehat Bima yang hanya di tanggapi dengan senyuman tipis dari sudut bibirnya, kemudian Aldo beranjak keluar dari ruangan VIP tersebut.

Bima mengulas senyum tipis, ia tahu Aldo akan selalu seperti itu jika ia sedang terlalu stress. Namun Bima menyadari sesuatu bahwa Aldo sebenarnya mendengarkan apa yang ia katakan tadi, "Aku tahu kamu tidak akan berubah walau akan menikah, tapi cepat atau lambat kamu pasti menemukan cinta sejatimu, dude." Gumam Bima.

Di depan Bima terlihat Sean dan Bryan sudah asyik dengan para wanitanya. Suara musik yang terdengar memekakkan telinga, membuat mereka semakin menikmati suasana malam itu. "Aku tahu jika lelaki buaya itu akan keluar cari mangsa lagi," ucap Bryan kepada temannya, "Mana sanggup dia terlalu lama berpuasa," lanjutnya lagi yang membuat seisi ruangan tertawa mendengarnya.

"Bisa karatan jika ia berpuasa terlalu lama," timpal Sean. Mendengar itu Bryan dan Bima kembali tergelak tawanya. 

Di luar ruangan VIP, tepatnya di depan meja bartender. Aldo mulai menyapukan pandangannya ke arah lantai dansa yang kini telah ramai oleh para pengunjung yang sedang asyik menari. Mata Aldo melihat-lihat wanita mana yang akan menjadi targetnya, kepalanya mengangguk-angguk seirama dengan musik di klub tersebut. 

Salah satu tangannya memegang gelas berisi minuman beralkohol yang baru saja ia minta di meja bartender. Di sela-sela pandangan matanya mencari mangsa, tanpa sengaja pandangan Aldo menangkap sesosok orang yang sepertinya ia kenal. Ia pun menyipitkan pandangan matanya untuk mempertajam penglihatannya. "Clarissa?! Sedang apa wanita itu disini?" Gumam Aldo.

Karena ia tak menyangka akan bertemu dengan Clarissa di tempat seperti ini. "Cih, dasar wanita munafik, sok lugu, nyatanya mainnya ke klub malam seperti ini." Cibir Aldo dengan senyuman mengejek ke arah Clarissa yang sedang duduk dengan beberapa orang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Merasa tidak tertarik dengan kegiatan apa yang Clarissa lakukan di tempat seperti ini, Aldo pun kembali mengedarkan pandangannya mencari mangsa yang tepat untuk menjadi penghangat ranjangnya malam ini. 

Namun belum sempat ia menemukan orang yang tepat untuknya, pandangan matanya kembali terusik dengan sikap laki-laki yang berusaha mengganggu Clarissa. Walau dapat ia pastikan jika Clarissa menolak lelaki itu. Namun Aldo merasa tidak senang, "Shit!!" Gumam Aldo terlihat mulai terpancing emosi saat melihat lelaki itu merangkulkan tangannya di pundak Clarissa. Walau beberapa kali Clarissa menepis tangan dari lelaki itu, tapi tak membuat jera lelaki yang duduk di samping Clarissa.

Aldo berjalan mendekati meja Clarissa. "Jauhkan tanganmu darinya!!" Ucap Aldo dengan tatapan tajamnya siap untuk menguliti lelaki yang duduk di samping Clarissa.

Mendengar itu Clarissa menoleh ke arah suara, "Aldo," cicit Clarissa saat melihat ke belakangnya yang ternyata Aldo sudah berdiri di sana dengan memegang sebuah gelas di salah satu tangannya. 

"Siapa dia?" Tanya lelaki yang merangkul Clarissa. Menunjuk ke arah Aldo dengan isyarat dagu dan matanya.

Saat tersadar jika tangan lelaki itu masih menempel di pundaknya, Clarissa menurunkan tangan lelaki itu dengan kasar. "Jika anda tidak bisa mengkondisikan tangan anda, jangan salahkan saya kalau saya sampai mematahkannya." Ancam Clarissa. 

"Wo, wo, galak men." Ucap lelaki itu seakan meremehkan Clarissa. Ia tertawa mengejek sambil melihat ke arah teman-temannya di depannya. 

Saat tangan lelaki itu akan kembali beraksi, dengan gerakan cepat Clarissa mengunci pergerakan tangan lelaki itu dengan cara memelintirnya ke belakang punggungnya. "Saya kesini karena mewakili bos saya sebagai penghormatan atas ulang tahun anda tuan Jason. Jadi saya harap anda tahu letak sopan santun sebagai kolega bisnis bos saya." 

Lelaki itu tergelak tawanya mendengar ucapan naif Clarissa. Tidak tahukah dia kalau ini salah satu trik supaya bisa mendekatinya? Sungguh Clarissa tidak pandai membaca situasi saat ini. "Apa kamu bodoh? Ulang tahun?" Ucapnya dengan nada mengejek. Hal itu tak luput dari tatapan mata Aldo.

Clarissa yang merasa telah di permainkan beranjak dari tempat duduknya. "Sepertinya saya salah tempat disini, saya permisi." 

Belum sempat melangkahkan kakinya, tangan Jason lebih dulu menggenggam pergelangan tangan Clarissa. "Sebelum aku mengijinkan kamu pergi, kamu tidak boleh kemana-mana." 

Dengan sekuat tenaga Clarissa menghempaskan tangan Jason. "Itu bukan urusan saya!" Jawab Clarissa, lalu ia melangkah meninggalkan tempat itu. Di ikuti Aldo yang berjalan di belakangnya. 

"Wanita sialan!" Teriak Jason sambil berjalan cepat ingin menarik rambut Clarissa. Namun Aldo dengan sigap mencengkram tangan lelaki itu dengan sangat kuat. 

"Sudah aku peringatkan, jangan sentuh dia!!" Ucap Aldo dengan tatapan tajamnya. Bahkan tangannya semakin kuat mencengkram pergelangan tangan Jason sehingga membuat Jason kesakitan. 

Merasa tidak bisa menandingi kekuatan Aldo, sebelah tangan Jason mengambil botol minuman yang ada di meja sebelahnya dan bersiap untuk memukulkannya ke arah Aldo. 

Brukk!! Prangg!! 

Suara orang terjatuh dengan di iringi suara pecahan botol berserakan di lantai club malam, membuat suasana tegang. Sehingga memancing beberapa orang untuk melihat kejadian itu. 

Jason terjatuh sambil memegang pergelangan tangannya yang sakit akibat tendangan kaki Clarissa, yang mengenai salah satu tangannya. "Sudah aku katakan sebelumnya, jika kamu tidak bisa mengkondisikan tangan kamu. Jangan salahkan aku jika aku mematahkannya." Ucap Clarissa yang kemudian berjalan mendekati Aldo yang sepertinya tak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya. 

Bersambung ...

Bab terkait

  • Bekas Istri   Bab 6

    Jason terjatuh sambil memegang pergelangan tangannya yang sakit akibat tendangan kaki Clarissa, yang mengenai salah satu tangannya. "Sudah aku katakan sebelumnya, jika kamu tidak bisa mengkondisikan tangan kamu. Jangan salahkan aku jika aku mematahkannya." Ucap Clarissa yang kemudian berjalan mendekati Aldo yang sepertinya tak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya."Tangan kamu terluka? Ayo keluar dari sini dulu. Aku akan mengobatinya." ucap Clarissa menarik Aldo supaya meninggalkan club malam tersebut.Aldo hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Clarissa keluar dari club malam itu. "Kamu bawa mobil, kan?" Tanya Clarissa. Dan di angguki oleh Aldo. "Sini kuncinya, sekalian aku antar kamu pulang."Aldo merogoh saku celananya untuk mengambil kunci mobil miliknya. Setelah mendapatkan kunci dari saku celananya, ia melempar kunci mobil tersebut ke arah Clarissa. "Ini, jangan sampai mobilku rusak setelah kamu mengemudikannya." ucap Aldo.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Bekas Istri   Bab 7

    Pagi ini Clarissa tampak tergesa-gesa keluar dari apartemen miliknya. Hingga ia tidak sempat untuk memakan sarapannya dengan baik. Sebuah roti berisi selai nanas kesukaannya memenuhi mulut. Sambil berlari ia mengunyah roti tersebut menuju ke arah lift."Tunggu!" teriaknya saat pintu lift akan tertutup."Makasih." ucap Clarissa sejenak mengambil roti dari mulutnya agar bisa bicara dengan jelas."Kesiangan lagi?" suara seseorang yang berada di lift yang sama dengan Clarissa."Iya, efek semalam ga bisa tidur." jawabnya.Orang itu hanya tersenyum mendengar jawaban Clarissa. Karena sepertinya ia harus terbiasa dengan hal itu. Melihat Clarissa selalu saja kesiangan saat berangkat kerja. Dan mereka sering bertemu dalam keadaan seperti ini setiap paginya."Mungkin hari ini, hari terakhir aku pergi ke kantor itu mas." ucap Clarissa."Loh kenapa? Bukannya kamu sudah lama bekerja disana?" tanya lelaki itu penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Bekas Istri   Bab 8

    "SAH." ucap para saksi yang hadir di sebuah hotel berbintang. Para tamu yang hadir bertepuk tangan mendengar ucapan tersebut, lalu di lanjut dengan doa untuk kedua mempelai. "Nah sekarang silahkan mempelai wanitanya untuk mencium tangan suami sebagai tanda bakti." ucap pak penghulu. Clarissa hanya bisa mengikuti serangkaian acara yang sudah tersusun rapi walau dalam hatinya merasa kesal. Sama halnya dengan Aldo, dia tidak banyak membantah seperti biasa, ia hanya bisa pasrah menuruti keinginan Papanya. Setelah selesai dengan acara sakralnya, kini di lanjut dengan foto keluarga. Setelahnya acara makan bersama untuk para tamu undangan yang hadir. Walaupun hanya keluarga inti dan sahabat dekat saja yang hadir, tidak membuat acara itu terasa sepi. Kehangatan sangat kental terasa. "Akhirnya kamu bisa juga mengucapkan kata itu dengan sangat lancar, dude. Bahkan terdengar begitu sempurna dan juga merdu." ucap Bryan yang juga hadir di

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Bekas Istri   Bab 9

    Setelah menginap semalam di rumah mewah pemberian dari William. Kini Clarissa berniat untuk pulang ke apartemennya. Setidaknya dia akan melihat bagaimana kondisi apartemen saat dia tidak pulang tadi malam.Di tambah lagi sudah menjadi kesepakatan bersama kalau setelah menikah mereka tidak akan saling mencampuri urusan masing-masing. Jadi sepertinya kalau pun Clarissa pulang ke apartemen tidak akan jadi masalah, bukan?"Mau kemana?" tanya Aldo yang kini sedang duduk di kursi dekat meja makan menikmati sarapan, saat melihat Clarissa sudah rapi keluar dari kamar tamu."Pulang." jawab Clarissa dengan santai sambil berjalan mendekat kearah Aldo. Lalu dia duduk di kursi tidak jauh dari Aldo.Aldo mengerutkan keningnya mendengar jawaban Clarissa. "Pulang? Apa kamu sudah gila?" tanya Aldo."Kenapa?" tanya Clarissa tidak mengerti, lalu dia mengambil sepotong sandwich yang ada di meja lalu menyuapkan ke dalam mulutnya. Belum juga ia menelan sandwich di

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Bekas Istri   Bab 10

    Setahu Yudha, Clarissa tidak banyak memiliki teman laki-laki. Dan ini mungkin kali pertama bagi Yudha melihat ada yang datang menghampiri apartemen Clarissa sampai di depan pintu.Saat keduanya seperti sedang saling menilai satu sama lain, terdengar suara pintu terbuka. "Aldo?" ucap Clarissa saat melihat Aldo berada tepat di depan pintu. "Kenapa kamu ada di sini? Nggak sabaran amat sih, kan bisa nunggu di bawah." gerutu Clarissa. Yang hanya di tanggapi oleh Aldo dengan menaikkan sebelah alisnya sambil melirik pergelangan tangan yang terdapat jam tangan, seperti sebuah peringatan bagi Clarissa jika waktu yang di berikannya telah habis.Clarissa tidak dapat menangkap dengan jelas maksud peringatan dari Aldo. 'Bukankah tadi dia memberiku waktu setengah jam untuk berkemas? Kenapa dia malah naik ke sini sih?' batin Clarissa. Lalu dia melihat kearah pergelangan tangannya sendiri. seketika wajahnya pucat karena waktu setengah jam itu ternyata telah berlalu begitu cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Bekas Istri   Bab 11

    Seminggu pertama pernikahan adalah tahap penyesuaian diri antara Aldo dan Clarissa, mereka berdua melakukan beberapa kesepakatan supaya tidak mengganggu privasi masing-masing. Diantara kesepakatan itu adalah tidak saling mengusik area pribadi mereka, jika Aldo memilih lantai atas untuk area pribadinya. Sedangkan Clarissa harus rela tinggal di lantai bawah.Keduanya seperti sengaja memasang pembatas tak kasat mata untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya menghindari supaya tidak saling jatuh cinta. Aldo juga meminta papanya menarik para pelayan yang ada di rumah itu supaya kembali bekerja di rumah lamanya, yaitu rumah orangtua Aldo tentunya. Aldo berasalan supaya mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu berdua saja untuk semakin mengenal satu sama lain.Aldo hanya meminta supaya para pelayan datang cukup seminggu sekali membersihkan seluruh rumah, selebihnya di hari-hari biasa Clarissa yang bertugas untuk membereskannya. Karena mereka lebih banyak menghabiskan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Bekas Istri   Bab 12

    Clarissa yang kini sudah sampai di kantor barunya, ia langsung diarahkan menuju ke ruang kerjanya. Ia tidak menyangka jika ruang kerjanya adalah di dekat meja CEO, dan jabatan yang ia peroleh kini sebagai sekertaris pribadi dari CEO itu. "Nggak nyangka kalau Mas Yudha memberikan posisi sebagus ini padaku. Padahal aku hanya melamar sebagai sekertaris biasa bukan sebagai sekertaris CEO." gumam Clarissa yang kagum bercampur bahagia. Walaupun Clarissa tidak berharap terlalu tinggi, tapi untuk menjadi sekertaris pribadi CEO tidak pernah terlintas di benaknya. Bibir Clarissa terus mengembangkan senyum indahnya, rasa tak percaya sekaligus bahagia menyelimuti hatinya. "Aku rasa Aldo akan pingsan jika tahu aku mendapat posisi sebagus ini." ucap Clarissa bangga dengan dirinya sendiri. Penghinaan dari Aldo tadi pagi terbayar dengan jabatan bagus yang di inginkan oleh semua sekertaris yang bekerja di perusahaan itu. Walau saat ia datang, beberapa orang melihatnya penuh tanya tapi Clarissa ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Bekas Istri   Bab 13

    "Gadis bodoh, sedang apa kamu di sini?" tanyanya tak kalah terkejut melihat Clarissa di depannya. "Lagi tidur ... Udah tahu ini di kantor, iya kali aku sedang mandi disini." jawab Clarissa asal tanpa menyadari tatapan heran dari Yudha karena jawaban absurdnya itu. "Oh, aku mngerti sekarang." ucap Aldo sambil tersenyum mengejek kearah Clarissa. Ternyata Clarissa bekerja pada orang yang tempo hari ketemu dengannya di depan apartemen Clarissa, dalam pikiran Aldo kini jika Clarissa mempunyai hubungan special dengan lelaki yang kini ada didepannya dan mungkin sebentar lagi akan menjadi partner bisnisnya. Melihat situasi itu, yudha segera mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Aldo. "Saya Yudha Prawiratama perwakilan dari Prawira energy." ucap Yudha dengan senyum ramah pada Aldo. "Aldo Frederick Parker, anda bisa memanggil saya Aldo." jawab Aldo menerima uluran tangan Yudha. "Sungguh di luar dugaan, ternyata anda pemilik dari perusahaan ini. Jadi tidak akan canggung lagi karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14

Bab terbaru

  • Bekas Istri   Bab 15

    Yudha mengerutkan keningnya saat Clarissa mengakhiri panggilannya begitu saja, "Ada apa sama dia?" gumamnya sambil melihat ke layar ponsel seakan tak percaya dengan yang baru saja terjadi.Yudha berusaha positive thinking, tapi hatinya menolak untuk itu. "Suara siapa barusan? Kenapa terdengar seperti suara laki-laki?" gumamnya penasaran. Hatinya berdebar kencang tak karuan, bahkan kini matanya tidak merasakan kantuk sama sekali. Pikiran Yudha masih terpaku akan dimana tempat tinggal Clarissa saat ini, dan suara laki-laki yang baru saja menginterupsi panggilan teleponnya dengan Clarissa itu suara siapa? Dan apa hubungan Clarissa dengan dia?"Rahasia besar apa yang sedang kamu sembunyikan dariku, Icha?" Yudha bertanya-tanya dengan penuh rasa penasaran.Yudha menebak-nebak apa yang sedang Clarissa sembunyikan darinya. Karena selama ini Yudha cukup tahu banyak hal tentang Clarissa, berbagai informasi tentang pujaan hatinya itu tidak ada sedikit pun yang ia lewatkan. Namun sepertinya kali

  • Bekas Istri   BAB 14

    Aldo yang baru saja sampai ia langsung memarkirkan mobilnya di garasi, kemudian dia dengan santai berjalan menuju ke pintu utama rumahnya. Saat Aldo baru saja memasuki rumahnya, ia melihat ke arah meja makan yang memang lampunya masih menyala. Terlihat Clarissa sedang asyik menikmati makanannya di meja makan itu tanpa memperdulikan kedatangan Aldo, padahal ini sudah lebih dari tengah malam. Aldo pun merasa penasaran, karena memang baru kali ini ia memergoki Clarissa makan tengah malam selama mereka tinggal bersama. Aldo berjalan mendekati Clarissa yang sangat lahap menikmati makanannya. Aldo menarik kursi yang ada di depan Clarissa lalu mendudukinya. Melihat Aldo duduk didepannya, Clarissa pun menghentikan aktifitas makannya dan melihat kearah Aldo heran. "Ada apa?" tanya Clarissa, karena ini di luar kebiasaan Aldo. Biasanya mereka akan duduk di meja yang sama hanya untuk membahas sesuatu hal penting, makanya Clarissa berpikir jika Aldo akan membicarakan sesuatu hal penting padanya.

  • Bekas Istri   Bab 13

    "Gadis bodoh, sedang apa kamu di sini?" tanyanya tak kalah terkejut melihat Clarissa di depannya. "Lagi tidur ... Udah tahu ini di kantor, iya kali aku sedang mandi disini." jawab Clarissa asal tanpa menyadari tatapan heran dari Yudha karena jawaban absurdnya itu. "Oh, aku mngerti sekarang." ucap Aldo sambil tersenyum mengejek kearah Clarissa. Ternyata Clarissa bekerja pada orang yang tempo hari ketemu dengannya di depan apartemen Clarissa, dalam pikiran Aldo kini jika Clarissa mempunyai hubungan special dengan lelaki yang kini ada didepannya dan mungkin sebentar lagi akan menjadi partner bisnisnya. Melihat situasi itu, yudha segera mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Aldo. "Saya Yudha Prawiratama perwakilan dari Prawira energy." ucap Yudha dengan senyum ramah pada Aldo. "Aldo Frederick Parker, anda bisa memanggil saya Aldo." jawab Aldo menerima uluran tangan Yudha. "Sungguh di luar dugaan, ternyata anda pemilik dari perusahaan ini. Jadi tidak akan canggung lagi karena

  • Bekas Istri   Bab 12

    Clarissa yang kini sudah sampai di kantor barunya, ia langsung diarahkan menuju ke ruang kerjanya. Ia tidak menyangka jika ruang kerjanya adalah di dekat meja CEO, dan jabatan yang ia peroleh kini sebagai sekertaris pribadi dari CEO itu. "Nggak nyangka kalau Mas Yudha memberikan posisi sebagus ini padaku. Padahal aku hanya melamar sebagai sekertaris biasa bukan sebagai sekertaris CEO." gumam Clarissa yang kagum bercampur bahagia. Walaupun Clarissa tidak berharap terlalu tinggi, tapi untuk menjadi sekertaris pribadi CEO tidak pernah terlintas di benaknya. Bibir Clarissa terus mengembangkan senyum indahnya, rasa tak percaya sekaligus bahagia menyelimuti hatinya. "Aku rasa Aldo akan pingsan jika tahu aku mendapat posisi sebagus ini." ucap Clarissa bangga dengan dirinya sendiri. Penghinaan dari Aldo tadi pagi terbayar dengan jabatan bagus yang di inginkan oleh semua sekertaris yang bekerja di perusahaan itu. Walau saat ia datang, beberapa orang melihatnya penuh tanya tapi Clarissa ti

  • Bekas Istri   Bab 11

    Seminggu pertama pernikahan adalah tahap penyesuaian diri antara Aldo dan Clarissa, mereka berdua melakukan beberapa kesepakatan supaya tidak mengganggu privasi masing-masing. Diantara kesepakatan itu adalah tidak saling mengusik area pribadi mereka, jika Aldo memilih lantai atas untuk area pribadinya. Sedangkan Clarissa harus rela tinggal di lantai bawah.Keduanya seperti sengaja memasang pembatas tak kasat mata untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya menghindari supaya tidak saling jatuh cinta. Aldo juga meminta papanya menarik para pelayan yang ada di rumah itu supaya kembali bekerja di rumah lamanya, yaitu rumah orangtua Aldo tentunya. Aldo berasalan supaya mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu berdua saja untuk semakin mengenal satu sama lain.Aldo hanya meminta supaya para pelayan datang cukup seminggu sekali membersihkan seluruh rumah, selebihnya di hari-hari biasa Clarissa yang bertugas untuk membereskannya. Karena mereka lebih banyak menghabiskan

  • Bekas Istri   Bab 10

    Setahu Yudha, Clarissa tidak banyak memiliki teman laki-laki. Dan ini mungkin kali pertama bagi Yudha melihat ada yang datang menghampiri apartemen Clarissa sampai di depan pintu.Saat keduanya seperti sedang saling menilai satu sama lain, terdengar suara pintu terbuka. "Aldo?" ucap Clarissa saat melihat Aldo berada tepat di depan pintu. "Kenapa kamu ada di sini? Nggak sabaran amat sih, kan bisa nunggu di bawah." gerutu Clarissa. Yang hanya di tanggapi oleh Aldo dengan menaikkan sebelah alisnya sambil melirik pergelangan tangan yang terdapat jam tangan, seperti sebuah peringatan bagi Clarissa jika waktu yang di berikannya telah habis.Clarissa tidak dapat menangkap dengan jelas maksud peringatan dari Aldo. 'Bukankah tadi dia memberiku waktu setengah jam untuk berkemas? Kenapa dia malah naik ke sini sih?' batin Clarissa. Lalu dia melihat kearah pergelangan tangannya sendiri. seketika wajahnya pucat karena waktu setengah jam itu ternyata telah berlalu begitu cepat.

  • Bekas Istri   Bab 9

    Setelah menginap semalam di rumah mewah pemberian dari William. Kini Clarissa berniat untuk pulang ke apartemennya. Setidaknya dia akan melihat bagaimana kondisi apartemen saat dia tidak pulang tadi malam.Di tambah lagi sudah menjadi kesepakatan bersama kalau setelah menikah mereka tidak akan saling mencampuri urusan masing-masing. Jadi sepertinya kalau pun Clarissa pulang ke apartemen tidak akan jadi masalah, bukan?"Mau kemana?" tanya Aldo yang kini sedang duduk di kursi dekat meja makan menikmati sarapan, saat melihat Clarissa sudah rapi keluar dari kamar tamu."Pulang." jawab Clarissa dengan santai sambil berjalan mendekat kearah Aldo. Lalu dia duduk di kursi tidak jauh dari Aldo.Aldo mengerutkan keningnya mendengar jawaban Clarissa. "Pulang? Apa kamu sudah gila?" tanya Aldo."Kenapa?" tanya Clarissa tidak mengerti, lalu dia mengambil sepotong sandwich yang ada di meja lalu menyuapkan ke dalam mulutnya. Belum juga ia menelan sandwich di

  • Bekas Istri   Bab 8

    "SAH." ucap para saksi yang hadir di sebuah hotel berbintang. Para tamu yang hadir bertepuk tangan mendengar ucapan tersebut, lalu di lanjut dengan doa untuk kedua mempelai. "Nah sekarang silahkan mempelai wanitanya untuk mencium tangan suami sebagai tanda bakti." ucap pak penghulu. Clarissa hanya bisa mengikuti serangkaian acara yang sudah tersusun rapi walau dalam hatinya merasa kesal. Sama halnya dengan Aldo, dia tidak banyak membantah seperti biasa, ia hanya bisa pasrah menuruti keinginan Papanya. Setelah selesai dengan acara sakralnya, kini di lanjut dengan foto keluarga. Setelahnya acara makan bersama untuk para tamu undangan yang hadir. Walaupun hanya keluarga inti dan sahabat dekat saja yang hadir, tidak membuat acara itu terasa sepi. Kehangatan sangat kental terasa. "Akhirnya kamu bisa juga mengucapkan kata itu dengan sangat lancar, dude. Bahkan terdengar begitu sempurna dan juga merdu." ucap Bryan yang juga hadir di

  • Bekas Istri   Bab 7

    Pagi ini Clarissa tampak tergesa-gesa keluar dari apartemen miliknya. Hingga ia tidak sempat untuk memakan sarapannya dengan baik. Sebuah roti berisi selai nanas kesukaannya memenuhi mulut. Sambil berlari ia mengunyah roti tersebut menuju ke arah lift."Tunggu!" teriaknya saat pintu lift akan tertutup."Makasih." ucap Clarissa sejenak mengambil roti dari mulutnya agar bisa bicara dengan jelas."Kesiangan lagi?" suara seseorang yang berada di lift yang sama dengan Clarissa."Iya, efek semalam ga bisa tidur." jawabnya.Orang itu hanya tersenyum mendengar jawaban Clarissa. Karena sepertinya ia harus terbiasa dengan hal itu. Melihat Clarissa selalu saja kesiangan saat berangkat kerja. Dan mereka sering bertemu dalam keadaan seperti ini setiap paginya."Mungkin hari ini, hari terakhir aku pergi ke kantor itu mas." ucap Clarissa."Loh kenapa? Bukannya kamu sudah lama bekerja disana?" tanya lelaki itu penasaran.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status