Dan nyatanya, Nevan mengajak Chrissy ke sebuah rumah minimalis. Rumah ini tidak begitu besar, dan tidak begitu kecil juga. Cukup lah untuk tinggal berdua di rumah ini. CHrissy sempat protes, dia hanya ingin pergi ke rumah bElinda bukan rumah yang entah milik siapa ini.
“Van lo lagi nggak nyulik gue kan? Gue mau ke rumah Belinda.” kata Chrissy.
Nevan menoleh setelah mencharger ponselnya yang mati. “Sejak gue kembali perasaan lo suka banget panggil gue Nevan. Lo udah lupa atau sengaja nggak mau manggil gue Chevalir lagi.”
“Jangan banyak omong Van, ini rumah siapa. Dan gue mohon sama lo, anterin gue ke rumah Belinda.”
Nevan menjelaskan jika Chrissy tak perlu lagi kembali
Ini bukan mau Chrissy, tapi mau bagaimana lagi. Duduk diam di depan bermain adalah hal yang dilakukan Chrissy sejak satu jam yang lalu. Menscroll ponseonua menatap banyak berita di ponselnya, membuat perempuan itu mendengus. Beritanya hanya tentang ayah dan ibunya sama selebihnya tidak ada. Mereka hanya meributkan hal waris tentang Chrissy, apalagi ayahnya itu pengusaha jelas saja awak media akan mencari tahu anak perempuan yang selama ini mereka sembunyikan. Bukannya apa, Chrissy tipe perempuan yang tidak suka diketahui banyak orang. Dia lebih suka tidak ada satu orang pun yang mengenal dirinya siapa dan berasal dari mana. Jujur saja, dulu Chrissy memiliki satu teman yang sudah dianggap saudara dalam hidupnya. Tapi dengan brengseknya dia akan mengkhianati Chrissy, dan menanamkan luka di hati perempuan itu. Padahal yang membuat luka Chrissy juga orangnya yang jauh dari dirinya saat ini. Nevan dan juga orang itu. Melempar ponselnya, perempuan itu langsung bangkit dari duduknya. Berdi
Helaan nafas keluar dari bibir Chrissy, wanita itu mencoba untuk keluar dari tempat yang terpencil. Kadang, Chrissy memikirkan bagaimana bisa Nevan memiliki rumah yang bahkan orang lain saja tidak akan tau. Dan jika pun ada yang tau, sudah dipastikan kalau mereka akan menganggap Chrissy itu setan alas yang berlirik, dan mengganggu warga. Hidupnya begitu berat, kedua orang tuanya begitu tega dengan Chrissy. Yang satu gila harta, yang satunya ingin menjual anaknya sendiri dengan orang asing hanya karena uang. Kalau saja dia punya pilihan, sudah dipastikan jika Chrissy akan bunuh diri sejak dulu. Setelah Nevan pergi, semuanya berubah. Hidup Chrissy berubah, pandangan Chrissy juga berubah. Barang terlarang, minuman alkohol bahkan sudah menjadi sahabat untuk Chrissy. Dulu, hampir setiap kalau Chrissy membutuhkan barang terlarang untuk membuatnya tenang. Selain mendengar ucapan kasar kedua orang tuanya, Chrissy juga sering mendengar kedua orang tuanya bertengkar hanya masalah sepele. Mere
Merasa bosan dengan apa yang dia lakukan, akhirnya Chrissy pun memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Berhubung rumah ini juga bisa dikata tengah kota, Chrissy rasa … dia akan aman-aman saja. Dia bukan perempuan lemah, dia adalah perempuan kuat selama ini. Ibu dan ayahnya juga sudah berpisah cukup lama, kekerasan model apapun juga Chrissy rasakan. Hanya saja perempuan itu masih tidak percaya jika keduanya hanya mengharapkan warisan dari oma yang saat ini atas nama Chrissy. Mereka hanya memiliki satu anak, tetapi ayahnya juga sudah menikah dan memiliki anak. Sedangkan ibunya? Chrissy bahkan berpikir jika ibunya adalah wanita setia. Dimana ayahnya mengkhianatinya hingga menikah, sedangkan ibunya tidak tertarik dengan pernikahan. Nyatanya … Chrissy salah. Mengenakan topi dan juga hoodie milik Nevan, dia pun tersenyum tipis di balik masker hitam yang dia kenakan. Dia bisa melihat banyak orang, ke darahnya berlalu lalang di sekelilingnya. Dia tidak lagi melihat pohon hijau dan juga mende
“Jadi kasusnya sudah sampai mana?” tanya Auristella penasaran.Perempuan itu memutuskan datang ke tempat tinggal Chrissy untuk mengetahui masalah Chrissy yang sudah dua minggu hilang. Dan betapa terkejutnya Auristella ketika tahu jika Chrissy tinggal satu rumah dengan Nevan. Ya!! Nevan!! Ingin protes masalah ini, tapi perempuan itu tahu jika kedatangannya bukan untuk mempermasalahkan Nevan dan juga Chrissy tinggal dalam satu rumah. “Udah jauh banget dan lo pasti nggak tau.” jawab Nevan asal, hingga membuat Chrissy mau tidak mau melempari laki-laki itu dengan bantal. Jika saja ada sepatu atau golok, mungkin Auristella akan melemparinya dengan itu. “Bisa diem nggak?” Nevan mengangguk. “Bisa.”“Kalau bisa diem!!”Nevan mendengus, dia pun langsung menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Chrissy. Lebih tepatnya menempel layaknya lintah di bahu CHrissy. Meskipun perempuan itu selalu mendorong tubuh Nevan untuk pergi. Bukannya risih yang ada Chrissy geli sendiri dengan sikap Nevan akh
Edgar mengepalkan tangannya ketika melihat Chrissy dan juga Nevan semakin dekat. Laki-laki itu masih tidak terima dengan apa yang dia dengar beberapa hari yang lalu, dimana chrissy kembali menjalin hubungan dengan Nevan.Ya, perempuan itu sudah kembali ke sekolah. Meskipun harus berhadapan dengan banyak guru karena hilangnya Chrissy selama dua minggu. Belum lagi ketika perempuan itu masuk harus membuat gaduh dan terlambat, itu sebabnya banyak guru langsung memburu Chrissy akan hal ini. Dan sekarang di depan matanya sendiri, Edgar melihat Chrissy yang sibuk main basket? Sedangkan selama ini yang Edgar tahu perempuan itu paling jago ketika main basket. Dan di depan Nevan kenapa menjadi perempuan bego yang tidak tahu basket?“Sialan!!” umpat Edgar kesal.Zacky yang ada di sampingnya pun menoleh, melempar satu kotak rokok tepat di hadapan Edgar. “Lo bilang selangkah lagi, kok sekarang dia balik sama mantannya?” tanya Zacky penasaran.“Gue juga nggak tau dia kenapa balik sama mantannya!!”
Chrissy mendesah ketika dia baru saja menghabiskan satu mangkok mie ayam ceker yang Nevan belikan. Awalnya, Nevan ingin mengajak Chrissy keluar rumah, tapi yang ada Chrissy menolak karena malas bertemu dengan banyak orang. Dia tidak merasa takut dengan ibunya, atau anak buah ibunya yang akan menangkap Chrissy dan membunuhnya. Atau mungkin memaksa Chrissy menikah dengan Edgar, yang katanya, akan menikahkan Chrissy dengan orang lain, untuk menikmati harta kekayaan Chrissy. "Masih mikirin ucapan mama?" tanya Nevan yang tahu wajah bingung Chrissy. Chrissy menggeleng. "Ucapan lo lebih tepatnya!!" "Yang tadi?" Chrissy menggeleng cepat, memang itu kenyataannya. "Lo gak perlu mikirin itu, yang penting selamatkan hidup lo dulu, baru lo mikir ucapan gue tadi." ujarnya. "Gue kepikiran!!" dengan Chrissy.Laki-laki itu menggeleng, tidak seharusnya Chrissy memikirkan hal ini. Lagian, itu bilang ucapan formal atau penting. Yang jelas apa yang Nevan rasakan, Nevan katakan itu bukanlah hal yang pe
Nevan menepis tangan laki-laki yang baru saja mengelandangnya layaknya kambing. Dia pun menatap laki-laki itu dengan sengit, dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Apa sih lo!! Main tarik aja, lo pikir gue hewan apa!!" omel Nevan. Laki-laki itu berkacak pinggang. "Harusnya gue tanya, kenapa lo ke cafe gue terus berantem? Lo pikir ini area tinju?" Alis Nevan terangkat, "Cafe lo? Sejak kapan?" "Sejak … lo nggak perlu tau." cetus nya. Beban kembali mendengus, jika saja laki-laki di depannya usianya tidak lebih tua dari Nevan. Sudah dipastikan jika Nevan juga akan menghajar laki-laki itu tanpa ampun. Tanpa basa-basi, Nevan pun mengambil beberapa lembar tisu dan juga sebotol air mineral, itung-itung luka yang dia rasakan tidak kembali mengeluarkan darah kembali. Menepuk pelan, nyatanya Nevan masih saja meringis kesakitan. "Itu tadi kenapa lo berantem!! Gue pikir lo punya tempat tersendiri buat berantem sama lawan lo." Sekali lagi!! Nevan kembali mendengus, menarik nafasnya dal
"Gimana?" tanya Bobby. Chrissy hanya meliriknya saja tanpa main mengatakan apapun. Dia baru saja keluar dari ruang kepala sekolah lima belas menit yang lalu. Melihat Chrissy yang tidak nyaman dengan semua ini, akhirnya Nevan pun mengajak Chrissy untuk pergi. Dia juga meminta Bobby untuk bersabar, dia akan bercerita nanti ketika semuanya sudah membaik. Lagian, Nevan juga tidak ingin mood Chrissy berubah kembali.Berada di rooftop sekolah, Nevan pun mengeluarkan satu kotak rokok dari saku jaketnya. Melemparkan rokok itu pada Chrissy, dan membuat perempuan itu langsung bingung."Sejak kapan lo merokok?" tanya Chrissy heran, tangannya mengambil kotak rokok itu dan mengambil satu batang dan nyha satu korek api di dalamnya. "Bukannya itu punya lo? Gue temuin di tumpukan buku lo di rumah." jawab Nevan. Kepala Chrissy menoleh sejenak. Dia pun menatap Nevan dengan nanar. Seingatnya, dia belum membeli satu kotak rokok pun selama hidup bersama dengan Nevan. Jangankan beli, pegang uang saja
Belinda memeluk Chrissy yang terlihat sangat lemah duduk di kursi roda. Perempuan itu akhirnya menyusul Belinda dan juga Nevan ke kantor polisi untuk membebaskan Belinda. setidaknya perempuan itu tidak memiliki catatan buruk semasa hidupnya. Dia akan menjadi dokter, mana mungkin seorang dokter memiliki catatan kriminal?“Gue gak tau mau bilang apa, tapi gue bersyukur banget sama lo yang masih mau peduli sama gue.”Chrissy hanya mengangguk saja, dia juga tidak mungkin tega membuat temannya masuk penjara. Meskipun Chrissys empat kesal dengan sikap Belinda, bagaimanapun perempuan itu sudah termasuk teman dan saudara untuk Chrissy. Dia bisa menyelamatkan Belinda dalam kasus ini, bukan berarti Chrissy harus membebaskan Candra dan juga edgar juga dalam kasus ini. Mereka harus menjalani hukuman mereka sesuai prosedur.Ketika mereka ingin pergi, Nevan menghentikan langkahnya. Dia melihat ayah dan juga ibu tirinya yang berjalan ke arahnya. Nevan menunduk, mungkin ayahnya tahu, tapi ingat ibu t
Auristella menatap Chrissy takut, sejujurnya dia tidur enak jika harus terlibat dalam masalah mereka. Perempuan itu juga tidak bisa menyalahkan satu sama lain bagaimanapun mereka ini sahabat. Dan pertemanan mereka sudah terjalin cukup lama, tidak hanya satu atau dua tahun saja. Tapi menurut Auristella semua ini tidak benar, masa masalah begini saja persahabatan mereka langsung retak? Masuk ke dalam ruang inap, Auristella melihat Nevan dan juga Chrissy yang sedang bercanda tawa. Bahkan Nevan langsung bangkit dari duduknya ketika Auristella mendekati ranjang Chrissy."Gue mau ngomong sama lo." "Gue tau lo mau ngomong apa. Tapi gue lagi gak mau bahas apapun tentang dia. Gue butuh waktu sendiri, Stella." “Tapi Sy—”“Kalau lo kesini cuma mau bahas masalah itu, lo boleh pergi.” potong Chrissy cepat.Auristella langsung diam, dia pun pergi ke sofa rumah sakit ini dengan cemberut. Dia hanya meluruskan saja, tapi yang ada Chrissy sama sekali tidak mau mendengar Auristella. Dia bahkan belum m
Nevan membantu Chrissy bangun dari tidurnya. Perempuan itu bilang, jika dia lelah tidur terus menerus. Bahkan Chrissy juga sempat meminta Nevan untuk mengambilkan minum, tenggorokannya sangat kering. Tapi yang ada Nevan malah menumpahkan air minumnya di kasur Chrissy. Chrissy tertawa. “mau bilang pincang tapi tangan.” Nevan cemberut, dia pun langsung mencubit pipi Chrissy yangs emakin tirus. “Gak makan berapa hari?”Kalau masalah itu sudah dipastikan jika Chrissy tidak makan dengan teratur. Bahkan mereka memberi makan Chrissy satu kali dalam satu hari, itu pun porsinya juga sedikit. Tidak sebanyak yang biasanya Chrissy bersama dengan Nevan. Mendengar hal itu ingin rasanya Nevan meneteskan air matanya. Dia mati-matian menjaga Chrissy agar tetap terjaga, yang ada mereka malah menyiksa Chrissy sesuka hatinya.Chrissy juga menceritakan, jika selama disekap dia bertemu banyak orang. Salah satunya Candra, dia melihat Candra yang datang dengan alasan jika dia sudah muak bersikap baik pada
Chrissy kembali kedatangan Leonardo, kali ini pria tua itu tidak datang sendiri. Melainkan dengan Tian, yang beberapa hari lalu bertemu dengan Chrissy. Mereka kembali membahas pernikahan yang akan dilangsungkan secara mendadak. Leonardo sudah menyiapkan semuanya, tinggal menunggu pendeta datang untuk pemberkatan mereka. Jujur saja Chrissy tidak suka hal ini, dia sudah berusaha untuk kabur. Tapi yang ada semuanya gagal, gedung busuk ini dijaga lebih dari sepuluh orang. Chrissy berada di lantai dua, yang mana lebih banyak sekali orang berada disini untuk melihat kondisi Chrissy. Sedangkan di bawah, jika didengar dari suaranya ada banyak sekali orang, mungkin sekitar lebih dari sepuluh. Mereka benar-benar membuat Chrissy sesak nafas. "Pernikahan kalian sebentar lagi." ucap Leonardo. Chrissy hanya diam saja. Dia masih berharap jika ada seseorang yang tahu hal ini dan langsung menyelamatkan dirinya dari laki-laki yang mengaku sebagai ayah. Dan menurut Chrissy ini bukanlah hal yang sewaja
Setelah mengantarkan Belinda pulang, Bobby tak langsung kembali ke rumahnya. Dia memilih duduk tenang di sebuah kedai pinggiran jalan, memesan satu kopi susu dan juga beberapa cemilan, seperti kentang dan juga jamur. Bobby mengeluarkan ponselnya, menatap pesan masuk dari Belinda yang meminta Bobby untuk segera pulang. Rasanya begitu malas jika harus membalas pesan itu. Menatap sekeliling, akhirnya Bobby melihat Marvin yang baru saja datang, dan langsung duduk di hadapan Bobby. "Kenapa lo nyuruh gue kesini?" tanya Marvin heran. Ya, Bobby menelpon Marvin malam ini hanya untuk meminta bertemu di sebuah kedai. Padahal, Bobby tahu jika Marvin kadang malas jika harus keluar rumah, kecuali memang dia memiliki niat untuk keluar dari rumah. Sayangnya, karena paksaan Bobby, membuat Marvin mau tidak mau datang ke kedai ini. "Gak papa. Gue gak ada temen minum kopi." Marvin menatap Bobby dengan heran. Dia pun menatap satu gelas kopi susu di depannya dengan mata memicing. Marvin ingin membuka m
Keesokan harinya, ketika masuk ke kelas, jantung Belinda mendadak berdebar kencang ketika melihat Bobby. Perempuan itu buru-buru duduk di mejanya sambil menyembunyikan wajahnya. Setidaknya tidak ada banyak orang yang tahu, apa yang dirasakan oleh Belinda. Begitu juga dengan Auristella yang merasa aneh dengan tingkah Belinda pun, langsung mencolek lengan Belinda. “Nda lo lagi sakit?” tanya Auristella.Belinda menggeleng, masih dengan posisinya. “Gue baik-baik aja.”Alis Auristella pun terangkat sebelah, dia pun menggeser duduknya dan duduk di samping Belinda. Tidak mungkin juga kalau perempuan ini baik-baik saja. lagian, sudah berapa hari Belinda tidak masuk sekolah. Belum lagi ibu Belinda yang tiba-tiba saja datang dan bilang jika Belinda sedang sakit. Bahkan ketika Auristella uingin menjenguk saja, ibu Belinda melarangnya. “Cerita sama gue apa yang terjadi.” ucap Auristella. Belinda menunjukkan wajahnya, dia pun mengusap air matanya lalu memeluk Auristella. Dalam hati Belinda meng
"Gak usah dikasih makan!!" kata Amel. Perempuan itu terlihat sangat marah, ketika baru saja datang. Terlihat jelas tatapan mata, sorotan mata yang bisa membunuh siapapun jika dia ingin. Nevan kembali menolaknya, dan semua itu karena Chrissy. Bangkit dari duduknya, hendaklah memukul wajah Chrissy sebagai pelampiasan amarahnya. Yang ada Amel malah mendengarkan sebuah instruksi yang cukup kental di telinganya."Berani anda menyakiti dia, anda berurusan dengan saya." katanya. Amel menoleh menatap satu pria tua yang mengenakan jas abu-abu. Terlihat jelas tatapan tidak sukanya dengan sifat Amel yang gegabah, yang ingin menghajar Chrissy dengan kedua tangannya sendiri. Jika Amel berani menyentuh Chrissy, hingga membuat dia cacat atau terluka. Dipastikan jika hidup Amel tidak akan tenang setelah ini. "Saya tau kamu membenci Chrissy. Tapi bukan berarti kamu harus menyakiti dia." katanya kembali Amel memilih kembali duduk di tempatnya semula. Jika saja pria tua itu tahu, apa yang terjadi mu
"Satu minggu gak ada perubahan apapun.* ucap Auristella. Kali ini mereka memutuskan untuk pergi ke cafe ujung sekolah. Meskipun ada banyak sekali warna sekolah yang datang kesini hanya ingin menikmati minuman segar dan juga kue. Nevan dan juga Auristella lebih memilih menikmati segelas es coklat dingin, sambil memikirkan Chrissy yang belum kembali juga.Tidak hanya mereka yang panik, bu Anna yang memberi challenge pada Chrissy pun juga ikut panik, ketika tahu jika perempuan itu diculik dan belum kembali sampai saat ini. Sedangkan masalah yang ada dipikiran bu Anna hanya ada satu. Chrissy diculik dan organisasi tubuhnya akan dijual oleh mereka dengan harga yang berbeda."Gue udah kerahkan anak buah gue. Tapi sampai saat ini gue belum juga nemuin dia." jelas Nevan.Auristella menyerah, dia tidak tahu harus pergi kemana lagi untuk mencari Chrissy. Belum lagi ayahnya yang mengomel ketika Auristella pulang dengan Marvin. Ayah Auristella menganggap jika Marvin adalah laki-laki berandalan y
Chrissy kembali mencoba untuk melepaskan tapi yang mengikat tangannya. Meskipun tangannya terasa perih, tapi nyatanya Chrissy tidak mau menyerah. Bagaimanapun dia harus pergi dari tempat ini, sayangnya, belum juga terlepas Chrissy melihat seorang laki-laki tua yang dari saja datang dan duduk di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum, sambil merapikan jas mahalnya. "Hai … " Chrissy diam, memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan yang mengerikan. Seolah jika dia bisa lepas dari sini, sudah dipastikan Chrissy akan mencekik leher laki-laki itu. "Aku pikir kamu tidur dengan nyenyak." ucapnya Chrissy tak menjawab, dia hanya diam sambil memperhatikan laki-laki itu terus menerus. Sesekali melanjutkan melepas ikatan tangannya. "Aku kesini membawa baju ganti, aku pikir setelah ini kita bisa bersatu." katanya kembali."Dalam mimpimu?" kekeh Chrissy. Kalau masalah dalam mimpi atau tidak, tentu saja tidak. Chrissy sudah menjadi milik nya, dan yang jelas apapun yang terjadi dengan Chrissy juga