Berapa lama lagi Chrissy harus berdiam diri di rooftop. Setelah insiden ciuman tadi Chrissy dan Nevan menjadi patung, mereka memilih diam dan hanya ada helaan nafas yang keluar dari bibir mereka berdua.
Chrissy masih memikirkan ucapan Nevan yang beberapa menit lalu. Ucapan yang entah kenapa membuat Chrissy berpikir dua kali. Mana mungkin Chrissy kembali seperti dulu lagi, tidak!! Dia tidak ingin kembali seperti dulu, dimana rasa sakit hatinya dan juga hidupnya tidak akan ada ujungnya.
Perempuan itu mendongak menatap Nevan yang berdiri dari duduknya. Laki-laki itu mengacak rambutnya dan dengan lancang mengecup keningnya.
"Gue yakin lo bisa." Ucap Nevan dan pergi.
Apanya yang bisa? Bahkan membayangkan saja Chrissy tidak mau. Melihat Nevan telah pergi dari rooftop, Chrissy kembali menghela nafasnya kasar. Dia pun mengusap jasa bibir dan juga keningnya, disana ada bekas ciuman atau bahkan kecupan
Nevan merubah duduknya yang dari awal duduk di depan Chrissy memilih duduk di samping perempuan itu. Matanya terus menatap Chrissy yang tampak diam dan acuh padanya. Padahal kali ini Nevan ingin meminta Chrissy untuk kembali kepadanya.“Lo mau ngomong apa sih? Gue mau pulang soalnya.” ucap Chrissy ketus.Nevan tersenyum sambil mengacak rambut Chrissy. Tentu saja hal itu langsung ditepis oleh Chrissy. Karena sejak mereka putus, Chrissy paling tidak suka di usap kepala kecuali Edgar. “Apaan sih lo, lancang banget!!”“Galak banget sih Issy, awas jatuh cinta lo.” goda Nevan sambil tertawa kecil.“Amit-amit gue jatuh cinta sama lo. Ogah, kayak nggak ada laki-laki lain aja selain lo.”Dengan dramanya Nevan memegang dada kirinya, seakan dia itu tengah sakit hati dengan ucapan Chrissy. “Dada gue sakit pas lo bilang gitu. Kayak habis di gores dengan belati.” ucapnya mendramatisir.
"Gue benci keadaan dimana gue nggak bisa berbuat apa-apa karena lo." gumam Chrissy pelan.Perempuan itu menutup pintu apartemennya perlahan. Lalu meninggalkan apartemen ini dengan cepat. Dia tidak ingin lama-lama di apartemen ini bersama dengan orang yang sama sekali tidak dia suka.Bukan tidak suka, dia suka. Hanya saja rasa sakitnya masih membekas. Sehingga membuat perempuan itu tidak bisa melupakannya dengan cepat.Menaiki taksi dan kembali ke sekolah adalah tujuan Chrissy awalnya. Tapi melihat cafe di pinggiran jalan, Chrissy pun memutuskan untuk tuk meneguk kopi. Lagian hari semakin panas dan matahari bersinar begitu terik.Duduk di meja dengan memainkan ponselnya, perempuan itu memilih
"Gue udah bilang sama lo. Jangan ganggu hidup gue!!" seru Chrissy.Wanita itu mencoba menarik Nevan untuk keluar dari kamarnya. Tapi yang ada bukannya pergi Nevan malah menarik tangan Chrissy dan mendorongnya. Membuat perempuan itu terjatuh tepat di atas tempat tidur empuknya. Tentu saja tidak mau membuang kesempatan, Nevan langsung mengurung tubuh mungil Chrissy dengan kedua tangannya."Perlu gue tegasin lagi sama lo. Sebelum gue dapetin lo kembali, gue nggak akan nyerah!!" balas Nevan."Apa sih mau lo. Belum cukup apa yang dulu udah nyakitin gue banget!! Sekarang lo kembali buat apa? Nyakitin gue lagi!!"Nevan tersenyum kecil. Kalau masalah itu tentu saja Nevan tidak akan mau. Dia kembali untuk m
Untuk mengusir rasa bosannya, Stella dan juga Belinda mengajak Chrissy untuk pergi ke mall. Kalau dilihat-lihat mood Chrissy beberapa hari ini agak aneh. Walaupun pendiam tapi ini lebih dari pendiam bagi Stella dan juga Belinda."Chris lo ada masalah apa? Perasaan dari kemarin lo murung terus." kata Stella memberanikan diri bertanya seperti itu. Lagian, Stella ini tipe orang yang tidak bisa diam, jika melihat temannya menderita.Chrissy menggeleng, tangannya terulur untuk mengambil es coklatnya."Yakin Chris? Soalnya gue ngerasa lo agak aneh." tanya Belinda.Chrissy mengangguk memastikan jika dirinya baik-baik saja. Dia hanya pusing dengan masalah Nevan. Jangan sampai Stella dan juga Belinda menambah ke pusingan Chrissy.Walaupun mereka berdua tahu apa yang ada dipikiran Chrissy, setidaknya perempuan itu mau berbicara dengan terbuka pada mereka. 
Menunggu hampir dua jam, Chrissy pun merasa bosan sendiri dan memutuskan untuk pergi ke kantin rimau sakit. Mungkin makan atau minum kopi atau apapun itu, akan membuat Chrissy sedikit merasa lega.Baru saja bangkit dari samping Nevan. Lelaki itu langsung mendongak, dan menarik tanya Chrissy. Dia hanya takut perempuan itu tiba-tiba saja pergi, ketika kakeknya bangun dari tidurnya."Mau kemana?" tanya Nevan heran."Mau makan di kantin rumah sakit. Kenapa? Mau ikut juga?" cetus Chrissy.Tentu saja Nevan akan ikut dengan Chrissy. Dan memastikan jika perempuan itu tidak pergi dari rumah sakit, sebelum berpamitan pada kakeknya. Nevan juga memastikan jika perempuan itu tidak akan dekat kembali dengan Edgar, yang katanya kekasih Chrissy.Berjalan berdampingan di Koridor rumah sakit. Banyak sekali orang yang melihat mereka dan juga berbisik padanya. Nevan yan
"Dari kemarin kemana aja sih, di hubungi kok nggak bisa." kata Edgar.Chrissy meminta maaf atas sikapnya beberapa hari ini, karena tidak bisa menghubungi dan juga membalas pesan Edgar secepat seperti dulu. Selain dia sibuk mengurus opa Nevan, Chrissy juga harus mengurus Nevan yang tiba-tiba saja rewel di rumah sakit. Malam itu, Chrissy mendapati Nevan yang mendadak gatal-gatal tengah malam. Tentu saja beban hidup Chrissy semakin berat jika harus mengurus mereka.Mendengar hal itu Edgar hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan. Mau marah pun juga tidak bisa, dia tahu banget Chrissy seperti apa. Jika dia melarang yang ada Chrissy juga akan semakin berontak."Tapi jangan lupa jaga kesehatan. Masalahnya kamu itu urusan sama mantan pacar kamu." kata Edgar. 
"Selamat pagi." sapa Nevan.Chrissy bergumam sengaja jawaban, mengambil baju olahraganya, Chrissy pun langsung menuju ke kamar mandi. Olahraga adalah hal yang paling dibenci oleh Chrissy, jika saja bukan karena mengambil nilai dan dia kelas tiga, mana mungkin Chrissy mau seperti ini."Issy, kayaknya gue lagi kangen main basket sama lo deh." kata Nevan ketika melihat Chrissy keluar dari kamar mandi.Chrissy menatap Nevan dengan alis yang terangkat sebelah. Lalu tanpa menjawab ucapkan Nevan, perempuan itu memilih nyelonong pergi begitu saja menyusul Belinda dan juga Stella yang ternyata sudah menunggunya di depan kelas.Hal itu tak membuat Nevan marah. Dia tahu betul bagaimana sikap Chrissy yan
Nevan menatap Chrissy yang datang ke sekolah dengan wajah cemberutnya. Dia pikir perempuan itu akan menunjukkan wajah cerianya setelah berkencan dengan Edgar. Tapi kenapa saat ini dia datang dengan wajah yang ditekuk? "Kenapa lo?" tanya Nevan. Belinda menoleh. "Kepo banget sih lo jadi orang?" Dari nada bicara nya saja Nevan tahu jika kedua teman Chrissy masih belum bisa menerima perlakuan Nevan dulu pada Chrissy. Meskipun dia sudah meminta maaf pada Chrissy, dan menyembah perempuan itu tak akan membuat Belinda dan Stella cukup. Entahlah, meskipun tidak terlalu ikut campur dulunya. Tapi Nevan tahu, jika kedua sahabat Chrissy tidak teriak jika salah satu dari sahabatnya disakiti oleh orang yang dia cintai.
Belinda memeluk Chrissy yang terlihat sangat lemah duduk di kursi roda. Perempuan itu akhirnya menyusul Belinda dan juga Nevan ke kantor polisi untuk membebaskan Belinda. setidaknya perempuan itu tidak memiliki catatan buruk semasa hidupnya. Dia akan menjadi dokter, mana mungkin seorang dokter memiliki catatan kriminal?“Gue gak tau mau bilang apa, tapi gue bersyukur banget sama lo yang masih mau peduli sama gue.”Chrissy hanya mengangguk saja, dia juga tidak mungkin tega membuat temannya masuk penjara. Meskipun Chrissys empat kesal dengan sikap Belinda, bagaimanapun perempuan itu sudah termasuk teman dan saudara untuk Chrissy. Dia bisa menyelamatkan Belinda dalam kasus ini, bukan berarti Chrissy harus membebaskan Candra dan juga edgar juga dalam kasus ini. Mereka harus menjalani hukuman mereka sesuai prosedur.Ketika mereka ingin pergi, Nevan menghentikan langkahnya. Dia melihat ayah dan juga ibu tirinya yang berjalan ke arahnya. Nevan menunduk, mungkin ayahnya tahu, tapi ingat ibu t
Auristella menatap Chrissy takut, sejujurnya dia tidur enak jika harus terlibat dalam masalah mereka. Perempuan itu juga tidak bisa menyalahkan satu sama lain bagaimanapun mereka ini sahabat. Dan pertemanan mereka sudah terjalin cukup lama, tidak hanya satu atau dua tahun saja. Tapi menurut Auristella semua ini tidak benar, masa masalah begini saja persahabatan mereka langsung retak? Masuk ke dalam ruang inap, Auristella melihat Nevan dan juga Chrissy yang sedang bercanda tawa. Bahkan Nevan langsung bangkit dari duduknya ketika Auristella mendekati ranjang Chrissy."Gue mau ngomong sama lo." "Gue tau lo mau ngomong apa. Tapi gue lagi gak mau bahas apapun tentang dia. Gue butuh waktu sendiri, Stella." “Tapi Sy—”“Kalau lo kesini cuma mau bahas masalah itu, lo boleh pergi.” potong Chrissy cepat.Auristella langsung diam, dia pun pergi ke sofa rumah sakit ini dengan cemberut. Dia hanya meluruskan saja, tapi yang ada Chrissy sama sekali tidak mau mendengar Auristella. Dia bahkan belum m
Nevan membantu Chrissy bangun dari tidurnya. Perempuan itu bilang, jika dia lelah tidur terus menerus. Bahkan Chrissy juga sempat meminta Nevan untuk mengambilkan minum, tenggorokannya sangat kering. Tapi yang ada Nevan malah menumpahkan air minumnya di kasur Chrissy. Chrissy tertawa. “mau bilang pincang tapi tangan.” Nevan cemberut, dia pun langsung mencubit pipi Chrissy yangs emakin tirus. “Gak makan berapa hari?”Kalau masalah itu sudah dipastikan jika Chrissy tidak makan dengan teratur. Bahkan mereka memberi makan Chrissy satu kali dalam satu hari, itu pun porsinya juga sedikit. Tidak sebanyak yang biasanya Chrissy bersama dengan Nevan. Mendengar hal itu ingin rasanya Nevan meneteskan air matanya. Dia mati-matian menjaga Chrissy agar tetap terjaga, yang ada mereka malah menyiksa Chrissy sesuka hatinya.Chrissy juga menceritakan, jika selama disekap dia bertemu banyak orang. Salah satunya Candra, dia melihat Candra yang datang dengan alasan jika dia sudah muak bersikap baik pada
Chrissy kembali kedatangan Leonardo, kali ini pria tua itu tidak datang sendiri. Melainkan dengan Tian, yang beberapa hari lalu bertemu dengan Chrissy. Mereka kembali membahas pernikahan yang akan dilangsungkan secara mendadak. Leonardo sudah menyiapkan semuanya, tinggal menunggu pendeta datang untuk pemberkatan mereka. Jujur saja Chrissy tidak suka hal ini, dia sudah berusaha untuk kabur. Tapi yang ada semuanya gagal, gedung busuk ini dijaga lebih dari sepuluh orang. Chrissy berada di lantai dua, yang mana lebih banyak sekali orang berada disini untuk melihat kondisi Chrissy. Sedangkan di bawah, jika didengar dari suaranya ada banyak sekali orang, mungkin sekitar lebih dari sepuluh. Mereka benar-benar membuat Chrissy sesak nafas. "Pernikahan kalian sebentar lagi." ucap Leonardo. Chrissy hanya diam saja. Dia masih berharap jika ada seseorang yang tahu hal ini dan langsung menyelamatkan dirinya dari laki-laki yang mengaku sebagai ayah. Dan menurut Chrissy ini bukanlah hal yang sewaja
Setelah mengantarkan Belinda pulang, Bobby tak langsung kembali ke rumahnya. Dia memilih duduk tenang di sebuah kedai pinggiran jalan, memesan satu kopi susu dan juga beberapa cemilan, seperti kentang dan juga jamur. Bobby mengeluarkan ponselnya, menatap pesan masuk dari Belinda yang meminta Bobby untuk segera pulang. Rasanya begitu malas jika harus membalas pesan itu. Menatap sekeliling, akhirnya Bobby melihat Marvin yang baru saja datang, dan langsung duduk di hadapan Bobby. "Kenapa lo nyuruh gue kesini?" tanya Marvin heran. Ya, Bobby menelpon Marvin malam ini hanya untuk meminta bertemu di sebuah kedai. Padahal, Bobby tahu jika Marvin kadang malas jika harus keluar rumah, kecuali memang dia memiliki niat untuk keluar dari rumah. Sayangnya, karena paksaan Bobby, membuat Marvin mau tidak mau datang ke kedai ini. "Gak papa. Gue gak ada temen minum kopi." Marvin menatap Bobby dengan heran. Dia pun menatap satu gelas kopi susu di depannya dengan mata memicing. Marvin ingin membuka m
Keesokan harinya, ketika masuk ke kelas, jantung Belinda mendadak berdebar kencang ketika melihat Bobby. Perempuan itu buru-buru duduk di mejanya sambil menyembunyikan wajahnya. Setidaknya tidak ada banyak orang yang tahu, apa yang dirasakan oleh Belinda. Begitu juga dengan Auristella yang merasa aneh dengan tingkah Belinda pun, langsung mencolek lengan Belinda. “Nda lo lagi sakit?” tanya Auristella.Belinda menggeleng, masih dengan posisinya. “Gue baik-baik aja.”Alis Auristella pun terangkat sebelah, dia pun menggeser duduknya dan duduk di samping Belinda. Tidak mungkin juga kalau perempuan ini baik-baik saja. lagian, sudah berapa hari Belinda tidak masuk sekolah. Belum lagi ibu Belinda yang tiba-tiba saja datang dan bilang jika Belinda sedang sakit. Bahkan ketika Auristella uingin menjenguk saja, ibu Belinda melarangnya. “Cerita sama gue apa yang terjadi.” ucap Auristella. Belinda menunjukkan wajahnya, dia pun mengusap air matanya lalu memeluk Auristella. Dalam hati Belinda meng
"Gak usah dikasih makan!!" kata Amel. Perempuan itu terlihat sangat marah, ketika baru saja datang. Terlihat jelas tatapan mata, sorotan mata yang bisa membunuh siapapun jika dia ingin. Nevan kembali menolaknya, dan semua itu karena Chrissy. Bangkit dari duduknya, hendaklah memukul wajah Chrissy sebagai pelampiasan amarahnya. Yang ada Amel malah mendengarkan sebuah instruksi yang cukup kental di telinganya."Berani anda menyakiti dia, anda berurusan dengan saya." katanya. Amel menoleh menatap satu pria tua yang mengenakan jas abu-abu. Terlihat jelas tatapan tidak sukanya dengan sifat Amel yang gegabah, yang ingin menghajar Chrissy dengan kedua tangannya sendiri. Jika Amel berani menyentuh Chrissy, hingga membuat dia cacat atau terluka. Dipastikan jika hidup Amel tidak akan tenang setelah ini. "Saya tau kamu membenci Chrissy. Tapi bukan berarti kamu harus menyakiti dia." katanya kembali Amel memilih kembali duduk di tempatnya semula. Jika saja pria tua itu tahu, apa yang terjadi mu
"Satu minggu gak ada perubahan apapun.* ucap Auristella. Kali ini mereka memutuskan untuk pergi ke cafe ujung sekolah. Meskipun ada banyak sekali warna sekolah yang datang kesini hanya ingin menikmati minuman segar dan juga kue. Nevan dan juga Auristella lebih memilih menikmati segelas es coklat dingin, sambil memikirkan Chrissy yang belum kembali juga.Tidak hanya mereka yang panik, bu Anna yang memberi challenge pada Chrissy pun juga ikut panik, ketika tahu jika perempuan itu diculik dan belum kembali sampai saat ini. Sedangkan masalah yang ada dipikiran bu Anna hanya ada satu. Chrissy diculik dan organisasi tubuhnya akan dijual oleh mereka dengan harga yang berbeda."Gue udah kerahkan anak buah gue. Tapi sampai saat ini gue belum juga nemuin dia." jelas Nevan.Auristella menyerah, dia tidak tahu harus pergi kemana lagi untuk mencari Chrissy. Belum lagi ayahnya yang mengomel ketika Auristella pulang dengan Marvin. Ayah Auristella menganggap jika Marvin adalah laki-laki berandalan y
Chrissy kembali mencoba untuk melepaskan tapi yang mengikat tangannya. Meskipun tangannya terasa perih, tapi nyatanya Chrissy tidak mau menyerah. Bagaimanapun dia harus pergi dari tempat ini, sayangnya, belum juga terlepas Chrissy melihat seorang laki-laki tua yang dari saja datang dan duduk di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum, sambil merapikan jas mahalnya. "Hai … " Chrissy diam, memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan yang mengerikan. Seolah jika dia bisa lepas dari sini, sudah dipastikan Chrissy akan mencekik leher laki-laki itu. "Aku pikir kamu tidur dengan nyenyak." ucapnya Chrissy tak menjawab, dia hanya diam sambil memperhatikan laki-laki itu terus menerus. Sesekali melanjutkan melepas ikatan tangannya. "Aku kesini membawa baju ganti, aku pikir setelah ini kita bisa bersatu." katanya kembali."Dalam mimpimu?" kekeh Chrissy. Kalau masalah dalam mimpi atau tidak, tentu saja tidak. Chrissy sudah menjadi milik nya, dan yang jelas apapun yang terjadi dengan Chrissy juga