Tidak butuh waktu lama bagi seorang wanita muda manja seperti Charlotte menjadi lelah dan mulai terengah-engah karena mendaki gunung.Dia menatap cepat Sally sepanjang seluruh perjalanan dalam kebingungan. ‘Pantas saja dia begitu gesit. Bagaimanapun, dia wanita dari keluarga yang tidak jelas.’"Xander, pelan-pelan!"Jalan pegunungan sudah beraspal dengan batu ubin besar, sehingga tidak sulit untuk didaki meski jalurnya berkelok-kelok.Xander yang lucu itu seperti meroket di sepanjang jalan.Sally mengejarnya dengan gugup, khawatir dia akan lari terlalu cepat dan tidak sengaja tersandung. Dia tidak berani mengalihkan pandangannya ke arah lain.Farrel mengikuti mereka, merasa terhibur. Seperti Sally, matanya juga tertuju pada Xander.Energi Xander telah habis ketika mereka sudah setengah jalan mendaki gunung.Dia berhenti dan menyadari bahwa dahinya penuh keringat. Anak laki-laki seusianya cenderung berkeringat setiap kali mereka beraktivitas.Pada saat itu, cuaca cukup berang
Rasa lelah Sally sepertinya hilang saat dia duduk di puncak gunung dan melihat pemandangan di sekitarnya.Dia merasakan kehangatan dan kelembutan dalam hatinya, setelah memahami maksud Farrel.Dia melakukan yang terbaik untuknya.Namun seperti biasa, momen indah tidak akan bertahan selamanya.Sudah waktunya makan malam, jadi Sally berinisiatif untuk berdiri. Mereka harus segera pergi, atau Xander pasti akan mencari mereka ketika dia bangun dan tidak dapat menemukan siapa pun.Apalagi hanya tiga orang yang menyiapkan makan malam itu.Tidak etis rasanya jika membiarkan mereka menunggu setelah semua kerja keras yang mereka lakukan untuk menyiapkan makan malam.Farrel tidak berusaha menghentikannya. Mengambil beberapa langkah cepat, dia sudah berada di sisinya.Dia menggerakkan tangannya dan menggenggam tangannya. Seolah-olah dia tidak pernah merasa cukup untuk memegang tangannya.Sally tersenyum malu-malu padanya. Tak lama kemudian, mereka berdua kembali ke perkemahan.Mereka ba
Sally ingat ke arah mana Farrel pergi, sehingga dia bisa mulai mencarinya dengan segera.Tidak butuh waktu lama bagi Sally untuk berjalan semakin jauh dari perkemahan. Senter yang ada di tangannya tidak banyak membantu.Saat itu keadaan sangat gelap sehingga cahaya dari senternya tidak cukup untuk menerangi keadaan sekitar.Angin semilir bertiup di bagian belakang lehernya sehingga membuatnya menggigil.Seluruh kulitnya merinding. Malam itu sangat gelap dan sunyi sehingga dia mulai merasa sangat ketakutan."Di mana Farrel?"Jantung Sally berdebar semakin keras saat dia berjalan lebih cepat.Jalan yang ada di depannya bahkan terlihat lebih gelap. Dia menoleh untuk melihat ke arah perkemahan. "Aku sudah berjalan sejauh ini. Bahkan seharusnya Farrel tidak akan sejauh ini mencari Charlotte."Dia langsung mengubah arah dan melanjutkan pencariannya di tempat lain. Pada saat itu, dia mendengar suara percakapan yang samar.Rasa dingin menjalar di punggungnya, dan dia mulai berjalan ke
Charlotte akhirnya tersadar kembali ketika dia melihat Farrel melompat ke bawah menuruni lereng.Dia sangat ketakutan sehingga dia meraih lengan Walker. "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin dia mati…"Walker, merasa cemas sekaligus takut, hanya bisa menghiburnya sedikit sebelum membawanya kembali ke perkemahan.Mereka terhuyung-huyung selama perjalanan pulang. Pada saat mereka bergegas kembali ke tempat perkemahan, keadaan mereka terlihat menyedihkan.Kelompok pencari lainnya juga telah kembali.Mereka menghela nafas lega ketika mereka melihat Charlotte telah kembali dengan selamat.Yang penting adalah dia baik-baik saja.Yang mengejutkan mereka, Walker berteriak dari jauh bahkan sebelum dia mendekat ke arah tempat perkemahan itu, "Ada kecelakaan yang mengerikan! Nona Jacob jatuh dari lereng dan Presiden Jahn mengejarnya!""Apa?"Berita itu terdengar seperti sebuah pengumuman kematian.Para tuan muda, yang belum pernah menghadapi masalah seperti itu, sangat ketakuta
Dia berlari lebih cepat, takut jika dia berjalan lebih lambat dari itu maka dia akan menempatkan Sally dalam bahaya yang lebih besar."Sally, kita hampir sampai. Kau harus bertahan ..." Farrel bisa merasakan suhu tubuh di lengannya turun lebih rendah lagi.Sally sepertinya tidak bereaksi sama sekali, membuatnya lebih gugup.Dia mengerahkan setiap sisa energinya untuk berlari ke kaki gunung.Beberapa petugas penyelamat segera mendatanginya, ingin melepaskan Sally dari tangannya.Dia memandang mereka, dengan wajah suram, dan menolak untuk melepaskannya.Dia membawa Sally ke ambulans dan duduk di sampingnya.Dokter yang bertanggung jawab atas keadaan darurat itu mengerutkan kening dan berkata dengan tidak sabar, "Tolong minggir. Kau menghalangi kita untuk merawat pasien."Baru kemudian Farrel meminggir ke tepi dengan raut muka yang sedih, memberi dokter cukup ruang untuk memeriksa Sally.Dia belum pernah merasakan ketakutan ini sebelumnya dalam hidupnya dan takut dia akan meningg
Yang didengar Nyonya Jahn hanyalah ada seseorang di antara rombongan Farrel yang jatuh dari gunung, dan Farrel yang terluka dirawat di rumah sakit. Dia menemukan benang merah atas berita simpang siur itu dan yakin bahwa orang yang jatuh dari gunung itu adalah putranya, dan karenanya, dia dengan tidak sabar berjalan ke arah tempat penginapan bersama suaminya.Luka Farrel baru saja dirawat. Dia tampak pucat dan kelelahan.Nyonya Jahn memandang putranya dengan rasa sakit hati dan kecemasan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kau bisa seperti ini?"Farrel tidak pernah mengira mereka akan terburu-buru ke sini secepat ini. Ketika dia melihat ekspresi khawatir di wajah mereka, dia tidak punya pilihan selain berkata, "Lukaku tidak serius. Orang yang jatuh dari gunung adalah Sally."Penjelasannya segera menyebabkan wajah Nyonya Jahn menjadi dingin. "Sally lagi!" katanya dengan marah. "Sungguh pembawa sial!"Ibunya berkata dengan tegas, "Jauhi dia mulai sekarang."Farrel, yang sudah t
Tuan Stewart sangat terkejut sewaktu mendengarnya, dan dia sama sekali tidak percaya. Jadi dia melambaikan tangannya dan berkata, "Tidak mungkin. Stewart Grup dan Jahn Grup selalu berhubungan baik. Tidak mungkin Jahn Grup berada di balik semua peristiwa ini." Asisten itu memandang Tuan Stewart dengan ekspresi bingung di wajahnya. Dia ragu-ragu sejenak, tetapi pada akhirnya, dia masih melanjutkan perkataannya. "Tapi, Manajer Stewart, inilah kebenarannya. Ini perbuatan Jahn Grup."Pada saat itu, raut wajah Tuan Stewart berubah. ‘Apa karena Jahn Grup telah mengetahui bahwa Grup Stewart sekarang sudah tidak berjaya seperti dulu lagi?’‘Jadi mereka merencanakan untuk menjatuhkannya?’‘Sial!’‘Apa sedang yang mereka rencanakan?’Tuan Stewart tahu betul bahwa Farrel adalah orang yang bertanggung jawab atas group itu dan dia juga adalah seorang pejabat eksekutif dari Jahn Grup. Tuan Stewart sangat marah.‘Farrel terlalu ambisius.’Dia segera menghubungi nomor Farrel. Sebagai orang y
Ada ketetapan hati yang sangat gelap di mata Farrel. Dia tahu persis apa yang dia lakukan, dan dia tidak akan melakukan apa pun yang membahayakan dirinya dan perusahaan.Dia tidak ingin ayahnya merasa khawatir jadi dia berkata dengan nada santai, "Tentu saja."Tuan Jahn tidak lagi merasa khawatir setelah berbicara dengan Farrel.Farrel terkadang tampak seperti orang kuat yang membuat keputusan terburu-buru. Tapi sebenarnya dia tahu batas-batas itu dengan sangat baik. Kemampuannya dalam memanfaatkan waktu yang ada dan untuk bertindak sesuatu jelas sudah berkembang.Alasan mengapa Tuan Jahn menyerahkan Jahn Grup pada putranya adalah karena dia sangat menyadari kemampuan Farrel.Setelah dia menutup telepon, Tuan Jahn menelepon Tuan Stewart untuk memberitahunya bahwa dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.Tuan Stewart menutup teleponnya dengan kesal. Kemudian dia menelepon Farrel.Farrel mengangkat teleponnya kali ini.Emosi Tuan Stewart masih penuh oleh amarah, jadi dia bertanya