"Nona Stewart, kau terlalu rendah hati."Seketika, status Charlotte di departemen pemasaran menjadi terangkat."Baiklah, aku akan menyerahkan rencana pemasaran ini untuk kau proses lebih lanjut. Aku masih perlu menyelesaikan sesuatu." Setelah itu, Charlotte tersenyum puas, lalu berbalik dan kembali ke kantornya.Dia tidak sabar untuk melihat raut wajah Sally ketika dia mengetahui di acara penawaran besok bahwa mereka berdua memiliki rencana pemasaran yang sama.Setelah mendapatkan rencana pemasaran yang sempurna semudah meniup debu, Charlotte tidur seperti bayi malam itu.Akhirnya, tibalah hari acara penawaran Eisley.Sally bangun pagi-pagi sekali.Meskipun dia yakin dengan rencana pemasarannya, bukan berarti mereka akan mendapatkan proyek itu.Dia mengeluarkan setelan yang sangat indah dari lemarinya hanya untuk acara itu, dan kemudian merias wajahnya dengan rapi.Sally berdiri di depan cermin sambil memegang rencana yang telah dia buat selama beberapa malam terakhir. Dia
Setelah mendengar hal itu, Charlotte sedikit panik.Bagaimana bisa dia tahu apa latar belakang dari rencana pemasaran ini?Untungnya, dia sudah memprediksi pertanyaan ini dan dia telah mencari informasi sebelumnya mengenai kemungkinan-kemungkinan yang merupakan latar belakang dari rencana pemasaran ini.Dia tidak hanya mempelajari rencana ini dengan hati-hati, tetapi dia juga melakukan sedikit perubahan terhadap rencana ini.Charlotte memaksa dirinya untuk tenang, lalu dia mengalihkan pandangannya ke Kevin. "Sebenarnya, aku terkejut saat mengetahui bahwa kau juga memiliki produk berupa parfum."Kevin memandang Charlotte, tidak terkejut dengan apa yang dikatakannya. Memang benar. Banyak orang di luar sana yang salah mengira bahwa parfum Eisley merupakan produk turunan dari kosmetiknya.Oleh karena itu, dia tidak mengoreksi ucapan Charlotte.Charlotte tersenyum ke Sally dengan sikap puas, lalu melanjutkan. "Produk kosmetik Eisley telah mendapatkan reputasi, tetapi parfumnya kurang
Jelas sekali terllihat bahwa amarah yang sedang dirasakan oleh Sally memiliki pengaruh yang kuat tehadapnya.Di sebelahnya, Selene menatapnya dengan cemas. Dia menunggu lama sebelum dengan hati-hati bertanya pada Sally, "Aku tahu bahwa kau orang yang bijaksana dan tidak akan membiarkan orang lain menangani dokumen yang begitu penting. Jadi bagaimana ini bisa terjadi?"Sally menggelengkan kepalanya. Dia berusaha keras untuk berpikir, tetapi masih tidak bisa menemukan jawaban.‘Kapan Charlotte mencuri rencana pemasaran itu?’Selene sepertinya menyadari betapa gugup dan marahnya Sally, jadi dia menenangkan dirinya dan berkata, "Kau dan Charlotte hampir tidak pernah bertemu, jadi kupikir kita mungkin memiliki mata-mata di perusahaan kita."Sally merenung sejenak. Dia memang telah mengerjakan rencana itu secara mandiri.Tetapi pada hari terakhir, dia telah berkomunikasi dan berdiskusi rencana pemasarannya dengan rekan kerjanya dan bahkan telah menerima beberapa saran yang berguna bagi
Charlotte Nampak naik pitam. Dia membanting teleponnya ke lantai.Setelah menutup telepon, Kevin tidak bisa menghilangkan bayangan dirinya di masa lalu. Saat itu, dia telah dituduh sebagai penjiplak.Pada saat itu, dia tidak seberuntung Sally, dia juga tidak memiliki bahan bukti apapun untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.Orang-orang dalam kegiatan usaha yang sama akan tahu betul bahwa begitu seseorang dianggap penjiplak, mereka tidak akan pernah bisa mengubah reputasinya.Dia tersenyum pahit, mengingat bahwa berkat kemampuannya, akhirnya dia telah bertemu dengan seorang pelindung, yang mendukungnya secara penuh.Jika tidak, dia masih akan menjalani kehidupan yang menyedihkan dalam sebuah sudut kegelapan.Dia telah melalui segala macam kesulitan yang datang bertubi-tubi dan akhirnya dapat menemukan jalan keluar untuk membersihkan namanya sebagai seorang penjiplak. Meski begitu, kejadian itu masih membekas padanya.Begitu seseorang terluka, dia pasti ingin memperlakuka
Sementara itu, di rumah Keluarga Jahn ...Xander duduk sendiri, sedang merajuk. Dia memegang ponselnya tanpa ada suara dan dengan lesu memainkan permainan yang ada di dalam ponselnya.Nyonya Jahn melambai pada Xander. Karena Xander selalu berperilaku baik di sekitar neneknya, dia meletakkan telepon dan mendekati neneknya."Xander, ini Bibi Jasmine. Sapa dia.”Melihat Jasmine Lucas yang cantik dan lembut, Nyonya Jahn sangat puas. Dia tampak sangat senang dengannya.Meski enggan, Xander masih menyapanya. "Halo, Bibi Jasmine."Jasmine menyambutnya. Jauh di lubuk hatinya, dia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Farrel telah memiliki anak haram.Tapi Xander adalah anak yang sangat dicintai oleh seluruh keluarga Jahn, dan tidak peduli seberapa besar Jasmine tidak menyukai kenyataan itu, dia harus memaksa dirinya untuk menerimanya.Dia berpikir bahwa setelah dia menikah dengan Farrel, mereka akan memiliki anak sendiri dan semuanya akan baik-baik saja.Bahkan dengan angan-angan
Sally yang penasaran kemudian menjawab dengan menanyakan kemana dia ingin membawanya.Farrel secara misterius menjawab, “Kau akan tahu ketika kita tiba di sana.”Dia tidak punya pilihan selain menyetujui permintaan Farrel.Sejak dia memenangkan kontrak Eisley, dia bahkan tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Waktu berlalu begitu cepat sehingga 2 hari telah berlalu.Sally telah memberi tahu Selene sebelumnya bahwa dia akan pulang kerja lebih awal.Dia melihat mobil Farrel menunggu di luar gedung saat dia turun.Farrel, seperti biasa, keluar dari mobil ketika dia melihatnya berjalan mendekat dan membantunya membuka pintu. Dia meletakkan tangannya di kusen pintu, membantunya masuk sambil melindungi kepala Sally agar tidak terbentur.Sally melirik ke kursi penumpang tetapi tidak melihat tanda-tanda Xander. Dia tidak berpikir terlalu keras tentang ketidakhadirannya.Dia berpikir bahwa mereka akan menjemput anak kecil itu.Namun, pada saat dia menyadari apa yang sedang terjadi, m
Di dalam kotak itu terdapat sebuah cincin.Cincin yang dipilih Farrel dengan sangat hati-hati bersinar di bawah sinar bulan yang kabur.Sally sangat terkejut sekali dan membuka mulutnya karena tercengang. Dia tidak percaya bahwa dia akan melamarnya malam ini.Dia masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana dia telah menggunakan sebuah label kaleng untuk melamarnya."Nona Sally, maukah kau menikah dengan Farrel? Yaitu aku," tanya Farrel. Dia tampak sedikit gugup. Suaranya, saat melamarnya, terdengar sedikit serak.Sally merasa tidak berdaya saat dia menatap pria yang terus berlutut di depannya."Ini terlalu mendadak…"Dia sama sekali tidak siap untuk ini.Selain itu, dia baru saja memutuskan untuk mulai berkencan dengannya.Lamaran dengan label kaleng sebelumnya bisa dianggap sebagai lelucon, tapi ini adalah cincin lamaran yang sungguh nyata!Farrel tampak begitu tulus saat melamarnya.Dia masih bingung untuk waktu yang lama. Akhirnya, dengan gugup dan berdeham, dia berkata,
Sally mengira dia akan sedikit minum-minum dengan Farrel.Sebelum dia menyadarinya, dia sudah menenggak beberapa gelas anggur dalam waktu singkat.Dia sudah lama tidak merasakan kebahagiaan ini, jadi dia membiarkan dirinya lepas kendali dan minum tanpa mempedulikan apapun yang ada di dunia ini.Beberapa gelas anggur kemudian, dia memandang Farrel dengan tatapan genit dan menyelinap ke dalam pelukannya.Tubuh Farrel menjadi kaku. Dia ingin mengimbanginya, jadi dia juga minum beberapa gelas.Saat ini, wanita yang dicintainya sedang ada di dalam pelukannya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menundukkan kepala dan mengencangkan cengkeramannya di sekelilingnya.Dia bercumbu dengannya, memperdalam ciuman mereka dengan kelembutan.Suhu di dalam ruangan itu melonjak. Dia merasa membara karena hasrat di sekujur tubuhnya, dan wajah Sally memerah.Dengan gairahnya yang meluap, dia mengangkatnya dan meletakkannya ke atas ranjang.Keduanya menjadi begitu asyik berciuman sehingga mere