Wajah Sally muram ketika dia mendengar komentar Hanna yang menghinanya. Dia bisa membayangkan betapa frustrasinya perasaan Hanna saat ini, tetapi dia bukan tipe orang yang menanggung semuanya dengan berdiam diri.Dengan senyuman menyeringai, Sally berkata, "Aku tidak ingat ada aturan yang mengatakan bahwa kita tidak diizinkan untuk bersosialisasi dengan klien di luar pekerjaan. Hanna, aku telah berhasil dalam semua proyekku karena aku bekerja keras untuk proyek-proyek tersebut. Kau boleh tidak memiliiki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan dengan benar, tetapi jangan berpikir bahwa orang lain juga mengalami hal yang sama."Setelah itu, Sally pergi tanpa mendengarkan komentar apapun dari Hanna. Dia malah menghampiri Selene untuk mendapatkan informasi umum tentang klien, lalu kembali ke mejanya.Yang lain juga berpikir bahwa Hanna tidak mengetahui fakta sebenarnya dan mereka yakin bahwa Hanna jelas cemburu pada Sally, itulah sebabnya tidak ada yang mendukung Hanna. Wanita itu duduk d
Keesokan paginya, Sally bertemu dengan Xeevanka, rekan kantornya yang lain, di bandara. Xeevanka telah ditugaskan oleh Selene sebagai asisten sementara Sally.Mereka naik ke pesawat dengan mudah dan menemukan tempat duduk mereka. Sally kemudian mengenali orang yang duduk di sebelah mereka. Dia menyambutnya dengan terkejut. "Halo, Tuan Lynd."Lynd sedang membaca koran dan dia menengadah untuk melihat sumber dari suara itu. Wajahnya berbinar."Sally! Kau ..."Sally tersenyum. "Aku sedang dalam perjalanan bisnis. Ini Xeevanka, rekan kerjaku. Bagaimana denganmu? Apa kau juga sedang dalam perjalanan dinas?""Iya”, Lynd mengangguk. "Sesuatu hal telah terjadi di kantor cabang luar negeri kami dan mereka membutuhkanku di sana.""Begitu. Sungguh suatu kebetulan kita berada di penerbangan yang sama dan duduk bersebelahan.""Benar! Kalau begitu, aku yakin aku tidak akan merasa bosan selama perjalanan."Ekspresi muka Lynd melembut saat dia melihat ke arah Sally. Dia tidak bisa menahan di
Xeevanka kaget. Sangat jelas bahwa Sally tidak tidur sepanjang malam!Dia sekarang mengerti kenapa Sally berhasil dalam semua proyek besar itu. Wanita itu memang bekerja keras.Pada saat Hanna menangani proyek itu, Xeevanka juga terbang ke sini bersamanya. Namun, hal pertama yang dilakukan Hanna saat tiba adalah tidur, dan ketika dia bangun, dia tidak melakukan apa pun selain berbelanja dan makan. Tapi sekarang...Sally meregangkan tubuhnya dan mengusap matanya. "Kita akan bertemu mereka hari ini. Setidaknya yang bisa kutunjukkan pada mereka adalah rencana bisnis yang memuaskan.""Tapi kau bekerja terlalu keras! Itu tidak baik untuk kesehatanmu!" Xeevanka mengerutkan kening. Dia tahu bahwa Sally selalu bertanggung jawab di tempat kerja, tetapi dia tidak menyangka bahwa dia akan bertanggung jawab sampai seperti ini! Wanita itu luar biasa!Sally tersenyum padanya. Dia kemudian menyimpan dokumen-dokumen di meja dan berkata, "Aku sudah selesai. Aku akan tidur siang sekarang. Bangunk
Felix masih bertanya-tanya mengenai apa yang dimaksud oleh Farrel ketika Farrel berkata dengan tegas, "Kau tidak harus pergi ke New York. Aku yang akan pergi."Felix tercengang."Kakak, ini hanya masalah kecil. Aku bisa mengatasinya. Kau tidak harus pergi."Felix bertanya-tanya apakah kakaknya baru saja berubah menjadi baik hati dan ingin menggantikannya dari penerbangan panjang yang melelahkan ke luar negeri. Ternyata, dia benar-benar salah mengartikannya. Asisten menariknya ke samping dan mengatakan yang sebenarnya. "Tuan Muda Kedua, Nona Jacob sedang dalam perjalanan bisnis di New York."Felix langsung memahami situasi yang ada dan dia berseri-seri pada kakaknya."Baguslah. Kakak, aku lihat kau telah banyak belajar! Menyeberangi lautan untuk istrimu? Kau mendapat restuku!"Farrel mengabaikan adiknya dan hanya menyuruh asistennya untuk memesankan dia tiket pada penerbangan berikutnya ke New York. Charlotte tiba di luar ruangan untuk mengirimkan beberapa dokumen pada saat itu da
Charlotte tepat berada di sebelah Farrel dan dia sama terkejutnya ketika melihat Sally. Dia tidak bisa menahan untuk tidak mengepalkan tinjunya.Dia tidak menyangka bahwa Farrel akan bergegas ke hotel tempat dimana Sally menginap segera setelah mereka turun dari pesawat. ‘Apa dia begitu peduli pada wanita itu?’Sebelum dia menyadarinya, Farrel sudah berjalan menuju Sally. Charlotte mengikutinya dengan tergesa-gesa.Mereka berempat melihat satu sama lain di pintu masuk hotel, dan keberadaan Farrel di situ hampir membuat Sally bingung. ‘Apa yang dilakukannya di sini? Apa aku sedang bermimpi di siang hari? Kenapa Farrel ada di New York?’Sally kemudian tersentak dari rasa tidak percayanya dan mulai merasa gugup dan malu-malu.Namun, ketika dia melihat Charlotte di sebelah Farrel, Sally bertanya tanpa sadar, "Apa yang kau lakukan di sini?"Farrel menjawab, "Aku sedang dalam perjalanan bisnis."Nadanya acuh tak acuh dan tanpa emosi yang spesial, tetapi Sally bisa merasakannya. Pr
Sally hanya bisa pasrah saat Farrel memesan makanan. Dia tidak tahu harus berkata apa. Tuan Muda yang sedang ada di depannya tidak akan menjadi melarat hanya karena dia membayar tagihan makan malam kali ini.Sementara mereka menunggu hidangan disajikan, Farrel bertanya kepada Sally tentang pekerjaannya, karena sejak pertama kali melihatnya malam ini dia memiliki firasat bahwa ada sesuatu yang mengganggunya."Bagaimana dengan proyekmu?"Farrel telah mendengar dari Selene sebelum dia datang ke sini bahwa Sally telah diberikan pemberitahuan yang cukup mendadak untuk menangani suatu proyek. Kliennya tampaknya cukup menyusahkan dan dia bertanya-tanya bagaimana keadaan Sally saat ini.Sally menghela napas, dan kemudian berkata, "Mereka sengaja menyulitkanku. Aku sama sekali belum pernah bertemu dengan mereka, dan tadi sore asisten mereka baru saja mengambil rencana bisnis yang telah aku buat. Aku tidak tahu apa yang bisa kuharapkan."Sally tampak kecewa setelah Farrel membicarakan topik
Sally ingin berpaling ketika dia melihat pasangan itu di restoran.Charlotte kemudian melihatnya dan menyapanya dengan senyum anggun yang alami. "Halo, Nona Jacob. Apa kau di sini untuk sarapan juga? Mau bergabung dengan kami?"Farrel berbalik dan melihat Sally. Dia baru saja ingin mengajaknya sarapan bersama ketika..."Terima kasih, tapi tidak." Sally menolak tawaran itu karena merasa segan.Dia kemudian menemukan meja di sisi lain restoran dan duduk bersama Xeevanka.Farrel mengerutkan keningnya. Melihat wanita itu dari kejauhan, dia menyadari bahwa dia telah menebak sesuatu dengan benar. Sally benar-benar sedang menghindarinya. ‘Tapi kenapa?’Sally bisa merasakan tatapan Farrel menuju kepadanya, tapi dia tidak berani menatapnya.Xeevanka berkata dengan semangat, "Kakak Sally, Mereka berdua itu presiden Jahn Group dan putri Keluarga Stewart, ‘kan? Tuan Jahn sangat tampan! Aku tidak percaya kita bertemu mereka di New York, apalagi tinggal di hotel yang sama. Kebetulan sekali!
Sally menerima telepon dari Lynd. "Halo, Tuan Zaden.""Sally, di mana kau sekarang? Ada restoran yang bagus. Apa kau lowong malam ini? Ayo makan malam denganku."Lynd punya rencananya sendiri. Bagaimanapun, Farrel tinggal di hotel yang sama dengan Sally, dan dia curiga bahwa Farrel juga jatuh cinta dengan Sally, yang membuat mereka berdua bersaing memperebutkannya. Lynd ingin mengajak Sally keluar saat dia masih punya kesempatan."Maaf, Senior Zaden, tapi aku sedang dalam perjalanan untuk bertemu klien dengan Xeevanka.""Benarkah? Jadi, SR Group setuju untuk bertemu denganmu?""Iya."Lynd tersenyum. "Aku tahu kau bisa melakukannya. Kalau begitu aku tidak akan menahanmu. Kita bisa makan malam lain waktu.""Tentu, Senior Zaden."Setelah panggilan berakhir, Xeevanka menatap Sally dengan rasa iri dan menggoda."Kakak Sally, sudah kubilang, ‘kan. Tuan Zaden jatuh cinta padamu. Kau harus mempercayai aku dalam hal ini. Lihat? Dia baru saja bertemu denganmu kemarin dan sekarang meng