Nyonya Jahn masih tidak habis pikir bagaimana bisa Farrel jatuh cinta dengan Sally, seorang wanita yang masa lalunya tidak jelas.“Ibu, kenapa kau selalu berprasangka buruk dengan Nona Jacob? Latar belakang keluarganya memang tidak seperti keluarga Stewart, tapi banyak hal yang lebih baik darinya jika dibandingkan dengan Charlotte.”Nyonya Jahn mencibir. “Aku meragukannya.”Sally yang dia tahu adalah wanita biang onar dan pembohong.“Contohnya, dia bekerja keras, sangat teliti juga ambisius. Dia dan ibunya diusir dari rumah, namun saat ibunya jatuh sakit, dia yang merawatnya seorang diri. Dia juga menyelesaikan kuliahnya meskipun keluarga Jiang mempersulitnya. Tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu, tapi dia bisa.” lanjut Felix.“Lagipula, Sally yang kau tahu adalah Sally yang diceritakan oleh keluarga Jacob dan Sack, kan? Kau tahu mereka sangat membencinya. Apakah kau hanya akan mempercayai kata-kata mereka begitu saja? Ibu, kau tidak bisa menyimpulkannya begitu saja. Kau
Sally menenangkan dirinya sebentar di kamar.Saat dia mencari selimut tambahan, dia berpikir apa yang terjadi dengan Farrel sebenarnya. ‘Kenapa dia sangat murung hari ini? Apa perusahaannya bangkrut? Apa dia bertengkar dengan keluarganya?’Sally masih belum menemukan jawabannya. Dia merasa bersalah karena Farrel harus tidur di sofa, tapi dia hanya punya satu kamar tidur. ‘Lalu kalau tidak di sofa, dimana lagi dia tidur? Apa iya di kasurku?’Tiba-tiba adegan film yang ditontonnya tadi muncul lagi di kepala Sally. Dia mengesampingkan pikirannya dan cepat-cepat membawa selimut keluar.Filmya kini sudah selesai. Farrel mengambil selimutnya dan mengucapkan terima kasih.“Kau yakin tidak apa-apa tidur disini?” Tanya Sally.“Kau mau aku tidur di kamarmu?”Farrel menatap Sally sambil menggodanya. Dia gugup mendengarnya dan langsung kabur ke kamar.Setelah mandi, Sally berniat melihat Farrel di ruang tamu tapi akhirnya tidak jadi. Dia membenamkan dirinya di kasur dan tertidur.Mala
Sally sadar dia secara tidak langsung membuat Yale terkesan dan hal itu membuatnya lega. “Suatu kehormatan bagiku untuk menikmati teh dan belajar dari Tuan Yale. Ini hanya tinggal ketidaksabaranku saja!”“Kau pandai bicara. Baiklah, kita telah menikmati tehnya. Sekarang, mari kita bicara mengenai bisnis.”Yale merasa puas. Dapat dikatakan dia suka dengan perusahaan Sally bekerja. Mencari perusahaan yang tulus seperti ini di masa sekarang tidaklah mudah.Sally senang melihat perkembangannya, dan mereka akhirnya mulai membicarakan mengenai bisnis. Dia mengambil kesempatan untuk memperlihatkan betapa dia sangat mengenal produknya dan rencana promosi yang sudah disiapkannya sebelumnya.Sebagai pengusaha yang mumpuni, Yale bisa melihat seberapa usaha yang sudah dikerahkan Sally dalam pekerjaannya. Dia tahu setiap aspek dari produknya dan juga promosi yang dijabarkan terdengar menjanjikan.“Nona Jacob, aku suka penjabaranmu. Bagaimana kalau begini saja, kau tulis semua rencana bisnism
Sally kembali bekerja dan terus lupa waktu. Sekitar setengah jam kemudian, Farrel sampai di kantornya.Sally terkejut melihat keberadaan Farrel. Ada petugas keamanan di lantai bawah dan karyawan harus memperlihatkan kartu identitas mereka jika ingin masuk ke dalam. Dia bingung, dan melotot ke Farrel.“Bagaimana kau bisa masuk?”“Aku belum pernah ditolak masuk dimanapun,” kata Farrel sembari tersenyum.Jawaban itu semakin membuat Sally penasaran. Apa Farrel menyuap petugas keamanan? Atau jangan-jangan dia lewat pintu belakang? Atau dia mengendap-endap saat petugas keamanan tengah lengah?Sampai saat ini, Sally tidak tahu kalau Farrel adalah pemilik Jinse Group. Tidak mungkin ada yang berani untuk melarangnya masuk. Lalu, Farrel menaruh sebuah kantung di mejanya. “Aku belikan kau makan malam. Makanlah dulu.”Sally terkejut. “Terima kasih.”Dia membuka kotak makanannya dan wangi masakannya pun memenuhi ruangannya. Dia tersentuh saat melihat makanan yang dibawa oleh Farrel, kare
Farrel kembali memilihkan Sally beberapa pakaian. Dia tahu Sally pasti akan menolaknya, tapi dia berusaha menjelaskan maksudnya itu.“Aku hanya membalas niat baikmu. Kau membelikan hadiah untuk Xander, jadi wajar saja, ‘kan. Tidak usah berpikir macam-macam.”“Tapi aku, kan tidak membelikan Xander hadiah untuk dapat imbalan darimu,” kata Sally.Dia membelikan Xander pakaian hanya karena pakaian itu terlihat bagus, setelah Farrel tidak jadi membayarnya, dia malah mencoba membelikan Sally pakaian sebagai gantinya.“Aku tahu. Aku hanya mencari alasan untuk membelanjakanmu sesuatu.”Sally bersungut. “Kau tidak harus seperti itu…”Terlebih lagi, pakaian yang dipilih adalah pakaian mahal! Harganya mencapai empat digit, yang mana jauh lebih mahal dibanding dengan yang dia belikan untuk Xander.Farrel mengabaikan Sally yang masih protes setelah dia memilihkan beberapa pakaian. Asisten toko memandang iri pada Sally dan tak henti-hentinya mengagumi sosok Farrel. Mereka meninggalkan toko se
Charlotte memang tipikal wanita yang tanpa banyak bicara, tapi langsung beraksi. Mengingat hal ini semakin runyam dan Ibu Jahn sudah tidak bisa lagi membantunya, dia akan turun tangan sendiri untuk memisahkan Sally dan Farrel.Dia tidak tahu yang terjadi pada Sally tahun itu, dan mungkin butuh waktu sebelum dia mengetahuinya. Dia merasa hanya buang-buang waktu jika dia hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa dan investigasinya selama ini akan sia-sia.Jadi, Charlotte menanyai asistennya mengenai situasi terkini dari Keluarga Sack. Sejak Keluarga Sack menjadi bagian dari investigasinya juga, asistennya dapat langsung memberikannya jawaban saat itu juga. “Nona, kelihatannya Keluarga Sack sedang mencoba untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kita. Mereka pernah berkunjung kesini, tapi ayah Nona tidak setuju untuk bertemu.”Charlotte memicingkan matanya. Baik keluarga Jacob dan Sack sangat membenci Sally dan mungkin mereka bisa memberikan jawaban mengenai Sally yang menghilang selam
Malam itu, setelah mengantar Sally pulang, Farrel berkendara kembali ke rumahnya.Sally sedang dalam suasana hati yang baik. Setelah mandi, dia melihat sekilas pakaian baru yang dibeli Farrel dan langsung mencobanya. Dia menolak untuk mencobanya di toko, jadi Farrel membeli apa yang dia pikir akan cocok untuknya.Ternyata pakaian itu sangat pas dengan tubuh Sally, seolah-olah itu memang dibuat khusus untuknya. Memperhatikan dirinya di cermin, Sally dipenuhi dengan kegembiraan, tanpa sadar pikirannya melayang kembali ke Farrel.Kemudian, ponselnya yang diletakkannya di atas meja berbunyi. Rupanya pesan dari Farrel.Aku sudah sampai rumah. Xander sangat menyukai hadiah darimu.Sally tersenyum saat membaca pesan itu.Aku senang Xander menyukainya. Ajak dia tidur lebih awal. Kau juga harus istirahat."Baiklah, selamat malam."Selamat malam, jawabnya dalam hati.Dia mematikan ponselnya, mengganti baju tidur, dan berbaring di tempat tidurnya siap untuk tidur. Apa yang terjadi hari i
Selene memberi beberapa masukan untuk proposal dan Sally kembali mengerjakan revisinya. Dia sudah menyelesaikannya sebelum dia meninggalkan kantor malam itu.Karena hari sudah malam, Sally mengirimkan pesan kepada Yale untuk bertanya apa bisa bertemu dengannya besok.Yale membalas pesannya dengan cepat. Oke, mari bertemu besok.Ada kebahagiaan di mata Sally. Dia berpikir sebentar. Alih-alih langsung pulang, dia pergi ke sebuah jalan yang banyak menjual barang antik. Beberapa malah tidak terlalu mahal. Dan jika dia beruntung, maka dia akan menemukan barang langka dengan harga terjangkau.Sally bermaksud membelikan Yale satu set perangkat teh karena dia merupakan rekan kerja yang sangat tulus, lagipula biayanya dapat diganti oleh perusahaan.Sally melihat-lihat untuk mencari perangkat teh yang dia sukai di jalanan yang sangat ramai itu.Dia akhirnya menemukan perangkat teh yang terlihat sangat kuno dengan lukisan bambu warna hitam. Sangatlah cantik. Dijelaskan bahwa itu berasal d