Springville adalah kota kecil yang tenang di pinggiran negara bagian Oregon. Dengan populasi yang hanya sekitar dua ribu jiwa, kota ini jarang sekali mengalami kejahatan besar. Penduduknya hidup dalam kedamaian dan saling mengenal satu sama lain. Namun, kedamaian itu hancur ketika serangkaian pembunuhan brutal mulai terjadi.
Pembunuhan terjadi pada malam yang dingin di bulan Oktober. Seorang remaja bernama Emily Parker ditemukan tewas di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Polisi setempat, yang dipimpin oleh Kepala Polisi Richard Bennett, segera tiba di lokasi kejadian. Namun, kasus ini berada di luar kemampuan mereka. Tubuh Emily ditemukan dalam kondisi yang sangat tidak wajar: tangan kanannya memegang sebuah potongan cermin yang telah pecah. Desas-desus dan ketakutan mulai menyebar di antara penduduk Springville. Kepala Polisi Bennett, yang belum pernah menangani kasus seperti ini, memutuskan untuk meminta bantuan dari luar. Panggilan darurat dikirimkan ke Departemen Kepolisian Negara Bagian Oregon, yang segera mengirimkan salah satu detektif terbaik mereka, Alex Moran. Alex Moran adalah seorang detektif berpengalaman dengan rekam jejak yang mengesankan. Dia telah berhasil memecahkan beberapa kasus besar yang sangat sulit, termasuk beberapa pembunuhan berantai yang paling terkenal di negara bagian. Ketika Alex tiba di Springville, dia langsung merasakan atmosfer ketegangan yang menyelimuti kota kecil itu. Kepala Polisi Bennett menyambut Alex di kantor polisi setempat. Mereka segera memulai pertemuan untuk membahas rincian kasus ini. “Selamat datang di Springville, Detektif Moran,” sapa Bennett dengan suara serius namun ramah. “Kami sangat membutuhkan bantuan Anda. Ini adalah kasus yang sangat tidak biasa bagi kami.” Alex mengangguk sambil menatap papan yang dipenuhi dengan foto-foto TKP dan catatan investigasi. “Terima kasih, Kepala Polisi Bennett. Saya sudah melihat laporan awal. Bisakah Anda memberi saya gambaran lebih detail tentang apa yang terjadi?” Bennett menarik napas dalam-dalam sebelum mulai menjelaskan. “Emily Parker ditemukan tewas di rumahnya sekitar pukul dua pagi. Tetangganya melaporkan mendengar suara pecahan kaca dan teriakan sekitar satu jam sebelumnya. Ketika polisi tiba, mereka menemukan Emily di ruang tamu dengan kondisi mengenaskan. Tubuhnya penuh luka, dan di tangannya, dia memegang potongan cermin yang telah pecah.” Alex memperhatikan setiap detail yang disampaikan Bennett. “Apakah ada tanda-tanda perlawanan atau masuk paksa?” “Tidak ada tanda-tanda masuk paksa. Pintu depan terkunci dari dalam, dan tidak ada jendela yang rusak. Sepertinya pelaku sudah berada di dalam rumah,” jawab Bennett. “Bagaimana dengan motif? Apakah ada sesuatu yang hilang dari rumah?” “Kami tidak menemukan tanda-tanda pencurian. Tidak ada yang hilang, dan tidak ada petunjuk yang jelas tentang motif pelaku. Itu yang membuat kasus ini begitu membingungkan.” Alex mengangguk pelan, merenungkan informasi tersebut. “Baiklah, mari kita mulai dari TKP. Saya ingin melihat langsung tempat kejadian dan berbicara dengan orang-orang yang mungkin tahu sesuatu.” Kepala Polisi Bennett mengantar Alex ke rumah Emily. Rumah itu terletak di ujung jalan yang sepi, dikelilingi oleh pepohonan lebat yang membuat suasana semakin mencekam. Polisi sudah memasang garis kuning di sekitar rumah untuk menjaga agar warga tidak mendekat. Saat Alex memasuki rumah, dia merasakan hawa dingin yang aneh. Ruang tamu tempat Emily ditemukan masih berantakan. Pecahan kaca tersebar di lantai, dan ada noda darah yang sudah mengering di karpet. Alex memperhatikan setiap detail dengan seksama, mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan oleh tim forensik lokal. Dia mendekati potongan cermin yang ditemukan di tangan Emily. “Apa yang bisa Anda ceritakan tentang cermin ini?” tanya Alex kepada teknisi forensik yang sedang bekerja. Teknisi itu, seorang wanita muda bernama Karen, menjawab dengan hati-hati. “Cermin ini tampaknya berasal dari kamar mandi di lantai atas. Kami menemukan bingkai yang sesuai di sana. Namun, kami belum menemukan sidik jari atau bukti lain yang signifikan di cermin ini.” Alex mengangguk dan terus memeriksa ruangan. Matanya tertuju pada dinding di seberang tempat Emily ditemukan. Ada sesuatu yang tampaknya tidak biasa: tulisan yang samar-samar terlihat di dinding, seperti jejak tangan yang berlumuran darah. “Apakah Anda melihat ini?” tanya Alex sambil menunjuk tulisan tersebut. Karen mendekat dan mengamati dengan seksama. “Ya, kami melihatnya. Tapi kami belum bisa memastikan apa artinya. Tulisan itu sangat kabur.” Alex mencatat temuan tersebut dan melanjutkan pemeriksaan ke kamar mandi di lantai atas. Di sana, dia menemukan bingkai cermin yang pecah, persis seperti yang dikatakan Karen. Namun, yang menarik perhatian Alex adalah sebuah kotak kecil yang tersembunyi di bawah wastafel. Kotak itu terkunci rapat, tetapi Alex berhasil membukanya dengan hati-hati. Di dalam kotak, Alex menemukan beberapa surat dan foto-foto lama. Foto-foto itu menunjukkan Emily bersama seorang pria yang tidak dikenal. Surat-suratnya berisi pesan-pesan pribadi yang tampaknya sangat penting bagi Emily. Alex membawa kotak itu ke bawah dan menunjukkan isinya kepada Kepala Polisi Bennett. “Kita perlu menyelidiki siapa pria ini dan apa hubungannya dengan Emily. Ini mungkin petunjuk yang kita butuhkan.” Bennett mengangguk setuju. “Kami akan mencari tahu lebih lanjut tentang pria ini dan latar belakang Emily. Terima kasih, Detektif Moran.” Dengan temuan awal ini, Alex mulai merasakan bahwa kasus ini lebih rumit daripada yang terlihat. Ada sesuatu yang lebih gelap dan tersembunyi di balik pembunuhan ini, dan dia bertekad untuk mengungkap kebenaran, apapun resikonya. *** Keesokan harinya, Alex Moran kembali ke kantor polisi Springville untuk memulai penyelidikan lebih lanjut. Dia dan Kepala Polisi Bennett memutuskan untuk memanggil beberapa saksi yang mungkin memiliki informasi penting tentang Emily Parker dan orang-orang di sekitarnya. Pertama, mereka memanggil tetangga terdekat Emily, Mrs. Carter, seorang wanita tua yang selalu waspada terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan tersebut. Mrs. Carter tampak cemas saat dia memasuki ruang wawancara. "Selamat pagi, Mrs. Carter. Terima kasih telah datang. Kami ingin bertanya beberapa pertanyaan tentang Emily Parker," kata Alex dengan ramah. "Ya, tentu saja, Detektif. Saya masih tidak percaya ini terjadi di sini," jawab Mrs. Carter dengan suara gemetar. "Apakah Anda sering melihat Emily? Bagaimana dia sebagai tetangga?" tanya Alex. "Oh, Emily gadis yang baik. Dia selalu sopan dan ramah. Dia baru saja lulus SMA dan berencana untuk kuliah tahun depan. Saya tidak pernah melihatnya terlibat dalam masalah apa pun," jawab Mrs. Carter. “Bagaimana dengan malam pembunuhan? Apakah Anda melihat atau mendengar sesuatu yang aneh?" lanjut Alex. Mrs. Carter mengangguk. "Malam itu saya mendengar suara pecahan kaca dan teriakan. Itu sangat mengejutkan saya. Saya segera menelepon 911, tetapi ketika saya keluar untuk melihat, saya tidak melihat siapa pun di sekitar." "Apakah Anda pernah melihat pria ini sebelumnya?" Alex menunjukkan salah satu foto pria yang ditemukan di kotak di rumah Emily. Mrs. Carter mengamati foto tersebut dengan seksama. "Ya, saya pernah melihatnya beberapa kali. Dia sering datang mengunjungi Emily. Saya tidak tahu namanya, tetapi mereka tampaknya sangat dekat." Alex mengangguk dan mencatat informasi tersebut. "Terima kasih, Mrs. Carter. Informasi Anda sangat membantu." Setelah Mrs. Carter, Alex dan Bennett memanggil beberapa teman sekolah Emily untuk mencari tahu lebih banyak tentang kehidupan pribadi dan hubungan sosialnya. Salah satu teman terdekat Emily, Sarah, memberikan informasi yang lebih rinci. "Emily pernah bercerita tentang pria itu. Namanya Daniel. Mereka bertemu di sebuah acara kampus beberapa bulan yang lalu. Emily sangat menyukainya, tetapi dia juga mengatakan bahwa Daniel memiliki sisi gelap yang membuatnya sedikit takut," kata Sarah. "Sisi gelap? Apa maksudmu?" tanya Alex dengan penasaran. “Emily bilang bahwa Daniel kadang-kadang sangat misterius dan tertutup. Dia tidak suka berbicara tentang masa lalunya, dan beberapa kali Emily merasa seperti dia sedang diawasi," jawab Sarah. Informasi ini membuat Alex semakin curiga. Dia memutuskan untuk menggali lebih dalam latar belakang Daniel. Dengan bantuan tim IT dari kepolisian negara bagian, Alex berhasil menemukan beberapa informasi tentang Daniel. Daniel Morgan adalah seorang mantan mahasiswa teknik komputer yang memiliki catatan akademik yang luar biasa. Namun, dua tahun lalu, dia tiba-tiba berhenti dari kuliahnya dan menghilang dari radar. Tidak ada catatan pekerjaan atau aktivitas apapun sejak saat itu. Sementara itu, Alex juga menemukan bahwa Daniel terlibat dalam sebuah proyek rahasia di kampusnya, yang disponsori oleh sebuah perusahaan teknologi besar. Proyek tersebut berkaitan dengan pengembangan teknologi pengawasan canggih. Alex memutuskan untuk mengunjungi kampus tempat Daniel dulu kuliah dan berbicara dengan beberapa profesor yang mungkin tahu lebih banyak tentang proyek tersebut. Salah satu profesor, Dr. Harris, memberikan beberapa wawasan berharga. “Proyek itu sangat rahasia dan hanya beberapa orang yang tahu detailnya. Daniel adalah salah satu mahasiswa terbaik saya, dan dia memainkan peran penting dalam proyek tersebut. Namun, tiba-tiba dia memutuskan untuk berhenti dan pergi begitu saja. Itu sangat aneh," kata Dr. Harris. “Apakah Anda tahu apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia berhenti?" tanya Alex. “Saya tidak tahu pasti. Ada rumor bahwa proyek tersebut melibatkan sesuatu yang tidak etis atau mungkin ilegal. Tetapi saya tidak memiliki bukti konkret," jawab Dr. Harris dengan hati-hati. Dengan informasi ini, Alex mulai melihat gambaran yang lebih besar. Ada sesuatu yang sangat mencurigakan tentang proyek tersebut dan kaitannya dengan Daniel serta pembunuhan Emily. Dia merasa bahwa dia semakin mendekati kebenaran. Kembali ke Springville, Alex melaporkan temuannya kepada Kepala Polisi Bennett. Mereka memutuskan untuk mencari dan membawa Daniel untuk diinterogasi. Dengan bantuan beberapa agen dari Departemen Kepolisian Negara Bagian, Alex dan timnya mulai melacak Daniel. Pencarian mereka membawa mereka ke sebuah kabin tua di pinggiran hutan, tempat di mana Daniel diduga bersembunyi. Ketika mereka tiba di lokasi, mereka menemukan kabin tersebut dalam kondisi sepi dan terbengkalai. Namun, di dalamnya, mereka menemukan lebih banyak petunjuk yang mengarah pada konspirasi yang lebih besar. Di salah satu ruangan kabin, Alex menemukan beberapa dokumen yang berkaitan dengan proyek rahasia tersebut, termasuk beberapa catatan pribadi Daniel yang mencatat kekhawatirannya tentang etika proyek itu. Alex juga menemukan bukti bahwa Daniel telah diawasi oleh seseorang selama beberapa waktu. Dengan semakin banyaknya bukti, Alex menyadari bahwa Daniel mungkin tidak bersalah dan justru menjadi korban dari sesuatu yang lebih besar. Dia harus menemukan Daniel sebelum terlambat dan memastikan bahwa kebenaran yang sebenarnya terungkapSaat Alex memeriksa dokumen-dokumen yang ditemukan di kabin, dia menyadari bahwa beberapa di antaranya berisi catatan rinci tentang teknologi pengawasan canggih yang dikembangkan dalam proyek rahasia tersebut. Catatan ini menunjukkan bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan untuk memanipulasi dan mengendalikan orang, yang menjelaskan kekhawatiran Daniel tentang etika proyek ini.Dalam salah satu catatan pribadi Daniel, Alex menemukan tulisan tangan yang penuh kekhawatiran: "Mereka mengawasi setiap gerakanku. Proyek ini lebih dari sekadar teknologi. Ini tentang kekuasaan dan kontrol. Aku harus menghentikan mereka sebelum semuanya terlambat."Alex membawa semua dokumen ini kembali ke kantor polisi untuk dianalisis lebih lanjut. Sementara itu, Kepala Polisi Bennett mengatur patroli untuk mencari keberadaan Daniel di sekitar Springville. Mereka juga memeriksa catatan telepon dan komunikasi lain yang mungkin memberikan petunjuk tentang keberadaannya.Di kantor polisi, Alex bertemu deng
Malam itu, Alex Moran kembali ke kantor polisi dengan pikiran yang penuh. Keberhasilan menangkap Marcus Lang hanya permulaan; konspirasi di balik proyek rahasia ini masih belum sepenuhnya terungkap. Langkah berikutnya adalah menggali lebih dalam komunikasi dan data yang ditemukan di gudang. Di ruang IT, layar komputer berkilauan dengan barisan kode dan data yang diakses oleh tim IT. Alex bergabung dengan mereka, mencari petunjuk yang dapat menghubungkan Marcus Lang dengan konspirasi yang lebih besar. "Detektif Moran, kami menemukan sesuatu," kata salah satu teknisi IT, seorang pria muda bernama Jake. "Ada serangkaian email terenkripsi yang baru saja kami dekripsi. Email ini menunjukkan komunikasi antara Marcus Lang dan beberapa eksekutif di TechX Corporation serta beberapa pejabat pemerintah." Alex memeriksa email-email tersebut dengan seksama. Salah satu email dari Lang berbunyi, "Proyek ini harus tetap dirahasiakan. Kita tidak bisa membiarkan siapa pun, termasuk Daniel, mengungka
Alex merasa tekanan semakin meningkat. Setiap langkah yang diambil membawa mereka lebih dekat ke kebenaran, tetapi juga meningkatkan bahaya yang mengintai. Dengan bukti baru yang ditemukan dari dokumen-dokumen milik Emily, Alex dan Bennett memutuskan untuk memfokuskan penyelidikan mereka pada William Roth dan jaringannya. Keesokan harinya, Alex kembali ke kantor polisi dengan pikiran yang penuh strategi. Mereka memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut kehidupan pribadi dan profesional Roth. Mereka menemukan bahwa Roth memiliki beberapa properti di seluruh negeri dan sering melakukan perjalanan ke luar negeri, terutama ke lokasi-lokasi yang terkenal sebagai pusat teknologi dan bisnis. Tim IT berhasil meretas salah satu server pribadi Roth dan menemukan email-email yang menghubungkannya dengan beberapa eksekutif tinggi di perusahaan teknologi lainnya serta pejabat pemerintah di berbagai negara. Email-email tersebut mengungkapkan skema global yang jauh lebih luas daripada yang mereka ba