Home / Horor / Bayangan Dalam Pandang / Look For The Head #3

Share

Look For The Head #3

Author: Louisa Reign
last update Last Updated: 2023-05-04 04:16:36

"Alat tulis... Ponsel... Cermin...”

Aku bergumam kecil, memastikan barang-barang yang biasa ada di dalam tasku sudah hadir di dalam sana.

“Oh! Kacamata dari Satoru-san! ... M-maksudku Satoru...”, ujarku sambil memasukkan benda pemberian pria itu ke dalam tas.

...

Semuanya yang harus kubawa sudah masuk ke dalam tas.

Hari ini adalah waktunya HCO dan Shiroyama-san melakukan investigasi di Shinagawa.

Yup, untuk mencari bagian kepala korban kasus mutilasi itu.

...

Normalnya, mengetahui fakta bahwa aku akan mencari potongan kepala manusia, aku akan merasa ngeri. Kemarin juga, ketika Shiroyama-san menunjukkan rekaman CCTV di rumah pelaku, aku masih merasakan kengerian itu.

“Hari ini aku sama sekali tidak takut atau ngeri...”, gumamku.

Aku menoleh ke arah cermin, memperhatikan pantulan bayangan diriku. Pandanganku langsung tertuju pada sepasang anting yang kini bertengger di kedua telingaku.

“Apakah ini karena efek anting dari Satoru? Hebat... Mungkin mulai sekarang aku bisa menjadi asisten y
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #4

    "Bukan manusia? Jadi benar-benar ada keterlibatan hantu dalam kasus kita?", tanya Shiroyama-san dengan sebelah alisnya terlihat naik.Satoru menghela napas panjang, kemudian menjawab, "Bukan. Mungkin apa yang akan kita hadapi nanti lebih parah dari hantu. Hantu adalah roh manusia yang masih bergentayangan di alam manusia. Energi mereka sangat kecil, sehingga gangguan terparah yang bisa mereka lakukan hanya membuat bunyi-bunyian aneh atau menampakkan diri. Sesuatu yang mampu menghilangkan atau memindahkan benda adalah makhluk yang jauh lebih kuat. Sayangnya, kita masih belum tahu pasti jenis makhluk supranatural apa yang bertingkah di sini.".“Yang terburuk kita akan berhadapan dengan apa?”, tanya Shiroyama-san lagi,"Shadow, atau sebutan yang lebih sering didengar orang awam adalah demon. Terakhir kali HCO berhadapan dengan shadow, kami berdua mengalami luka-luka. Bahkan asisten saya nyaris terbunuh akibat dicekik.""... Kedengarannya sangat berbahaya... Saya akan mengingat kata-kata

    Last Updated : 2023-05-07
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #5

    Sebuah pohon oak yang sangat besar memamerkan kemegahannya pada setiap orang yang melihat. Rindangnya begitu memayungi dan memanjakan siapapun yang duduk di bawahnya. Saat ini pun aku merasa bagai ditimang-timang oleh kesejukan yang dihadirkan oleh pohon ini.“... Aku mengantuk... Sampai kapan aku harus di sini...?”, batinku.Sudah dua puluh menit aku duduk seorang diri di sebuah ayunan yang digantung pada salah satu dahan pohon tersebut. Diterpa angin sepoi-sepoi dan rindangnya pohon ini, tentu saja lama-lama aku mengantuk....Hm? Apa? Bukannya bekerja, malah duduk-duduk santai di bawah pohon? B-bukan! Aku bukan bersantai, ini masih bagian dari pencarian kami kok! Sungguh!E-ehem! Biar kuceritakan kepada kalian. Sekitar empat puluh lima menit yang lalu, petugas keamanan mengantarkan kami ke lokasi di mana gumpalan hitam tiba-tiba muncul. Yup, tempat yang terlihat di rekaman CCTV sebelumnya. Rupanya, tempat itu tidak terlalu jauh dari pos keamanan. Kami hanya perlu berjalan sejauh 10

    Last Updated : 2023-05-11
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #6

    BRUK!Sontak aku menoleh usai mendengar suara seperti benda yang terjatuh. Kedua netraku menangkap objek sebesar buah semangka. Bentuknya bulat, namun tak sempurna karena terdapat lekungan-lekungan pada beberapa sisi. Awalnya aku mengira bahwa benda itu adalah batu, akibat warnanya yang abu-abu....Sudah dua puluh lima menit aku berada di bawah pohon oak dan aku sudah hafal dengan apa yang ada di sekelilingku. Aku dapat berkata dengan mantap bahwa sebelum aku mendengar suara benda terjatuh, batu tersebut tidak ada pada tempatnya.“Apakah yang barusan jatuh adalah batu ini?”, batinku.Aku mencondongkan badanku, berniat memeriksa batu tersebut dengan lebih dekat.“Mau dilihat dari mana pun... Ini sih batu... - Eh? Barusan... Batunya bergerak?”Aku memicingkan kedua mataku, tak yakin dengan apa yang barusan kulihat....Batu tidak mungkin bergerak kan?...Tidak! Dia memang bergerak! Benda ini bukan batu! Itu ada kakinya!Dengan mata kepala sendiri, aku menyaksikan batu itu bergerak. Di

    Last Updated : 2023-05-16
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #7

    Aku dan Satoru sampai di Cielo, sebuah restoran Mexico di Higashi Shinagawa. Aroma semerbak makanan Mexico segera menerobos masuk ke rongga hidung kami. Wangi makanan yang dimasak oleh Restoran Cielo begitu menggugah, seakan memberikan informasi bahwa makanan di sana sangat nikmat. Kami pun tak ragu untuk menempati salah satu meja di pojok, kemudian memesan makanan."Ini tempat yang bagus. Apa kamu pernah datang kemari?", tanya Satoru, setelah pelayan meninggalkan meja kami."Belum pernah. Aku mencari tempat ini hanya dari internet. Semoga makanannya seenak yang dikatakan orang.", balasku sambil tersenyum lebar.Aku membiarkan punggungku beristirahat pada kursi dan menolehkan pandang keluar jendela. Ketika itu, aku baru sadar bahwa hujan menjadi semakin lebat. Angin kencang juga turut serta dengan kilat yang sesekali datang menghampiri."Uwah... Hujan badai…", celetukku.Aku tidak begitu suka setiap ada hujan badai. Pemandangan itu selalu membawaku kepada kenangan pahit yang tidak aka

    Last Updated : 2023-05-21
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #8

    Byur!Aku merendam badanku dalam air hangat dan menyandarkan kepala pada sudut bak mandi."Ha… Berendam dalam air hangat habis beraktivitas seharian memang paling menyenangkan..."Rasa lelahku seperti melebur dalam kenyamanan yang diciptakan oleh air dengan suhu yang pas. Kini tubuhku bak menjadi uap yang melayang-layang ringan tanpa beban.“Hyuh... Hari ini adalah hari yang sangat panjang... Aku sangat membutuhkan ini... Saatnya santai dan relaksasi...”...Aku mengatakan begitu, tapi aslinya kepalaku tidak bisa berhenti berpikir. Keping-keping ingatan berisi rentetan kejadian hari ini terus-terusan berputar. Mulai dari awal aku berangkat ke Shinagawa hingga ditutup dengan Satoru yang memeluk… Aaaaa!!Buru-buru kubasuh wajahku agar bayangan adegan itu menghilang!Astaga... Mukaku panas… Tapi aku tahu ini bukan gara-gara airnya. Gawat… Miki, tanamkan dalam benakmu bahwa Satoru tidak seperti laki-laki pada umumnya! Jangan berpikir bahwa dia memiliki perasaan romantis terhadap dirimu! J

    Last Updated : 2023-05-28
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #9

    Pada ujung pembicaraan dengan Shiroyama-san di telepon, kami menyempatkan diri untuk membagi tugas agar lukisan karya murid Caleo dapat segera ditemukan. Memang Shiroyama-san mengatakan akan mencari bersama tim polisi, tetapi pria itu adalah klien HCO. Tidak elok rasanya jika HCO tidak ikut ambil bagian. Aku pun bertanya kepadanya, kira-kira apa yang dapat dibantu oleh HCO. Shiroyama-san menjelaskan, lukisan tersebut merupakan salah satu lukisan yang hilang akibat penjarahan. Untuk mencarinya tim polisi dan Shiroyama-san dapat meruntut jejaknya melalui rekaman CCTV dari area rumah Caleo. Namun masalahnya, Caleo memiliki kebiasaan untuk menyimpan lukisan-lukisan dalam ruang lukis dengan kondisi terbungkus plastik hitam. Katanya, agar lukisan-lukisan itu tidak terciprat cat yang ia gunakan ketika melukis di sana. Itu segera menjadi batu sandungan utama karena mau tak mau, pencarian harus dilakukan dengan cara menelik jejak setiap lukisan yang dibawa keluar oleh p

    Last Updated : 2023-06-03
  • Bayangan Dalam Pandang   Look For The Head #10

    “WA!”, pekikku kaget. Saking kagetnya, tubuhku sampai tersentak dan tak sengaja membuat kursi dudukku terdorong ke belakang lalu oleng. Beruntung Satoru dan Shiroyama-san dengan sigap menahannya, kalau tidak aku mungkin sudah jatuh.“Kenapa tiba-tiba kaget begitu?”, tanya Shiroyama-san dengan ekspresi kebingungan. Ekspresi serupa juga terpatri dengan jelas pada setiap wajah yang berada di dalam ruangan itu, tak terkecuali Satoru. Bedanya bosku itu sepertinya sudah memiliki tebakan tersendiri di balik benaknya. Nyatanya dia bertanya kepadaku, “Apakah kamu mendengar suara?”.Aku mengangguk, lantas menceritakan pada Satoru, “Sejak video ke-46 diputar, samar-samar aku mendengar suara yang aneh. Tanpa banyak berpikir aku pun mencoba mengikuti suara itu. Kemudian aku mulai merasakan ada yang aneh dengan diriku. Jantungku melonjak-lonjak seperti anak kecil yang kegirangan habis mendapatkan mainan baru. Meski begitu aku tetap mencoba untuk terus mengarungi suara itu. Tidak lama, suara yang aw

    Last Updated : 2023-06-11
  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #11

    ‘Gelap’ adalah salah satu kata yang muncul di dalam benakku untuk menggamparkan panorama yang tersuguh di depan mata. Padahal saat ini masih pukul satu di siang hari, tetapi tempat ini jelas-jelas menyuguhkan suasana malam. Bukan matahari yang berada di puncak kepala, melainkan bulan sabit berwarna kehijauan. Ditambah dengan kemunculan kabut yang menjadi semakin tebal dalam setiap pijakan kaki. Hal ini membuat aku, Satoru, Yuma-san, Shiroyama-san dan beberapa orang dari kepolisian semakin kesulitan menerobos hutan belantara misterius ini.Selain gelap dan berkabut tebal, hutan ini juga dipenuhi dengan air yang setinggi lutut orang dewasa. Apakah kalian membayangkan air bening yang biasa mengalir di sungai-sungai? Sayangnya, ini tidak seperti itu. Air yang menutupi kaki kami saat ini adalah air berwarna hitam dengan aroma yang tidak sedap. Kami seperti sedang menyusuri got penuh limbah, tetapi dengan pemandangan hutan angker yang penuh dengan suara desisan mengerikan

    Last Updated : 2023-06-18

Latest chapter

  • Bayangan Dalam Pandang   Aku Juga Siap

    Langit-langit polos yang begitu familiar. Pemandangan yang selalu menyambutku setiap kali terbangun dari tidur. Bersama itu, seberkas cahaya matahari akan mencoba menerobos masuk melalui celah yang terdapat pada tirai, demi menerangi setiap sudut ruanganku.Aku mengedipkan mata beberapa kali secara perlahan, memberikan kesempatan bagi netraku untuk menyesuaikan diri.“Ponselku di mana ya...?”Aku meregangkan badanku sebentar, kemudian bangkit dan meraih ponsel yang ada di samping bantal.Tuk, tuk, tuk. Aku mencoba menyalakan ponsel dengan mengetuk lembut layarnya dengan jari telunjuk. Namun, ponselku tetap saja bergeming. Layar hitamnya tidak kunjung memproyeksikan tampilan yang lain.“Aduh... Baterainya mati. Aku lupa lagi untuk mengisi dayanya.”Aku pun bergerak untuk menyambungkan ponselku dengan kabel charger. Sambil menunggu daya ponselku terisi, aku melirik ke arah jam dinding.“Masih jam empat pagi... Berarti aku bisa tidur lagi, tapi... kenapa rasanya ada yang tidak beres? Sep

  • Bayangan Dalam Pandang   Satoru's Request

    “Uh... ada apa...?” tanyaku ketika melihat reaksi Satoru dan Paman Yuma. “Mengapa ekspresi kalian seperti itu?” Satoru diam sebentar, kemudian menjawab, “Tidak. Tidak ada apa-apa.” Paman Yuma di sisi lain, hanya tertawa dan berkata, “Takdir memang bekerja secara misterius, Toru.” Aku yang tanpa ide di tengah-tengah mereka berdua, sekadar bisa bertanya-tanya dalam benak, “Apa yang mereka bicarakan?” Aku melirik kepada amplop merah yang aku genggam. Jelas, benda tersebut merupakan sumber masalahnya. Apakah seharusnya aku tidak menerima surat undangan ini? “Jika boleh tahu, undangan apa ini?” Satoru menatapku seperti orang ganar. Pria itu lantas menarik napas dalam dan menjawab, “Undangan untuk menghadiri acara hari jadi Serikat Spiritualis Dunia.” “EH!? Serikat Spiritualis Dunia!? Buat apa mengundang amatiran sepertiku!?” “Memangnya kamu tahu organisasi apa itu?” Satoru bertanya balik. “Tidak, tapi dari namanya kedengaran penting.” “Yah... tidak salah,” bala

  • Bayangan Dalam Pandang   Two Invitations

    Dalam satu malam, kondisi tubuhku membaik dengan sangat pesat sampai dokter mengatakan bahwa aku sudah bisa keluar rumah sakit. Ditambah dengan penglihatanku yang sudah hampir pulih seutuhnya, aku pun memilih untuk tidak berlama-lama di sana. Sejak beberapa saat yang lalu, aku sudah bersiap untuk pulang. Di tengah persiapan itu, ponselku bergetar singkat, tanda seseorang mengirimkan pesan kepadaku.[Satoru, Shiroyama-san memberi kabar gila hari ini! Gawat! Ketika kita bertemu, kamu harus mendengarnya!]Brrrrrrrt! Ponselku bergetar lagi, sebab Miki mengirimkan pesan lanjutan.[Tapi sebelumnya, aku perlu pergi ke makam terlebih dahulu. Hanya sebentar saja kok! Setelah itu, aku akan segera meluncur ke rumah sakit!]...Benar juga. Aku lupa memberi tahu Miki kalau aku akan pulang.[Aku sudah berkemas untuk keluar rumah sakit. Jika kamu ingin bertemu denganku, langsung saja ke kantor.]Brrrrrrrt![EH!? Kamu sudah diperbolehkan keluar rumah sakit!? Usai dua hari kamu ti

  • Bayangan Dalam Pandang   Unexpected Invitation

    “Hah...” aku melepas napas panjang sambil mengupas buah apel yang kubeli tadi pagi. Bukan untukku, tapi untuk pria yang sedang tertidur pulas di atas ranjang rumah sakit. Kalian bertanya siapa pria itu? Oh, kalian pasti tahu... Pria itu adalah orang sinting yang berhasil memenangkan permainan petak umpet dengan shadow. Tak lain dan tak bukan, Hongo Satoru.Ya, kami semua—aku, Satoru, Yuma-san, Shiroyama-san, dan tiga polisi—berhasil keluar dari dimensi shadow dengan selamat. Lebih dari itu, kami—atau lebih tepatnya Satoru—berhasil membawa pulang bagian kepala yang selama ini dicari-cari oleh semua orang.Mukjizat... bisakah aku bisa menyebutnya seperti itu? Entahlah... Satoru sudah mempersiapkan alat-alat yang dia bawa sebelum berangkat ke rumah terbengkalai. Dia bisa saja sudah memiliki suatu rencana, yang lagi-lagi, tidak dia bagikan kepadaku maupun Yuma-san....Kurasa dia tidak akan membagikan idenya. Jika tahu endingnya akan seperti ini, aku jelas tidak akan se

  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #16

    “... Ayo mulai, Shadow! Hitung sampai sepuluh!”, seruku.Shadow menyeringai, dan dengan penuh semangat, dia mulai berhitung. Aku pun tak buang-buang waktu, segera memasukkan tangan ke saku jas, mengeluarkan sebuah cermin bundar seukuran telapak tangan, dengan empat buah batu kaca tertanam pada bingkainya. Tentunya bukan cermin biasa, melainkan alat supranatural yang dapat digunakan untuk memindahkan tubuh penggunanya ke suatu tempat.Aku memejamkan mata, lalu memusatkan konsentrasi untuk membentuk sebuah visual dalam pikiran, mengenai satu bagian di dimensi ini yang sempat kulewati. Setelah visual terbentuk, aku mengalirkan energi ke dalam salah satu batu pada cermin itu, sehingga sebuah gambar yang aku pikirkan muncul pada cermin. Selanjutnya, aku hanya perlu menjentikkan jari agar tubuhku dapat berpindah seutuhnya.CTIK!...Sunyi.Suara shadow yang tidak mengenakkan di telinga itu sudah tak lagi terdengar.Aku kembali membuka mata, mendapat area di sekelilingku

  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #15

    “Dengan seluruh elemen dan energi abadi Sang Pencipta itu sendiri, gunakanlah itu untuk meruntuhkan barrier yang melingkupi shadow yang ingin melukai kami. Nama shadow itu-” KRAK! Sebuah pola yang membentuk jaring laba-laba telah muncul pada kubah pelindung, mulai dari bagian barat, melebar hingga separuh bagian kubah. Munculnya pola tersebut disertai dengan suara “Krak!”, bak tembikar yang meretak dindingnya. “A-apakah ini ilusi juga?” tanya Miki. Aku hanya bungkam ketika mendengar pertanyaan itu. Sekedar menoleh pun tidak, demi menyembunyikan senyum kecut yang terbit pada bibirku. “Aku tahu shadow ini adalah shadow yang kuat dan berumur sangat tua. Aku pun sudah memprediksikan, dari antara shadow-shadow yang pernah kuhadapi, shadow ini mungkin memiliki kekuatan yang paling dekat dengan kekuatan Ouroboros. Namun tetap saja, melihatnya merusak dinding kubah pelindung terkuat, membuat bulu di sekujur tubuh berdiri.”, gumamku dalam hati. Shadow itu, seakan menyadari bahwa aku sedik

  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #14

    KRAK!Shadow itu memperkuat lilitan, sehingga retakan pada dinding kubah pelindung tak dapat terelakkan. Semua orang yang berada di dalam kubah, bahkan Yuma-san dan Satoru pun menjadi tegang dan mengeraskan rahang. Aku sendiri sampai memejamkan mata, bersiap dengan kemungkinan terburuk yang akan menimpa kami semua. Akan tetapi, shadow itu tertawa dan berkata, “Aku bercanda!”“B-bercanda?”, batinku seraya membuka perlahan kedua mataku.Makhluk supranatural yang melilit kubah kami itu tertawa terbahak-bahak, lantas kembali melontarkan beberapa kalimat, “Aku baru saja mengatakan bahwa kalian patut diapresiasi! Bentuk apresiasi kami, makhluk yang kalian sebut shadow, adalah dengan membuat yang diapresiasi untuk merasakan emosi yang paling sulit kami alami. Dengan kata lain, membuat mereka ketakutan! Hahaha!”“Namun dalam bahasa manusia, sepertinya tidak begitu. Apa yang aku lakukan barusan, tidak terhitung dalam bentuk apresiasi. Jika aku tidak salah, aku harus berlaku ‘baik’ terhadap kal

  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #13

    Kami melintasi jalan berair dengan penuh kehati-hatian. Sebab, jalur yang awalnya hanya dipenuhi air hitam dan rambut panjang, kini juga diisi oleh tubuh buaya dengan jumlah yang tak terhitung. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari yang sebesar bus hingga buaya dengan ukuran yang dapat kita temui di alam manusia.Kami dapat dengan mudah menghindari buaya dengan ukuran masif, tentu karena tubuhnya yang tidak dapat disembunyikan oleh air yang setinggi pinggang. Justru buaya-buaya yang lebih kecil lah yang membuat kami was-was. Tubuh mereka cukup ‘kecil’, membuat mereka dapat diselimuti air hitam dengan sempurna. Kami jadi tidak tahu apakah tubuh yang ada di bawah sana benar-benar sudah mati, atau belum. Maka ketika kaki kami tidak sengaja bertabrakan dengan moncong mereka, jantung rasanya hampir keluar dari badan.“Toru, apakah mungkin jika mereka adalah hewan biasa yang diambil dari alam manusia?” tanya Yuma-san dari barisan paling belakang.Pertanyaan yang dilontarkan Yuma-san sontak m

  • Bayangan Dalam Pandang   Look for The Head #12

    “... Tempat ini benar-benar persis dengan penglihatan yang saya dapatkan ketika menggunakan POD.”, ujar Satoru dengan nada yakin. Pria itu menggunakan pilihan kata yang sopan, menandakan bahwa kalimatnya itu dialamatkan kepada Shiroyama-san. Sang detektif pun langsung paham apa maksud Satoru berkata demikian dan menimpali, “Jika benar seperti itu, apakah saya dapat mengambil kesimpulan bahwa saya akan segera bertemu dengan buah yang saya nanti-nantikan?”.Tentu saja orang selain aku, Satoru dan Shiroyama-sanakan memasang raut wajah bingung karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Maka seperti biasa, Satoru memintaku untuk memberi penjelasan secara singkat kepada mereka yang tidak paham.“Sebelumnya kami menggunakan alat bernama pendant of the deaduntuk mencari tahu di mana keberadaan bagian kepala korban yang hilang. Saat itu informasi yang didapat adalah bagian kepala korban berada di suatu tempat di Higashi Shinagawa,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status