Share

Salah Paham

Author: Rini Ermaya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Karena rinduku tak cukup jika hanya diucapkan, tapi ingin dihadiahkan pertemuan juga ~Rini Ermaya

***

"Mas Juna?" Sasya terbelalak saat melihat sang pujaan hati sedang duduk di sofa sembari berbincang dengan seorang wanita yang memakai pakaian seragam butik. 

Siapa dia? Apa Arjuna mengenalnya sehingga mereka terlihat begitu akrab? Batin Sasya meronta sehingga gadis itu nekat menghampiri mereka.

"Eh, udah selesai?" tanya Arjuna tanpa melepaskan genggaman tangan di jemari Arum.

"Sudah, Mas. Ownernya ngasih aku model gaun terbaru. Padahal mau launching bulan depan," jawab Sasya sambil melirik sinis ke arah Arum.

"Oh, syukurlah. Jadi bisa pulang sekarang," kata Arjuna santai sembari berdiri.

"Kamu siapa?" tanya Sasya seraya menatap Arum dengan sengit. Panas di hatinya semakin membara setelah melihat perlakuan Arjuna kepada wanita itu.

"Arum," ucap gadis itu memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan. 

Sasya sen

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bawang Merah Bawang Putih   Entahlah

    Setelah pertemuan kemarin, esoknya Arjuna kembali menemui Arum di butik saat makan siang. Inilah kesempatannya untuk menjelaskan kesalah pahaman yang dibuat oleh Sasya."Arum ada?" Arjuna bertanya saat memasuki butik dan tak mendapati sang pujaan hati di sana."Di gudang," jawab salah seorang karyawan."Bisa panggilkan?"Dalam sekejap, si pelayan butik bergegas ke belakang dan memanggil Arum. Sementara itu, Arjuna menunggu di sofa dengan hati berdebar."Mas."Arjuna mengangkat wajah saat melihat sang pujaan hati berdiri di hadapannya. Mata laki-laki itu berbinar dan langsung meraih jemari Arum kemudian menggenggamnya erat."Rum, aku ....""Mas ngapain ke sini?""Aku mau bicara. Berdua," pinta Arjuna sembari menatap sang kekasih dengan lekat.Arum menatap sekeliling di mana beberapa karyawan butik sedang memperhatikan mereka, lalu berkata, "Tapi aku izin dulu ya, Mas. Tapi bisanya cuma sebentar. Selesai jam m

  • Bawang Merah Bawang Putih   Maaf

    Arjuna menatap lekat wajah cantik itu dengan perasaan bersalah. Rasanya dia tak tega hendak menyampaikan maksud, karena Arum pasti akan kecewa.Hampir tiga bulan ini Arjuna berusaha untuk merebut kembali hati Arum dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengunjungi butik setiap makan siang.Mereka akan menghabiskan waktu dengan berbagi cerita sembari makan siang di sekitaran lokasi butik. Setelahnya, Arjuna akan kembali ke kantor dan menghubungi Arum di malam hari saat pulang bekerja."Aku mau minta maaf atas apa yang pernah aku lakuin sama kamu dulu," katanya dengan tulus. Merusak masa depan seorang gadis sekalipun dengan alasan cinta tetap saja tak dibenarkan.Arum tertunduk sembari menatik tangan. Hatinya bisa goyah jika Arjuna merhayu kembali, sementara dia sudah ingin membuka hati untuk Erlangga."Ya, Mas.""Aku juga mau bilang kalau selama ini belum bisa jemput kamu karena papa gak kasih izin." Arjuna menatap wajah

  • Bawang Merah Bawang Putih   Tak Bisa Menerima

    Suasana di gudang menjadi riuh ketika pemilik butik masuk bersama dua orang karyawan laki-laki baru. Arum bersama tiga orang yang lain segera menyambut mereka dan mendengarkan pengarahan."Mulai hari ini, kalian semua pindah ke bagian depan, biar para laki-laki yang menjaga gudang," jelas pemilik butik yang langsung disambut antusias oleh Arum dan teman-temannya."Baik, Bu," jawab mereka serentak."Untuk sortir tetap kalian yang bantu karena yang laki-laki biasanya kurang paham. Jadi nanti saya akan memindahkan barang yang belum disortir ke ruangan sebelah. Jadi di sini khusus untuk barang yang sudah siap di display," jelas si pemilik butik lagi.Semua orang mendengarkan pengarahan dengan serius. Setelah selesai, pemilik butik meminta karyawan wanita untuk membereskan barang-barangnya dan pindah ke ruangan sebelah, di mana pakaian yang baru datang dari tempat produksi menumpuk untuk disortir kembali."Ini apa?" tanya pemilik butik

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pulang

    Hari berganti dan waktu pun terus berjalan. Setiap detiknya berpacu dengan kehidupan. Begitu pula dengan roda kehidupan yang terus berputar.Arum yang tadinya menjadi asisten, kini memegang toko sendiri. Kejujuran dan kerja kerasnya selama ini, membuat pemilik butik memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola cabang baru.Lima tahun berjalan dengan cepat tanpa terasa. Arum begitu menikmati pekerjaannya yang kini mulai menghasilkan. Pemilik butik memberikannya modal untuk mengembangkan usaha, dengan catatan dia tak akan pergi karena desainnya begitu digemari.Kini, sebuah mobil sederhana menjadi teman Arum setiap berangkat kerja sekalipun dia masih tinggal di butik untuk menghemat biaya sewa. Rasa syukur tak hentinya dia ucapkan karena telah dipertemukan dengan begitu banyak orang baik, setelah badai menerpa.Arum, di usia yang masih muda ditempa menjadi sosok wanita kuat dan tangguh demi kehidupan yang lebih baik. Dia terlihat dewasa deng

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pernikahan

    "Saya terima nikahnya Arum Kinasih binti Darman Prabowo dengan mas kawin sebuah cincin emas dibayar tunai!""Sah?""Sah!"Alhamdulillah. Baarakallaahu laka, wa baarakallahu 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir.Doa untuk kedua mempelai dibacakan. Semua orang mengangkat tangan dan mendengarkan dengan khusyu'. Juga mengaminkan agar mereka berdua mendapat limpahan berkah, rumah tangga aman tentram, langgeng hingga kelak maut yang memisahkan, dan berkumpul kembali di surga.Arya, suamimya Ayu menepuk bahu Arjuna, setelah iparnya itu mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Hanya dalam sekali ucap dan tarikan napas, lelaki itu melakukannya.Ajuna sudah berlatih seminggu ini, mengahafal sebaris kalimat yang pendek tapi sangat menengangkan sewaktu diucapkan. Syukurlah, ketika tiba saatnya, dia dapat mengucapkannya dengan fasih. Padahal dulu dia pernah melakukan ini saat menikah dengan Sasya, tapi tetap saja gugup.Sementara itu,

  • Bawang Merah Bawang Putih   Awal Bermula

    Pukul tiga pagi, suara kentongan besi di pos jaga yang biasanya digunakan untuk membangunkan warga, menggema dan bersahut-sahutan seantero kampung."Banjir, banjir! Air sungai meluap."Sebagian penduduk desa yang mendengar teriakan itu, BERLARI keluar rumah dan berusaha menyelamatkan diri. Sebagian lagi, ada yang masih terlelap dan bergelung di balik selimut."Pak! Pak, bangun!" Retno mengguncang tubuh suaminya yang masih terlelap."Ada apa, Bu?" Darman menggeliat malas dan enggan membuka mata."Banjir. Cepat, Pak! Kemasi barang-barang kita. Ibu mau bangunkan Arum.""Astagfirullah."Mereka mengemasi barang-barang yang layak dibawa. Curah hujan memang deras tahun ini, ditambah dengan penebangan hutan untuk pembangunan perumahan di daerah sekitar kampung, membuat air sungai meluap karena tanah tak mampu meresap air.Para pengembang dan pemegang proyek sudah diingatkan untuk membuat saluran air kotor yang benar namun beb

  • Bawang Merah Bawang Putih   Perintah

    Lastri berdiri di depan pintu kamar sambil berkacak pinggang, lalu berkata, "Kamu ndak nyuci baju, Rum?""Sebentar, Bu. Arum masih bikin PR," jawabnya sopan, sambil menatap buku yang masih terbuka dan pekerjaan rumah yang masih belum selesai."Ini baju kami sudah habis. Kalau ndak kamu cuci sekarang, kapan keringnya? Mumpung cuaca lagi panas," omel Lastri.Kata-kata itu membuat bising telinga. Arum menutup buku dan bergegas ke belakang."Nyuci, ya?" tanya Ayu yang sedang asyik menonton televisi."Iya, Yu," jawab Arum."Yang bersih. Cucian dua hari lalu masih ada noda di bajuku. Jangan asal ngucek gitu," katanya sambil mengutak-atik remote di tangan.Arum mengepalkan tangan menahan emosi. "Kalau ndak bersih ya nyuci sendiri," umpatnya kesal."Kamu bilang apa tadi?" kata Ayu meletakkan remote dan berdiri sambil berkacak pinggang."Ndak apa-apa, Yu."Dengan cepat Arum meninggalkan tempat itu

  • Bawang Merah Bawang Putih   Sang Penolong

    Arum didorong ke tepi kali dan terbatuk beberapa kali."Kamu gak apa-apa?" tanya laki-laki bermata cokelat dengan nada khawatir."Ndak apa-apa, Om," jawabnya.Arum memandang sang penolong dengan lekat dan memperhatikan setiap inci wajahnya. Rasanya dia pernah bertemu, tapi lupa entah di mana. Laki-laki di hadapannya itu memiliki wajah blasteran dan sepertinya sudah berumur. Itu terlihat dari beberapa helai uban yang terselip di rambutnya."Syukurlah. Lain kali hati-hati.""Tapi baju saya hilang," sesal Arum."Biarkan aja daripada nyawa kamu yang hilang.""Kalau begitu, saya permisi, Om," kata Arum sambil berdiri dan menormalkan detak jantung. Kejadian tadi membuatnya sedikit trauma. Baju Ayu entah di mana berada. Dia sendiri sudah pasrah jika dimarahi ibunya nanti."Ya."Arjuna menatap gadis remaja itu hingga menghilang dari pandangan. Tiba-tiba saja ada debaran halus yang menyusup di dadanya saat melihat

Latest chapter

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pernikahan

    "Saya terima nikahnya Arum Kinasih binti Darman Prabowo dengan mas kawin sebuah cincin emas dibayar tunai!""Sah?""Sah!"Alhamdulillah. Baarakallaahu laka, wa baarakallahu 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir.Doa untuk kedua mempelai dibacakan. Semua orang mengangkat tangan dan mendengarkan dengan khusyu'. Juga mengaminkan agar mereka berdua mendapat limpahan berkah, rumah tangga aman tentram, langgeng hingga kelak maut yang memisahkan, dan berkumpul kembali di surga.Arya, suamimya Ayu menepuk bahu Arjuna, setelah iparnya itu mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Hanya dalam sekali ucap dan tarikan napas, lelaki itu melakukannya.Ajuna sudah berlatih seminggu ini, mengahafal sebaris kalimat yang pendek tapi sangat menengangkan sewaktu diucapkan. Syukurlah, ketika tiba saatnya, dia dapat mengucapkannya dengan fasih. Padahal dulu dia pernah melakukan ini saat menikah dengan Sasya, tapi tetap saja gugup.Sementara itu,

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pulang

    Hari berganti dan waktu pun terus berjalan. Setiap detiknya berpacu dengan kehidupan. Begitu pula dengan roda kehidupan yang terus berputar.Arum yang tadinya menjadi asisten, kini memegang toko sendiri. Kejujuran dan kerja kerasnya selama ini, membuat pemilik butik memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola cabang baru.Lima tahun berjalan dengan cepat tanpa terasa. Arum begitu menikmati pekerjaannya yang kini mulai menghasilkan. Pemilik butik memberikannya modal untuk mengembangkan usaha, dengan catatan dia tak akan pergi karena desainnya begitu digemari.Kini, sebuah mobil sederhana menjadi teman Arum setiap berangkat kerja sekalipun dia masih tinggal di butik untuk menghemat biaya sewa. Rasa syukur tak hentinya dia ucapkan karena telah dipertemukan dengan begitu banyak orang baik, setelah badai menerpa.Arum, di usia yang masih muda ditempa menjadi sosok wanita kuat dan tangguh demi kehidupan yang lebih baik. Dia terlihat dewasa deng

  • Bawang Merah Bawang Putih   Tak Bisa Menerima

    Suasana di gudang menjadi riuh ketika pemilik butik masuk bersama dua orang karyawan laki-laki baru. Arum bersama tiga orang yang lain segera menyambut mereka dan mendengarkan pengarahan."Mulai hari ini, kalian semua pindah ke bagian depan, biar para laki-laki yang menjaga gudang," jelas pemilik butik yang langsung disambut antusias oleh Arum dan teman-temannya."Baik, Bu," jawab mereka serentak."Untuk sortir tetap kalian yang bantu karena yang laki-laki biasanya kurang paham. Jadi nanti saya akan memindahkan barang yang belum disortir ke ruangan sebelah. Jadi di sini khusus untuk barang yang sudah siap di display," jelas si pemilik butik lagi.Semua orang mendengarkan pengarahan dengan serius. Setelah selesai, pemilik butik meminta karyawan wanita untuk membereskan barang-barangnya dan pindah ke ruangan sebelah, di mana pakaian yang baru datang dari tempat produksi menumpuk untuk disortir kembali."Ini apa?" tanya pemilik butik

  • Bawang Merah Bawang Putih   Maaf

    Arjuna menatap lekat wajah cantik itu dengan perasaan bersalah. Rasanya dia tak tega hendak menyampaikan maksud, karena Arum pasti akan kecewa.Hampir tiga bulan ini Arjuna berusaha untuk merebut kembali hati Arum dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengunjungi butik setiap makan siang.Mereka akan menghabiskan waktu dengan berbagi cerita sembari makan siang di sekitaran lokasi butik. Setelahnya, Arjuna akan kembali ke kantor dan menghubungi Arum di malam hari saat pulang bekerja."Aku mau minta maaf atas apa yang pernah aku lakuin sama kamu dulu," katanya dengan tulus. Merusak masa depan seorang gadis sekalipun dengan alasan cinta tetap saja tak dibenarkan.Arum tertunduk sembari menatik tangan. Hatinya bisa goyah jika Arjuna merhayu kembali, sementara dia sudah ingin membuka hati untuk Erlangga."Ya, Mas.""Aku juga mau bilang kalau selama ini belum bisa jemput kamu karena papa gak kasih izin." Arjuna menatap wajah

  • Bawang Merah Bawang Putih   Entahlah

    Setelah pertemuan kemarin, esoknya Arjuna kembali menemui Arum di butik saat makan siang. Inilah kesempatannya untuk menjelaskan kesalah pahaman yang dibuat oleh Sasya."Arum ada?" Arjuna bertanya saat memasuki butik dan tak mendapati sang pujaan hati di sana."Di gudang," jawab salah seorang karyawan."Bisa panggilkan?"Dalam sekejap, si pelayan butik bergegas ke belakang dan memanggil Arum. Sementara itu, Arjuna menunggu di sofa dengan hati berdebar."Mas."Arjuna mengangkat wajah saat melihat sang pujaan hati berdiri di hadapannya. Mata laki-laki itu berbinar dan langsung meraih jemari Arum kemudian menggenggamnya erat."Rum, aku ....""Mas ngapain ke sini?""Aku mau bicara. Berdua," pinta Arjuna sembari menatap sang kekasih dengan lekat.Arum menatap sekeliling di mana beberapa karyawan butik sedang memperhatikan mereka, lalu berkata, "Tapi aku izin dulu ya, Mas. Tapi bisanya cuma sebentar. Selesai jam m

  • Bawang Merah Bawang Putih   Salah Paham

    Karena rinduku tak cukup jika hanya diucapkan, tapi ingin dihadiahkan pertemuan juga ~Rini Ermaya***"Mas Juna?" Sasya terbelalak saat melihat sang pujaan hati sedang duduk di sofa sembari berbincang dengan seorang wanita yang memakai pakaian seragam butik.Siapa dia? Apa Arjuna mengenalnya sehingga mereka terlihat begitu akrab? Batin Sasya meronta sehingga gadis itu nekat menghampiri mereka."Eh, udah selesai?" tanya Arjuna tanpa melepaskan genggaman tangan di jemari Arum."Sudah, Mas. Ownernya ngasih aku model gaun terbaru. Padahal mau launching bulan depan," jawab Sasya sambil melirik sinis ke arah Arum."Oh, syukurlah. Jadi bisa pulang sekarang," kata Arjuna santai sembari berdiri."Kamu siapa?" tanya Sasya seraya menatap Arum dengan sengit. Panas di hatinya semakin membara setelah melihat perlakuan Arjuna kepada wanita itu."Arum," ucap gadis itu memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan.Sasya sen

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pertemuan

    Hanya ada tiga hal yang dapat mengubah seseorang, yaitu waktu, Tuhan dan dirinya sendiri ~Anonim***"Ayo, berangkat sekarang!" Seperti biasa, Erlangga akan membukakan pintu mobil dan membiarkan Arum masuk dan duduk di sampingnya. Lalu, mereka akan saling terdiam sepanjang perjalanan hingga tiba di tempat tujuan.Arum akan mengucapkan terima kasih lalu berlalu bergitu saja tanpa memahami perasaan yang sedikit demi sedikit tumbuh di hati laki-laki itu.Erlangga bahkan rela memangkas rambutnya, hanya karena Arum pernah mengatakan bahwa penampilannya cukup menyeramkan dengan gaya seperti itu."Rum?""Ya?""Malam minggu nanti aku mau ajak kamu jalan," ucap laki-laki itu dengan meragu. Melihat sikap Arum yang dingin, nyalinya seketika ciut. Kata-kata ini sedari dulu dia ingin ucapkan namun tertahan di bibir.Sudah hampir tiga bulan ini, Arum tinggal bersama mereka. Selama itu pula ada rasa yang tumbuh di dalam hatinya, y

  • Bawang Merah Bawang Putih   Hijrah

    "Hati-hati. Jangan diri baik-baik tempat orang," pesan Lastri saat mengantar putrinya ke pelabuhan.Disaksikan oleh banyak orang, akhirnya Arum meninggalkan kampung dengan berbekal seadanya. Setelah kejadian malam itu, dia tinggal di rumah Ratih untuk sementara waktu dan menyelesaikan ujian. Setelahnya, gadis itu diharuskan untuk berangkat, bahkan sebelum hasil ujian diumumkan.Air mata Lastri dan Ayu menetes saat Arum berpamitan. Ratih tak ikut mengantar karena tak sanggup berpisah dengan Arum. Gadis itu memilih untuk mengurung diri di kamar saat kepergian sahabatnya."Nanti kami akan mengirimkan ijazahmu kalau kelulusan sudah diumumkan," ucap wali kelas saat Arum mencium tangannya."Iya."Hanya itu yang Arum ucapkan untuk menjawab semua nasihat dari semua orang yang mengantarnya. Dia menatap wajah sang ibu dengan gamang karena tak rela berpisah. Namun, inilah keputusan terbaik yang telah mereka sepakati. Dia akan tinggal d

  • Bawang Merah Bawang Putih   Pergi

    "Kerjakan dengan teliti. Jangan terburu-buru."Arum meraih kertas ujian yang disodorkan kapadanya dan mulai mengisi soal satu per satu. Di awal terasa cukup mudah, tetapi ketika memasuki nomor 20 dia kebingungan."Kenapa, Rum?" tanya guru yang mendampingi saat melihat dahinya berkerut. Arum juga menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa gugup sejak tadi."Saya ndak bisa jawab, Bu," katanya dengan jujur."Soal yang mana?" tanya Ibu Guru sembari menatap kertas ujian."Ini. Sama yang ini. Tapi ini juga, Bu. Terus--" Arum menunjuk beberapa soal kemudian terus ke bawah dia bagian essai."Dibaca ulang. Diingat lagi sewaktu guru menjelaskan," ucap Ibu Guru dengan sabar.Arum berusaha fokus dengan tulisan dan angka-angka di kertas. Cukup lama dia membaca ulang ketika akhirnya satu per satu sial mulai terisi.Ibu Guru Arum dengan senyum sekaligus iba. Siswanya yang satu ini sebenarnya cukup pandai asal sabar mengajari. Se

DMCA.com Protection Status