“Aku memberikan penawaran kepadamu?” ujar Stefan sambil melipat tangan di dada.Bobby yang masih terduduk di mulut pintu pun berusaha kembali mengangkat batok kepalanya dan berkata tidak jelas, “Hm, ap-apa?” tanyanya tergagap.Stefan menghunjamkan pandangannya ke arah mata Bobby yang layu. “Setelah aku mendapatkan bagianku, kau harus mengikuti arahanku!”Bobby mengangguk penuh semangat. “Si-siap!”Stefan berdiri tegap. “Kau berlutut di hadapanku sekarang! Akui semua kesalahanmu terhadapku selama ini dan juga terhadap Lionny! Sampaikan kata maafmu setiap hari selama lima tahun ke depan, mulai hari ini!” titah Stefan tegas.“Ap-apa Sanjaya Group bisa bangkit?” tanya Bobby tak percaya.“Apa kau masih tidak percaya bahwa aku CEO Nano-ID ha?”Bobby mengangguk-angguk seperti orang stres. “Ya! Saya akui!”“Jadi, sekarang, siapa yang sampah?”Bobby mengangguk-angguk lagi berkali kali seperti sedang kerasukan jin disco. “Aku yang sampah!”“Ulangi kalimat itu sampai seratus kali!”“Aku yang sam
Malam hari di apartemennya, Stefan menarik kembali malware yang telah dikirimkannya ke semua perusahaan Sanjaya Group dan perlahan Stefan memperbaiki jaringan yang rusak.Tidak butuh waktu lama, Sanjaya Group malam ini sistemnya sudah mulai berjalan normal. Mungkin butuh waktu sekitar tiga sampai enam bulan untuk membuatnya pulih total seperti sedia kala, itu pun masih kecil kemungkinan.Keesokan paginya, Bobby beserta keluarganya memenuhi janji mereka. Pertama Bobby terlebih dahulu yang datang ke kantor Nano-ID. Pada saat ini, orang-orang kantor cukup tercengang dengan apa yang mereka lihat.“Saya ingin ke ruangan CEO,” ucap Bobby kepada salah seorang karyawan yang berpapasan dengannya.Di ruang kerja Stefan, Bobby duduk dengan tertunduk hormat menghadap Stefan dan berkata, “Stefan, saya mengaku bersalah, maafkan saya,” lirihnya. Tidak lebih dari sepuluh detik, Bobby langsung pulang.Sekitar satu jam kemudian, ada sebuah mobil Honda yang cukup mewah masuk ke halaman parkir. Jika tadi
Di rumahnya, Grace berdikusi dengan ayah dan ibunya.“Keluarga Sudrajat punya hubungan kekerabatan jauh dengan kita,” ungkap ibunya Grace dengan wajah berseri.Pak Arya menyeruput tehnya, lalu berkata, “Keluarga Sudrajat punya jasa besar bagi keluarga ibumu yang belum sempat kita balas.”Diskusi ini akan menjadi diskusi yang cukup panjang karena obrolan yang membahas tentang balas budi terhadap Keluarga Sudrajat sudah lama menghilang, baru sekarang bahasan tersebut muncul kembali. Saat Pak Arya berada di Jakarta, sekaranglah waktunya.Grace berkata heran, “Aku baru tahu bahwa keluarga ibu, yakni Keluarga Diningrat punya kedekatan dengan Keluarga Sudrajat.” Grace terlalu sibuk mengurus karir pribadinya sehingga melupakan urusan kekerabatan yang sebenarnya jelas jauh lebih penting.Dalam waktu yang telah lalu, satu perusahaan milik Keluarga Diningrat, yaitu DN Enterprise, kekurangan dana investasi. Perusahaan tersebut telah di-blacklist dari banyak perusahaan keuangan sehingga mereka ti
Malam ini di Hotel Prime Jakarta.Bangunan berlantai delapan belas ini merupakan milik Sudrajat Corp yang sangat terkenal. Karena termasuk hotel elit dan mahal, jadi tidak sembarang orang bisa bermalam atau makan di sini.Stefan sengaja memilih Hotel Prime sebagai tempat pertemuan antara pihak Nano-ID dan Sudrajat Corp. Stefan memperbaiki posisi duduknya, lalu berkata kepada dua perwakilan dari Sudrajat Corp, “Terima kasih atas sambutannya. Kami sangat senang.”Andreas tersenyum dan menjawab, “Kami yang harus berterima kasih kepada pihak Nano-ID yang sudah meluangkan waktunya untuk bisa hadir di sini.” Pria paruh baya tersebut merupakan calon manager di Su.Co sebuah start up yang baru saja terbentuk milik Sudrajat Corp.Michail Sarwono juga tersenyum dan menimpali, “Seharusnya kami yang datang ke kantor. Maaf sudah merepotkan.” Pria yang sudah cukup tua ini merupakan salah seorang direktur di Sudrajat Corp dan merupakan cucu kandung dari mendiang Tuan Sudrajat.Stefan agak kaget ketik
Di pengujung sore, sebuah taman indah Jakarta.Jingga berpendar-pendar di langit raya.Awan putih bergelung tipis-tipis.Sang mentari semakin menukik ke barat.Sebentar lagi, temaram ‘kan datang.Stefan bukan orang yang romantis. Untaian puisi, terkadang bisa merobek hati.Terlalu klise.Karena terlalu sering bergelut dengan kode, diksi jadi seperti menakutkan.Stefan bukanlah pria dominan, tapi dia si pria sigma. Terlihat dingin dan santai. Namun, di balik itu, dia punya hati yang tulus.“Grace ... kau adalah dewi.”Grace malah tertawa. Dia tahu bahwa Stefan bukanlah sosok pria puitis. Kali ini Stefan mencoba menjadi pujangga. Apa Grace sedang bermimpi?Grace malah menutup matanya dengan telapak tangan dan menjawab, “Aku sekretaris,” balasnya sambil bercanda.“Grace ... kau adalah peri.”Grace tambah tertawa. Stefan sangat jarang bercanda, namun bukan berarti Stefan tidak pernah tertawa. Karena, Stefan tidak ingin lelucon hanya akan menurunkan value yang ada pada dirinya.Grace berk
“Grace, kita berhenti di depan sana. Martin menitip sate kambing buat ibumu. Martin tahu bahwa sebagian besar Keluarga Diningrat hobi makan sate kambing,” ucap Stefan sambil melempar telunjuknya ke depan.Mercy itu pun berhenti. Stefan melepaskan seat bealt yang melilit tubuhnya, membuka pintu mobil, kemudian turun. “Kau tunggulah di sini, Grace,” sambung Stefan lalu menutup pintu mobil.Stefan mendekat ke penjual sate pinggir jalan tersebut dan memesan dua porsi. Sepuluh menit kemudian, dia pun sudah membawa bungkusan dan kembali masuk ke dalam mobil.Grace menatap heran dan bertanya dengan datar, “Serius Martin yang nitip?” Grace melajukan mobilnya.Stefan mengangguk dan menjawab, “Aku tidak mungkin berbohong.”Sesampainya di rumah Grace, ibunya Grace menyambut dengan senang hati atas kehadiran Stefan. Stefan sudah merancanakan semua dengan penuh perhitungan, karena saat sekarang Pak Arya sudah berada di Swiss, maka dengan begitu dia tidak akan canggung seperti tempo lalu.Stefan be
Di kantor Nano-ID, tepatnya di ruang kerja sekretaris.Semenjak kenal, baru kali ini Stefan memegang tubuh Grace. Bagi pria mesum, Stefan sangat konyol, kenapa tidak memanfaatkan peluang zina dengan seorang primadona di saat kesempatan terbuka?Karena tidak pernah jatuh di lubang hitam maksiat sewaktu dulu, Stefan bahkan tidak pernah terpikir untuk menggenggam tangan Grace, lalu mencium bibirnya, atau mengajaknya untuk tidur di hotel.Padahal, wanita seperti Grace siap pasang badan jika Stefan mau. Dan Grace terlampau setia jika Stefan menginginkannya. Dari dulu Grace kagum dan cinta sama Stefan. Bukan Stefan tidak peka, bukan, sama sekali bukan.Stefan sadar. Tetapi, dia tidak ingin terlalu dekat sehingga pintu hatinya kian terbuka lebar. Stefan tidak ingin terperangkap dalam cinta yang salah. Andai saja Grace bukan wanita yang profesional, sekarang dia sudah berhenti dari Nano-ID.“Matamu merah,” ucap Stefan sambil memegang kedua pundak Grace. Wajah mereka sangat dekat. Sangat dekat
Grace mulai belajar berdamai dengan hatinya. Meski memang sulit dan berat, dia harus melaluinya, lalu mengalihkan ke hati yang sepantasnya.Dia dituntut profesional ketika di kantor. Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan Stefan, Grace harus tegar meski perih di hatinya masih belum bisa dihapuskan.Stefan meminta maaf kepada Grace jika sikapnya selama ini salah dan tidak sesuai yang diharapkan. Sementara Grace harus tetap melapangkan dadanya seperti seharusnya.Stefan memberi tahu kejadian ini kepada Pak Arya. Sebagaimana pria, Pak Arya meresponsnya dengan tersenyum. Sikap Pak Arya tampak dingin memang dalam menanggapi hubungan dekat antara Stefan dan putrinya. Pak Arya tidak berharap apapun, dan mengetahui hal tersebut sudah terjadi, Pak Arya malah memarahi putrinya.Namun, Stefan masih membela Grace. Lalu dia menceritakan soal rencana agar kiranya Grace bisa dinikahi oleh Martin. Pak Arya, jika sudah mendengar saran Stefan, tidak akan pernah menggeleng.===>>>∆
Bobby Sanjaya duduk berhadapan dengan Stefan. Martin dan David berdiri di belakang Bobby. Sedangkan Lionny duduk di kursi tak jauh dari mereka.Stefan berkata, “Martin, David, saya selalu mempercayakan banyak urusan kepada kalian berdua. Hingga menjadi saksi pernikahan saya pun, kalian tetap menjadi yang terpercaya.”Martin dan David mengangguk penuh patuh.Tiba-tiba suasana di dalam ruangan cukup tegang.Stefan memandang Bobby dengan tatapan sungguh-sungguh. “Saya dan Lionny saling mencintai, Tuan Sanjaya. Berikan kami izin agar kiranya kami berdua bisa kembali menjalin hubungan sah suami istri kembali serta membangun rumah tangga yang baik.”Stefan bilang juga pada Bobby bahwa untuk ke depannya dia tidak ingin hubungan rumah tangganya diganggu lagi apalagi sampai dipisahkan seperti tempo lalu. Stefan sudah memberi ruang agar Sanjaya Group bisa bangkit, bahkan memberikan berbagai bantuan. Oleh karena itu, penyesalan Bobby harus dibayarkan segera, dan kata maaf jelas tidak cukup jika
Jika saja Bobby tidak tolol dan egois, tentu bisnis Keluarga Sanjaya tidak akan terpuruk. Ribuan rasa penyesalan tertampak jelas di wajahnya yang mengendur. Bobby berkata lembut penuh penyesalan, “Ayah gagal menjadi pemimpin bagi kalian.”Lionny menyeka air mata di pipinya, lalu berkata, “Lupakan semua kesedihan, Ayah. Sekarang Ayah harus berbenah. Lanjutkan perjuangan mendiang kakek Sanjaya.”Stefan memotong segera, “Cukup. Kita tidak banyak waktu. Sekarang, mulai lagi!” titahnya tegas.Robert mendekat ke meja Stefan. Dia menunduk hormat dan berkata, “Aku salah. Maafkan aku.” Diteruskan pula oleh Luchy dan Chyntia.Lalu giliran Bobby. Sembari membungkuk sedikit Bobby berkata lirih, “Stefan, maafkan semua kesalahanku. Maafkan aku dan keluargaku.”Lionny tertegun. Melihat kedua orang tua beserta adiknya sangat merendah di hadapan Stefan seperti tidak ada harga diri, Lionny sangat tidak tega. Namun, langkah Stefan sudah tepat, dengan itu semoga mereka berempat sangat jera.Tuan Stone me
“Kau tahu apa konsekuensi jika menolak, Tuan Stone?” ancam Stefan.Tuan Stone sedikit mendongakkan kepala dan menjawab lirih, “Bagaimana kalau dikurangi separuh, Tuan CEO? Cukup lima belas juta saja. Saya masih bisa kalau segitu.” Tetap ada keraguan terpancar di raut wajah Tuan Stone. Bibirnya bergetar tatkala mengucapkannya karena di dalam kepalanya sedang bertengkar sendiri, lebih baik menolak jika bisa.Stefan mengalihkan pandangnya ke Bobby. “Cukup untuk satu perusahaan Sanjaya Group saja. Atau mungkin nanti suatu saat Tuan Stone akan kembali memberikan penawaran. Kita tahu bahwa Tuan Stone bukanlah orang asal-asalan yang gampang memberikan keputusan.”Lima belas juta dollar? Sebuah perjudian besar bagi Tuan Stone, jika judi 50:50, tidak untuk investasi nanti, baginya kemungkinan profit hanya dua puluh persen. Tuan Stone siap rugi.Tuan Stone ketar-ketir dan berharap agar kiranya Stefan tidak berbicara panjang lagi terkait investasi. Dia tidak mau hari-harinya makin buruk. Jika bi
Sanjaya Group saat ini memang sedang sangat terpuruk. Salah satu cara untuk mengembalikan keadaan seperti dahulu meskipun dalam waktu yang tidak sebentar adalah dengan menerima suntikan dana dari investor.Pasca perseteruan antara Sanjaya Group dan Stefan tempo lalu, jelas berdampak sangat serius bagi perusahaan milik Bobby. Jika Sanjaya Group ingin kembali bangkit, jelas mereka harus segera melakukan sesuatu.Namun, sejauh tidak ada ada satu pun investor yang datang serta tidak ada juga satu pun bank yang mau meminjamkan uang kepada mereka. Alasannya, karena Sanjaya Group diprediksi sulit akan kembali membaik. Sudah separah itu.Stefan punya ide. Penawaran gila yang biasanya diberikan oleh Tuan Stone, coba Stefan berikan kepada Bobby, kira-kira, apa reaksi Bobby ketika mendengar tawaran tersebut? Jika Tuan Stone memberikan penawaran kepada Luchy atau bahkan Chyntia, demi memperbaiki perusahaan, apakah Bobby merelakannya? Lihat nanti, apa Bobby masih waras?Bobby, Chyntia, Robert, dan
“Martin, kunci pintunya!” titah Stefan. Lalu, Stefan beranjak dan langsung mencekik leher Tuan Stone. Saking kuatnya, Tuan Stone sampai berdiri dari duduknya. “Kita bertemu lagi ha?! Kau pikir, aku dan calon istriku bakal lupa dengan dirimu?!” Stefan sangat marah.Stefan dengan sangat tegas tidak menerima tawaran investasi dari Tuan Stone. Dia juga akan memberi tahu kepada perusahaan-perusahaan di Jakarta dan lainnya untuk tidak menerima tawaran investasi dari Tuan Stone.Martin sudah siap seandainya Tuan Stone memberikan perlawanan kepada Stefan. Sedikit saja Tuan Stone menyenggol, pecah kepala Tuan Stone, biar otak busuknya keluar.Stefan memberi kode kepada Lionny agar segera beranjak. Setelah Stefan melepaskan cekikannya, Lionny langsung melepaskan sebuah tamparan keras.PLAK!“Sebuah balasan dari Lionny Fransisca Sanjaya!” Lionny menyeringai marah. Meski emosi, tetap cantik.Terasa pedas di pipi Tuan Stone. Dia mengerang. Lalu ada darah segar mengalir di bibirnya. Saat ini, Tuan
Tuan Stone gelagapan. “Stefan? Kau?” Seketika wajahnya memucat pasi. Bergidik badannya begitu yakin bahwa CEO Nano-ID saat ini yang dilihatnya merupakan pria yang kemarin di taman itu.Di dalam ruangan hanya ada Tuan Stone, Stefan, Martin, dan Lionny. Sementara Mike berada di luar. Dia sibuk memperhatikan para wanita dan mulai menyeleksi.Stefan menegakkan bahu, tersenyum, dan berkata ramah, “Silakan duduk, Tuan Stone. Bukankah Anda ke datang ke mari untuk membicarakan soal bisnis? Ayo kita mulai!”Lionny juga tersenyum ramah seolah-olah kemarin sore tidak terjadi apa-apa. Padahal di hatinya, Lionny sangat benci dengan orang tua tidak tahu diri ini. Jika mencongkel biji mata orang tidak berdosa dan tidak kena hukum pidana, sudah dari tadi dia akan mencocol kedua biji mata Tuan Stone agar segera berhenti memilih-milih wanita yang bakal ditidurinya.Stefan tidak gegabah dan seolah-olah dia dan Tuan Stone belum pernah bertemu sebelumnya. Stefan menyambut kedatangan Tuan Stone dengan begi
Nama perusahaan milik Tuan Stone adalah SG9 Enterprise. Setelah dilakukan pendalaman tentang profil SG9 Enterprise beserta Dave Stone sendiri, ternyata bermasalah. Sejumlah perusahaan di dalam negeri sempat membatalkan sejumlah tawaran dari Tuan Stone karena syarat yang dia beri terbilang aneh.Contoh kasus, Tuan Stone akan memberikan dana investasi apabila wanita yang disukainya, misalkan sekretaris ataupun staf biasa yang menarik perhatiannya, mau diajaknya tidur satu malam. Jika bos perusahaan tersebut bersedia, barulah Tuan Stone akan memberikan suntikan dana investasi. Tuan Stone licik. Dia sengaja mencari perusahaan yang baru didirikan atau yang baru saja berkembang, terutama perusahaan yang memang sedang kekurangan dana, dengan alasan investasi yang dia tawarkan akan lebih cepat diterima. Namun, tidak semua bos perusahaan setuju dengan syarat gila yang ditawarkan oleh Tuan Stone.Pernah suatu ketika, ada sebuah start up di Thailand yang sedang membutuhkan dana sebanyak 10 jut
Dada Tuan Dave Stone tiba-tiba berdebar. “Stefan, apa profesimu?”Stefan segera beranjak meninggalkan tempat ini. “Sebentar lagi akan malam. Awas, kami mau pulang,” Stefan menatap Tuan Stone cukup lama.Tatapan itu semakin membuat Tuan Stone bertanya-tanya. “Hm. Aku menarik lagi omonganku barusan, Stefan. Maafkan aku,” tiba-tiba Tuan Stone melempem seperti kerupuk kena air. “Kami tadi hanya bercanda.Stefan memasukkan dua kartu sakti miliknya ke dalam dompet kembali. “Minta maaflah pada calon istriku!” berang Stefan. Melihat adanya perubahan ekspresi dan sikap dari lawan bicaranya, Stefan bisa menguasai panggung. “Cepat!”Tuan Stone tidak berani menatap Lionny karena saking kikuk. “M-maafkan aku, Nona Lionny. Tadi aku cuma berpura-pura. Maafkan aku dan anak buahku.”Lionny menatap heran. Ada apa dengan Tuan Stone? Dia menjawab ragu, “Ya sudah, aku maafkan. Pergilah dari sini!”Terus Stefan membaca ratu wajah Tuan Stone. Sepertinya ada yang aneh setelah Tuan Stone tahu namanya. Karena
Tuan Stone merupakan pria dominan sejati. Asal orang lain tahu, Bugatti miliknya tersebut baru dibeli beberapa hari yang lalu di Jakarta hanya untuk berkeliling kota, bersenang-senang mencari wanita, dan terakhir mengurus beberapa bisnisnya.Meski bisnisnya merupakan prioritas, wanita baginya tetap nomor satu. Itulah uniknya orang kaya. Dia menatap sangar ke arah Stefan dan berkata, “Jika kau punya penawaran, silakan katakan. Mari kita bicarakan dan akan aku pertimbangkan dengan bijak.” Kemudian, Tuan Stone menyombongkan kekayaannya. Dia bercerita panjang soal bisnis investasinya yang cukup mengagumkan. Katanya, dia akan memperluas bisnisnya tersebut di Jakarta. “Aku akan berinvestasi di dua perusahaan besar di Indonesia. Aku orang kaya. Ha-ha.”Asap cerutu pun mengepul dan membumbung ke langit. Lalu Tuan Stone tersenyum sangat lebar hingga tampaklah emas di giginya yang berkilau. Dia merupakan orang yang tipikal, jika di letakkan di kerumuan orang, semua orang pasti akan memusatkan