Aku menguap, saat keramaian di depanku terjadi. Yang namanya pasar memang selalu seperti ini.
Aku berjalan bersama Tanka yang bersembunyi di balik bajuku. Para kesatriaku dan kereta kuda itu ada di penginapan.
Kota ini cukup besar, pelabuhan yang ada di sini termasuk besar. Kalau aku tidak salah ingat, pelabuhan di sini adalah nomor dua terbesar sekekaisaran.
Saat di istana kemarin aku telah bertanya pada Verion dan Altair tentang alam yang kucari.
“Ada koki hebat yang katanya bisa memasak apa pun. Apa kalian tahu di mana koki itu berada?”
Aku bertanya dengan serius, mereka bisa melihat keseriusan dari mataku yang menyipit dengan rahang yang mengeras.
Suara teriakan dari semua pengunjung terdengar. Sepertinya aku harus memberikan ganti rugi karena keributan ini.“Maaf atas ini.”Aku tersenyum pada Arvena yang menatapku sambil memegangi mulutnya. Dia melihat bahwa aku sedang menahan tangan seorang penjaga yang memegang pisau.Ketakutan dari wajahnya itu sangat terlihat.Aku mungkin terlalu dalam bertindak. Tapi tahu tidak kita selalu membutuhkan momentum untuk mendapatkan apa yang kita mau.“Kau bajingan dari mana beraninya menggangguku yang merupakan orang kaya di sini!?”Pria jelek itu berteriak padaku, dia membuat dua penjaga yang terjatuh tadi harus berdiri dengan c
Kegelapan yang tidak terlalu gelap. Mataku yang merupakan mata lebih sensitif bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan.Aku melihat tubuh gendut itu sedang tertidur dengan nyenyak di kasurnya dengan dua wanita.Pakaian meja semua terlihat berantakan. Mataku tanya ternodai dengan itu.Aku menggerakan tubuh gendut itu dengan menggunakan kakiku. Sepatuku yang Bersol tebal membuat tekanan yang kuat di tubuhnya.Dia bergerak, menggeliat seperti ulat sagu yang menyebalkan.“Ada gempa?” Suaranya pelan dan parau.Berapa banyak obat dan alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya malam ini?Karena ak
Sejak tadi aku berjalan-jalan yang seperti pencuri.Tanka mengikutiku dan dia mengeluh karena itu.Setelah aku bertemu dengan para kesatriaku di penginapan cukup jauh di sini, aku menyibukkan diriku di pelabuhan.“Apa yang kau cari, Akion?”Pertanyaan Tanka selalu itu saja, dia pasti sangat kesal melihatku seperti tidak ada kerjaan.Setengahnya benar, karena memang benar aku tidak mempunyai pekerjaan selain menunggu apa yang kupesan pada Flem jadi.Dia telah membuat dua puluh lima kali percobaan untuk opor ayam, dan aku masih mengatakan rasanya tidak samaSedangkan untuk membuat kec
Yazza menggerakkan wine di gelasnya, memutar mengelilingi gelas wine yang lebar seperti mangkuk.Dia begitu tenang berhadapan denganku dengan mata bertemu mata. Dia sama seperti Verion, tapi versi ini lebih kuat dibandingkan Verion yang keberadaannya lebih lemah.Yazza memiliki kepercayaan yang tinggi, Yazza juga memiliki intuisi yang tajam. Dia bahkan tahu bahwa itu adalah aku.Aku tidak melihat pedang di tubuhnya, mungkin dia penyihir. Atau hanya seorang pemikir ulung yang percaya dengan penilaiannya bahwa aku tidak akan melukainya.“Anda sudah selesai mengamati aku, Akion?”Dia berkata sopan padaku tanpa mengatakan gelar atau menambahkan gelar lainnya, dan aku tahu dia lebih tua dariku
Ternyata aku bangun lebih siang dibandingkan biasanya. Siang maksudku adalah siang seperti kau terlambat pergi sekolah. Pukul delapan pagi, dan semuanya sudah sangat sibuk. Beberapa kali aku dapat mendengar suara kesibukan dari aktivitas di dapur. Aku melihat Tanka sudah tidak ada lagi di kamar, dia pasti telah pergi untuk menenangkan dirinya. Aku tidak mengkhawatirkannya diculik, karena dia sangat kuat dan aku yakin dia akan menyembunyikan wujudnya. Di saya seperti ini aku lebih suka kalau Tanka mencuri di kebun orang. Aku melihat ke luar jendela untuk memastikan dia apakah ada di dekat sini, dan aku tidak menemukannya. Aku menghirup udara pagi, dan kuputuskan untuk mandi. Jika aku ada di mansion utama Sanktessy, maka Bastian pasti akan sangat cerewet. “Tuan Akion, Anda sangat hebat.” Akh bisa mendengar suaranya. Aku tahu, pasti seluruh Sanktessy menjadi sangat ribut karena beritahu. Surat Harzem yang kuterima juga membahas tentang itu, membuatku risih dan malu secara bersam
Aku melemparkan batu Mana merah berukuran kecil padanya, dan dia menggunakannya dengan cepat. August yang telah tenang akhirnya mundur dan benar-benar menghilang dari hadapanku. “Petir ini membuatku terkejut saja.” Dia mengomel seperti biasanya. “Kau takut dengan petir?”Dia tidak menjawab dan hanya terdiam begitu saja. Aku anggap itu benar. “Memang dari mana saja kau, Tanka?” Tanka melihatku dan tertawa kecil. Dia adalah sosok yang bebas yang seringkali melakukan banyak hal sesukanya.“Aku menjelajah.” Dia tertawa. “Kau menjadi pencuri lagi?” aku menghelakan napas karena aku sepertinya benar. “Aku mengambil sesuatu dari tempat yang kuat bersama Sunny.” Dia melihatku dengan takut.“Sunny,” panggilku melalui telepati.“Ada apa, Ayah?” jawabnya dengan segera. “Kau dan Tanka dari mana?”Tanka hanya bisa diam takut mendapatkan hukuman dsriku yang katanya seperti anak kecil.“Kami ke rumah pendeta yang ada di ujung gunung, Ayah.” Jawaban itu membuatku bingung. “Apa kalian mencuri
“Tulangku!” Teriakan itu nyaring sekali, aku minum teh bunga liar ujung karang dari Theo yang kubeli dengan tujuh keping emas untuk menghargai kerja kerasnya. “Panas!”Aku mendengar lagi suara teriakan itu, diikuti dengan langkah kaki yang ramai dan cepat. Lalu suara auman milik Sunny terdengar. “Teh ini memang enak. Untungnya aku mengirim teh ini juga ke Sanktessy.” Aku twrsenyum saat menemukan harta berharga seperti ini. “Salam terhadap penguasa hutan kegelapan, Baron Muda Akion Naal Saktessy.” August menemuiku. Kali ini dia tidak ikut berlatih karena aku menyuruhnya untuk menyembuhkan diri, karena dominasi dari Sunny, bagian dalam August mengalami luka cukup serius. “Ada apa, August?” “Tuan Akion, dengan menggunakan kecap ini masakan apa yang akan kita buat?” tanya Augus sambil menunjukkan kecap di tangan kanannya. “Daging panggang juga boleh, atau daging tumis.” Aku memikirkan wujud kedua makanan itu, tampaknya keduanya sangat enak. “Baiklah, Tuan Akion. Saya akan mem
“Baiklah, tenang dulu. Aku tidak mau merugikan siapa pun di sini.” Aku tahu dari buku bahwa keberadaannya sangat langka dan dua makhluk di dekatku ini ingin sekali memilikinya. “Kalian berdua tenanglah, dan duduk.” Mereka berdua menurutku dengan mata yang menatap sambil mengubah. Di depanku, dia menatap dengan sangat, lalu semburan api terjadi. Aku menggunakan auraku untuk mengelakkan apinya. Karena apa yang dilakukannya, membuat Sunny menatapnya tajam dengan penuh kewaspadaan.Phoenix, dia adalah burung yang sangat indah yang memiliki warna bulu yang membuatku terpukau. “Sunny.” Aku melihatnya dan membuatnya duduk kembali dengan tenang. Phoenix itu merasa terancam, karena dia dan naga, sudah jelas bahwa naga akan menang melawannya. Walaupun naga ini belum berumur satu tahun. Kenyataannya, tentang kekuatan di antara mereka sangat berbeda. Aku memperhatikan Phoenix itu, di bawah tubuhnya aku melihat dua telur yang indah. “Tenanglah, kami tidak menginginkan telurmu.”Aku ber
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya