Share

Bab 143

Penulis: Russel
Dennis tidak peduli dengan perselisihan yang terjadi antara orang-orang di sekitarnya. Fokusnya hanya pada kualitas batu mentah yang baru tiba.

"Nggak ada masalah. Semua batu ini adalah bahan unggulan dengan peluang tinggi untuk menghasilkan giok hijau. Pak Dennis bisa membeli ini dengan tenang," ucap Teddy dengan penuh keyakinan sambil mengangguk.

Mendengar hal ini, wajah Dennis menunjukkan secercah senyuman. Dia pun mengangguk setuju. Namun pada saat yang sama, Afkar tiba-tiba berbicara dan mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan semua orang di sana.

"Aku rasa, sebaiknya Pak Dennis jangan beli batu-batu ini. Semua batu mentah di sini cuma sampah!" Ucapan Afkar membuat semua orang tertegun. Mereka menatapnya dengan ekspresi kaget.

Yuvan langsung memaki, "Omong kosong!"

"Afkar, kamu pasti iri karena Yuvan lebih unggul darimu sehingga sengaja cari masalah, 'kan? Dengan matamu itu, kamu pikir bisa menilai kualitas batu giok?" ejek Viola dengan dingin.

Teddy mendengus, lalu berbicara den
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 144

    Mendengar Afkar menerima tantangan itu dengan santai, Teddy terdiam sesaat sebelum mengejek, "Kelihatannya kamu benaran nggak tahu apa-apa. Jangan memaksakan diri.""Kalau kamu minta maaf sekarang dan mengakui bahwa kamu bicara sembarangan, aku nggak akan mempermalukanmu," tambah Teddy."Dasar bodoh! Batu ini jelas-jelas akan menghasilkan giok hijau. Nggak tahu apa-apa, tapi beraninya kamu menantang Master Teddy!" ejek Viola dengan sinis."Julukan Mata Dewa Master Teddy bukan tanpa alasan. Bahkan tanpa dia, orang yang paham sedikit soal giok pasti tahu bahwa batu ini nggak akan mengecewakan. Ketidaktahuan memang menakutkan. Haha ...," timpal Yuvan sambil tersenyum dan menggeleng.Afkar menatap mereka dengan tenang, lalu berujar, "Pengetahuan umum bukanlah kebenaran mutlak. Bukan cuma batu ini, aku berani bertaruh bahwa setiap batu dalam tumpukan ini kosong!"Mata Felicia berkedip menatap Afkar. Menurutnya batu itu jelas akan menghasilkan giok hijau, tetapi karena Afkar begitu yakin, di

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 145

    Pada saat ini, Dennis meminta seseorang untuk menempatkan batu mentah tersebut ke mesin pemotong. Batu itu sudah siap untuk dibelah.Afkar berulang kali mengatakan bahwa seluruh batu dalam tumpukan itu hanyalah sampah. Dennis ingin sekali memberinya pelajaran. Lagi pula, dia hanya menyediakan orang dan alat tanpa harus membayar apa pun."Mau dipotong seperti apa?" tanya si tukang potong batu pada Afkar dan Teddy."Mulai dari garis ini, lalu diampelas perlahan-lahan!" ujar Teddy sambil menggambar garis dengan kapur.Sementara itu, Afkar mengerucutkan bibirnya dan berucap dengan tidak sabar, "Aku rasa langsung potong dari tengah saja biar nggak buang waktu!"Mendengar ucapan itu, Viola langsung menyemprot, "Afkar, kamu tahu bakal kalah jadi mau menghancurkan batunya ya? Kamu nggak rela Master Teddy diuntungkan, 'kan?"Teddy menimpali dengan dingin, "Hei, jangan main licik!"Dennis juga mengerutkan keningnya. Tatapannya pada Afkar jadi makin tidak suka. Dia merasa pemuda ini terlalu beris

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 146

    Saat mendengar pertanyaan Dennis, Teddy sontak berkeringat dingin. Dia hanya bisa menjawab dengan ekspresi muram, "Kebetulan, ini hanya kebetulan! Batu-batu mentah ini jelas-jelas berkualitas tinggi!""Ya, pasti hanya kebetulan. Lagi pula, hanya satu yang bermasalah. Batu mentah memang sulit diprediksi. Paman Dennis, sisanya pasti nggak ada masalah!" timpal Yuvan buru-buru. Dia juga merasakan kilat curiga dari tatapan Dennis padanya tadi."Jangan banyak bacot. Master Teddy, tolong bayar dulu uangnya. Dua puluh miliar untuk sebongkah batu nggak berharga. Kamu royal juga," cibir Naufal.Sekarang Naufal memihak pada Afkar. Dia sudah menahan kesal dari tadi karena orang-orang ini terus mengejek dan meremehkan Afkar."Iya, cepat bayar! Master apanya? Lihat saja batu nggak berharga ini! Yuvan, apa kamu mau menipu ayahku?" tanya Izora sambil cemberut."Jangan asal ngomong! Ini hanya kebetulan! Lagi pula, akulah yang harus dibayar di sini. Kenapa kalian harus begitu terburu-buru?" balas Yuvan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 147

    Yuvan memandang Afkar dan berkata, "Teruskan taruhannya! Aku bertaruh 20 miliar! Potong batu ini. Aku nggak percaya semua batu-batuku gagal!"Yuvan memilih sebongkah batu mentah seukuran kepala manusia dengan sentuhan warna hijau di permukaannya."Oke! Kita teruskan," sahut Afkar yang sudah menerima uang Teddy sambil mengangguk dan tersenyum. Tidak ada alasan untuk menolak uang gratis!Beberapa menit kemudian, semua orang memandang batu mentah yang sudah terbelah menjadi beberapa bagian dengan beragam ekspresi. Wajah Yuvan memucat, Teddy terlihat tidak percaya, dan Viola memasang raut masam.Izora dan Naufal saling memandang, terlihat sama-sama terkejut. Mungkinkah ucapan Afkar benar? Semua batu mentah ini hanyalah sampah?"Papa ternyata bukan buaya, tapi orang hebat yang punya mata tajam! Hahaha!" ucap Shafa sambil tertawa manis dan bertepuk tangan.Afkar tersenyum masam, lalu mencubit hidung mungil putrinya dan berucap lembut, "Sejak awal Papa memang bukan buaya.""Tolong potong semu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 148

    "Pak Dennis, bukan begitu. Jangan salah paham. Aku nggak bersekongkol dengan siapa pun untuk menipumu. Aku ... aku hanya salah nilai! Tapi, aku benar-benar nggak bermaksud menipumu!" jelas Teddy dengan gugup.Sementara itu, Yuvan masih terduduk di tanah sambil memandangi batu-batu tidak berharga di sana. Dia bergumam dengan linglung, "Nggak mungkin, nggak mungkin ...."Saat ini, Felicia tersenyum mengejek dan berkata, "Viola, ternyata pacarmu tukang tipu. Untung saja ada Afkar yang membongkar triknya. Seorang wanita harus pintar-pintar cari pacar yang bisa diandalkan. Jangan sampai kamu diperdaya."Kata-kata yang diucapkan dengan ringan oleh presdir cantik ini membuat Viola kesal setengah mati."Ka ... kamu!" Viola sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata. Pacar yang tadi dibangga-banggakannya kini terlihat begitu menyedihkan."Nggak bermaksud menipuku? Kalau hanya ada satu atau dua batu gagal, itu mungkin kebetulan. Tapi, kalau semuanya batu gagal begini, mana mungkin itu kebetulan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 149

    Yuvan tersenyum getir dan memimpin orang-orangnya pergi. Hilang sudah kepercayaan diri dan keangkuhan yang tadi ditunjukkannya.Viola juga ikut pergi. Sebelum beranjak, dia menatap Afkar lekat-lekat. Matanya memancarkan keterkejutan dan dendam.Mengapa pria tidak berguna itu bisa tahu apa yang terjadi? Mengapa dia sepertinya tahu segalanya?Saat itu, Teddy menangkupkan tangannya dan berucap, "Terima kasih, Pak Afkar! Kelak kalau kamu ingin judi batu giok atau beli barang antik, cari saja aku. Aku akan membantumu secara gratis."Teddy benar-benar berterima kasih pada Afkar. Dia tidak menyangka pria itu bersedia membelanya dan menyelamatkan reputasinya dari ambang kehancuran.Ke depannya, Dennis mungkin tidak akan memakai jasanya lagi. Namun, berkat penjelasan Afkar, setidaknya reputasi Teddy terselamatkan."Oh, oke!" balas Afkar sambil mengangguk dan mengusap hidungnya.Teddy tersenyum canggung saat menyadari ucapannya yang sedikit tidak masuk akal. Mana mungkin Afkar yang begitu jitu m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 150

    "Eh, i ... iya!" sahut Afkar dengan gugup. Dia sedikit ciut menghadapi presdir cantik yang galak ini. Apa boleh buat, dia sudah menjual dirinya pada wanita itu. Jadi, dia harus mematuhi apa pun perintahnya."Huh! Baguslah kalau kamu mengerti. Ada lagi, berhenti tebar pesona pada wanita lain. Statusmu sekarang adalah suamiku. Kalau kamu terlalu dekat dengan wanita lain, reputasiku dan Keluarga Safira yang akan terpengaruh. Siapa yang cemburu padamu? Cih!" ucap Felicia dengan angkuh."Iya, aku mengerti," sahut Afkar sambil mengangguk kaku.Tiba-tiba Shafa mendongakkan wajah mungilnya dan bertanya bingung, "Kalau Bibi Felicia nggak suka Papa, kenapa Bibi mau nikah sama Papa?""A ... aku nggak menyukainya sekarang, tapi kelak mungkin akan menyukainya," jawab Felicia dengan ragu.Felicia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan bocah kecil itu. Dia tidak mungkin memberi tahu Shafa yang masih polos bahwa pernikahan mereka hanyalah kesepakatan. Selain itu, entah mengapa Felicia juga eng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 151

    Beberapa saat kemudian, Afkar membuka matanya dan menggeleng pelan. Saat ini dia tengah bertemu hambatan kultivasi tingkat pembentukan energi.Energi sejati dalam pusat energinya sudah mulai berubah dari gas menjadi cair. Namun, prosesnya belum sempurna.Menurut yang dideskripsikan dalam Teknik Mantra Roh Naga, Afkar membutuhkan harta bernama giok spiritual surgawi untuk menerobos ke tingkat pembangunan fondasi. Energi spiritual yang terkandung dalam batu giok spiritual surgawi ini seratus kali lebih banyak daripada batu giok biasa.Saat ini, energi spiritual di bumi terlalu tipis. Hanya dengan menyerap energi spiritual di harta ini, Afkar bisa menerobos.....Keesokan siangnya, Keluarga Safira mengadakan pertemuan keluarga. Erlin duduk di kursi utama dengan ekspresi muram.Semua anggota inti Keluarga Safira selain Felicia dan Fadly hadir di kediaman utama. Selain Harun dan Renhad, keluarga bibi ketiga dan paman Felicia juga datang. Beberapa anggota keluarga cabang yang penting juga ha

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 630

    Kali ini, Tigor tidak menyerang sendirian. Ada tujuh sosok lain yang ikut menerjang bersamanya. Mereka semua adalah petarung sejati yang selama ini mengabdi pada Keluarga Lufita, petarung tangguh yang telah mencapai tingkat revolusi ke atas!"Kalian semua, menyingkirlah!" Begitu mendekat, Tigor langsung berseru kepada para petarung lain, lalu mengayunkan pukulan ke punggung Afkar!Namun, Afkar hanya mendengus dingin. Seolah-olah memiliki mata di belakang kepala, dia sedikit memiringkan tubuhnya dengan gesit, menghindari serangan itu dengan sempurna.Para petarung yang tadi mengeroyoknya segera mundur. Mereka telah menyelesaikan tugas mereka setelah meninggalkan belasan mayat di tanah.Bruno tidak ingin mengorbankan lebih banyak orangnya secara sia-sia. Begitu dia berhasil menguji kekuatan Afkar, dia langsung memberi perintah agar Tigor dan para petarung terbaik turun tangan!Sementara itu, Sadik dan Alde dari Sekte Kartu Hantu tetap diam di kejauhan sambil memperhatikan pertarungan den

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 629

    "Gimana? Cukup jelas sekarang?"Mendengar kata-kata itu, Qaila dan Reno langsung mengentakkan kaki. Wajah mereka menunjukkan amarah yang membara."Bocah! Siapa yang kamu panggil anjing?""Afkar! Beraninya kamu menghina kami seperti ini!"Afkar menyeringai sinis. "Bagus, berarti kalian tahu diri dan sadar siapa yang aku maksud!""Sialan kamu!" umpat Reno dengan kasar.Wajah Qaila memerah karena amarah, tatapan penuh dendam terpancar dari matanya!Pada saat yang sama, Bruno mendengus. "Bocah! Kamu benar-benar keterlaluan! Berani masuk ke wilayah Keluarga Lufita seorang diri dan mengancam membunuh orang! Apa kamu pernah memikirkan akibatnya?"Senyuman kejam muncul di wajah Afkar. "Hanya ada dua kemungkinan. Pertama, kamu dan orang-orangmu menyingkir, lalu aku akan membunuh Qaila dan Reno. Kedua, kalian semua menghalangiku, jadi aku nggak akan ragu untuk membantai seluruh Keluarga Lufita sampai tak tersisa!"Jika sebelumnya Afkar masih mempertimbangkan apakah ada orang tak bersalah yang ak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 628

    Di luar vila besar milik Keluarga Lufita, Afkar menghadapi dua pengawal Keluarga Lufita yang mencoba menghalanginya. Tanpa ragu, dia langsung menghantam mereka hingga terpental jauh!Kemudian, dengan satu tendangan keras, dia menendang gerbang utama! Brutal, kasar, dan tak tertahankan!Untuk apa dia datang hari ini? Untuk membunuh! Apa dia perlu mengetuk pintu dulu? Tentu saja tidak! Masuk dengan mendobrak adalah satu-satunya cara!Detik berikutnya, dia melangkah masuk dengan santai, penuh percaya diri, seolah-olah tempat ini adalah miliknya.Di sepanjang jalan, para pengawal biasa Keluarga Lufita sama sekali tidak bisa menghentikannya. Mereka seperti daun kering yang diterbangkan angin, dihantam dengan mudah oleh Afkar. Dia langsung menuju ke bagian dalam vila!Whoosh!Akhirnya, Bruno bergegas keluar dari salah satu bangunan bersama anggota keluarga lainnya. Mereka langsung mengadang Afkar!"Berhenti!" teriak Bruno dengan lantang, menatap Afkar dengan tatapan penuh amarah.Anggota Kel

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 627

    Setelah mendengar itu, Sadik dan Alde melirik para ahli Keluarga Lufita yang hadir. Ekspresi mereka menunjukkan sedikit penghinaan. "Menambah mereka? Memangnya ada gunanya?"Mendengar kata-kata itu, para ahli dari Keluarga Lufita langsung menunjukkan wajah penuh amarah."Apa maksudmu?" Seorang pria botak berbadan kekar membentak dengan suara lantang. Tubuhnya berotot, memancarkan aura yang kuat.Namanya Tigor, petarung terkuat yang mengabdi pada Keluarga Lufita sekaligus salah satu pemimpin besar dari kelompok mafia di ibu kota provinsi.Kekuatan bertarungnya telah mencapai puncak tingkat revolusi, atau yang biasa disebut sebagai tingkat semi-master! Banyak bisnis Keluarga Lufita yang ilegal dikelola melalui jaringan kekuasaan Tigor."Aku cuma bicara apa adanya," kata Alde sambil mencebik.Mendengar itu, ekspresi Tigor langsung berubah dingin, seakan-akan siap untuk menyerang Alde. Namun, sebelum dia sempat bergerak, Bruno melambaikan tangan dan memberi isyarat dengan matanya.Sebagai

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 626

    "Benar! Kami tiba di lokasi pengiriman yang telah disepakati, tapi yang kami temukan hanyalah mayat-mayat orang Keluarga Lufita dan barangnya hilang!" jelas Alde dengan suara berat.Mendengar itu, ekspresi Bruno langsung berubah. Dia menelepon Dabir yang bertanggung jawab atas pengiriman kali ini. Namun, tidak ada yang menjawab!Hal ini membuat hatinya berdegup kencang, merasakan firasat buruk! 'Sial! Apakah anak-anak itu telah dirampas?''Siapa yang berani melakukan hal ini? Berani-beraninya merusak kerja sama antara Keluarga Lufita dan Sekte Kartu Hantu!'Saat ini, hati Bruno dipenuhi kecemasan. Dia khawatir anak-anak itu jatuh ke tangan orang yang salah. Jika itu terjadi, Keluarga Lufita bisa terseret dalam masalah besar.Bagaimanapun, bisnis yang dijalankan oleh mereka ini adalah sesuatu yang tidak boleh diketahui publik!Saat ini, Sadik mendengus dingin dan melontarkan kalimat yang mengandung ancaman, "Percuma saja ditelepon! Nggak akan ada yang menjawab!""Aku nggak peduli, Kelua

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 625

    Afkar mendengus dingin sebelum melanjutkan, "Karena kita pernah punya sedikit hubungan baik, kali ini aku nggak akan menyentuh anggota Keluarga Sanjaya yang lain. Tapi di masa depan, kalau aku tahu Keluarga Sanjaya masih berhubungan dengan Noah, jangan salahkan aku yang meratakan tempat ini sampai nggak tersisa!"Suara dalam dan tegas itu bergema di telinga setiap orang di Keluarga Sanjaya dan menggetarkan hati mereka. Dari tubuh Afkar, terpancar aura menghancurkan yang begitu kuat dan mengerikan. Itu membuat semua orang merinding dan ketakutan.Banyak anggota Keluarga Sanjaya yang merasa marah dan tersinggung mendengar kata-kata sombong dan arogan dari Afkar. Namun dalam hati, mereka semua tahu bahwa tak ada seorang pun yang berani membantahnya saat ini.Heru mengubah ekspresi wajahnya beberapa kali sebelum akhirnya berkata dengan susah payah, "Oke, aku akan mengingat ini!"Afkar akhirnya menarik kembali auranya, lalu berbalik dan naik ke mobilnya. Begitu mobilnya menjauh dan menghila

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 624

    Sebuah Bentley Mulsanne dengan pelat nomor Kota Nubes berhenti tepat di depan gerbang rumah Keluarga Sanjaya.Afkar turun dari mobil dengan ekspresi dingin, lalu melangkah maju dengan mantap. Tatapannya tajam dan dipenuhi kilatan cahaya yang menusuk. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti sejenak.Afkar bergumam dengan sedikit terkejut, "Oh?"Di gerbang besar rumah Keluarga Sanjaya, sebuah pengumuman dan surat perintah buronan ditempel mencolok.Afkar mendekat dan meneliti isinya dengan saksama. Sesaat kemudian, senyuman sinis muncul di wajahnya. Dia berkomentar, "Keluarga Sanjaya ... cukup jago bermain trik rupanya."Tepat pada saat itu, gerbang utama terbuka lebar dan sekelompok orang keluar dengan langkah cepat. Yang memimpin di barisan depan adalah Heru, diikuti oleh Arwan, Yuki, Karen, serta beberapa tokoh inti Keluarga Sanjaya lainnya."Afkar, kamu datang juga akhirnya. Cepat, silakan masuk!" sambut Heru dengan ramah. Dia membuat gestur tangan yang mempersilakannya masuk.Arwan jug

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 623

    Tulang kaki Dabir yang sebelumnya patah berkeping-keping, kini mulai sembuh dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang.Dabir menatap Afkar dengan ekspresi tak percaya. Matanya berbinar penuh kegembiraan dan keterkejutan ketika bertanya, "Ini .... Kamu melakukan apa padaku?"Afkar memicingkan matanya, lalu membalas sambil tersenyum santai, "Sekarang, aku kasih kamu kesempatan untuk memilih lagi!"Dabir menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan mengangguk. "Oke! Aku pilih yang kedua. Aku mau menjadi saksi!"Saat ini, hati Dabir dipenuhi keterkejutan sekaligus harapan. Afkar memang sudah menghancurkan masa depannya, tapi ternyata dia juga bisa menyembuhkan lukanya?Dabir yang tadinya sudah putus asa dan merasa hidupnya tak ada artinya lagi, kini seakan melihat secercah harapan untuk kembali menjadi pesilat tingkat revolusi.Mendengar itu, Afkar pun tersenyum samar. Dia baru saja memainkan trik psikologis yang sederhana, yaitu membuat Dabir jatuh ke dalam keputusasaan dan mem

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 622

    Saat ini, tiga truk terparkir di pinggir jalan. Ketika menatap anak-anak di dalam bak truk, raut wajah Afkar sontak menjadi muram.Di matanya yang tajam, kemarahan yang mengerikan berkobar dengan dahsyat. Meskipun anak-anak itu sudah dilepaskan, sorot mata mereka masih dipenuhi ketakutan dan kebingungan. Bahkan, mereka masih tak berani bersuara.Mereka hanya bisa menatap orang-orang dewasa di sekitar mereka dengan mata membelalak dan penuh rasa takut. Bisa dibayangkan, seperti apa penderitaan yang mereka alami sebelumnya hingga membuat mereka begitu waspada dan trauma.Plak!Afkar berbalik dan menampar wajah Dabir dengan keras. Tubuh pria itu langsung terpental dan berputar di udara sebelum jatuh ke tanah. Kemudian, dia mengeluarkan jeritan menyakitkan.Kedua kaki Dabir sudah dilumpuhkan oleh Afkar sebelumnya, jadi sekarang dia hanya bisa merangkak dengan kedua tangannya dan berusaha melarikan diri.Afkar menggertakkan giginya saat berbicara, "Keluarga Lufita beraninya melakukan perbua

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status