Share

Bab 133

Penulis: Russel
Para anak buah Aldo yang berbaris rapi dalam balutan pakaian hitam segera menghunuskan senjata mereka. Mereka menatap Afkar dengan tatapan keji.

Bersamaan dengan itu, muncul lebih banyak anggota geng Aldo dari segala penjuru vila. Masing-masing dari mereka memegang senjata tajam. Semua orang terlihat ganas dan kejam.

Dalam sekejap, tempat itu sudah dipenuhi ratusan orang. Sekilas, itu terlihat seperti lautan hitam yang mengepung Afkar di tengah-tengah.

Bahkan, para petarung andalan di belakang Aldo mulai bergerak maju dan memancarkan aura berbahaya. Walaupun kekuatan mereka tidak sekuat King Kong, mereka semua adalah petarung ahli.

"Afkar, kamu mungkin mampu mengalahkan King Kong. Tapi, orang sebanyak ini pasti bisa mengalahkanmu dengan mudah. Hari ini, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup!" ucap Aldo sambil tersenyum dingin.

"Bajingan, aku mau kamu mati. Matilah! Haha ...." Situasi ini bahkan membuat Rico tertawa terbahak-bahak.

Aldo berucap, "Lihat baik-baik, inilah keku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 134

    Tentu saja Aldo mengenali Daru. Di dunia hitam, mereka memang bisa bertindak sewenang-wenang.Namun, mereka tetap harus tahu siapa yang bisa mereka lawan dan siapa yang tidak boleh mereka usik agar bisa bertahan lama.Sebagai sosok penting garnisun Kota Nubes, Daru jelas berada dalam daftar orang yang tidak boleh diusik.Saat melihat Daru memimpin pasukan untuk menyerbu ke dalam vila pribadinya tadi, Aldo benar-benar ketakutan.Segera setelah itu, Aldo sontak merasa lega ketika melihat Daru menyingkirkan orang-orang di sekeliling dan berjalan cepat ke arah Afkar.Rupanya bukan dirinya yang menjadi sasaran Daru, melainkan ... Afkar. Aldo memang tidak pernah menyinggung Daru juga sebelumnya."Dik Afkar, kamu baik-baik saja? Nggak terluka, 'kan?" tanya Daru dengan penuh perhatian.Afkar pun terlihat bingung. Dia sudah siap untuk bertarung, tetapi tiba-tiba Daru malah datang dengan membawa pasukan garnisun."Pak Daru, kenapa kamu datang?" tanya Afkar dengan tenang.Mendengar Afkar memanggi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 135

    Aldo seharusnya masih bisa terus berkuasa dan menikmati kemewahan. Di sisi lain, Rico hanya bisa menutupi wajahnya dan terdiam. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Jongkok! Angkat tangan di kepala!" Pada saat itu, beberapa prajurit mendekati Aldo dan Rico sambil menodongkan senjata ke kepala mereka.Aldo yang barusan masih bersikap arogan, kini akhirnya terpaksa patuh. Dia berjongkok sambil mengangkat tangan ke kepala.Daru menoleh, lalu berujar dengan nada cemas, "Dik Afkar, sekarang sudah beres. Apa kamu bisa ikut ke garnisun? Banyak prajurit yang terluka akibat serangan musuh. Nyawa mereka dalam bahaya. Kami sangat membutuhkan bantuanmu!"Afkar pun menaikkan alisnya. Dia akhirnya mengerti maksud kedatangan Daru. Pantas saja dia turun tangan sendiri untuk membantunya menghadapi Aldo. Ternyata dia ingin meminta bantuannya."Maaf, sekarang aku nggak punya waktu," tolak Afkar dengan dingin.Meskipun orang-orang Aldo tidak berhasil menyakiti dirinya, Afkar masih belum melihat

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 136

    Ketika Daru melihat ada seorang ahli yang mencoba menyerang Afkar, dia segera menahan serangan itu. Namun, dia justru merasa senang di dalam hatinya.Terlebih lagi, ketika menyadari bahwa lawannya adalah seorang ahli tingkat revolusi, Daru berpura-pura terkejut dan berteriak.Maksud tersembunyinya adalah untuk memberi tahu Afkar bahwa ada seorang ahli tingkat revolusi yang datang untuk membunuhnya.Kalau Daru tidak bantu menahannya, Afkar pasti sudah mati. Dengan begitu, dia pasti tidak akan tega menolak menyelamatkan para prajurit yang terluka lagi.Setelah itu, terjadi pertempuran hebat antara dua ahli tingkat revolusi di dalam Vila Tigardo. Suara pukulan dan tendangan terus terdengar tanpa henti saat Daru dan Pembantai Berdarah saling menyerang.Setiap kali mereka beradu jurus, tanah di sekitar mereka terinjak dengan kekuatan yang sangat besar hingga meninggalkan jejak kaki dalam yang retak seperti jaring laba-laba."Itu ... kekuatan ahli tingkat revolusi? Luar biasa sekali!""Ahli

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 137

    Saat berikutnya, sebuah adegan yang membuat Daru ternganga terjadi. Telapak tangan Pembantai Berdarah yang berwarna merah membesar seperti kipas raksasa.Dengan jari-jarinya yang melengkung, Pembantai Berdarah siap mencengkeram Afkar. Serangannya terlihat luar biasa mengancam. Di momen yang kritis itu, Afkar tiba-tiba juga mengangkat telapak tangannya dan melepaskan pukulan.Bam!Suara bak guntur terdengar saat telapak tangan Pembantai Berdarah dipukul mundur secara brutal oleh Afkar.Tanpa membuang kesempatan, Afkar mengambil keuntungan dari posisi lawannya yang terbuka, lalu melancarkan satu tamparan keras langsung ke kepala Pembantai Berdarah.Plak!Terdengar suara retakan. Kepala Pembantai Berdarah langsung mengeluarkan semburan darah. Tubuhnya terlempar ke belakang dan menghantam tanah dengan suara berat.Setelah tubuhnya tersentak beberapa kali. Tak lama kemudian, Pembantai Berdarah tidak lagi bernapas.Saat dilihat lebih dekat, di bawah kepalanya sudah terdapat genangan cairan m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 138

    Usai berkata demikian, Afkar menepuk bahu Aldo dengan santai. Kemudian, dia berpindah untuk menepuk dada Rico.Gerakan sederhana ini hampir membuat Aldo dan anaknya kehilangan nyali. Mereka benar-benar takut Afkar akan memukul mereka hingga tewas di tempat. Kalau hanya dipenjara, mungkin mereka masih punya kesempatan untuk keluar suatu hari nanti. Bahkan dengan kekuatan dan pengaruh yang sudah dibangun bertahun-tahun, bisa jadi setelah keluar mereka masih bisa menikmati hidup mewah. Namun kalau mereka tewas karena Afkar, itu benar-benar akhir dari segalanya."Dik Afkar, jangan gegabah!" ucap Daru yang memperingatkan dengan suara tegas. Kemudian, dia memberi isyarat pada para prajurit di sekitarnya, "Cepat, bawa mereka pergi!"Membunuh Pembantai Berdarah bukan masalah besar. Sebab, dalam kondisi menghadapi ancaman besar, membela diri hingga lawan tewas bisa dianggap wajar.Namun, Aldo dan Rico sudah tidak berdaya. Kalau Afkar mengambil tindakan pada mereka sekarang, itu malah bisa mend

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 139

    Freya menambahkan, "Kita rujuk lagi ya? Aku janji kali ini kita akan hidup baik-baik. Demi anak kita, kasih aku kesempatan terakhir ya?"Freya menangis tersedu-sedu sembari menambahkan, "Apa pun kesalahan yang kulakukan dulu, kamu selalu memaafkanku.""Sayang, aku tahu kamu masih mencintaiku. Kamu yang paling sayang padaku dan selalu memperlakukanku dengan baik .... Kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini. Jangan biarkan mereka menangkapku. Aku mohon," tambah Freya.Namun, Afkar malah menepis tangannya dengan dingin. Sorot matanya penuh rasa kecewa dan dingin. Dia bertanya, "Nggak boleh ditangkap? Kalau kamu bukan ibu kandung Shafa, aku mungkin sudah menghabisimu dengan tanganku sendiri.""Freya, aku memperlakukanmu dengan baik di masa lalu karena itu pilihanku, bukan kewajibanku. Tapi sekarang, aku sudah nggak mau lagi!" jelas Afkar.Mendengar itu, Freya makin menangis pilu. Dia memandang Afkar dengan tatapan penuh dendam dan kekecewaan, lalu berujar, "Afkar, kamu benar-benar kej

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 140

    Afkar merasa curiga dengan kedua orang ini karena pernah terlibat dalam masalah dengan mereka sebelumnya. Itu sebabnya, dia tidak berharap banyak dari mereka.Felicia juga menatap keduanya, lalu bertanya, "Nona Izora, ada perlu apa?"Berhubung masih di wilayah Kota Nubes, Felicia mengenali Izora meskipun mereka bukan teman dekat. Dia adalah putri pemilik Gunawan Jewelry."Kak Felicia, sebenarnya nggak ada masalah besar. Kami cuma mau traktir Pak Afkar makan. Pak Afkar, apa kamu punya waktu?" tanya Izora sambil tersenyum.Afkar menatap mereka dengan ekspresi sedikit aneh, lalu bertanya, "Mau traktir aku makan?"Naufal mengangguk sambil menjawab dengan suara serak, "Ya. Pak Afkar, aku mengundangmu dengan tulus. Tolong kasih aku kesempatan."Dua puluh menit kemudian, mereka sudah berada di sebuah restoran yang menyajikan hidangan khas daerah. Naufal menuangkan segelas minuman untuk Afkar, lalu berucap, "Pak Afkar, aku benar-benar senang melihatmu kembali dengan selamat!"Mendengar itu, A

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 141

    "Aku akan habiskan!" Usai berkata demikian, Naufal mengangkat gelasnya dan bersulang dengan Afkar. Dia mengernyit dan meminum semuanya dalam satu tegukan.Begitu selesai minum, wajahnya langsung memerah dan jelas sekali menahan rasa sakit. Tenggorokannya terasa seperti diiris-iris. Itu luar biasa pedih.Melihat Naufal menderita, mata Izora mulai berkaca-kaca. Dia bertanya, "Naufal, kamu baik-baik saja?"Afkar juga menenggak minuman dalam gelasnya, lalu mengulurkan tangan ke arah Naufal. Meski wajah Naufal berkerut untuk menahan sakit, dia tetap meraih tangan Afkar dan berjabat tangan dengannya."Pak Naufal, mohon bantuanmu ke depannya," ucap Afkar sambil tersenyum lebar.Naufal berusaha tersenyum, tetapi tiba-tiba dia terkejut. Dia merasakan aliran energi hangat mengalir masuk dari tangan Afkar melalui titik akupunktur di punggung tangannya.Kemudian, energi itu perlahan memperbaiki luka bakar yang dirasakannya. Rasa perih yang tadinya menyakitkan di tenggorokannya, kini terasa hangat

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 805

    Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 804

    Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 803

    Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 802

    Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 801

    Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 800

    Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 799

    Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 798

    Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan,  "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 797

    Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status