Ambar membuka pintu yang dibalik jeruji, ia melihat Vanesa dalam kondisi masih menangis dan ketakutan.“Mulailah terbisa tinggal di sini, aku masih lama akan menahanmu,”ucap Ambar sambil menaruh sebotol air mineral dan sepotong roti.“Aku bisa sakit dan mungkin mati, jika kamu memperlakukanku seperti ini,”jawab Vanesa“Baguslah, aku akan membuang mayatmu ke sungai, seperti halya dengan mobilmu, kamu tahu, jika sekarang semua orang mengangapmu, jatuh ke sungai, karena kecelakaan,”lalu tawa Ambar terdengar.“Apa salah kedua orang tuaku, hingga kamu sekejam ini memperlakukanku!”bentak Vanesa“Hai, hemat energimu, jangan membentakku,”sarkas AmbarLalu Ambar menutup kembali pintu dengan kasar.Brak!Vanesa yang menahan lapar sejak pagi, tak bisa menolak roti dan air yang ada di lantai kamarnya, ia pun meraihnya dan memakan serta meminumnya.Ambar tertawa puas, usaha untuk menghancurkan Maya dan Fardian telah tercapai.“Aku tidak peduli jika harus masuk penjara lagi, yang penting aku sudah
Fara duduk di sofa, ia menatap lekat Rendra.“Jadi kamu anak Arnia, dari mana kamu tahu, jika aku pemilik clup malam ini?”“Tidak penting dari mana aku tahu, ibuku adalah pengagummu, jadi ia tahu kemana Om Rendra sembunyi,”jawab Fara“Ha...ha... Aku tidak sembunyi, aku hanya menyembunyikan diri dari orang masa laluku, Arnia memang pintar, ia tahu posisiku.”“Bagaimanapun ibuku pernah mencintai Om Rendra, sampai saat ini mungkin cinta itu masih ada,”ungkap Fara“Bohong, ibumu bahkan berselingkuh dan membohongiku,”tukas Rendra kesal“Ibu melakukan itu supaya tidak berpisah dengan Om Rendra,”dalih FaraRendra membalas dengan senyuman sinis, ia mengingat kebersamaanya dengan Arnia.“Kamu tahu, hal yang aku sesali di dunia ini adalah berselingkuh dengan Arnia, hingga pernikahanku dengan Maya hancur,”jawab Rendra“Atas nama kedua orangtauku, aku minta maaf.”“Apa yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin kamu datang menemuiku hanya untuk minta maaf ‘kan?”“Betul Om, aku ke sini karena ingi
Mobil yang di kendarai Axel, meluncur ke jalanan menuju ke kediaman Maya, hanya perlu waktu lima belas menit mereka sampai di sebuah rumah minimalis yang di tempati Maya dan Fardian lebih dari 20 tahun itu. Rumah kaca tempat studi lukis Maya juga masih terawat dengan baik, walau aktivitas melukis Maya berkurang, karena kesibukannya sebagai CEO RSC, sesekali wanta itu masih melukis di waktu senggangnya.Kedatangan Axel dan Nura membuat Maya terkejut, apa lagi mereka membawa pria asing ke rumahnya.“Nura, Axel, ada apa dan siapa pria muda itu?”tanya Maya pelan sambil matanya menatap ke arah pria yang berdiri di depan mobil.Lalu Axel menceritakan kedatanganya dan menceritakan tentang Anwar.“Apa pria itu dapat dipercaya?”tanya Maya“Aku yakin Tante, Anwar berkata apa adanya, dan coba Tante pikir lagi, apa yang dikatakannya masuk akal, ‘kan?Polisi memang tidak mempercayai perkataanya, karena semua barang yang tertinggal di mobil adalah milik Vanesa, dan tidak ada tanda-tanda ada orang
“Tapi salama ini Papah Fardian menunjukan kasih sayang padaku, tidak sekalipun ia membedakan antara aku dan Vanesa,”sahut Raja bimbang akan ucapan Rendra“Itu karena ia menyadari jika Maya akan memberikan RSC padamu dan MY kosmetik dan Mery Gold pada Vanesa, jika Fardian memperlakukanmu seperti anak kandungnya, Maya juga memberikan rumah peninggalan orang tuanya pada Rama Widata ayah dari Fardian, kamu perlu tahu jika rumah besar yang saat ini dijadikan kantor pengacara oleh Rama dan Fardian adalah milik mendiang kakekmu Agam Dirgantara,”jelas Rendra“Jadi Papah Fardian sebanarnya tidak memiliki apapun dan tidak memiliki andil dalam RSC?”“Betul, dia hanya menikmati hasilnya setelah berhasil merebut Maya dariku, bahkan waktu ia tahu Maya hamil anakku yaitu kamu, ia hanya diam, ia sudah merencanakan rencana liciknya,”jawab Rendra membuat kobaran api di dada Raja.Raja masih tertunduk sedih, mencermati apa yang dikatakan Rendra. Hatinya mulai tidak mempercayai Fardian. Dering ponselny
Nura hampir tak percaya dengan apa yang dibacanya, gadis itu tertegun sejenak dan berpikir.“Kak Raja, terkonfirmasi memiliki hubungan darah dengan Rendra?” tanya Nura pada dirinya sendiri, lalu ia segera memotret lembaran kertas itu dengan kamera ponselnya.Nura tidak jadi membereskan lembaran kertas yang tercecer, ia tak mau Raja, tahu jika ia telah membaca lembaran hasil test DNA.Nura kembali ke kamarnya, ia masih penasaran dengan apa yang diketahuinya sekarang dan tak menyangka jika Raja, bukan putra kandung dari Fardian.“Rahasia apa yang disembunyikan Mamah Maya dan Papah Fardian, kenapa hal seperti ini harus aku ketahui disaat Vanesa mengalami musibah,”gumam Nura.Sepanjang malam itu Nura tidak bisa tidur, ia memikirkan dua masalah sekaligus, pertama masalah penyelidikan keberadaan Vanesa, kedua masalah yang sedang dihadapi Raja.Pagi sekali Nura sudah terbangun dan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Raja, ia berpura –pura tidak mengetahui tentang test DNA.“Kak Raja, semala
Setelah itu ia meraih botol itu dan menyimpannya, membersihkan kembali sampah dan memasukannya di pembuangan sampah.Nura yakin, jika Vanesa ada di apartemen Ambar, dengan langkah cepat ia menuju unit apartemen Ambar, ia sudah tak sabar jika menunggu Ambar menghubungi jasa service, dan Nura berniat untuk menawarkannya langsung pada Ambar.Kini kakinya sudah ada di depan unit apartemen, baru saja tangannya akan membunyikan bel, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.“Hai kamu, sini cepat!”suara seorang wanitaNura menoleh dan ia terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Fara, wanita itu terus menatapnya dan Nura berharap Fara tidak mengenalinya.“Ada apa?”tanya Nura pelan“Ada kecoa di kamarku, cepatlah singkirkan kecoa itu!”perintah FaraNura terpaksa menuruti kemauan Fara , dengan segera melangkah menuju unit apartemen Fara.Nura terkejut ternyata disana ada Raja.“Cepatlah bersihkan ada beberapa kecoa ada di sana!”perintah RajaNura mengangguk dan membawa perlengkapan kebersihan la
“Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, kami hanya menunggu si penculik menghubungi kami,”tukas Fardian“Tante Maya dan Om Fardian, aku pamit dulu,”pamit Axel“Oke Axel, terima kasih,”jawab Maya dan FardianLalu memilih pergi dari pada melihat Raja terus berdebat dengan kedua orang tuanya itu.Setelah kepergain Axel, Maya bermaksud menghentikan pembicarannya mengenai Vanesa.“Raja, Nura, kalian pulanglah, besok kami kabari lagi,”suruh Maya“Baik Mah,”jawab NuraRaja bangkit dengan perasaan kecewa, ia merasa ada yang disembunyikan lagi darinya. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya Raja hanya diam, membisu, sedangkan Nura juga memilih diam, dan tak tahu harus berkata apa.“Akhir-akhir ini, kamu sangat dekat dengan Axel, dengan dalih mencari Vanesa,”ucap Raja ketus“Aku dan Kak Axel memang mencari keberadaan Vanesa,”jawab Nura“Sepertinya hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pencarian Vanesa, mungkin Mamah dan Papah Fardian tidak lagi mengangapku bagian dari keluarga.”Nura meno
Nura menaiki taksi, walau tubuhnya masih terasa lemah, taksi yang ditumpanginya menuju Red kafe , kafe milik Salma, yang masih ditunda grand openingnya itu dijadikan tempat pertemuan Nura dan Axel.“Hai Nur, selamat pagi, kamu terlambat,”ucap Axel, ketika melihat Nura masuk“Maaf Kak Axel, tadi aku sempat terjebak dalam lift apartemem,”jawab Nura“Kamu baik-baik saja ‘kan?”“Iya aku baik-baik saja, lebih baik kita bahas bagaimana cara kita agar bisa masuk ke apartemen Bu Ambar.”“Aku tadi sudah membahas ini dengan Om Fardian, tugasmu hanya membuat Ambar membukan pintu apartemenya, dan mengulur waktu sampai bunyi alarm kebakaran dibunyikan, dan kamu harus bisa memaksa Bu Ambar keluar kamar,”jelas AxelNura mendengarkan dengan seksama, apa yang diperintahkan Axel.“Baiklah aku siap,”jawab Nura“Setelah kamu berhasil membawa Ambar keluar, aku akan menyusup ke apartemenya,”jelas Axel lagi“Oke Kak aku paham, mudah-mudahan kita berhasil,”jawab NuraLalu keduanya pergi menaiki mobil Axel
Salma terlihat bingung,”kemana Nura pergi, kenapa ia menghindariku,”gumam Salma.Salma berjalan ke arah ruang perawat, dan meminjam charger ponsel, setelah terisi daya Salma langsung menelepon Raja.“Raja, aku melihat Nura ada di rumah sakit cepatlah datang aku akan share lokasinya,”ucap Salma“Baik Bu Selma aku akan datang,”jawab RajaSalma menutup ponsel, dan ia bertanya pada perawat, apa kamu tadi melihat wanita ini?”tanya Slam, sambil memperliahatkan foto Nura di layar ponsel.“Kami bertemu banyak orang Bu, maaf aku tidak melihatnya.”“Dia baru saja melewati lorong ini,”cerca Salma“Tapi aku tidakatahu Bu,”sahut perawatSalma bejalan mondar- mandir menuggu kedatangan Raja.’rumah sakit ini besar ada 10 lantai bagaimana aku akan mengechek seluruh ruangan ini,’batin SelmaSekitar lima belas menit Raja datang dan menemui Selma.“Bu..dimana Nura?”“Aku tadi bertabrakan dengan seorang wanita, saat aku menyebut nama Nura,ia menyangkalnya, “ucap SalmaRaja mendesah pelan,”Jadi maksud Bu
Irfan tampak sedih.”Mami Rita tolong cari tahu Nura dan bawa ia kembali,”mohon Irfan“Sudah terlambat, Nura pasti sudah terjebak di dunia yang kamu ciptakan,”jawab Rita, lalu ia bangkit dari duduknya dan pergi, tidak peduli dengan Irfan yang terus memohon.Irfan kembali ke ruang tahanan , ia frustasi, terduduk di lantai, hingga panggilan petugas membuatnya sadar.“Hai, istrimu datang,”ucap petugas, lalu membuka selIrfan berjalan ke ruang kunjungan dan sampai di sana ia mendapati Arnia.“Kamu sendiri, dimana Fara?”tanya Irfan sedih“Fara pergi, ia tidak mau terlibat dengan kejahatan yang kamu lakukan, nanti Fara bisa kehilangan folowersnya,”jawab Arnia“Iya, dia benar, untunglah selama ini publik tidak tahu kita orang tuanya, biarkan saja, kita menanggung semua ini. Orang tua seperti kita, tak pantas menjadi kebanggaan,”sahut Irfan“Aku tak bisa menyewa pengacara untuk membantu membebaskanmu,”ucap ArniaIrfan hanya terduduk lesu, ia terdiam sedih.”Aku menyesal, telah menjual Nura.” A
Polisi menangkap Irfan, Sam dan dua orang lainnya, semuanya dibawa ke kantor polisi. Fardian juga melaporkan jika Irfan menjual Nura. Tapi pria itu menyangkalnya“Mana buktinya jika aku menjual Nura, haa!”bentak Irfan“Kami memang tidak punya bukti, tapi kesaksian Nura , akan membuatmu lebih lama di penjara,”balas Fardian“Gadis-gadis yang aku bawa atas kemauanya sendiri, “ucap Irfan pada polisi.“Atas kemauan sendiri atau tidak , ini termasuk tindak kriminal, menyelundupkan orang!”tegas polisiVanesa, memberi kesaksian, pada polisi.Setelah itu ia menemui Fardian, Axel Raja dan Topan.“Apa dalam rekaman dasbord mobil Sam, tidak ada petunjuk tentang keberadaan Nura?”tanya Vanesa“Tidak ada rekaman itu berakhir di bawah jalan tol, Nura dibawa oleh dua orang pria, tapi sayang mobil yang membawa mereka, tidak terekam kamera,”jawab Topan“Ah...setidakanya kita bisa menangkap Irfan dan komplotannya,”timpal Axel“Mami Rita pasti tahu, dimana Nura sekarang, kita harus meminta tolong polisi u
Sedangkan di tempat lain lebih tepatnya disebuah rumah mewah yang megah, di tepi pantai. Nura terdiam tertunduk dihadapan seorang pria berwajah bule, pria yang berusia 35 tahun itu menatap lekat Nura.“Kamu tenyata lebih cantik, ketimbang di media sosial, tersenyumlah, aku sudah membayarmu mahal, untuk menjadi wanita simpananku, setidaknya untuk satu bulan ke depan,”ucap pria berperawakan tinggi dengan rambut ikal“Aku tidak bisa , jangan paksa aku. Aku memiliki suami, aku dipaksa untuk kesini,”balas Nura sambil menangis“Aku tidak perduli Nura, wajahmu sudah terpasang di portitusi online, dan aku langsung tertarik karena aku mengikutimu media sosialmu, aku senang sekali dengan cara memasakmu, dan menu yang kamu hidangkan terlihat nikmat, aku tak menyangka bisa membawamu kesini,”sahut pria itu“Aku akan masak apa saja yang kamu mau, tapi jangan paksa aku berbuat mesum, “pinta Nura dengan penuh permohonan.Pria bule itu terdiam, dan tampak berpikr. “Aku akan pertimbangkan permintaan
Vanesa semakin cemas, bahkan merasa bersalah, karena tidak cepat menolong Nura.Sekitar satu jam, Fardian yang menyamar sebagai kurir pun datang, dan sang penjaga memangil Vanesa.Vanesa memberikan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Fardian“Terima kasih ya pak,”ucap Vanesa.Fardian hanya mengangguk, lalu pergi. Fardian menuju vila, pengintaian?”Raja sudah tak sabar“Bagaimana Pah?”tanya Raja“Sebentar.“Fardian meraih lembaran uang yang diberikan Vanesa, disana tulisan pesan dari Vanesa{Aku kehilangan Nura, ia sudah dibawa pergi bang Sam, aku dengar dari penjaga, ada seseorang yang memboking Nura dengan harga tinggi yaitu 500 juta}Mendapat pesan dari Venesa seketika Raja marah, ia menendang kursi“Sialan,kita kehilangan Nura,”ucap Raja“Seharausnya semalam kita bertindak, “tukas Axel“Tenanglah, kita harus cepat berpikir, ke mana Nura dibawa,”sela Topan dengan serius.“Kita tarik saja, Venesa, aku mengkhawatirkannya.”Fardian berucap dengan cemas“Aku rasa Vanesa, adala
Mobil Van putih melaju keluar dari komplek lokalisasi, beberapa meter mobil yang ditumpangi Raja, Axel, dan Topan melaju dibelakangnya“Hati-hati Topan, jangan sampai mereka tahu, jika kita mengikutinya, aku tak ingin kehilangan jejak,”suruh Raja“Oke, jangan khawatir, mereka tidak akan akan menyadarinya,”jawab Topan dengan serius.Sekitar setengah jam, tiba-tiba mobil Van berhenti, dan itu membuat Topan terkejut.“Kenapa mereka berhenti, apa mereka curiga kita mengikutinya, “ucap topan mulai panik“Teruslah berjalan, kita tak bisa ikut berhenti, nanti mereka curiga,“sahut Axel, juga mulai khawatir“Sial, kita mendahuluinya,bagaimana ini.”Raja pun cemas“Turukan aku di sini!”suruh Axel“Untuk apa?”“Aku tak mau kehilangan jejak, setidaknya aku bisa melihat ke mana van itu pergi,”pinta Axel“Baiklah, Axel, biar turun, kita sudah terlalu menjauh dari Van itu.”Topan pun menghentikan mobilnya lalu Axel keluar.Mobil Topan meninggalkan Axel, pria berbadan tegap itu melihat ke arah belakan
Raja , Axel dan Topan kembali bertemu di kamar hotel, ketiganya tampak murung karena usaha sepanjang hari ini tidak membuahkan hasil.“Apa yang selanjutnya akan kita lakukan? sepertinya jika kita hanya menunggu dan mengamati mereka, terlalu menyita waktu,”ucap Raja“Kita harus umpan mereka, “saran Topan“Caranya?”tanya Axel mulai serius dengan rencana Topan“Kiat harus mengumpan seorang gadis untuk menjadi wanita penghibur, dengan begitu kita bisa tahu di mana Nura, kerena mungkin mereka akan di tampung di tempat yang sama,”jelas Topan“Siapa gadis yang mau dijadikan umpan ditempat seperti itu,”gumam Axel“Vanesa, kita bisa minta tolong Vanesa untuk menyamar dan masuk ke lingkungan itu,”Raja berucap denagn serius“Kamu benar Raja, saat ini Vanesa sudah sembuh dari kecanduan obat, kita bisa mengundangnya ke sini,”sahut Axel“Aku minta izin dulu pada Mamah Maya.”Raja pun meraih ponsel, dan menghubungi Maya. Di seberang ponsel, Maya setuju dengan rencana Raja, yang penting Raja bisa menj
Setelah kepergian Mawar dari kamar hotel, Maya dan Raja serta Topan merencanakan sesuatu.“Kita fokus pada Irfan, apa ada kemungkinan ia menemui Nura di tempat penyekapan?”tanya Maya“Aku rasa tidak ,kontak Irfan sudah selesai begitu Nura sampai ke tangan Mami Rita, “jawab Topan“Lalu apa yang kita lakukan?”tanya Raja“Aku akan mencari pria yang bernama Bang Sam,”sahut TopanSepanjang malam itu baik Raja dan Maya tak bisa memejamkan matanya, sementara keadaan Salma masih koma, Axel yang menungui ibunya karena ayahnya harus kambali ke Jakarta demi tugasSalma terlihat terbaring lemah di brankar dengan berbagai alat kesehatan di tubuhnya.“Nura...”Tiba-tiba terdengar suara lirih Salma, membuat Axel, terbangun dari tidurnya.“Ibu Salma sudah sadar,”ucap Axel lalu memanggil dokter jaga.Dokter memeriksa Salma.”Pasien nampaknya sudah sadar, tapi masih lemah, aku akan memberikan obat penenang,”ucap dokterAxel sedikit lega, tapi yang membuatnya heran, Salma selalu menyebutkan nama Nura,
Mobil taksi melaju kencang menuju hotel, hari sudah menjelang siang ketika taksi berhenti di depan hotel.Raja turun dari taksi dan langsung menemui Maya.“Mah,aku rasa Nura dalam bahaya,”ucap Raja“Apa maksudmu Raja?”“Nura kemarin pergi ke tempat lokalisasi, setelah itu dia menghilang,”jelas Raja“Kita harus lopor polisi,”balas Maya cemas“Percuma, jika dilihat dari rekaman cctv hotel dan rekaman dasbor taksi, Nura pergi sendiri tanpa paksaan, polisi pasti bilang jika Nura sengaja pergi, apalagi dia wanita dewasa ‘kan?”“Apa yang akan kita lakukan, Salma masih belum sadar dan kini Nura menghilang. Apa yang harus aku katakan pada Salma jika Ia sadar dan mencari Nura.Aku tak bisa menjaga putrinya.”Maya menitikan air mata.“Apa sih maksud Mamah, putri siapa?”Raja penasaran dengan pernyataan Maya.“Kamu harus tahu sebuah rahasia yang aku dan Salma sembunyikan.”Maya menjeda ucapannya, menarik napas dalam.”Nura adalah putri kandung Salma.”Raja mengerutkan dahi.”Mamah serius?”“Iya, Raja