“Salma kamu turun saja di apertemenmu, dan sampaikan salamku pada Raja, malam ini aku tidak bisa menemuinya, apa dia betah untuk sementara tinggal di apartemenmu?”“Aku rasa, Raja, kurang betah, Bu Maya, aku sering melihatnya termenung, dan menatap foto Pak Fardian, mungkin Raja merindukan Papahnya,”jawab Salma.Helaan napas pelan dan berat keluar dari bibir Maya,”Aku harap yang aku pikirkan benar, jika Fardian masih hidup,”gumam Maya“Jadi, Bu Maya, mencurigai ,jika pencuri itu Pak Fardian?”“Iya, oleh karena itu aku akan menemui Tata, aku yakin jika dugaanku benar pasti Tata mengetahui tentang hal ini,”jawab MayaMobil berhenti di depan apartemen sederhana milik Salma, lalu wanita muda berkaca mata tebal itu, keluar dari mobil. Dan setelahnya Maya pun pergi dengan mobilnya melaju menuju kediaman Tata.Tata sangat terkejut melihat kedatangan Maya , tengah malam.“Maya, apa ada hal penting, hingga tengah malam begini kamu datang ke tempatku?”“Ada hal penting, kamu pasti mengetahui s
Parto sudah berada di kamar perawatan Rendra, sang majikan sudah menunggunya di sana, duduk di sofa kamar.“Nyonya, ingin berbicara denganku?”“Iya, Parto, kenapa preman itu belum melakukan tugasnya?”“Itu karena belum ada kesempatan Nyonya, pasti dia akan melakukan, jika ada kesempatan,”jawab Parto“Aku hari ini membatalkan konfrensi pers, Rendra belum sadar dari komanya,”ucap kecewa Ambar“Sayang sekali Nyonya, lebih baik tidak usah dibatalkan , bagaimana jika saya yang akan menjaga, Tuan Rendra,”saran Parto“Kamu benar , justru hal ini bisa aku jadikan untuk menarik simpati publik untuk mendukungku ‘kan?”Ambar punya banyak rencana untuk karir politiknya.Polisi datang menemui Ambar, untuk menjelaskan kronologi kecelakaan“Mobil, Pak Rendra, menurut penyelidikan sengaja ditabrak dari belakang, kami kehilangan jejak dari mobil yang menabraknya,”ucap polisi membuat Ambar kaget.“Jadi ada yang ingin membuat Rendra celaka?”“Aku rasa begitu,”sahut polisi“Pak di mana ponsel, anak saya
“Apa, polisi akan menangkapku dalam waktu dekat ini?”“Jika korban membuat laporan mungkin anda akan ditahan sampai persidangan berlangsung,”jawab pengacara membuat geram Ambar“Aku akan berbicara dengan Maya, dia harus ada dipihakku,”sahut Ambar“Itu lebih baik ,”saran pengacara yang tampak serius mencermati rekaman yang ada dihadapannya.Maya dan Fardian sudah berada di kantor polisi, dan melaporkan tentang upaya pelenyapan dirinya, semua bukti diserahkan pada polisi“Jadi Anda menyamar sebagai pelaku kebakaran untuk mengetahui otak dari kebakaran vila?”tanya polisi“Benar , dan jasad yang ditemukan adalah jasad preman yang diperintahkan Bu Ambar,”jawab Fardian“Baiklah, kami akan menangakap Bu Ambar dan mengadakan penyelidikan.”“Kami juga akan menyerahkan catatan buku besar yayasan Mery Gold, di sana terlihat jika Bu Ambar selama ini memanipulasi angka sebenarnya dan sebagian uang donatur masuk ke rekening pribadinya.”Fardian menyerahkan catatat buku besar pada polisi.Staf penga
Dalam hati Maya tersenyum puas, satu langkah lagi, ia akan bisa merebut RSC dan Mery Gold dari tangan Bu Ambar dan Rendra.Surat kuasa telah di dapat Maya, dengan cepat ia menemui Rendra. Di sebuah rumah sakit, kini Maya melangkahkan kakinya menuju ruang perawatan Rendra.Ceklek! dibukanya pelan pintu kamar, dan disana terlihat Rendra sedang berbaring di brankar, wajahnya terlihat senang, ketika Maya masuk dan berjalan ke arahnya.“Kamu sudah bertemu pengacaraku?”tanya Rendra“Sudah, kenapa Mas Rendra memberiku surat kuasa untuk memimpin RSC?”tanya Maya.“Siapa lagi jika bukan dirimu, kamu satu-satunya yang aku percaya. Arnia bahkan membohongiku dan berselingkuh dengan Irfan.”Rendra terlihat kecewa.“Bagaimana keadaan Mas Rendra?”“Kakiku tidak bisa digerakan dan kata Dokter butuh terapi, aku akan berobat ke Singapura,”jawab Rendra“Lalu , bagaimana dengan kasus Bu Ambar, aku dengar ia mengalami depresi berat dan dirawat di rumah sakit?”“Ibu saat ini satu rumah sakit denganku, aku
Arnia berdecak kesal, ia kini bisa berbuat apapun, penghianatanya telah diketahui Rendra dan Ambar, dan kini ia tak akan mendapatkan apapun, jika menolak menandatangani berkas perceraian, maka Rendra akan menuntutnya, dan itu akan memperburuk keadaanya yang saat ini sedang hamil“Baiklah, aku setuju dengan perceraian ini,”ucap Arnia pasrah, lalu membubuhkan tanda tangannya di berkas perceraian.Setelah mendapatkan tanda tangan Arnia, pengacarapun pergi meningalkan rumah Arnia. Kini wanita betubuh sintal, itu hanya bisa meratapi nasibnya, tapi ada satu hal yang tak akan dimaafkan yaitu tentang kematian sang ayah, yang merupakan konspirasi Ambar, wajah Arnia terlihat menahan amarah ketika mengingat itu, batinnya tak terima, dan ingin rasanya membalas dendam, pada Ambar.Bunyi bell pintu rumahnya membuat Arnia tersentak dari pikirannya, dengan pelan ia melangkahkan kaki membuka pintu.Ceklek! “Maya , untuk apa kamu datang kesini?”tanya ArniaMaya masuk ke dalam rumah, lalu tanpa diminta
Maya terlihat sibuk di dengan poselnya, setelah itu, ia pergi ke rumah kaca Bu Ambar , wanita itu menatap dinding di mana lukisan tergantung di sana. Berberapa menit kemudian, datanglah dua orang bertubuh kekar dengan membawa perlengkapan pertukangan, dan siap menghancurkan dinding rahasia rumah kaca Ambar.“Sebelah mana Bu, dinding yang akan di bongkar?”tanya pria yang berprofesi sebagai pekerja bangunan“Sebelah sini, Pak, di balik lukisan itu!”perintah MayaLalu dengan cepat para pekerja itu menurunkan lukisan, dan mulai menghancurkan dinding.Brak! Dug!...suara kegaduhan terjadi, Siti dan security tidak bisa berbuat apapun , karena Maya sudah membawa surat kuasa dari Rendra.“Siti, apa sebaiknya kita lapor Nyonya Ambar?”tanya Security“Kamu belum lama bekerja di sini, aku sudah lama bekerja di sini, lebih baik kamu diam, apalagi Tuan Rendra sudah mempercayakan semuanya pada Non Maya,”bisik Siti menyakinkan security supaya diam.Maya menatap dengan serius dan jantung berdebar m
Rendra tampak lesu, ia dan pengacaranya tak kuasa merebut kembali RSC, karena ternyata memang dokumen yang ada pada Rendra dinyatakan palsu.Maya menatap Rendra, dengan tatapan nanar, setidaknya pria yang saat ini tak berdaya di kusrsi roda pernah menikahinya dan pernah mengisi hatinya.“Jika dulu, seandainya kamu tidak menghianati pernikahan kita, mungkin ini tidak akan terjadi Mas. Nasi sudah menjadi bubur, kamu dan ibumu saat ini menuai semua keburukan yang kalian lakukan padaku,”ucap Maya“Aku terlalu meremehkanmu Maya, benar kata ibu, seharusnya aku tidak terlalu mencintaimu, aku tidak akan melupakan kejadian hari ini, dimana semua usahaku selama dua puluh tahun ini kamu rampas dengan begitu saja,”sarkas Rendra lalu mengarahkan kursi rodanya menuju luar gedung.Maya hanya menatap kepergian Rendra, dan beralih menatap Fardian lalu meraih tangan Fardian.“Kapan, Ayah Rama Widata dibebaskan dan dibersihkan nama baiknya?”tanya Maya dengan melempar senyum.“Secepatnya akan dibuka pers
Maya dan Fardian berjalan cepat menuju rumah yang dinyakini rumah Sumi, dengan jantung berdetak, Maya, tak sabar ingin menemui wanita yang dulu pernah menjadi pengasuhnya. Sampailah langkah mereka di sebuah rumah sederhana, bercat dinding putih yang mulai memudar, disana Maya melihat seorang wanita berusia 50 tahunan sedang duduk melamun, bahkan kehadiran Maya dan Fardian tidak dihiraukannya, seakan sibuk dengan dunianya sendiri.“Ibu...”bibir Maya bergetar, wanita itu mirip dengan foto Rika yang pernah ia temukan.“Apa kamu yakin itu, ibu Rika?”tanya Fardian menatap wanita di depannya dengan pakaian yang lusuh dan wajah kusam tak terawat.“Aku yakin, Mas...dia, ibu Rika,”jawab Maya, dengan air mata menetesTak berselang lama, seorang wanita berusia 40 tahunan muncul, dan terkejut melihat kedatangan Maya dan Fardian.“Mbak Sumi,”sapa Maya“Siapa kalian?”Sumi terlihat bingung“Aku, Maya, putri Agam Dirgantara dan Rika,”jawab MayaMembuat wanita itu membelakan mata dan terkejut hingga
Raja semakin serius mendengarkan penuturan Nura, ditatapnya wanita yang kini duduk di tepi ranjang dengan wajah serius.“Arnia, wanita yang menjadi penyebab perceraian Mamah Maya dan Ayah Rendra?”tanya Raja untuk memastikan pernyatatan Nura“Benar Ka Raja. Aku curiga dari awal, pada Fara, saat tak sengaja mendengar percakapannya di ponsel, dengan ibunya dan pagi tadi aku mendatangi sebuah hotel, yang aku duga milik orang tua Fara, dan kebetulan wanita yang bernama Arnia ada di sana dan menyebut nama Fara, lalu aku mengambil gambarnya dan bertanya pada Bu Salma.”“Coba lihat, aku ingin lihat fotonya,”pinta Raja“Aku akan mengirimkan ke ponsel Kak Raja,”jawab Nura lalu meraih ponsel, dan mengirimkan foto Arnia pada Raja.“Pantas saja Fara tidak pernah menceritakan tentang kedua orang tuanya,”Gumam Raja kesal sambil menatap foto Arnia.“Kak Raja lebih baik istirahat, besok kita bicarakan lagi hal ini,”suruh Nura“Kamu benar, dan terima kasih Nura, jika kamu tidak datang tepat waktu, pas
“Jangan beritahu ini pada Raja, aku rasa belum saatnya,”saran Salma“Tapi Bu Salma aku takut jika Fara mengelabuhi Kak Raja, apalagi saat ini kita berada di Bali, dan Fara masih saja mengikuti Kak Raja,”sahut Nura“Tapi kita ‘kan belum punya bukti, jika Fara dan Arnia berniat buruk , jika kamu mengatakan pada Raja, tanpa bukti kebusukan mereka, maka hanya akan menjadi boomerang bagimu.”Nura sesaat berpikir, hati kecilnya masih khawatir , tapi apa yang dikatakan Salma juga ada benarnya.“Lalu apa yang akan kita lakukan?”“Aku akan pikirkan Nura, sekarang kita makan dulu, siang tadi aku belum sempat makan,”ajak SalmaSementara itu di tempat lain disebuah rumah, Arnia dan Fara sedang berbincang serius.“Fara, ini kesempatanmu untuk mendekati Raja, jebaklah dia, setelah itu kalian bisa menikah, walau menikah siri, yang penting menikah, sampai Nura dan Raja, bercerai barulah menikah secara hukum!”perintah Arnia“Itu masalahnya Mah, Raja sekarang selalu mengajak Nura , dia mengatakan akan
duduk di depanya sambil menyesep kopi.“Irfan, kekasih Arnia?”Salma meastikanya karena ia ragu.“Betul sekali, dan gara-gara dirimu rencanaku dan Arnia berantakan,”jawab Irfan sambil tersenyum sinis“Maksudmu?”“Jangan berlagak bodoh, kamu ‘kan yang mencuri rekaman vidio kebersamaanku dengan Arnia dan memberikannya pada Maya? Apa sekarang kamu masih menjadi kaki tangan Maya?”tanya Irfan“Aku sudah tidak lagi menjadi sekertaris Maya,”sahut Salma“Oh baguslah, aku kira kamu masih bekerja dengan Maya. Tapi kamu semakin cantik Salma, tidak kusangka aku akan bertemu denganmu setelah 20 tahun berlalu, aku masih ingat bagaimana rasanya menikmati tubuhmu,”bisik IrfanPernyataan Irfan seketika membuat darah Salma mendidih.”Apa maksudmu?”tanya Salma ragu“Sayang sekali, malam di vila itu aku tidak merekam, waktu menikmati tubuhmu yang tak sadarkan diri, tapi tanda lahir di pungungmu sungguh membuatku terpesona,”jelas Irfan dengan nada pelan tapi terdengar jelas di telinga SalmaSalma terdiam, h
Nura mengerjabkan matanya, tak percaya dengan jawaban Raja.“Kak Raja..mau datang ke konser orkestra musik bersamaku?”“Iya, juga bersama Fara, lihat aku juga mendapat undangan dari Fara,”jawab RajaKebahagiaan Nura seketika menghilang bagai tertiup angin malam, wajah berserinya tiba-tiba muram. “Cepatlah bersiap-siap, aku akan menungumu di loby,”’suruh RajaNura hanya terdiam sambil menuju kamar mandi, ia sudah tak bersemangat lagi untuk datang ke orkestra musik, tapi ia juga tak mau jika Raja berduaan dengan Fara.“Aku tak akan biarkan Kak Raja berduaan dengan Fara,”gerutu Nura menatap wajahnya di cermin sambil menampakan wajah kesalnya.Nura keluar dari kamar mandi, lalu membuka travel bagnya,ia bingung harus memakai baju apa, pasalnya ia hanya membawa baju casual, rasanya tidak cocok jika dipakai dalam acara orkestra musik klasik yang romantis.Nura melamun manatap pakaian yang tertata rapi di travel bag, ditengah kebingungannya, suara ketukan pintu membuatnya mengalihkan tatap
“Pak Rendra mengenal Fara?”tanya NuraRendra menjadi salah tingkah, “Iya , Fara adalah putri temanku, jadi aku mengenalnya,”dalih Rendra“Oh...kenapa, Fara tidak bilang jika mengenal ayah, apa makssudnya menyembunyikan ini,”Raja tampak heran“Ah sudahlah , jangan kamu pikirkan, sekarang aku ingin menikmati menu hidangan yang terlihat enak ini,”jawab Rendra mengalihkan pembicaraan tentang Fara.Ketiganya mulai menyuap menu makan malam, sambil berbincang ringan, sesekali tawa terdengar, Rendra sudah terasa akrap dengan Raja dan Nura, seperti layaknya keluarga.“Aku tak menyangka, akhirnya bisa merasakan berkumpul dengan keluarga setelah puluhan tahun lamanya aku hidup sendiri, dan saat ini aku merasa bahagia, bisa makan malam bersama kalian,”ucap Rendra sebelum berpamitan pergi“Lain kali makan malam lah bersama kami lagi,”tawar Raja“Baik Raja, terima kasih atas undangan makan malamnya, dan masakanmu sungguh luar biasa Nura,”puji Rendra“Terima kasih PakRendra,”jawab Nura sambil mel
Nura tersenyum bahagia, ia merasa sudah bisa mengambil hati Raja. Kini wanita muda itu duduk sendiri di sofa mulai mengingat perkataan Raja, untuk mencari kedua orang tuanya, entah mengapa keinginan itu tiba-tiba muncul, berkali-kali Nura menghempaskan keinginanya, tapi perkataan Raja, membuatnya ingin mengatahui siapa ibu yang tega meletakannya di pintu panti asuhan dan apa alasannya.Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Rika dan Ambar. Sedangkan Vanesa, sudah dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk pengobatan. Maya dan Fardian lebih fokus pada kesehatan Vanesa.“Mas...aku rasa sudah saatnya untuk menyerahkan SRC pada Raja, beberapa bulan ini kinerjanya cukup baik,”ucap Maya“Aku setuju, Raja sudah cukup siap menjadi CEO, bagaimana proyek RSC di Bali, apa sebaiknya kita serahkan semuanya pada Raja, aku rasa dia mampu,”ucap Fardian“Aku belum membicarakan ini, minggu depan rencananya proyek pembangunan akan segera dimulai, aku akan bicara dengan Raja.”“Sebaiknya Raja, selesaik
Keduanya terdiam didalam mobil, Rendra sangat kecewa dan sedih.“Kamu adalah penyebab kematian kedua nenekmu, kamu diam-diam menghianatiku,”cerca Rendra.“Pak Rendra juga berbohong padaku. Malam itu waktu aku bertanya apakah Anda terlibat dalam penculikan Vanesa? Anda berbohong, oleh karena itu malam itu aku memeriksa kamera dasbord dan menyalin rekaman kamera dasbord,”jawab Raja“Hemmm...”helaan napas kesal keluar dari bibir Rendra.“Aku tidak menghianatimu, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai, tapi ternyata Bu Ambar memilih jalanya sendiri,”lanjut RajaRendra melajukan mobilnya dengan sangat kencang“Aku bisa mengakhiri ini semua dengan sangat damai Raja, jika itu yang kamu mau,”ucap Rendra dengan nada pelan dan tegas.“Apa Pak Rendra akan bertindak konyol, seperti Bu Ambar?”Mobil semakin cepat melaju seakan Rendra sudah tidak peduli akan hidupnya. Tapi tiba-tiba ia menghentikan mobilnya, lalu menangis menengelamkan kepalanya di stir.“Pak Rendra, aku tidak akan me
Kini ia menatap rekaman yang sangat jelas, terekam wajah Ambar dan Rendra yang membicarakan tentang obat terlarang, dan jelas juga merekam di mana mobil itu melaju menuju kota Bogor, dan berada di perkampungan yang terpencil.‘Aku harus menemui Bu Ambar, ‘batin RajaSementara itu Rendra tersenyum sinis, setelah berhasil menghancurkan rekaman kamera dasbornya, ia tak menyadari jika Raja, telah menyalin rekaman itu.Di dalam klup malamya, Rendra meneguk minuman beralkohol, disampingnya Fara juga terlihat meraih gelas berkaki yang sudah terisi wiskhy.“Om Rendra, sepertinya Raja tidak terpegaruh dengan provokasiku,”ujar Fara“Tenanglah, aku sendiri yang akan memikirkan caranya, jika dengan cara halus tidak bisa, aku akan memaksanya meninggalkan Fardian dan Maya serta Nura,”jawab Rendra.Semua gerak –gerik Fara bersama Rendra dipotret oleh Axel, yang malam itu mengunjungi R Night Clup. Axel, sangat penasaran dengan Rendra yang ternyata adalah putra tunggal Bu Ambar. Detektif sewaan Fard
Nura sedikit bahagia, karena Raja memberi perhatian. Pria itu lalu keluar kamar. Nura tesenyum kecil, dan berharap perhatian kecil yang Raja berikan suatu saat berubah menjadi cinta.Beberapa hari berlalu, Nura sudah sembuh, wanita muda itu kembali beraktivitas di dapur, aneka memu masakan rumahan sudah tersedia diatas meja, siap memanjakan lidah Raja, yang beberapa hari ini selalu memesan makanan lewat aplikasi online.“Aku akan menjenguk Vanesa, apa kamu mau ikut?”tanya Raja“Iya Kak, aku sudah kangen Vanesa, ini sudah satu minggu ia rehabilitasi, mudah-mudahan keadaanya membaik,”jawab NuraKeduanya lalu menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar suara bel pintu . Nura menghentikan suapannya dan berjalan ke arah pintu .Ceklek!” Bu Salma,”sapa Nura seraya tersenyum bahagia“Apa kamu sudah sembuh?”“Sudah Bu Salma, kebetulan kami sedang makan sinag, mari sekalian makan siang,”tawar NuraSalma mengangguk dan menerima ajakan makan siang. Kini wanita itu duduk di kursi dan mulai menik