Arnia berdecak kesal, ia kini bisa berbuat apapun, penghianatanya telah diketahui Rendra dan Ambar, dan kini ia tak akan mendapatkan apapun, jika menolak menandatangani berkas perceraian, maka Rendra akan menuntutnya, dan itu akan memperburuk keadaanya yang saat ini sedang hamil“Baiklah, aku setuju dengan perceraian ini,”ucap Arnia pasrah, lalu membubuhkan tanda tangannya di berkas perceraian.Setelah mendapatkan tanda tangan Arnia, pengacarapun pergi meningalkan rumah Arnia. Kini wanita betubuh sintal, itu hanya bisa meratapi nasibnya, tapi ada satu hal yang tak akan dimaafkan yaitu tentang kematian sang ayah, yang merupakan konspirasi Ambar, wajah Arnia terlihat menahan amarah ketika mengingat itu, batinnya tak terima, dan ingin rasanya membalas dendam, pada Ambar.Bunyi bell pintu rumahnya membuat Arnia tersentak dari pikirannya, dengan pelan ia melangkahkan kaki membuka pintu.Ceklek! “Maya , untuk apa kamu datang kesini?”tanya ArniaMaya masuk ke dalam rumah, lalu tanpa diminta
Maya terlihat sibuk di dengan poselnya, setelah itu, ia pergi ke rumah kaca Bu Ambar , wanita itu menatap dinding di mana lukisan tergantung di sana. Berberapa menit kemudian, datanglah dua orang bertubuh kekar dengan membawa perlengkapan pertukangan, dan siap menghancurkan dinding rahasia rumah kaca Ambar.“Sebelah mana Bu, dinding yang akan di bongkar?”tanya pria yang berprofesi sebagai pekerja bangunan“Sebelah sini, Pak, di balik lukisan itu!”perintah MayaLalu dengan cepat para pekerja itu menurunkan lukisan, dan mulai menghancurkan dinding.Brak! Dug!...suara kegaduhan terjadi, Siti dan security tidak bisa berbuat apapun , karena Maya sudah membawa surat kuasa dari Rendra.“Siti, apa sebaiknya kita lapor Nyonya Ambar?”tanya Security“Kamu belum lama bekerja di sini, aku sudah lama bekerja di sini, lebih baik kamu diam, apalagi Tuan Rendra sudah mempercayakan semuanya pada Non Maya,”bisik Siti menyakinkan security supaya diam.Maya menatap dengan serius dan jantung berdebar m
Rendra tampak lesu, ia dan pengacaranya tak kuasa merebut kembali RSC, karena ternyata memang dokumen yang ada pada Rendra dinyatakan palsu.Maya menatap Rendra, dengan tatapan nanar, setidaknya pria yang saat ini tak berdaya di kusrsi roda pernah menikahinya dan pernah mengisi hatinya.“Jika dulu, seandainya kamu tidak menghianati pernikahan kita, mungkin ini tidak akan terjadi Mas. Nasi sudah menjadi bubur, kamu dan ibumu saat ini menuai semua keburukan yang kalian lakukan padaku,”ucap Maya“Aku terlalu meremehkanmu Maya, benar kata ibu, seharusnya aku tidak terlalu mencintaimu, aku tidak akan melupakan kejadian hari ini, dimana semua usahaku selama dua puluh tahun ini kamu rampas dengan begitu saja,”sarkas Rendra lalu mengarahkan kursi rodanya menuju luar gedung.Maya hanya menatap kepergian Rendra, dan beralih menatap Fardian lalu meraih tangan Fardian.“Kapan, Ayah Rama Widata dibebaskan dan dibersihkan nama baiknya?”tanya Maya dengan melempar senyum.“Secepatnya akan dibuka pers
Maya dan Fardian berjalan cepat menuju rumah yang dinyakini rumah Sumi, dengan jantung berdetak, Maya, tak sabar ingin menemui wanita yang dulu pernah menjadi pengasuhnya. Sampailah langkah mereka di sebuah rumah sederhana, bercat dinding putih yang mulai memudar, disana Maya melihat seorang wanita berusia 50 tahunan sedang duduk melamun, bahkan kehadiran Maya dan Fardian tidak dihiraukannya, seakan sibuk dengan dunianya sendiri.“Ibu...”bibir Maya bergetar, wanita itu mirip dengan foto Rika yang pernah ia temukan.“Apa kamu yakin itu, ibu Rika?”tanya Fardian menatap wanita di depannya dengan pakaian yang lusuh dan wajah kusam tak terawat.“Aku yakin, Mas...dia, ibu Rika,”jawab Maya, dengan air mata menetesTak berselang lama, seorang wanita berusia 40 tahunan muncul, dan terkejut melihat kedatangan Maya dan Fardian.“Mbak Sumi,”sapa Maya“Siapa kalian?”Sumi terlihat bingung“Aku, Maya, putri Agam Dirgantara dan Rika,”jawab MayaMembuat wanita itu membelakan mata dan terkejut hingga
Melihat kebahagian Maya dan Fardian, membuat Rendra berpikir untuk menghancurkan kebahagian mereka, kini pria itu berdiri dan tampak serius mengamati acara pesta. Langkah kaki Rendra menuju dalam rumah mewah, kerena ramenya pesta, dan penjagaan yang kurang ketat, menyebabkan Rendra bisa leluasa masuk ke dalam rumah, ia mencari sesuatu dan akhirnya timbul ide ketika melihat beberapa botol cairan pengencer cat, dengan cepat diraihnya cairan itu dan menuangkan keseluruh sudut rumah, saat itu suasana di dalam rumah sepi, karena fokus pesta di halaman belakang rumah, hingga beberapa menit kemudian kobaran api sudah terlihat, membuat pesta yang yang tadinya penuh tawa, berubah teriakkan histeris, dan tamu serta staf berlarian berusaha keluar halaman.“Mas Fardian...di mana Raja?”tanya Maya cemas“Maya, tinggalkan tempat ini, aku akan mencari Raja,”suruh Fardian“Aku ikut.”Maya sangat mengkhawatirkan Raja.“Jangan Maya, terlalu beresiko!”Fardian berusaha menghalangi Maya yang nekat menca
Beberapa bulan berlalu, Maya menikmati kebahagiannya, saat ini hamil dan perutnya sudah terlihat membuncit, dengan penuh kasih sayang Fardian selalu memperhatikan Maya.“Mas...jika anak kita lahir, masih sama rasa cintamu pada Raja?”tanya Maya sambil menatap sendu ke arah Fardian“Raja, adalah anakku Maya, kenapa kamu mempertanyakan kasih sayang seorang ayah pada anaknya, dalam akta kehairan Raja, juga sudah aku ubah lagi namamu dan namaku, sebagai orang tuanya, lagipula Raja lahir setelah kamu bercerai dengan Rendra,”jawab Fardian menyakinkan Maya atas keraguannya.Maya melempar senyum, kebahagian mereka lengkap sudah, Maya dan Fardian bersam –sama mengelola RSC, Mery Gold, dan juga MY kosmetik, Sedangkan Rama Widata, mendirikan firma hukum, dan bekerjasam dengan Fardian.Sementara Rika masih dalam perawatan, keadaan semakin membaik, Maya dan Fardian juga Raja, sering mengunjungi Rika di klinik.Seperti saat ini, Maya pergi menenui sang ibu.“Bu..apakah ibu sudah mengenalku?”“May
“Hai Nur...kenapa dengan pakaianmu?”tanya Venesa“Maaf, Tante Maya, pakaian saya kotor, dan kue yang aku bawa untuk Tante Maya juga kotor, aku akan membuat sesuatu untuk Tante,”bukan menjawab pertanyaan Vanesa, tapi Nura meminta maaf dan membungkukan badannya ke arah Maya dan Fardian“Jangan terlalu dipikirkan, kamu ganti baju dulu, dengan baju punya Vanesa, pasti bajumu kecripatan kendararan ‘kan, waktu di jalan,”balas MayaNura hanya mengangguk, tapi ekor matanya menatap Raja, dan mengingat beberapa menit yang lalu pria itu mengumpatnya setelah mengendari mobil dengan kencang, hingga air di jalan menyiram baju Maya. Bukanya minta maaf tapi malah memarahi Nura.“Kurang ajar sekali orang yang mengendari kendaraan tanpa menghargai pejalan kaki,”umpat FardianRaja, melotot kearah Nura, dan gadis itu hanya menunduk, lalu Vanesa mengajak Nura untuk membersihkan diri dan menganti bajunya.Tak berselang lama , Nura dan Venesa kembali bergabung dan makan bersama di meja makan.“Nur, kena
“Nura...gadis itu,”suara Raja, seakan tidak senang“Nura , gadis yang baik dan juga pintar, Oma akan sangat bahagia, jika kamu menikahi Nura, dan menjadikan Nura bagian dari keluarga kita, dengan begitu aku dan Nura akan selalu bersama.”Rika berucap dengan penuh harap pada Raja“Ahh itu permintatan konyol, aku tidak mencintai Nura, dan dalam pernikahan harus ada cinta,”tegas Raja.“Jika begitu kenalkan kekasihmu pada kami, biar kami menilai apa pantas dia menjadi menantu,”suruh Rika“Oke, Oma pasti aku akan kenalkan Fara pada Oma,”jawab Raja dengan sangat yakin, dan tersenyum bahagia.“Oh...jadi wanita pujaanmu bernama Fara?”“Iya, Oma, Mamah dan Papah belum tahu hal ini, rencananya setelah wisuda, aku akan perkenalkan Fara pada keluarga,”sahut RajaHelaan napas kecewa, terdengar dari bibir Rika, musnah sudah harapannya ingin menjodohkan Raja dengan Nura.“Baiklah, setelah wisuda kenalkan Fara pada keluarga,”akhirnya Rika menyerah akan kemauan sang cucu.Keesokan harinya Raja sudah
Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak
“Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”
Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya
Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki
Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa
Nura sampai di vila, dan langsung bertemu Jho.“Ini obatmu Jho, aku akan membuatkan sop ginseng untukmu, kata dokter kamu harus tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi ?”ucap Nura“Oke terima kasih, kenapa kau kesal?”“Apa terlihat aku kesal?”balik tanya Nura sambil menatap cermin yang tergantung di dinding kamar Jho“Iya, kamu terlihat kesal,”sahut Jho“Aku tadi pergi menemui Irfan, pria yang menjualku pada Mami Rita, aku mengumpatnya, tapi sebenarnya aku belum puas , ingin rasanya aku mematahkan kakinya.”Nura berbicara dengan sangat kesal, lalu duduk di kursi depan Jho“Aku juga kesal dengan Fara,dia masih saja percaya diri, padahal ayahnya di penjara, itu karena selama ini publik tidak pernah tahu orang tua Fara, ia begitu rapi menyembunyikan identitas orang tuanya, coba saja seandainya publik tahu, jika selegaram yang benama Fara, ternyata memiliki ayah seorang kriminal, dengan kejahatan perdagangan manusia, pasti followernya kabur , iya ‘kan?”lanjut NuraJho hanya tersenyum kec
Semuanya kembali ke hotel, Raja langsung menuju kamarnya, sementara Axel dan Topan menemui Maya dan Salma.“Ke mana Raja?”tanya Maya“Sepertinya Raja, kecewa dengan Nura,”sahut Axel“Jadi kalian sudah bertemu Nura?”tanya Salma“Kami sudah menemukan Nura, dia tinggal dengan pria asing di sebuah vila, dan tampaknya, Nura tidak mau kembali pada Raja,itulah mengapa Raja, marah dan kecewa,”jelas Axel“Ini pasti salah paham, aku mengenal Nura, tidak mungkin ia meninggalkan Raja, tanpa alasan,”timpal Maya.“Iya, Nura sangat mencintai Raja, kita harus bicara dengan Nura,”ajak Salma pada Maya“Segalanya bisa berubah, kita tahu bagaimana Raja, memperlakukan Nura ‘kan,”timpal Axel“Nura, gadis yang baik, sebelum aku mendengar langsung dari Nura, aku tetap berpikiran positif,”sahut Maya“Axel, berikan alamat vila itu, kami besok akan menemui Nura,”pinta Salma“Oke,”jawab Axel lalu memberikan alamat vila di mana Nura berada.Sementara itu Nura, sudah berada di dalam kamarnya, ia termenung memi
Keesokan harinya Raja, Axel dan Salma bertemu dengan direktur utama rumah sakit untuk meminta izin akses mencari Nura, dan akhirnya diizinkan mengechek cctv disemua bagian.“Itu Nura, walau ia memakai masker, aku yakin dia Nura, ia masuk ke ambulance bersama seorang pasien,”ucap Raja.“Aku akan bertanya di bagian informasi, siapa pasien yang dibawa itu.”Salma bergegas menunjukan rekanman cctv ke bagian informasi.“Maaf Bu...kami sangat menjaga rahasia indentitas pasien, kami tak bisa memberitahukan, apapun alasan Anda,”jawab staf membuat Salma kecewa.“Kita akan mencarinya sendiri, ini sudah cukup untuk dijadikan petunjuk,”ajak RajaLalu ketiganya kembali ke hotel, untuk membicarakan rencana berikutnya.“Kamu sudah memfoto ambulan itu,”tanya Topan“Sudah, aku akan ke kirim keponselmu,”ucap Axel“Jika begitu kita akan menelusuri ambulance ini dari semua cctv jalan, aku yakin pasti akan ketemu di mana tujuan ambulance,”suruh Topan“Baiklah, kita mulai sekarang, lebih cepat lebih b
Salma terlihat bingung,”kemana Nura pergi, kenapa ia menghindariku,”gumam Salma.Salma berjalan ke arah ruang perawat, dan meminjam charger ponsel, setelah terisi daya Salma langsung menelepon Raja.“Raja, aku melihat Nura ada di rumah sakit cepatlah datang aku akan share lokasinya,”ucap Salma“Baik Bu Selma aku akan datang,”jawab RajaSalma menutup ponsel, dan ia bertanya pada perawat, apa kamu tadi melihat wanita ini?”tanya Slam, sambil memperliahatkan foto Nura di layar ponsel.“Kami bertemu banyak orang Bu, maaf aku tidak melihatnya.”“Dia baru saja melewati lorong ini,”cerca Salma“Tapi aku tidakatahu Bu,”sahut perawatSalma bejalan mondar- mandir menuggu kedatangan Raja.’rumah sakit ini besar ada 10 lantai bagaimana aku akan mengechek seluruh ruangan ini,’batin SelmaSekitar lima belas menit Raja datang dan menemui Selma.“Bu..dimana Nura?”“Aku tadi bertabrakan dengan seorang wanita, saat aku menyebut nama Nura,ia menyangkalnya, “ucap SalmaRaja mendesah pelan,”Jadi maksud Bu