"Tuan Aliando...tolong jangan pergi dulu ya...saya mohon...karena Ayah saya meminta saya untuk menahan Tuan Aliando supaya tidak pergi dulu...Ayah saya sedang dalam perjalanan menuju ke mari dan sebentar lagi akan sampai...mohon ditunggu sebentar..." Kata Raisa. Raisa boleh merasa lega sekarang sebab ternyata Aliando belum pergi dari sini. Dia kira, Aliando beserta istrinya sudah pergi tadi. Aliando mengerutkan kening. Terdiam sejenak. Mau apa Pak Harry ke sini? Ada perlu apa dia dengan dirinya? "Ada perlu apa Ayahmu itu datang ke sini? Dan mau bertemu denganku?" Tanya Aliando. Raisa menggeleng. "Saya juga kurang tahu, Tuan. Ayah saya hanya berpesan seperti itu kepada saya." Aliando mengeraskan rahangnya, lantas mangguk-mangguk. "Baik lah. Aku akan menunggunya.""Terima kasih, Tuan."Aliando mendadak teringat sesuatu. Dia kembali menatap Raisa. Dia sampai melupakan soal ucapannya di atas tadi. "Nona mengenal Pak Irawan, bukan?" Tanya Aliando sambil menuding muka Raisa. R
"Siapa Aliando sebenarnya, Vid? Seperti apa yang tadi kamu bilang sama Raisa itu, kamu mengancam Raisa dengan bilang gini, kalau kamu tahu Al yang sebenarnya, maka, habis lah kamu." Nadine memperagakan apa yang dikatakan David kepada Raisa tadi. Yang jelas, Nadine telah menduga sekarang, kalau Aliando bukan lah orang sembarangan.Bukti Aliando mempunyai black card, sikap hormat dan sopan yang ditunjukan Raisa dan Ayahnya tadi, mengenai identitas Aliando yang ternyata bukan putra kandungnya Pak Damar, semakin menambah keyakinan Nadine. Ditambah Aliando yang berubah drastis sejak dua tahun yang lalu, dia tambah berani sekarang, jadi tidak takut menghadapi kedua orang tuanya, keluarganya, kerabatanya, serta beberapa orang penting dan kaya raya. Belakangan ini Aliando juga mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, tidak bisa dipercaya, terkesan aneh, ganjil dan tidak masuk akal. Nadine menghentikan kalimatnya sejenak. Menarik nafas dalam lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan kali
Aliando lalu menceritakan alasan lainnya yang membuatnya menunda memberitahu soal identitas dirinya yang sebenarnya kepada Nadine karena dia ingin membuat mertua, keluarga dan kerabatnya Nadine kaget, terkejut, bertanya-tanya, tidak menyangka kalau ternyata menantu yang selama ini mereka anggap sampah itu ternyata bisa melakukan hal-hal yang menurut mereka tidak bisa dirinya lakukan. Aliando ingin membalaskan rasa sakitnya yang dia terima selama dua tahun belakangan ini. Dia akan mulai membalas perbuatan mereka secara perlahan, tapi pasti. Aliando juga menjelaskan jika dia tidak bekerja di rumah makan milik David karena ya...dia sudah jadi orang kaya sekarang...dia adalah pewaris harta kekayaan keluarga Aryaprasaja yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia...yang tentu saja tidak perlu bekerja dengan mengandalkan tenaga keras bagai kuda lagi...karena dia telah dipersiapkan untuk memimpin perusahaan kedua orang tuanya dimasa mendatang. Bahkan, Aliando juga sudah diberi u
Arjuna dan Kinanti yang melihat mereka berdua terlihat cantik dan tampan malam ini tentu saja jadi kepo. Bertanya. Hendak pergi ke mana mereka?Pandangan mereka lalu jatuh pada tangan Aliando dan Nadine yang kini tengah menyatu. Terlihat erat dan mesra sekali.Hal itu membuat Arjuna dan Kinanti langsung mendengus kesal, tapi mereka tidak bisa berkata apa-apa. Aliando dan Nadine bilang jika mereka akan menghadiri sebuah acara. Kedua orang tua itu manggut-manggut begitu mendengarnya, namun tidak bertanya lebih. Seakan tidak punya pilihan, kalau pun melarang, pun pasti hasilnya akan sia-sia. Maka, mereka memilih membiarkan mereka pergi.Sejak mereka mengetahui jika ternyata Nadine sudah mencintai Aliando dan tidak mau bercerai dengannya, membuat sikap mereka berdua jadi acuh tak acuh. Karna sudah capek pula. Lelah menasehati Nadine.Mereka juga telah membuat kesepakatan dengan Nadine sebelumnya mengenai hal itu. Tapi Arjuna sempat mengeluh dan marah soal masalah pemutusan kerja sam
Kemudian, tatapannya beralih kepada kedua orang penting dan berkuasa di negara ini, bergantian. Aliando hanya mengulas senyum. Lantas mengangguk pelan sebagai balasan. "Ah, aku belum bilang sama kamu ya kalau kedua orang tua kandungku itu adalah Nyonya Kartika dan Tuan Aryaprasaja."Astaga. Nadine menghembuskan nafas dengan kasar. Dadanya terasa begitu sesak. Dia mendadak teringat dengan kejadian beberapa saat yang lalu. Soal sikapnya Pak Irawan terhadap Aliando. Pantas saja David dan Pak Irawan sangat menghormati Aliando. Seperti dengan atasannya saja. Pak Irawan dan David adalah orang kepercayaannya Tuan Aryaprasaja. Jadi, secara otomatis, Aliando menjadi atasanya mereka. Oh...oleh sebab itu, mereka bersikap sopan dan menghormati Tuan Mudanya. Ternyata mereka tidak hanya sebatas saling kenal saja, berteman, tapi lebih dari itu!Seketika bulu kuduk Nadine meremang saat mengetahui fakta mencengangkan itu. Nyonya Kartika dan Tuan Arya beralih menatap seorang perempuan yang ber
Setelah mengobrol banyak hal di meja makan, Nyonya Kartika melanjutkan mengobrol berdua saja dengan Nadine. Sedangkan Tuan Arya mengobrol dengan Aliando. Nyonya Kartika mengajak Nadine keliling rumah, sambil menceritakan masa kecil Aliando, menceritakan bagaimana mereka bisa berpisah, menceritakan susahnya keluarganya dulu sebelum menjadi sesukses sekarang, karena kondisi ekonomi keluarga yang bisa dibilang serba kekurangan itu membuat mereka tidak bisa mengerahkan tenaga untuk mencari Aliando. Nyonya Kartika juga menunjukan album foto-foto ketika Aliando masih kecil.Nadine merasa amat bahagia karena bisa langsung dekat dan akrab dengan mertuanya, dia juga jadi tahu masa kecil suaminya yang harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Sedih juga dengernya. Nadine juga salut mendengar perjuangan keluarga Aryaprasaja dari bukan siapa-siapa menjadi sesukses sekarang ini, yang pasti harus jatuh bangun dulu sebelum akhirnya mengantarkan keluarga mereka masuk ke dalam daftar satu orang
Tiba di kediaman Reno, Nadine sekeluarga harus mendapat sambutan yang kurang mengenakan dari sang tuan rumah. Terlebih saat Reno, istrinya dan Dimas yang melihat Aliando masuk ke dalam rumah, mereka kompak memberikan tatapan mata tajam.Tapi Aliando tidak peduli dengan tatapan mata tajam mereka yang seakan-akan hendak menelannya hidup-hidup. Ternyata ada Dion dan Lidya juga di sana. Mereka tiba duluan daripada keluarganya Nadine. Entah ada urusan apa mereka datang ke rumah itu. Mungkin saja mereka juga disuruh untuk datang."Apa yang sudah kamu lakukan sama anak saya...Dimas...menantu sampah?!" Reno langsung menggeram marah kepada Aliando setelah mereka sempat mengobrol basa-basi lebih dulu. Seketika semua orang mengerjap begitu mendengar suara Reno yang keras. Menoleh. Seketika menghentikan obrolan, menghentikan kegiatan masing-masing, kompak beralih menatap Reno dan Aliando secara bergantian.Atmosfer ruang tamu kini berubah jadi menegangkan. Mereka saling pandang, seakan teng
Pengakuan Nadine yang terkesan mendadak itu (karena setahu mereka selama ini Nadine tidak pernah mencintai Aliando, mereka juga melihatnya secara langsung bagimana sikap dingin Nadine kepada Aliando sebelum-sebelumnya) membuat mereka tak langsung percaya, malah menuduh Aliando yang tidak-tidak. Mereka menuduh Aliando telah memaksa Nadine, lebih parahnya lagi menuduh Aliando telah melet Nadine yang membuat Nadine jadi klepek-klepek dengan dirinya. Aliando menoleh ke arah Nadine yang duduk di sampingnya, yang kini sudah akan membantah semua tuduhan itu sebelum Aliando berbicara. "Sayang...katakan sama mereka...kalau kamu enggak dipaksa sama aku, kan? Kamu mencintaiku dengan tulus, kan?"Nadine mengangguk dengan cepat. Lantas berpaling kepada semua orang. "Aku mencintai Mas Aliando dengan tulus. Tanpa ada paksaan dari Mas Aliando atau pun dari yang lainnya. Jadi, aku mohon sama kalian, kalian jangan menuduh Mas Aliando yang enggak-enggak, jangan nyalahin Mas Aliando tentang perasaa