Beranda / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Dibuang / Permintaan Sulit dari Devan

Share

Permintaan Sulit dari Devan

Penulis: Baby Yangfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seperti yang sudah ia katakan kemarin, Sean tiba di rumah Kania keesokan harinya. Ia memutar pandangannya ke seluruh area rumah lalu menghela nafas lega saat melihat tidak ada keberadaan Leonard di sana.

"Hari ini Leon tidak datang?"

"Tidak, dia memiliki urusan," balas Kania, "Devan ada di kamar, ayo."

"PAPA! Papa datang?" seru Devan saat melihat kedatangannya ke area kamar. Sean segera bergegas menghampiri puteranya lalu memeluknya dengan erat.

Berbeda dengan keadaan kemarin, keadaan Devan terlihat membaik. Sean tersenyum saat melihat wajah Devan tidak lagi memucat, bahkan Devan sudah terlihat lebih ceria.

"Bagaimana keadaan anak Papa?"

"Devan sudah baikkan, tidak lemas lagi, Pa."

Sean mengacak rambut Devan dengan gemas, "Anak pintar, nanti jika kamu sudah sehat kita main bola bersama. Ah, Papa punya hadiah untuk kamu."

Sean membuka bungkusan yang berada di tangannya lalu mengeluarkan barang yang ia bawa ke arah Devan. Sebuah mobil mainan yang dapat dimainkan oleh remot terlihat di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Yakin Tidak Mau Tidur Bersama?

    Kania sudah hendak mendebat Devan kembali, namun urung saat tangan Sean menahannya. Sean mendekatkan wajahnya ke arah telinga membuat Kania seketika menghindar."Apa yang kau lakukan?" Tanya Kania terkejut.Sean menghela nafasnya, "Aku hanya ingin memberikan ide padamu, Devan tidak boleh mendengarkannya."Kania akhirnya menurut, ia mendekatkan wajahnya agar Sean dapat berbisik di telinganya."Kita turuti saja apa mau Devan, aku akan pulang saat dia tertidur. Bagaimana menurutmu?"Mendengar perkataan itu, Kania akhirnya mengangguk. Ia segera mendekat ke arah Devan yang masih merajuk lalu berkata, "Baiklah Papa boleh tidur di sini, tapi hanya untuk hari ini. Lain kali Devan tidak boleh seperti ini ya? Papa masih punya banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal."Raut wajah Devan seketika berubah cerah saat mendengar ucapan Kania, "Benarkah? Papa boleh tidur di sini hari ini, Ma?""Ya benar, Papa boleh tidur di sini seperti yang Devan mau."Mendengar hal itu, Devan segera berlari lalu me

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Perdebatan

    "Darimana saja kamu jam segini baru pulang?"Senyuman lebar Sean seketika terhapus saat mendengar teriakan Catherine di hadapannya. Ibunya terlihat menatapnya dengan tajam, memberikan tatapan curiga kepada Sean saat ia pulang di pagi hari."Dari kantor Ma, memangnya darimana lagi?" ucap Sean dengan lelah. Ia membuka dasi kemeja yang mencekiknya lalu bergerak ke arah kamar."Kamu kira Mama bodoh, Sean? Mama sudah tanya ke sekertaris kamu dan dia bilang kamu pulang lebih awal kemarin. Habis darimana kamu, jawab!"Sean menghela nafasnya dengan lelah. Suasana hatinya yang tengah bagus seketika rusak saat mendengar keluhan ibunya yang menyusulnya ke area kamar. Padahal ia merasa sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktunya bersama Devan, tapi Catherine malah memarahinya saat ia baru saja menginjakkan kaki di rumah ini. Tidak bisakah ia mendapat sedikit saja privasi? Kenapa Catherine selalu ikut campur dalam kehidupan pribadinya?"Ma, Sean sudah dewasa. Haruskah Sean memberitahu kemana

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kania Dilabrak?

    Entah kenapa Kania merasa sangat aneh dengan sikap Sheline hari ini. Tiba-tiba Sheline mengajak untuk bertemu, tapi bukan untuk membahas gaun. Kania segera menghampiri Sheline yang menatapnya dengan tatapan tajam. Aneh sekali, sejak di telepon hingga mereka bertemu, Sheline terlihat tidak ramah.Kania menggelengkan kepalanya, mencoba menyingkirkan pemikiran buruknya. Mungkin suasana hati Sheline memang hanya sedang tidak baik. Kania kembali melanjutkan langkahnya lalu tersenyum dengan lebar ke arah wanita itu."Ah, Sheline maafkan aku terlambat, tadi aku sedang mengerjakan sesuatu terlebih dulu.""Duduklah,"Kania segera duduk di hadapan Sheline. Sheline terlihat mengangkat sebelah tangannya lalu berkata, "Waitress, bawakan minumannya."Kania mencoba mengabaikan pemikiran buruknya dengan tetap mengulas senyuman ke arah Sheline. Hingga saat minuman mereka datang, tiba-tiba...Byuur"Astaga!"Kania tersentak saat Sheline melemparkan minuman dingin yang baru saja tiba ke arah Kania. Refl

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Rumor Tak Berdasar

    "Bukankah itu orangnya?""Ya, katanya dia menggoda kekasih orang lain karena statusnya yang merupakan janda anak satu,""Astaga, kita harus berhati-hati pada wanita seperti itu. Kita harus menjaga suami kita agar tidak dekat-dekat dengannya.""Benar, padahal wajahnya polos seperti itu, tapi bisa-bisanya menggoda tunangan orang."Kania mengangkat alisnya saat mendengar cibiran para tetangga di sekitarnya akhir-akhir ini. Ia menghela nafasnya dengan berat, ini pasti karena kejadian beberapa hari yang lalu saat dirinya dan Sheline berselisih. Kania memilih mengabaikan omong kosong di belakangnya lalu membuka pintu butik.Abaikan saja semua omong kosong yang tidak benar itu, toh ia sama sekali tidak salah. Menggubris mereka hanya akan membuang-buang waktu saja.Namun, baru saja ia hendak duduk di kursinya tiba-tiba Dewi datang ke tempatnya dengan raut wajah panik."Bu, Bu Vivian datang dan mengamuk di depan."Kania mengangkat alisnya lalu bangkit berdiri, benar saja seperti kata Dewi sala

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kenapa Devan Dibuang, Pa?

    "Pak Sean!"Sean yang tengah mengantarkan kliennya ke arah pintu seketika terkejut dengan kehadiran Leonard di sana. Ia mengernyitkan alisnya dengan bingung lalu bertanya, "Ada apa gerangan seorang Leonard Elicaster datang kemari?""Apa Devan kemari?"Raut wajah Sean seketika berubah saat mendengar pertanyaan Leonard, "Devan? Tidak, dia tidak kemari. Ada apa dengan Devan?""Sepertinya Devan hilang,""Apa? Devan hilang? Dimana? Kenapa Kania tidak menghubungiku?""Devan menghilang dari sekolah. Kania sudah menghubungi Anda, tapi Anda tidak mengangkat teleponnya."Sean segera mengecek ponselnya lalu terkejut saat melihat beberapa panggilan dari Kania saat ia meeting tadi."Maaf, tapi sebaiknya kita tidak berbincang dulu, kita harus mencari Devan." lanjut Leonard kembali.Sean mengangguk setuju mendengar ucapan Leonard, "Anda benar, sebaiknya kita berpencar agar cepat menemukannya."Sean segera bergegas ke arah mobilnya yang terparkir lalu menyalakan mesin mobilnya. Kepalanya kini penuh d

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Pembalasan Apa yang Pantas?

    "Ya, aku yang menyebarkan rumor itu, kenapa? Ada masalah?"Kania mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat melihat betapa tidak merasa bersalahnya wajah Vivian saat ini. Tanpa beban, Vivian mengatakan hal itu seolah itu hanyalah masalah sepele. Darah Kania mendidih melihat senyuman yang tergambar di wajah itu. Bagaimana bisa ada seorang wanita yang tega melukai putera orang lain tanpa beban seperti ini?"Minta maaf sekarang juga pada putera saya." ujar Kania dengan penuh amarah."Apa? Minta maaf? Memangnya apa yang sudah ku lakukan?""Apa Anda tidak malu? Anda membuat anak berumur tujuh tahun menderita trauma karena hal ini.""Itu bukan urusanku. Jika aku tidak mau minta maaf, memangnya apa yang bisa kau lakukan? hm?"Kania hanya bisa mengepalkan sebelah tangannya mendengar ucapan dari Vivian, "Rupanya Anda memang tidak bisa diajak bicara."Sean sudah hendak maju untuk membela Kania, namun ia terpaku saat melihat Kania mengeluarkan ponsel dari sakunya secara tiba-tiba. Tatapan Kania s

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Jadilah Tunanganku

    "Apa kau yakin bisa membalas mereka?" Tanya Leonard dengan tatapan ragu.Sejenak Kania terdiam mendengar pertanyaan Leonard. Benar, keluarga Sagara adalah keluarga dengan martabat yang tinggi di kota ini sedangkan ia hanyalah seorang warga biasa yang hanya memiliki butik kecil. Keluarga Sagara memiliki perusahaan yang besar dan juga istana yang megah sedangkan rumahnya hanya rumah sederhana yang bisa di huni keluarga kecil.Secara logika Catherine Sagara tidak akan bisa tersentuh olehnya barang sehelai rambut pun. Namun, meski itu mustahil dilakukan, tekad Kania tetap berkobar, ia tidak perduli bagaimana caranya ia akan mempertahankan seluruh kehidupannya saat ini dan tidak akan melarikan diri lagi."Walaupun harus mengorbankan seluruh jiwa dan ragaku, aku tidak perduli, Leon. Aku akan membalas mereka." balas Kania dengan yakin.Leonard mengulas senyumannya mendengar keyakinan dari mulut Kania, "Kalau begitu sekarang kau ikut aku,"Kania mengangkat alisnya saat mendengar ucapan Leonar

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kehancuran Vivian

    "Kau berjanji akan menikah dengan Sheline? Secepatnya Mama ingin kalian menikah,"Sean seketika mengangguk, "Jika itu keinginan Mama, akan aku turuti," desis Sean lelah."Baiklah, Mama akan melepaskan mereka.""Mama sudah berjanji, tolong lepaskan mereka.""Asal kamu tidak mengingkari janji, Mama akan menepati janji Mama juga."Sean membuang nafasnya kasar. Mungkin lebih baik begini akhirnya, lebih baik ia berkorban daripada Kania ataupun Devan menjadi terluka lagi oleh dirinya dan ibunya. Ia memang masih berharap keluarga mereka akan kembali utuh, namun sepertinya itu tidak mungkin. Sean tidak ingin kejadian tujuh tahun lalu kembali terulang, cukup dirinya saja yang berkorban di sini."Ku harap setelah ini aku tidak membenci Mama sebanyak kesalahan yang sudah Mama berikan padaku dan juga Kania." ucap Sean dengan kecewa.Setelah berkata seperti itu, Sean membalikkan tubuhnya lalu beranjak pergi meninggalkan Catherine. Catherine menghela nafasnya panjang melihat punggung Sean yang kini

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Mari Kita Menikah

    Saat mengetahui bahwa yang berada di hadapannya adalah Leonard, Kania segera mengambil langkah. Ia mundur untuk kemudian berlari menghindar dari pria itu.Leonard yang melihat Kania melarikan diri darinya segera menyusulnya. Dengan cepat ia kembali menahan Kania lalu bertanya dengan nafas tersengal saat berhasil mendapatkan tangannya, "Kenapa kau lari?""Lepaskan aku.""Baik, tapi bagaimana kalau kita bicara? Aku sudah menyewa seluruh tempat ini khusus untukmu, apa kau tidak sayang jika aku membuang-buang uang karena kau tidak mau menemuiku?""Aku tidak menyuruhmu menyewa tempat untukku,""Ayolah Kania, aku mohon."Kania terlihat menghela nafasnya panjang, "Baik, tapi lepaskan tanganku dulu."Dengan cepat Leonard melepaskan genggaman tangannya. Kania segera memilih kursi yang berada tepat di hadapannya lalu duduk di sana. Musik romantis segera mengalun saat mereka duduk berdampingan. Kania memberikan tatapan jengahnya, sebenarnya apa maksud pria ini?"Kenapa kau lari?""Tidak apa-apa,

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhirnya Kita Bertemu Lagi

    Leonard pulang ke rumahnya dengan langkah gontai. Setelah berkeliling selama hampir satu jam di dalam bandara, Leonard sama sekali tidak bisa menemukan Kania dimanapun. Kania sudah pergi dari kehidupannya, ia terlambat, sangat terlambat."Jadi bagaimana? Kamu menemukan wanita itu?"Leonard mendengus kuat mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Lauren tepat saat ia tiba di kediaman mereka."Mama pasti senang sekarang, Kania tidak bisa aku temukan. Dia sudah pergi dari hidupku selamanya. Apa sekarang Mama puas?" Tukas Leonard dengan penuh emosional.Alih-alih merasa simpati Lauren yang malah menuang alkohol ke gelasnya membuat Leonard merasa geram. Lauren memang sudah tidak perduli kepadanya lagi."Sepertinya Mama cukup senang karena sudah menghancurkan hidupku." ucap Leonard dingin. Ia menghela nafasnya panjang lalu mulai beranjak meninggalkan Lauren.Namun, baru saja ia hendak melangkah, Lauren tiba-tiba memanggilnya kembali, "Kau akan menyerah begitu saja padanya?"Leonard seketika m

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhir?

    Leonard seketika tertegun mendengar ucapan Jasmine. Jasmine terlihat sangat serius di hadapannya membuat Leonard seketika mengangkat alis."Apa maksudmu?""Hari ini adalah keberangkatan Kania, apa kau akan terus berdiam diri di tempat ini dan membiarkan Kania pergi begitu saja?"Mata Leonard seketika melebar mendengar ucapan Jasmine, cekalannya di tangan Jasmine seketika terlepas, "Kania pergi hari ini?" tanyanya dengan nada tidak percaya. Sepengatahuannya projek mereka belum selesai dengan sempurna, masih ada beberapa tahapan pendistribusian dan promosi produk yang harus dilakukan."Pekerjaannya untuk membuat pakaian sudah selesai, jadi dia tidak akan ikut andil dalam promosi produk, semuanya hanya akan dilakukan oleh pihak Valerine."Leonard terlihat terhenyak mendengar penuturan Jasmine. Jadi Kania benar-benar akan pergi hari ini?"Tunggu apa lagi? Pergi!"Mendengar ucapan Jasmine, Leonard segera beranjak dari sana. Ia berlari keluar dari restoran itu tanpa menghiraukan panggilan d

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kita Batalkan Saja!

    "Yak selesai! Hasilnya bagus sekali."Semua bertepuk tangan ketika foto terakhir yang diambil dari Jasmine selesai. Beberapa orang menyalami Kania dan juga Jasmine karena projek itu berhasil dilakukan. Kania tersenyum, merasa cukup lega karena ia bisa melakukan projek itu tepat pada waktunya. Meski hatinya teramat berantakan dan juga banyak drama yang terjadi, akhirnya semuanya selesai. Ia menatap kursi tempat Leonard berada yang diduduki oleh Hannah. Masih sama, Leonard masih tidak ingin menemuinya sama sekali."Nanti malam akan ada perayaan kecil karena pekerjaan kita sudah selesai dilakukan, apa Ibu mau ikut?"Kania menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Dewi, "Kalian saja yang ikut, saya akan mempersiapkan semua persiapan kita untuk terbang besok?""Apa tidak apa-apa, Bu?" Tanya Dewi merasa tidak enak."Tidak apa-apa, kalian sudah banyak bekerja keras selama dua Minggu ini. Bersenang-senanglah di sana. Ah, jangan lupa bawa instal aplikasi bahasa di ponsel kalian masing-

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Aku Sangat Mencintainya

    Setelah kejadian di rumah sakit tempo hari, Leonard tidak pernah datang lagi ke pertemuan mereka. Hanya ada asistennya yang mengikuti pertemuan mereka beberapa kali.Penasaran dengan keadaan Leonard, Kania menahan langkah asisten pribadinya setelah rapat selesai."Hannah, bisa bicara sebentar?"Hannah terlihat mengangkat alisnya lalu kemudian mengangguk mendengar pertanyaan Kania, "Ya, ada apa Bu Kania?""Apa Leonard baik-baik saja? Ah maksud saya sudah beberapa kali dia mangkir dari pertemuan kami.""Ah, Pak Leon baik-baik saja, dia sangat sibuk akhir-akhir ini karena projek yang lain. Apa ada masalah jika saya yang menggantikan Beliau?"Kania segera mengibaskan tangannya mendengar ucapan Hannah, "Ah tidak, kamu adalah orang yang kompeten juga, saya rasa Leonard tepat memilih kamu untuk mengurusi projek ini. Kalau begitu terimakasih,"Kania terlihat membalikkan tubuhnya untuk beranjak, namun Hannah kembali memanggilnya."Emm... Bu Kania? Apa Anda memiliki pesan untuk atasan saya?"Ka

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Dilema

    Delon seketika terdiam mendengar ucapan Leonard. Keningnya berkerut dengan bingung, jadi mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Tapi kenapa mereka berpura-pura tidak saling mengenal seolah baru berkenalan? Sebenarnya sedalam apa hubungan mereka hingga Leonard bersikap sangat posesif kepada Kania?Delon menghela nafasnya panjang, tidak ingin membuat keributan karena hal sepele akhirnya ia menyerah."Baiklah, saya serahkan Bu Kania kepada Anda."Delon menatap ke arah Kania yang masih tidak sadarkan diri lalu beranjak meninggalkannya. Untuk terakhir kalinya ia membalikkan tubuhnya lalu tertegun saat melihat pemandangan Leonard yang tengah memegang tangan Kania dengan erat. Delon terlihat mengangkat alis, sebenarnya apa hubungan mereka hingga Leonard bisa bersikap sedekat itu pada Kania?****Kania mengerjapkan matany saat mendapati atap putih di hadapannya, bau alkohol dan obat-obatan yang menyeruak membuat Kania seketika terhenyak. Dimana ia? Apa dia ada di rumah sakit?Kania mengangk

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Khawatir

    Kania mendesah panjang, "Haruskah kita melakukan ini?""Aku harus meyakinkan segalanya berjalan dengan lancar."Dengan ragu Kania menyambut telunjuk itu. Entah apa yang sebenarnya terjadi, Jasmine Maureen adalah gadis yang teramat percaya diri, kenapa ia melihat Jasmine sangat berusaha keras agar hubungannya dengan Leonard berjalan dengan lancar?"Sekarang, apa aku boleh pergi?"Jasmine menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Kania, Kania mengusap mulutnya dengan serbet lalu bangkit berdiri.Tepat sebelum ia melangkah, Jasmine kembali memanggilnya."Aku minta maaf atas segala sikap menyebalkan yang aku tunjukkan selama ini padamu, Kania."Kania mengulas senyumnya mendengar ucapan Jasmine, "Ternyata kau sudah banyak berubah. Tidak apa-apa aku mengerti semuanya. Kau memang lebih pantas untuk Leonard."Setelah berkata seperti itu, Kania meninggalkan meja mereka. Ia menghela nafasnya panjang lalu kembali ke ruangan bengkelnya.Dewi yang melihatnya hanya bisa terkejut saat tatapan Kan

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Bagaimana Jika Leonard Masih Mencintaimu?

    "Anda menyukai seseorang?""Ya, saya harap Anda mengerti ucapan saya hari ini Pak Delon. Kalau begitu saya permisi."Kania segera bergerak meninggalkannya Delon dengan cepat. Ia menghela nafasnya panjang, sebelum semuanya semakin rumit dan memusingkan, ia harus bisa menyelesaikan seluruh tugas ini dengan cepat. Jika perlu, ia akan menyelesaikan semuanya kurang dari dua minggu.****Selama seharian penuh, Kania berada di bengkel kerjanya. Seperti tekadnya kemarin, ia akan menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dengan cepat. Ia sudah tidak bisa terus berada di sini dan menyiksa seluruh hatinya.Pintu ruangannya seketika diketuk, Dewi menghampiri dirinya lalu terhenyak saat melihat Kania berada di sana pagi-pagi sekali."Ibu? Ibu semalaman berada di sini?" Tanya Dewi dengan raut wajah terkejut."Ya, saya harus menyelesaikan semuanya dengan cepat agar kita segera kembali.""Tapi Bu, kalau begitu terus ibu bisa sakit.""Saya baik-baik saja, Dewi."Tepat saat ia mengatakan hal itu, darah segar

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Saya Sudah Menyukai Orang Lain

    "Anda memang cukup jeli, Bu Jasmine. Siapa yang tidak tertarik pada Bu Kania? Dia wanita yang mandiri dan cantik, bagaimana saya tidak terpesona olehnya?"Kania terperangah tidak percaya mendengar ucapan Delon yang terus terang. Delon tersenyum ke arahnya tanpa beban sama sekali membuat Kania merasa sangat gugup. Kania segera mengambil minumannya lalu menyeruputnya dengan perlahan, mengabaikan tatapan tajam dari Leonard yang sejak tadi tiba-tiba terdiam."Pak Delon benar-benar tipe pria yang romantis, Anda menyatakan ketertarikan Anda pada Bu Kania tepat disaat Bu Kania ada di hadapan Anda.""Bu Kania hanya sebentar di sini, jadi saya harus bergerak cepat, bukan?""Ah, Anda benar."Berbeda dengan dirinya yang merasa canggung, Delon dan juga Jasmine malah terlibat pembicaraan seru. Kania menghela nafasnya, sungguh ia ingin melarikan diri saja dari tempat ini.Tepat saat ketidaknyamanan yang ia rasakan semakin tidak terkendali, ponsel Kania berdering dengan nyaring. Tidak peduli siapa

DMCA.com Protection Status