Nathan mengerutkan kening dan melirik wanita sombong itu.Parasnya cukup cantik, tetapi Nathan tidak suka dengan sifat arogannya.Arjun berkata dengan terkejut, "Wanita ini pasti Alice Sebastian dari Keluarga Sebastian di Naroa, 'kan?"Alice tersenyum dan berkata dengan nada datar, "Kak Arjun kenal aku? Haha. Nggak kusangka, reputasiku begitu terkenal di Beluno?""Putri sulung Keluarga Sebastian di Naroa berbakat dalam sastra dan juga bela diri. Reputasimu memang sangat terkenal," ucap Arjun dengan dingin."Tapi di sini bukan Naroa, tapi Beluno. Nona Alice begitu arogan. Takutnya, kelak kamu nggak punya jalan yang mudah.""Lebih baik Kak Arjun urus dirimu sendiri. Kudengar, Gluton akan segera diambil alih oleh Tuan Simon dari Sirion, 'kan?" ucap Alice dengan yakin."Kebetulan aku cukup dekat dengan Tuan Simon. Asalkan Kak Arjun buka mulut, aku bisa membantumu berbicara mewakili Gluton."Arjun tersenyum sinis dan berkata, "Alice, kamu pikir kamu sangat hebat?""Sekalipun kamu hebat, kam
"Begitu sampai Beluno, aku sudah menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.""Kamu membantu Grup Sebastian. Tuan Besar Arga mewakilimu berbicara di acara jamuan keluarga. Beliau mencoba menyatukanmu dengan Emilia lagi.""Aku mau tanya sama kamu, masalah ini benar atau nggak?"Nathan berkata dengan nada dingin, "Memang benar, tapi aku sama sekali nggak tahu Tuan Besar Arga akan melakukan hal seperti itu."Alice tertawa dan berkata, "Masih berkelit!""Karena kamu sudah menyelamatkan Keluarga Sebastian, jadi kamu berniat memanfaatkan jasamu untuk membuat Tuan Besar Arga membantumu berbicara, agar kamu bisa rujuk dengan Emilia.""Jelas sekali, kamu merencanakan sesuatu dan membantu Keluarga Sebastian dengan niat lain. Kalau Emilia jatuh cinta sama orang sepertimu, itu berarti dia buta."Nathan menggelengkan kepalanya, lalu bertepuk tangan, dan berkata sambil tersenyum, "Alice, meski ini pertama kalinya kita bertemu, aku sangat salut padamu.""Kenapa? Kamu ingin bersujud karena aku sudah me
Pesta dansa resmi dimulai pada jam enam sore.Nathan dan Arjun bukan datang ke sini untuk berdansa.Setelah mencari tempat kosong, mereka langsung duduk dan menikmati makanan lezat.Di saat bersamaan, mereka juga mengamati pergerakan Julian dan Vilda.Pesta dansa yang diadakan di Analin ini dihadiri oleh orang-orang kelas atas Beluno.Oleh karena itu, semua makanan yang disajikan juga termasuk bahan-bahan berkualitas tinggi.Arjun berkata dengan iri, "Ada beberapa wanita cantik juga, seperti nyonya Keluarga Halim.""Kalau ada kesempatan, aku juga ingin mencicipi wanita ini."Nathan menatapnya dengan ekspresi aneh. "Kak Arjun, mentalmu sudah bermasalah. Sepertinya kamu terkena Sindrom 'Surio'."Mendengar itu, Arjun pun berkata dengan cemas, "Tuan Nathan, apa Sindrom Surio ini parah? Kalau begitu, kamu harus mengobatiku."Dia tahu Nathan adalah dokter genius dengan keterampilan medis yang tak tertandingi.Jika demikian, penyakit yang disebut Nathan barusan pasti bukanlah penyakit ringan.
Namun, terlihat jelas bahwa Nayana tidak ingin Julian menyentuhnya.Julian sangat senang dan berkata sambil tersenyum, "Nyonya Nayana, kamu sudah dengar permintaan semua orang?""Semua orang ingin melihat kita berdansa, jadi Nyonya Nayana nggak boleh menolak."Julian mengerutkan kening. Julian bagaikan nyamuk berdengung di telinganya. Menyebalkan sekali.Namun di hadapan begitu banyak orang, dia juga takut menimbulkan pertikaian jika menolak Julian secara langsung.Saat ini, terdengar suara seorang wanita. "Lantaran Nyonya Nayana nggak ingin berdansa dengan Tuan Julian.""Sebagai seorang pria sejati, bukankah seharusnya kamu mundur dan nggak mempersulitnya?"Julian menoleh ke samping dan berkata dengan nada tidak senang, "Memangnya kamu siapa? Apa kamu berhak ikut campur urusanku?"Alice yang mengenakan setelan jas formal itu terlihat sangat keren dan maskulin. Dia berkata sambil tersenyum, "Tuan Julian jangan emosi. Aku Alice Sebastian, dari Keluarga Sebastian di Naroa."Julian berpik
Nayana tersenyum dan berkata, "Apa ada yang salah?"Alice berkata dengan tegas, "Nyonya, dengarkan saranku.""Apa Nathan pantas menjadi pasangan dansamu? Aku rasa, dia bahkan nggak layak menjadi pengikutmu."Nayana menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nona Alice, ini urusanku, jadi kamu nggak perlu khawatir.""Kalau begitu, permisi. Selesai dansa nanti, kita baru bicara lagi."Melihat Nayana berjalan mendekati Nathan, Alice tampak tertegun lama.Saat ini, hadirin lainnya juga memperhatikan tindakan Nayana."Sialan. Siapa dia? Kenapa Nayana bisa mengajaknya berdansa?""Nyonya Nayana bahkan menolak Julian. Apa dia jatuh hati pada bocah ini?""Dia bukan bocah biasa, tapi pria hebat bernama Nathan. Dengar-dengar, dia bahkan nggak memberi muka pada Julian dan Simon!"Para tamu yang hadir di pesta itu mulai membicarakan mereka.Khususnya para pria. Melihat Nayana yang tersenyum ceria di depan Nathan bagaikan gadis kasmaran, mereka langsung cemburu dan benci.Julian mencengkeram pantat Vilda
Sekarang muncul lagi yang lebih hebat. Nayana, penguasa Analin.Apa Nathan begitu populer di kalangan wanita-wanita hebat seperti ini?Setelah kembali ke ruang tunggu, dia pun berkata kepada Alice, "Kak Alice, ayo kita pulang."Alice menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan terburu-buru. Emilia, ingat, kamu harus beradaptasi dengan situasi seperti ini.""Meski kamu nggak suka ataupun nggak senang, kamu tetap harus menuntut dirimu."Emilia berkata dengan nada dingin, "Aku nggak ingin berada di tempat yang sama dengan Nathan."Alice tersenyum dan berkata, "Kenapa? Kamu nggak senang? Jelas-jelas dia seorang gigolo yang nggak berguna, tapi mengapa sekarang dia begitu populer?"Emilia berkata dengan kaku, "Dia bisa mengandalkan wanita untuk meraih kesuksesan juga termasuk sebuah kemampuan. Kenapa aku harus nggak senang?""Emilia, kamu salah. Dia bukannya meraih kesuksesan, tapi dia masih nggak menyadari keseriusan masalah," ucap Alice dengan tegas."Begitu orang-orang berkuasa seperti N
Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku juga nggak tahu. Mungkin Simon akan marah saat melihat foto-foto ini, tapi mengingat kelicikannya, dia mungkin juga memilih untuk menahan diri.""Benar, Simon juga orang yang penuh pertimbangan. Meski melihat foto-foto ini, aku khawatir dia akan memilih untuk menoleransi perbuatan Julian," kata Nayana."Jadi, kita masih harus melangkah lebih jauh untuk membuat Simon emosi dan bertarung dengan Julian."Arjun merentangkan tangannya dan berkata, "Kalau begitu, harus ada bukti perselingkuhan Julian dan Vilda. Tapi di mana kita bisa menemukan bukti kuat seperti itu?""Di mana Julian dan Vilda? Apa mereka sudah pergi?" tanya Nathan."Setelah pesta dansa selesai, mereka berdua sudah pergi ke ruang tunggu. Tapi nggak ada kamera CCTV di ruangan itu," jawab Arjun.Nayana berkata, "Mana mungkin memasang kamera CCTV di ruang tunggu. Kalau aku berbuat seperti itu, bukankah akan membuat menyinggung orang-orang Analin?"Di saat ini, Tetua Rafan datang
Nathan meletakkan gelas anggur, lalu menatap keduanya sambil mengangguk. "Benar, dua gelas anggur ini semuanya ada.""Kalian bilang ruang tunggu ini digunakan oleh Julian dan Vilda. Jadi, bisa disimpulkan bahwa mereka berdua sudah meminum Bubuk Albunus.""Sepertinya, Julian yang memberi obat itu pada Vilda.""Dengan kata lain, Julian ingin ...."Arjun lebih dulu menyela, "Julian ingin meniduri Vilda. Semua yang terjadi sebelumnya hanyalah sandiwara. Sebenarnya, Julian diam-diam menaruh obat pada Vilda. Mungkin keduanya sekarang sedang menyalurkan hasrat mereka!"Nayana tampak gembira. "Pasti seperti itu. Julian itu seorang bajingan. Tak disangka, dia akan begitu parah.""Cepat cari tahu di mana Julian dan Vilda berada," kata Nathan."Khasiat dari Bubuk Albunus sangat cepat. Dilihat dari waktu kepergian mereka, seharusnya efeknya sudah mulai terasa sekarang."Nayana tersenyum sinis dan berkata, "Serahkan masalah ini pada orang-orang Analin-ku saja. Mereka pasti akan menemukan tempat di
Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu
Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem
Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be
Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na
Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih
Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat
Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d
Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.