Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku juga nggak tahu. Mungkin Simon akan marah saat melihat foto-foto ini, tapi mengingat kelicikannya, dia mungkin juga memilih untuk menahan diri.""Benar, Simon juga orang yang penuh pertimbangan. Meski melihat foto-foto ini, aku khawatir dia akan memilih untuk menoleransi perbuatan Julian," kata Nayana."Jadi, kita masih harus melangkah lebih jauh untuk membuat Simon emosi dan bertarung dengan Julian."Arjun merentangkan tangannya dan berkata, "Kalau begitu, harus ada bukti perselingkuhan Julian dan Vilda. Tapi di mana kita bisa menemukan bukti kuat seperti itu?""Di mana Julian dan Vilda? Apa mereka sudah pergi?" tanya Nathan."Setelah pesta dansa selesai, mereka berdua sudah pergi ke ruang tunggu. Tapi nggak ada kamera CCTV di ruangan itu," jawab Arjun.Nayana berkata, "Mana mungkin memasang kamera CCTV di ruang tunggu. Kalau aku berbuat seperti itu, bukankah akan membuat menyinggung orang-orang Analin?"Di saat ini, Tetua Rafan datang
Nathan meletakkan gelas anggur, lalu menatap keduanya sambil mengangguk. "Benar, dua gelas anggur ini semuanya ada.""Kalian bilang ruang tunggu ini digunakan oleh Julian dan Vilda. Jadi, bisa disimpulkan bahwa mereka berdua sudah meminum Bubuk Albunus.""Sepertinya, Julian yang memberi obat itu pada Vilda.""Dengan kata lain, Julian ingin ...."Arjun lebih dulu menyela, "Julian ingin meniduri Vilda. Semua yang terjadi sebelumnya hanyalah sandiwara. Sebenarnya, Julian diam-diam menaruh obat pada Vilda. Mungkin keduanya sekarang sedang menyalurkan hasrat mereka!"Nayana tampak gembira. "Pasti seperti itu. Julian itu seorang bajingan. Tak disangka, dia akan begitu parah.""Cepat cari tahu di mana Julian dan Vilda berada," kata Nathan."Khasiat dari Bubuk Albunus sangat cepat. Dilihat dari waktu kepergian mereka, seharusnya efeknya sudah mulai terasa sekarang."Nayana tersenyum sinis dan berkata, "Serahkan masalah ini pada orang-orang Analin-ku saja. Mereka pasti akan menemukan tempat di
"Tak disangka, pahlawan wanita seperti Nayana akan begitu tergila-gila pada pria nggak berguna. Sungguh mengecewakan."Butuh waktu lama bagi Alice untuk menenangkan rasa malu dan marah dalam hatinya."Emilia, ayo kita pergi. Nayana nggak tahu berterima kasih. Kalau begitu, kita cari Simon di Sirion saja."Emilia berkata dengan ragu, "Kak Alice, meski kepala keluarga ingin berinvestasi dan juga memperluas wilayah bisnis ke Beluno, bukankah masih ada banyak cara lain?""Aku rasa kamu nggak perlu cari pemimpin pasukan bawah tanah seperti Nayana atau Simon. Orang-orang ini selalu berbuat curang. Aku khawatir..."Alice tersenyum dan menyelanya, "Aku tahu kamu khawatir, Emilia. Kamu takut wanita sepertiku akan ditipu oleh orang-orang ini, 'kan?""Haha, Emilia. Kamu sudah terlalu meremehkan kakakmu. Tunggu dan lihat saja. Sebentar lagi, reputasi kita sebagai kakak beradik akan mengalahkan yang lainnya di Beluno ini."Emilia mengerutkan kening. Intuisinya mengatakan bahwa kakak sepupu dari kel
Namun, jelas terlihat bahwa petugas keamanan hotel tidak memberi muka sama sekali pada orang-orang Analin. Petugas keamanan tampak menghalangi jalan dan menolak membiarkan mereka masuk.Wajah Arjun berubah dingin. Dia bersiap membawa anak buahnya maju untuk memaksa masuk.Nathan berteriak, "Kak Arjun, jangan buat keributan besar!""Tuan Nathan, kalau kita nggak menerobos masuk sekarang, aku khawatir Julian akan kabur," kata Arjun dengan cemas.Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan khawatir. Khasiat Bubuk Albunus setidaknya akan bertahan setengah hari.""Ini wilayahnya Keluarga Suteja. Analin kami punya hubungan baik dengan Keluarga Suteja. Biar aku yang mencobanya," kata Nayana.Sembari berbicara, Nayana pun berjalan masuk sambil berkata dengan nada dingin, "Minggir. Aku Nayana dari Analin."Para petugas keamanan hotel saling berpandangan. Mereka terpana oleh aura Nayana.Salah seorang penjaga keamanan berkata dengan kaku, "Nyonya Nayana, seluruh hotel kami telah dipesan
"Terserah kalau kalian nggak mau pergi."Liam meminta anak buahnya membawakan sofa. Dia kemudian duduk menghalangi pintu dan berkata tanpa malu-malu, "Tapi hari ini, hotel kami nggak terbuka untuk umum. Jadi, mari kita tunggu seperti ini saja.""Dasar bodoh. Kalau aku nggak memberimu pelajaran, kamu masih kira aku mudah ditindas?" seru Nayana dengan marah.Nathan tersenyum dan berkata, "Nyonya Nayana, karena Tuan Liam begitu kecanduan menjadi germo, kita juga nggak perlu mengganggunya lagi."Wajah Liam tampak geram, tetapi dia berusaha menahan amarahnya.Nathan terus-menerus menyebutnya sebagai 'germo'. Hal ini tentu membuatnya merasa sangat terhina.Namun, apa boleh buat. Julian saat ini tengah melakukan hal-hal tidak senonoh dengan simpanannya Tuan Simon.Dia harus menjaga hotel dengan baik. Kalau sampai terbongkar, akibatnya sangatlah mengerikan.Asalkan membuat Julian merasa puas, kelak Liam juga bisa berhubungan dengan Sekte Pirata.Nathan mengajak Nayana kembali ke mobil dan meme
Alice berdiri dan berkata, "Kalau begitu, aku dan Emilia pamit dulu.""Selain itu, aku juga berharap Tuan Simon bisa menyatukan dunia bawah tanah Beluno secepatnya dan menciptakan situasi yang lebih baik untuk kerja sama kita."Simon sangat senang dan berkata dengan bangga, "Nona Alice punya selera yang bagus. Kamu juga beranggapan bahwa aku akan menyatukan dunia bawah tanah Beluno dalam waktu singkat.""Nggak lama lagi, Nona Alice akan melihat kemakmuran Sirion kita."Tepat di saat ini, seorang master Sirion masuk sambil memasang ekspresi muram. Dia memberi isyarat pada Simon bahwa ada masalah mendesak.Simon berkata dengan tenang, "Kalau begitu, Nona-nona, aku nggak antar kalian lagi.""Tuan Simon, kami pamit dulu," ucap Alice sambil tersenyum.Setelah meninggalkan Sirion, Emilia pun berkata, "Kak Alice, kenapa aku merasa nggak tenang menginvestasikan dua triliun itu begitu saja?"Alice tampak tenang dan percaya diri, seolah-olah dia sudah mengendalikan segalanya."Emilia, kita semua
Master Sirion buru-buru berkata, "Tuan Simon, redakan emosimu.""Asal foto-foto ini nggak jelas dan belum sepenuhnya benar. Aku rasa lebih baik kita selidiki dulu.""Lagi pula, Julian berada di pihak yang sama dengan Sirion kita. Kalau kita berselisih karena hal seperti ini, Tuan Simon, pikirkanlah, bukankah hanya akan menguntungkan musuh?"Simon terkejut dan mengangguk berulang kali. "Benar, aku hampir masuk dalam perangkap."Raut wajahnya tampak jelek. Dia segera menyadari bahwa foto ini kemungkinan besar ulahnya Nayana ataupun Arjun.Tujuannya sudah pasti untuk menabur perselisihan di antara dirinya dengan Julian."Arjun, Nayana, kalian sangat licik. Sayangnya, aku bukanlah orang yang mudah terjebak dalam perangkap."Setelah menggertakkan giginya, Simon memutuskan untuk menangani Nayana dan Arjun secepatnya.Salah satu orang kepercayaan Simon berjalan masuk di saat ini.Dilihat dari wajahnya, ekspresinya bahkan lebih muram dibandingkan master yang masuk barusan.Simon mengerutkan ke
"Meski ini jebakan yang dibuat oleh Arjun dan Nayana, apa yang harus aku takutkan?""Apa mereka berdua berani menyerangku di wilayahnya Keluarga Suteja?"Orang kepercayaan dan master pun berpikiran sama.Sekalipun ini jebakan, Tuan Simon sebagai penguasa Sirion datang bersama para master, siapakah yang berani menyentuhnya?Namun, yang mereka berdua takuti sekarang adalah kenyataan Tuan Julian yang bermain dengan wanitanya Tuan Simon.Anggota dunia bawah tanah semuanya harus mengikuti aturan dunia bawah.Berani merebut wanita pemimpin mereka, maka dia harus mati!Sepuluh menit kemudian.Lebih dari belasan kendaraan off-road besar berhenti di depan hotel milik Keluarga Suteja.Simon memimpin, kemudian diikuti oleh puluhan master Sirion, dan bergegas masuk ke gerbang hotel.Liam masih duduk di depan pintu masuk hotel sambil menyilangkan kaki."Tuan Julian, sebagai saudaramu, aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu.""Berani sekali kamu meniduri wanitanya Tuan Simon. Haha. Setelah kamu pua
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.
Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Simon sangat mendominasi. Sikap nggak goyah seperti itu sungguh mengagumkan.""Nak, jangan banyak omong lagi. Cepat katakanlah," seru Simon dengan tidak sabar."Jangan kira aku nggak tahu. Nayana dan Arjun sekarang memilih untuk mengikuti kata-katamu.""Dalam hal menggunakan taktik, kamulah yang paling hebat.""Aku nggak pantas menerima pujian seperti itu," seru Nathan dengan cepat."Sebenarnya, aku hanya ingin memberitahumu sedikit informasi saja, Tuan Simon. Saat berada di ruang tunggu Vila Analin, aku menemukan barang bagus di dalam gelas anggur Tuan Julian dan Nona Vilda.""Barang bagus ini sangat langka. Namanya Bubuk Albunus. Dengar-dengar, kalau obat ini dikonsumsi oleh pria atau wanita sebelum berhubungan badan, bisa meningkatkan gairah dan juga bisa bersenang-senang dalam waktu yang lama ....""Cukup hentikan! Jangan dilanjutkan lagi."Sebelum Nathan selesai berbicara, Simon sudah tidak sanggup mendengarnya lagi.Rasa marah yang baru saja be
Julian berkata pada Simon dengan penuh tulus, "Kak Simon, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.""Kali ini memang aku yang salah, tapi jangan khawatir. Aku pasti akan berjuang keras untuk Sirion demi menebus kesalahanku."Wajah Simon menegang. Dia jelas masih marah.Beberapa master Sirion maju ke depan, lalu mengepalkan tangan mereka, sambil berkata, "Tuan Simon, Tuan Julian sudah mengakui kesalahannya. Anda lihat, bukankah kita harus memaafkannya?""Benar, Tuan Simon. Tuan Julian hanya khilaf sesaat. Tapi bukankah dia bilang dia akan menebus dosanya? Aku rasa kita harus memberinya kesempatan.""Tuan Simon juga termasuk orang yang punya pemikiran terbuka. Bukankah hanya seorang wanita murahan saja? Campakkan saja."Simon menarik napas dalam-dalam. Dia sudah hampir berhasil dibujuk oleh saudara-saudaranya.Dia memang masih perlu mengandalkan Julian sekarang.Walau pria mesum ini sudah kelewat batas dan membuatnya ingin menamparnya sampai mati.Namun, dibandingkan dengan bantuan yang a
Simon merebut barang dari tangan anak buahnya dan melemparkannya ke wajah Julian."Julian, kamu bilang kamu dan Vilda, si jalang, itu datang ke sini hanya untuk beristirahat. Nggak terjadi apa pun ya, 'kan?"Simon menatap Julian dan berkata dengan nada ganas, "Kalau begitu, buka matamu dan lihat, apa yang ada di tanganku ini?"Julian mengambil barang yang dilemparkan Simon barusan dan melihatnya. Wajahnya seketika memerah. Dia merasa malu dan tidak tahu harus mencari alasan apa lagi.Karena itu adalah dua pasang pakaian dalam, yang dia dan Vilda tidak sempat kenakan barusan. Lantaran sibuk melarikan diri, mereka pun meninggalkannya di kamar.Simon menggertakkan giginya dan melemparkan salah satu sepatu kulit merah milik Julian yang hilang dan gulungan tisu bekas ke kepala Julian.Bukan hanya itu saja, Simon juga melemparkan kondom bekas ke kepala Julian sambil memasang ekspresi jijik dan benci.Julian tidak tahan menghadapi benda kotor seperti itu dan segera menghindarinya.Para master
Plak!Simon langsung menamparnya dengan keras."Dasar jalang! Kamu masih berani berkelit sekarang? Akan kuhabisi kamu!"Simon menamparnya dengan penuh benci.Vilda menjerit. Tubuhnya seketika terlempar sejauh empat hingga lima meter. Dia langsung menyemburkan darah. Kondisinya tampak sekarat.Kelopak mata Liam berkedut. Dia merasa ada hawa dingin yang menyelimuti hatinya.Sepertinya Simon bertekad membunuh Vilda!"Tuan Liam, bukankah kamu terus menekankan bahwa pasangan hina ini nggak ada di hotelmu?"Tepat di saat nyali Liam makin menciut, Simon langsung menatapnya dengan ekspresi datar.Liam terkejut. "Tuan Simon, sebenarnya aku ...."Simon tidak berniat mendengar penjelasannya sama sekali. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa bajingan ini keluar dari sini. Jangan habisi dia. Kalau nggak, Keluarga Suteja akan datang mencari masalah.""Tapi aku mau dia merasakan apa yang namanya sengsara dan juga hidup menderita!"Dua lelaki kekar dari Sirion bergegas maju ke depan, kemudian m
Pintu masuk hotel.Jantung Liam sudah berdebar kencang."Tuan Simon, kami sudah cari di semua ruangan, tapi nggak ada seorang pun yang terlihat."Orang-orang Sirion datang untuk melapor pada Simon.Simon menaruh tangannya di belakang punggungnya. Wajahnya berubah gelap. Dia juga tidak mengatakan apa pun.Sebaliknya, Liam yang mendengarnya langsung menghela napas lega.Untung saja, Julian berhasil melarikan diri tepat waktu.Dengan begitu, Liam juga bisa lepas dari tanggung jawab dan melarikan diri.Liam merasa lega dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Simon, sudah saya bilang, Anda mungkin keliru. Hotel kami tutup hari ini."Dia harus mengusir Simon secepat mungkin. Jika tidak, dia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Simon menatapnya dengan dingin. Lantaran sudah rileks, Liam pun balas memandang Simon tanpa merasa takut sedikit pun.Lagi pula, mereka sudah berhasil menyelinap keluar lewat pintu belakang. Meski Simon punya kecurigaan, dia juga tidak punya bukti.Tanpa bu
Simon, penguasa Sirion, bahkan turun tangan sendiri dan membawa orang untuk mencari mereka.Bahkan dengan keberanian Julian yang luar biasa, dia juga tidak bisa menahan perasaan bersalah dan merasa ketakutan saat ini.Saat Vilda mendengar Simon datang, wajahnya langsung memucat karena ketakutan."Tuan Simon ... datang ke sini? Ka ... kamu yakin?"Dalam sekejap, dia sudah hampir menangis.Julian menyerahkan pakaian ke tangan Vilda sambil berteriak, "Cepat pakai. Kalau kamu terlambat selangkah dan kita ketahuan, kita berdua akan mendapat masalah besar."Seluruh tubuh Vilda gemetar. Air mata mengalir di wajahnya. Dia pun meringis. "Ini semua salahmu, dasar berengsek. Kamu ngotot memintaku melayanimu.""Padahal aku sudah menolak, tapi kamu malah menaruh obat di dalam minumanku. Julian, kamulah yang memaksaku melakukan semua ini. Aku hanyalah korban."Melihat Vilda tidak mau mengenakan pakaiannya dan masih sibuk menyalahkannya, emosi Julian sudah mau meledak."Wanita jalang. Kamu itu dipaks
Akan tetapi, Liam tidak tinggal diam.Dia masih punya kesempatan!Setelah berjuang keras, dia pun bangkit dari lantai.Saat menyentuh sudut mulutnya, tangannya langsung dipenuhi darah.'Julian, dasar berengsek! Kamu sudah hampir mencelakaiku!'Liam tidak menahan diri dan langsung mengumpat dalam hatinya.Sebelum sempat menyeka darahnya, dia menarik petugas keamanan di sebelahnya dan berkata, "Cepat naik tangga, lalu beri tahu Julian dan Vilda untuk lari lewat pintu belakang.""Cepat!"Petugas keamanan yang mendengar teriakan Liam langsung ketakutan. Kakinya bahkan tersandung dan kemudian sosoknya menghilang menaiki tangga.Liam meraba-raba ponselnya dan menelepon Julian.Sayangnya, hanya terdengar suara operator yang menyebut nomor telepon Julian tidak bisa dihubungi.Untung saja, butuh waktu bagi anak buah Simon untuk menemukan kamar di mana Julian berada.Liam tahu dia masih punya kesempatan dan secercah harapan!"Cepat. Kita harus lebih dulu sampai dari Tuan Simon. Cepat!"Liam diam
"Meski ini jebakan yang dibuat oleh Arjun dan Nayana, apa yang harus aku takutkan?""Apa mereka berdua berani menyerangku di wilayahnya Keluarga Suteja?"Orang kepercayaan dan master pun berpikiran sama.Sekalipun ini jebakan, Tuan Simon sebagai penguasa Sirion datang bersama para master, siapakah yang berani menyentuhnya?Namun, yang mereka berdua takuti sekarang adalah kenyataan Tuan Julian yang bermain dengan wanitanya Tuan Simon.Anggota dunia bawah tanah semuanya harus mengikuti aturan dunia bawah.Berani merebut wanita pemimpin mereka, maka dia harus mati!Sepuluh menit kemudian.Lebih dari belasan kendaraan off-road besar berhenti di depan hotel milik Keluarga Suteja.Simon memimpin, kemudian diikuti oleh puluhan master Sirion, dan bergegas masuk ke gerbang hotel.Liam masih duduk di depan pintu masuk hotel sambil menyilangkan kaki."Tuan Julian, sebagai saudaramu, aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu.""Berani sekali kamu meniduri wanitanya Tuan Simon. Haha. Setelah kamu pua