Produser Ali sangat senang mendapatkan hadiah dari Rieta. Ia langsung menggunakan jam tangan tersebut karena kebetulan jam tangan milik sedang rusak."Terima kasih ya Rieta atas pemberian jam tangan ini. Saya sangat menyukainya. Jam tangan ini sangat pas di tangan saya," ucap produser Ali tersenyum memperhatikan pergelangan tangannya memakai jam baru."Sama-sama tuan Ali. Saya merasa senang jika tuan Ali menyukai hadiah yang saya berikan. Semoga bermanfaat dan awet ya tuan."Jenika tidak senang karena produser Ali terlihat lebih menyayangi Rieta dibandingkan dengan para karyawan yang lainnya. Ia yakin jika Rieta itu akan menjadi anak emas di perusahaan rekaman karena Rieta adalah kekasih Arlo, orang yang sudah menanam saham paling besar dan juga membantu pembangunan perusahaan kembali.Melihat kesuksesan Rieta membuat Jenika menjadi iri. Ia segera mencari cara agar Rieta dihujat oleh para penikmat lagu. Ia terus mencari informasi tentang masa lalu Rieta hingga akhirnya ia menemukan fa
Rieta segera membuat sebuah kue cake untuk diberikan kepada Arlo. Ia juga membuat sebuah gelang dari manik-manik, gelang hitam yang terlihat elegan yang juga akan digunakan oleh Rieta. Tujuannya membuat gelang couple agar Arlo selalu ingat dengan dirinya.Setelah selesai membuat kue, Rieta segera memesan taksi untuk pergi ke kantor Arlo. Ia sudah tidak sabar ingin memberikan kue dan gelang tersebut untuk kekasihnya.Semua mata tertuju kepada Rieta karena hari ini ia berpenampilan cukup seksi. Sebenarnya yang mendandani Rieta hari ini adalah Viona. Viona sengaja memilih gaun terbuka pada bagian punggung dan juga rambut Rita yang panjang sengaja diikat seperti ekor kuda sehingga punggung Rita dapat terekspos dengan jelas."Selamat pagi Jacob dan Jack," sapa Rieta saat melihat kedua orang tersebut seperti sedang berdebat di depan ruangan Arlo."Eh nona Rieta. Selamat pagi.""Kalian berdua sepertinya sedang bertengkar ya. Ada apa? Apa aku datang diwaktu yang tidak tepat?" tanya Rieta penas
Yang awalnya hanya kecupan sekarang Rieta mulai berani memperdalam ciumannya dengan Arlo. Rasa nyaman dan percaya benar-benar membuat Rieta menjadi bersemangat. Sedangkan Arlo, ia hanya diam dan menikmati. Ini adalah ciuman pertamanya, dan ia masih bingung harus melakukan apa."Hahh hahh hahh. Baby, apakah kamu ingin membuatku kehabisan nafas?" ucap Rieta mendorong tubuh Arlo."Maaf honey. Aku tidak bermaksud seperti itu. Ini adalah ciuman pertamaku, jadi aku tidak tahu bagaimana cara berciuman yang benar. Apalagi bibirmu benar-benar membuatku hilang kendali, rasanya aku ingin sekali melahap nya sampai habis.""Serius baby ini adalah ciuman pertamamu?" tanya Rieta seakan tidak percaya."Ya honey. Kau adalah wanita pertama yang telah mencuri ciuman pertamaku," ucap Arlo memeluk erat tubuh Rieta dan bersembunyi dibalik leher Rieta karena merasa malu. Rieta tersenyum dan tertawa karena merasa geli dengan tingkah Arlo. Ia juga senang karena ternyata Arlo baru pertama kali berciuman dengan
Arlo dengan setia menemani Rieta untuk mencari rumah yang dijual. Meskipun tidak setuju jika Rieta membeli rumah, tetapi Arlo harus berusaha untuk bersikap dewasa dan menghargai keputusan Rieta."Aku janji, setelah kita menikah nanti maka aku tidak akan melepaskanmu honey. Kita akan terus bersama-sama. Dan aku yakin kau juga bisa meluluhkan hati mommy," batin Arlo.Ternyata sedang tidak ada rumah yang dijual di area dekat rumah Viona, Rieta pun merasa kecewa. Padahal ia sudah bermimpi bisa tinggal sendiri di rumah yang ia beli dan menjadi tetangga Viona."Kenapa kau tidak membeli rumah di daerah lain saja honey? Bukankah banyak rumah yang dijual selain daerah sini?""Aku sudah berjanji kepada Viona baby kalau aku hanya akan membeli rumah di daerah dekat sini. Tapi ternyata tidak ada, itu artinya aku harus menunda niatku ini.""Jangan sedih begitu honey. Mungkin memang belum saatnya kau memiliki rumah didaerah sini. Tapi kan kau bisa menginvestasikan uangmu itu menjadi yang lain. Kau b
"Rieta, kamu sudah mengecek sosial media milikmu hari ini? Tadi aku tidak sengaja lihat di kolom komentar banyak sekali komentar-komentar pedas yang bermunculan. Aku belum membacanya dengan teliti apa masalah yang mereka tanggapi pada gambar postingan single ketigamu itu.""Sudah hampir seminggu ini aku tidak membuka sosial media sama sekali Vi karena aku sibuk dengan beberapa bekerja. Apalagi setiap malam Arlo selalu mengajakku keluar.""Coba deh kamu cek dulu Ta. Sebenarnya ada apa, kenapa mereka menyerangmu seperti itu? Setahuku kamu kan sudah beberapa bulan tidak muncul ke publik."Rieta segera membuka sosial media miliknya untuk melihat komentar yang dimaksud oleh Viona. Ternyata sudah ribuan komentar negatif yang bertebaran di postingan single ketiganya. Rieta mulai membaca semua komentar negatif itu, ternyata setelah disimpulkan hampir semua komentar mengatai dirinya melakukan plagiat pada singel ketiganya."Bagaimana Ta? Mereka membahas tentang apa saja?" tanya Viona penasaran
Tubuh Rieta semakin demam dan Arlo tidak kunjung datang. Viona merasa geram karena Arlo lebih mementingkan pekerjaan daripada kondisi Rieta. Tadi Jacob mengatakan jika Arlo akan datang terlambat karena ia harus menghadiri rapat penting terlebih dahulu."Viona, bagaimana kondisi nona Rieta?""Kak Ambar, syukur lah ada orang yang datang kemari. Badan Rieta panas sekali kak, tadi sudah mencapai 39°C.""Astaga, sudah tinggi itu Vi. Sebentar aku siapkan mobil dulu. Kebetulan aku tadi sedang lewat arah ke rumah ini dan Jack meneleponku. Ayo bantu aku untuk membawa nona Rieta ke mobil dan kita bawa dia ke rumah sakit."Viona yang memiliki badan kurus kesusahan untuk ikut membantu memapah Rieta yang lebih tinggi daripada dirinya. Dan melihat Viona yang kesusahan membuat Ambar harus turun tangan sendiri membawa Rieta ke mobil."Waww. Kak Ambar kuat menggendong Rieta sendiri?" ucap Viona kaget dan kagum melihat Ambar yang kuat menggendong Rieta."Jangan banyak bicara Vi, cepat buka pintu mobilny
Setiap pagi Arlo masih rajin selalu datang ke rumah Viona untuk memberikan dan menyuapi bubur untuk Rieta. Karena jika Arlo tidak datang maka Rieta tidak akan mau sarapan sama sekali. Nafsu makannya memang masih belum kembali normal tetapi jika dengan Arlo yang selalu memaksa ia akan membuka mulut dan makan dengan lahap."Vi, siang ini Rieta ada jadwal kontrol dengan dokter psikiater. Ambar yang akan datang kemari untuk mengantar kalian ke rumah sakit.""Eee, tapi maaf tuan. Saya sepertinya tidak bisa ikut menemani Rieta ke dokter. Kebetulan saya harus menemui orang yang ingin dibuatkan lagu oleh Rieta. Biar kak Ambar saja ya tuan yang menemani Rieta ke dokter?""Memangnya Rieta masih mau bekerja membuat lagu?""Masih tuan. Justru dari pekerjaan itulah dia bisa menghasilkan banyak uang. Kalau dari menyanyi dan menghasilkan singel itu tidak seberapa.""Hmm begitu ya. Ya sudahlah nanti biar aku saja yang datang kemari untuk menemani Rieta ke dokter. Aku tidak tega jika hanya Ambar sendi
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka
"Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini
Arlo tidak ingin dibuat pusing terlalu lama dengan masalah sang kekasih yang memang sepertinya tidak hanya satu orang saja yang ikut membuat keributan. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya karena memang ia ingin segera melamar Rieta."Siang Jenika. Bisa kita bicara sebentar," ucap Arlo yang siang itu langsung datang ke kantor produser Ali dan menghampiri Jenika."Siang tuan Arlo. Tuan ingin berbicara dengan saya?" tanya Jenika kaget."Iya Jen, saya ingin berbicara denganmu. Hanya sebentar, tidak lama dan kita bicara di cafe yang berada disamping kantor ini saja.""Baik tuan."Jenika mengikuti langkah kaki Arlo dari belakang. Ia gugup dan juga sedikit takut karena tiba-tiba saja Arlo ingin berbicara dengannya. Dibelakang Jenika ada Jack yang ikut mengawasi. Jenika seperti seorang tersangka yang sedang ingin diinterogasi.Para karyawan yang melihat Jenika berada di tengah-tengah Arlo dan Jack bertanya-tanya, ada urusan apa Jenika dengan kedua orang penting tersebut."Maa
"Tuan Arlo gawat. Ada berita kurang mengenakan mengenai nona Rieta.""Ada apa lagi Jack? Masalah kemarin saja belum selesai secara tuntas. Ini sudah ada masalah baru lagi?""Iya tuan. Dan kali ini saya yakin akan membuat nona Rieta semakin terpuruk.""Ada apa memangnya. Coba ceritakan semuanya kepadaku dengan jelas."Jack segera menceritakan jika tadi ia baru saja mendapatkan informasi bahwa ada sebuah gosip yang menggemparkan dunia maya yaitu tentang fakta perceraian Rieta dan kemandulannya. Arlo semakin geram karena masalah Rieta tidak kunjung usai justru semakin melebar. Sepertinya Rieta harus benar-benar mundur dari dunia hiburan agar tidak ada lagi yang nengusik ketenangan hidupnya."Sepertinya kali ini aku harus turun tangan. Masalah ini jangan sampai ke telinga mommy. Bisa bahaya nanti kalau sampai mommy mengetahuinya. Sekarang saja mommy belum merestui hubunganku dengan Rieta, bagaimana jika mommy tahu bahwa Rieta itu mandul.""Tapi tuan ingin melakukan apa?" tanya Jack penas
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka