Baru beberapa langkah, Citra terhuyung. "Apa kamu tidak melihat tubuhku yang sebesar ini?" tanya orang yang bertabrakan dengan Citra."Aku tidak sengaja!" bentak Citra.Bukannya meminta maaf, Citra makin membuat suasana panas. Bagaimana tidak, bukannya meminta maaf, dia malah berkacak pinggang dan melotot. Tentu saja memancing orang yang bertabrakan dengannya emosi."Kau-!" baru saja akan bersuara, orang yang bertabrakan dengan Citra terdiam."Nona Citra?" sapa Adrian, yang mendengar suara Citra mengema.Citra menoleh, dan menurunkan tangannya yang berada di pinggang. Menghela napas panjang dan menahan kesal, karena dia ketauan datang dan tidak mungkin pergi begitu saja."Hai," sapa Citra.Wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan Zera, meninggalkan orang yang bertabrakan dengannya. Membiarkan emosi orang itu menguap, tanpa bisa dilampiaskan."Sudah diperiksa?" tanya Citra."Tentu saja," Adrian yang menjawab. "Zera hamil anakku, dan aku ingin segera menikah dengannya dan menjadikan d
Dengan perasaan membuncah, Citra mendatangi Charles. Memeluk lelaki yang menitipkan benih di dalam rahimnya. Memang, awalnya Citra pun menolak memiliki anak, bukan karena tidak ingin, tapi ada kontrak yang tidak bisa dia langgar. Sekarang adalah kesempatan untuk benar-benar merebut Charles dari Amber dan mengalahkan pesaingnya itu dalam hal apapun."Ada apa kamu ke sini?" tanya Charles, lalu melepaskan diri dari dekapan Citra yang cukup erat."Aku memiliki hadiah yang sangat besar untukmu dan ini akan mengubah dunia kita," Citra berujar dengan semangat yang membara.Dia yakin, kali ini Carles benar-benar akan berpaling pada dirinya, bukan hanya berpaling dari ranjang hangatnya Amber saja."Berita terbaik untukku saat ini hanya kebebasan Amber saja!" ketus charles.Lelaki itu hanya mesra saat hasratnya sudah memuncak, setelahnya dia akan memandang hina pada setiap wanita yang memuaskannya, tidak terkecuali Citra."Benar!" ujar Citra dengan senyum lebar, sedangkan Carles mengernyit tidak
Setelah pertemuannya dengan Citra, Charles mengunjungi Amber di penjara. tidak memakai namanya, karena dia yakin Amber akan menolak bertemu dengannya. Charles iungin Amber menerima anaknya, setidaknya tidak membuang dan menyingkirkan anak kandungnya. Charles tidak berpikir betapa sakit hati Amber saat mendengar kenyataan ini. Lelaki memang maunya menang sendiri.Cukup lama, Charles menunggu Amber menemuinya. Kata petugas jaga, Amber sedang mengikuti kegiatan dan wanita itu memilih mengikuti kegiatan dari pada harus bertemu Charles saat ini."Untuk apa kamu menemuiku lagi?" ketus Amber, "bukannya lebih baik langsung kita akhiri saja pernikahan aneh ini, agar tidak saling membuat kecewa?" Pertanyaan Amber membuat Charles terdiam.Lelaki itu mendekati Amber, memeluk istrinya penuh dengan luapan rasa rindu dan cinta yang tidak berubah. Entah siapa Amber sebenarnya, tapi hati Charles sudah terpaut dalam dengan wanita yang ada didekapannya. Tidak peduli, Amber menolak dirinya berkali-kali,
Di rumah Charles sudah ramai dengan orang-orang yang mendekorasi setiap ruangan, Citra tanpa ijin dari yang punya rumah berani melakukannya. Dia dengan pongah berjalan masuk ke dalam rumah, seperti dulu saat Amber masih menjadi sahabatnya."Persiapan sudah hampir delapan puluh persen, Nona." Seorang staaf WO memberi penjelasan pada Citra, yang tengah memperhatikan dengan seksama setiap detail hiasan yang terpasang."Kenapa poto-poto itu tidak diturunkan?" tanya Citra dengan kesal."Hmmm, kami tidak diperbolehkan menyentuh poto-poto itu, Nona. Setidaknya, poto-poto itu samar, tertutupi oleh bunga-bunga segar ini," Staff WO memilih mencari aman, dia tahu sedang berhadapan dengan siapa.Pernyataan Staff Wo membuat Citra kesal, padahal dia sudah meminta dengan khusus untuk membersihkan semua dinding dari hiasan apapun, terlebih poto. Harapannya tidak sesuai dengan kenyataan, ingin dia protes, tapi dia harus menjaga imagenya saat ini."Baiklah," ujar Citra.Dia meninggalkan staff itu, dan m
"Hei, kamu!" pekik Citra.Saat satu pelayan lewat di depannya, setelah pesta usai. Wajah pias pelayan itu sangat kentara, matanya tidak berani melihat ke ara Citra."I-iya, Nona Citra," lirih suaranya.Dahi Citra mengernyit, saat mendengar jawaban si pelayan, tapi itu tidak membuatnya senang. Citra butuh pelampiasan. karena acara yang sudah di susunnya berantakan dan pelayan malang inilah yang menjadi target pelampiasan amarahnya."Pijat bahuku sekarang, aku sangat lelah," perintah Citra dengan suara rendah, tidak seperti biasanya.Pelayan itu segera mendekat dan melaksanakan apa yang diminta oleh majikan barunya. Dia lupa panggilan untuk wanita yang ada di depannya, hanya karena hal sepele, pelayan yang baru bekerja satu tahun di kediaman Charles itu akan menanggung akibat dari kekesalan Citra yang terpendam."Kenapa di situasi seperti ini, Zera malah tidak datang!" Kesal Citra, mulutnya tidak berhenti mengomel."Kecilkan suaramu, kepalaku sedang pusing!" Charles yang masuk ke kamar l
Mobil mewah Toyota Crown, berhenti tepat di depan lobi PT. Dirjaya corp. Kaki mulus yang mengenakan high heel merah mengkilap, turun dengan anggunnya. Gaun berwarna biru, dengan belahan dada cukup rendah menambah kesan glamor pada wanita berambut panjang itu.Amber ingin sekali beristirahat tanpa ada gangguan dari siapapun, dari itu dia memilih pergi ke perusahaan milik mendiang orang tuanya, yang dikelola oleh orang yang sangat dia percayai. Namun, sebuah pesan video yang masuk ke ponsel miliknya membuat Amber gelisah dan marah. Bagaimana tidak, di dalam video tidak senonoh tersebut ada adegan dua orang yang teramat dia percayai"Berani-beraninya mereka menghianatiku seperti ini!" ucapnya kesal dengan berteriak.Amber beranjak dan berjalan dengan langkah tergesa-gesa menuju di mana mobilnya terparkir, dia tidak memperdulikan orang-orang yang menyapanya. Bahkan wakil CEO, yang memanggilnya dia abaikan. Amarah sudah menguasai wanita cantik dengan tampilan yang sangat mempesona.Setengah
"Percayalah padaku, sayang!" Charles melambaikan kedua tangannya. "Aku tidak mungkin melakukan hal ini, sayang," Charles menatap pilu istrinya."Citraa!" pekik Asisten Citra, dari jauh. "Kamu kenapa?" tanyanya khawatir, setelah berada di sisi Citra."Ze--zera," lirih Citra yang sudah tidak berdaya, karena kehilangan banyak darah.Zera langsung mengambil selimut untuk menutupi tubuh bosnya yang polos, hanya berbalut merahnya darah yang keluar dari luka-luka di tubuhnya."Aku terlalu bermurah hati padanya dan terlalu lama bermain-main, seharusnya aku langsung membunuhnya!" Seringaian, terlihat jelas di bibir sexy Amber.Mendengar ucapan itu, Zera berdecih dan meminta polisi segera membawa Amber. Dengan sedikit memaksa dan tubuhnya di dorong, Amber dibawa keluar dari kamar tempatnya mengeksekusi Citra."Jangan kasar, Pak! Istri saya tidak melakukan perlawanan apapun!" kesal Charles.Mendengar itu, Amber hanya mendengkus kesal, dan memberikan tatapan jijik pada suaminya sendiri. Bagaimana
Charles mengabaikan bisikan itu dan membersihkan diri, meninggalkan wanita yang menatapnya penuh damba. Charles berniat untuk menemani istrinya diperiksa oleh polisi. Setidaknya dia ingin memberikan keterangan yang akan meringankan hukuman istri tercintanya, dan berharap masalah ini tidak berlarut-larut. "Paman, urus rumah ini dengan baik dan jangan biarkan orang lain masuk tanpa ijin dariku!" pesan Charles pada pelayan senior. "Ingat pesanku, siapapun!" Charles kembali menekankan ucapannya.Pelayan senior itu hanya menunduk patuh dan langsung bergerak, setelah Charles meninggalkan mansionnya. Banyak pekerjaan yang perlu dibenahi di rumah ini setelah terjadi kekacauan yang disebabkan oleh Charles dan Amber.Charles yang sudah berada di kantor polisi tidak dapat menemui dan mendampingi Amber, dirinya benar-benar khawatir dan merasa bersalah. Tujuannya kini ke rumah sakit di mana Citra sedang mendapatkan perawatan atas luka-luka penganiayaan dari Amber.[Tuan anda di mana?]Carles mener