VIDEO CALL DEVAN!
"Kalau selamanya bergantung padaku juga tak masalah. Aku juga bersedia asal kau memberikan keturunan untukku," bisik Justin di telinga Clarissa. Hal itu membuat Clarissa bergidik ngeri, dia merinding mendengar ucapan itu."Apa kamu lapar? Aku akan membawamu pergi makan," ujar Justin."Baik, aku lapar, Tuan," jawab Clarissa penuh semangat. Justin menowel hidung bangir milik Clarissa. 'Ting' HP Justin berbunyi lagi. Ada 35 pesan masuk dari Alexandria tapi dia tidak menggubrisnya sama sekali. Clarissa sempat melihat ke arah wall secreen HP milik Justin."Aku tidak ingin berhubungan lagi dengannya. Kenapa dia mengganggu sekali. Kau jangan salah paham," kata Justin."Ya aku tahu kok, Tuan Justin," ucap Clarissa. 'Ting' giliran Hp Clarissa yang berbunyi. Nampak banyak pesan di notif pemberitahuannya. Clarissa meneguk ludahnya dengan kasar, semua itu tak lain adalah pesan beruntun dari Devan. Dia memang sengaja tak membalasnya sejak beberapaSEBATAS PENIKAHAN KONTRAK DAN BALAS DENDAM! "Apa seperti ini cara makan orang kaya? Meskipun keluarga angkatku adalah orang kaya juga tetapi dia tak akan membuang banyak uang untuk hidangan semewah ini," batin Clarissa dalam hati melihat banyaknya hidangan di meja. Mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, bahkan hidangan penutu Justin memang memesan banyak sekali hidangan seafood. Mulai dari abalon, sushi tuna sampai unagi (Belut jepang), sashimi salmon bahkan kerang semua terhidang lengkap dengan croisan dan salad buah sebagai hidangan penutupnya. "Kenapa? Apakah menurutmu ini banyak?" tanya Justin heran, dia memang terbiasa makan dengan berbagai macam hidangan. "Tentu, Tuan. Bahkan menurutku ini bisa untuk makan lima orang," sahut Clarissa. "Ini tidak banyak. Makanlah yang banyak biar tubuhmu lebih berisi, jadi lebih enak untuk disentuh," jawab Justin sambil memegang pipi Clarissa lembut. "Hah? Lebih enak untuk dise
DIKHIANATI KAKAK, SAHABAT, DAN KEKASIH!"Apakah rumor tentangmu yang dia katakan benar, Tuan Justin?" tanya Clarissa."Tak sepenuhnya salah. Aku memang memiliki mantan kekasih tapi hubungan kita sudah berakhir," kata Justin. "Ah begitu ya," ucap Clarissa lirih. "Aku tak mengira ternyata Tuan Justin pernah menyukai seseorang," sambung Clarissa."Itu hanya sekedar suka. Toh dia hanya seorang wanita yag memang cantik karena model, jadi tidak bisa dikatakan suka. Lagi pula aku memang mudah berganti wanita," kata Justin.Tiba-tiba Justin terdiam. Dia bingung mengapa harus mengatakan semua itu pada Clarissa. Bagaimana lagi Justin melihat dari ekspresi wajah Clarissa seperti menyimpan rasa kecewa. Dia mungkin akan salah paham jika Justin tadi tidak menjelaskannya. Justin tak pernah sebelumnya berbuat seperti ini kepada wanita, dia sangat sensitif sekali dengan namanya privasi. Dia akan menyembunyikan dan menyimpan semuanya rahasia."Apa sungguh bukan apa-apa?
SIAPA DALANG DI BALIK INI SEMUA?"Wahhh! Gila, benar-benar gila. Aku tak menyangka sungguh banyak pengkhianat hidup di selilingku. Kakaku sendiri, kekasihku, bahkan sahabatku," sindir Clarissa."Hey kenapa kau berkata begitu? Mengapa kau mengatakan bahwa mencelakaimu? Terlalu berlebihan sekali. Aku hanya membantu balas dendam kepada adik perebut pacar kakaknya. Kau yang merebut Devan dari kakak perempuanmu. Dasar wanita tak tahu diuntung," sanggah Rara."Kenapa kamu berbuat seperti ini kepada temanmu sendiri Rara? Wahhh, aku benar-benar tak percaya. Kita sudah mengenal sejak lama bahkan aku kira kita bersahabat lama. Kenapa kau mengkhianatiku seperti ini?" tanya Clarissa benar-benar tak mengerti.Rara memanglah dari keluarga tidak mampu. Selama ini memang mereka berteman, bahkan tak sekali dua kali Clarissa menolong membayarkan iuran saat mereka kuliah. Bahkan hampir setiap hari dia mentraktir makan Rara dari uang saku dan upah kerjanya saat mengerjakan tugas kuliah temannya. Hal itu
PERAYAAN KARYAWAN BARU ATAU JEBAKAN?Segerombolan lelaki itu membaca kartu namanya. Mereka manganggukkan kepalanya dan membiarkan Rara lolos begitu saja dengan lelaki asing itu."Kau tidak sudah tidak apa-apa?" kata seseorang memeluknya, lelaki ini tak lain adalah Andrea.Rara memeluk Andrea dengan ketakutan, Ini pertama kalinya dia didatangi oleh pria-pria tak dikenal yang ingin mengancamnya. Apalagi dengan jelas gerombolan pria itu mengatakan bahwa dia adalah suruhan keluarga Jason. Seperti mimpi rasanya tiba-tiba antrian datang menghampirinya padahal Andrea terkenal sebagai sekretaris Tuan Justin bahkan sekretaris pribadi. Rara mendongakkan kepalanya mata mereka saling bertatapan."Apa ini keberuntungan yang datang setelah keburukan terjadi?" Batin Rara. Setelah memastikan Rara aman Andrea pun melepaskan wanita itu. Dia melakukan ini semua atas perintah Justin. Rara pun berpamitan untuk pulang setelah merasa nyaman dan para pria itu tidak mengutitnya. Setelah mematikan Rara pul
JEBAKAN RARA KEDUA KALINYA? AKANKAH BERHASIL JUGA?"Baiklah aku mengerti, terima kasih sudah mengundangku untuk turut serta dalam acara itu. Aku pasti akan ke sana," kata Clarissa dengan polosnya.Dia pun tanpa memberitahu Justin langsung berangkat ke tempat dimana undangan itu berlangsung. Dia hanya mengatakan pulang terlambat pada Justin tetapi sempat berganti baju pemberian Justin. Dalam rumah itu Clarissa tidak melakukan apapun bahkan event untuk baju Justin sudah menyediakannya dan dia merasa selera Justin sangat cocok dengannya. Kali ini dia mengenakan setelan dress berwarna ungu dengan sepatu teplek berwarna senada, sehingga tak terlihat berlebihan."Kenapa mereka mengadakan pesta di tempat seperti ini," batin Clarissa melihat tempat yang dia datangi dari share lokasi yang di scan barcode undangan.Tapi dia merasa aneh, karena itu bukanlah tempat cafe atau tempat meeting yang seperti dia bayangkan untuk perayaan penyambutan pegawai baru kantor. Lebih dari itu, mereka mengadak
MARI ISTIRAHAT DENGANKU!"Benar juga ya, apalagi dia sangat cantik," imbuh teman lainnya. Clarissa menghentikan langkah kakinya, namun Rara menggeretnya."Sudahlah Clarissa jangan pedulikan mereka. Ayo kita makan saja," ajak Rara. "Benar," sahut Clarissa lirih yang memang tak suka mencari masalah."Wah Selamat datang Clarissa, ini teman Rara ya. Teman cantiknya yang bekerja di ruangan Presiden Direktur Justin Leonard. Sepertinya dia akan menjadi penyelamat di kami, karyawan rendahan ini kedepannya," kata seorang karyawan wanita."Ah tidak. Jangan seperti itu, saya pun masih karyawan baru," kata Clarissa sopan."Kau begitu rendah hati, Clarissa. Pantas saja Rara selalu memujimu. Oh ya, kami akan mengandalkanmu ke depannya," sahutnya. Clarssa tersenyum manis."Clarissa, mereka semua teman kerjaku. Juga bisa di bilang teman kerjamu juga, meski kita berbeda devisi. Sudahlah mari kita minum ke sana," ajal Rara.Clarissa pun akhirnya masuk ke dalam ruangan itu. Nampak semua orang sedang b
JANGAN BERANI SENTUH BONEKA KU!"Baiklah kita akan beristirahat. Aku sudah menyiapkan ruangan dengan gaya Turki, mawar merah di bath up, bahkan anggur paling mahal. Semua tersedia," kata Lelaki itu sambil berusaha memeluk Clarissa.Refleks Clarissa segera menghindar, otomatis lelaki itu merangsek maju ke depan dan tercebur di kolam air mancur. Dia kaget sekali dengan lelaki teman Rara itu yang terlihat sangat mesum dan berani. Clarissa berbalik arah."Kamu pergilah sendiri! Jangan berani macam-macam denganku! Aku pergi dulu," ucap Clarissa."Kali ini aku memaafkanmu tapi sekali lagi kau mengulanginya maka kau akan menerima akibat yang setimpal," sambung Clarissa sambil pergi.Lelaki itu segera bangkit, dengan segera Brandon berjalan sempoyongan mendekati Clarissa. Dia murka dengan perlakuan wanita itu. Baru kali ini dia di tolak mentah-mentah dan di hina begitu."Dasar wanita sok cantik! Berhenti kau," teriak Brandon. Clarissa tak menanggapi, dia justru sem
JUSTIN DAN KEVINHari ini Kevin saudara kandung Justin pun datang. Bahkan dia rela terbang dari luar negeri untuk menemui kakaknya itu. Dia harus merawat kakaknya hari ini, Justin menerima satu tembakan peluru yang hampir mengenai kulitnya, peluru itu tak sampai masuk ke dalam. Hanya mengenai tubuh Justin bagian luar."Ck, bagaimana kau selalu bisa mendapatkan luka seperti ini, Kak? Apa kau tak lelah hidup begini," omel Kevin."Arggghhh," lenguh Justin lirih saat Kevin mengambil peluru itu. "Kali ini kau beruntung karena peluru ini tak dalam masuk ke tubuhmu. Kau tak perlu di operasi. Rasanya kau harus mengganti baju anti pelurumu dengan ketebalan extra lagi," gerutu Kevin. Justin diam tak menjawab."Kau selalu begini. Merepotkan. Apakah kau pikir aku bekerja sebagai seorang dokter hanya untukmu saja? Sudahi semua kegilaanmu ini," perintah Kevin."Sudah?" tanya Justin."Ya, sebagai seorang dokter aku sudah melakukan semua tugasku dengan baik. Aku pun s
RARA SEKARANG BERSAMA IVANDRA? RENCANA GILA APALAGI KALI INI!"Benar mungkin seperti yang Nyonya Clarissa duga. Ini adalah salinan surat kuasa sahamnya Tuan Justin. Tuan memang memiliki dan memegang 50% saham dan aku memiliki satu persen. Itu artinya jika kita berdua bekerja sama maka 51% dari saham perusahaan Leonard adalah milik kita. Jadi nasib perusahaan Leonard tidak akan bisa diubah oleh siapapun sesuka hatinya," ujar Andrea.Bagi seorang pengawal setia dan sahabat Justin Andrea memang tak segan-segan menolong apa yang bisa dia perbuat saat ini apalagi untuk keberlangsungan perusahaan yang sudah dia besarkan bersama Justin bersama-sama. Dia tak rela perusahaan Leonard hancur bagi situ saja karena keserakahan Tuan Leonard untuk mengeruk keuntungan yang begitu besar dan menjadikan sumire sebagai alatnya. Dia tak mau Tuan Justin akan terkena imbasnya apalagi saat ini Tuan Justin menghilang."Saat ini aku sebagai istri Tuan Justin akan mempertahankan harga dirinya saat sang suami t
SIAPAKAH PRESIDEN UTAMA YANG AKAN DITUNJUK?"Aku menyelamatkanmu dari genggaman Tuan Justin bukan karena melihatmu yang mencari mati! Sia-sia juga kalau aku membunuhmu sekarang. Kalau bukan karena masih ada hal lain yang harus kamu lakukan, apa kamu kira kamu masih bisa hidup sampai sekarang! Hah!" Bentak Ivandra. 'Plakkk' satu tamparan menghantam wajah Rara lagi. Ivandra tersenyum senang. "Permainan ini benar-benar semakin menyenangkan. Aku selalu berpikir di dunia ini bahwa hanya ada Kak Justin yang akan menjadi lawan sepadanku, tidak aku sangka di kota kecil ini masih ada orang yang bisa menyapu sebagian orang dari jaringan hitam. Wanita pula," batin Ivandra."Apakah orang ini juga maju demi wanita yang bernama Clarissa. Clarissa, kamu benar-benar adalah hantu pembawa sial bagi jaringan hitam. Karenamu jaringan hitam seakan berlomba untuk mendapatkan uang," ujar Ivandra.Sedangkan di sisi lain Andrea menghampiri Clarisa.
RARA DAN IVANDRA!"Apa? William? Mengapa dia? Apakah itu artinya semalam aku bukan mimpi?" Batin Clarissa mencoba mengingat kembali mimpinya semalam. Clarissa mencoba mengingat lagi apa yang terjadi diantara mimpi dan nyatanya. Dia masih ambigu saat pagi hari saat berada di batas alam mimpi dan nyata, ada sosok William di sana. William terus menggenggam tangannya.[Siapa yang menjagaku selain Tuan Steven? Apakah Tuan William juga menemaniku?][Ya, Nyonya. Beberapa malam setelah kau koma dia selalu menjagamu juga. Bahkan dia terus menggenggam tanganmu, tak membiarkan kau sendiri. Apakah kau mulai mengingatnya?]"Kenapa berbeda, justru aku kemarin merasa bermimpi bahwa Tuan Justin lah yang di sisiku. Bahkan aku masih merasakan genggaman tangannya, ternyata aku sudah menggenggam tangan orang yang salah. Apakah artinya lelaki yang ku lihat pagi hari itu Tuan William? Kalau begitu aku harus bagaimana untuk menghadapi Tuan William," kata Clarissa dalam hati.*****"Clarissa," panggil Tuan
TUAN STEVEN KEADAANNYA TAK BAIK, NYONYA!"Tuan kalau kamu seperti ini, setelah Nona Clarissa bangun dia akan menyalahkan dirinya sendiri atas penyakitmu. Oh iya ada surat lain yang dikirim dari kampung halaman mengatakan kalau si gadis dari keluarga Ling Ling, sudah keluar untuk uji coba," kata pengawal."Si cantik Ling-Ling? Gadis itu?" tanya Tuan Steven."Ya, benar. Dia gadis yang ingin Tuan menjadi guru pembimbing saat masih pendaftaran. Namun tak jadi karena Nyonya Clarissa yang akhirnya diterima oleh Tuan Hanung," jelas pengawal."Apakah dia sudah menjadi murid magang?" tanya Tuan Steven."Sudah tapi karena waktu belajarnya tidak cukup jadi dia tidak mendaftar di sekolah. Ternyata dia adalah murid dari Kak Yuki. Semua informasi ini valid, Tuan," terang pengawal."Kalau dia datang maka dia akan diterima dengan baik. Katakan pada asistenku yang baru nanti. semua ini masih berhubungan tetapi aku masih tidak bisa menemukan keberadaan di mana Yuki. Kemana kah dia? Kenapa dia menghinda
TUAN STEVEN SAKIT!"Apakah Tuan tidak khawatir dia akan mendatangkan masalah bagi Clarisa lagi di kemudian hari? Lagi pula dia sekarang sama sekali belum melalui pelatihan khusus sebagai standart seoraang pengawal dan asisten," tolak William,"Tenang saja, dia tidak akan berani Tuan," kata Tuan Steven diam-diam membela Yuni. Dia juga takut Yuni akan di musnahkan oleh Tuan William apalagi mengingat dia adalah keluarga Long Lion. Yuni sudah mengabdi lama padanya, meskipun akhir-akhir ini dia sangat menjengkelkan namun membayangkan dia di bunuh membuatnya kasihan juga."Tuan mengenai informasi pembunuh kemarin sudah ditemukan," kata seorang pengawal menghampiri Tuan Wiliiam dan Steven.Dia segera membaca data diri pembunuh. Orang yang melukai Clarissa sudah di amankan juga."Gila! Bagaimana bisa Clarissa hanya bernilai satu triliun," ucap Tuan Steven."Tuan bolehkah masalah ini diserahkan padaku untuk aku tangani?" tanya Wiliam memintanya."Sekarang aku masih tidak bisa menyentuh Jus
SIAPA PELAKUNYA?"Tuan! Apakah Tuan baik-baik saja?" kan kata Yuni panik. "Bawa kami kembali ke rumahku," perintah Tuan Steven. Tapi tiba-tiba kaki Tuan Steven sakit sekali, dia bahkan berjalan dengan terpincang-pincang."Arggh," erang Tuan Steven perlahan."Penyakit Tuan mulai lagi. Aku juga ikut," ucap Yuni. Tuan Steven digandeng dengan pengawalnya sedangkan Yuni langsung dihadang oleh dua orang pengawal William. Tangannya langsung d gennggam."Apa yang kalian lakukan?" tanya Yuni panik."Diam dan jangan berisik. Kami akan mengamankanmu, kamulah yang mencari tempat ini. Jadi kamu harus bertanggung jawab," kata para pengawal. "Le...lepaskan! Aku tak salah, lepaskan aku," teriak Yuni, namun tak ada satu pun orang yang memperdulikannya.Di sisi lain, William menggendong Clarissa. Dia benar-benra khawatir dengan wanita itu, apalagi raut mimik muka Clarissa yang pucat pasi. Dia menoleh ke arah belakang, nampak Tuan Steven sedang berusaha menyusulnya. Dia nampak kesakitan berjalan deng
PEMBUNUHAN CLARISSA"Kalian naiklah ke perahu satunya," perintah Yuni dengan tegas. Kali ini Tuan Steven mengalah."Ayo naik," kata William, dia pun menggandeng lengan Clarissa dan menariknya setengah paksa.Clarissa menjadi kaget dengan sikap William yang memaksa dan kasar. Namun Clarissa tak mau juga merusak keadaan, dia tahu sudah sejak tadi tak enak suasananya."Sudahlah sebaiknya aku sedikit menjauh darinya saja," batin Carissa dalam hati. 'Duarrrr' Duarrrrrr' tiba-tiba kembang api dinyalakan. "Ternyata ada kembang api. Indah sekali," ucap Clarissa."Akan lebih baik Kalau ada Tuan Justin di sisiku saat ini. Pasti akan sempurna keindahan ini," batin Clarissa. Dia tiba-tiba menengok ke kiri dan kanan. "Entah aku merasakan perasaan apa ini, mengapa tiba-tiba perahu bergoyang? Ada apa ini?" pekik Clarissa kaget, belum sampai dia mencerna apa yang terjadi dengannya kini tiba-tiba Clarissa merasa dingin di tubuhnya, dia mulai kesusahan bernafas. "LIhat! Lihat! Ada orang jatuh ke da
CINTA YUNI BERTEPUK SEBELAH TANGAN!"AWAS KAU CLARISSA!" gumam Yuni sambil mengepalkan tangannya."Oh ya, aku juga mempersiapkan sesuatu untukmu, Tuan Steven," kata William."Benarkah? Kenapa kalian repot-repot mempersiapkan ini semua? Padahal aku yang hendak menjamu kalian. Aku merasa tersanjung," sahut Tuan Steven."Kalau begitu entah hadiah apa yang telah dibawa oleh murid William untuk Tuan Steven ini. Pasti barang yang mewah," imbuh Yuni."Bukan, ini tentu bukanlah barang yang mahal. Aku hanya memberikan hadiah kecil untukmu, Tuan," sahut Tuan William mengulurkan kotak kado yang di berikan oleh pelayannya. Entah suatu kebetulan atau tidak, namun kotak kado itu begitu mirip dengan kotak yang di bawa oleh Clarissa."Wahhh kalian memang berjodoh sekali. Lihatlah, bahkan kotak yang kalian pilih juga sama. Tuan bukalah dan lihat, seharusnya ini bisa di buka juga kan?" Ujar Yuni antusias sekali.Tuan Steven pun langsung membukanya. Dia kaget juga dengan b
AWAS KAU CLARISSA!"Jangan bergerak!" ucap William tiba-tiba."A..apa yang sedang dia lakukan?" tanya Clarissa menatap ke arah William kaget dan bingung.Kemudian William semakin mendekatkan wajahnya ke arah Clarissa. Suara desahannya pun sampai terdengar di telinga Clarissa, tiba-tiba tangannya mengambil sesuatu di belakang rambut Clarissa. Sebuah daun, ternyata ada sehelai daun yang menyempil di rambutnya."Terima kasih Kakak William. Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu hari ini, tetapi..." kata Aruna menggantung kalimatnya."Tetapi kenapa?" sahut William."Semua ini rasanya tidak benar, Kak. Rasanya ini terlalu berlebihan sekali," jawab Clarissa."Kenapa memangnya?" "Kak, aku sudah menikah dan lebih lagi sekarang aku akan menjadi ibu dari anak ini. Kamu tidak perlu membuang-buang waktu dengan ku," jelas Clarissa."Kenapa? Apa maksudmu aku buang-buang waktu? Aku tidak merasa aku sedang membuang-buang waktuku," sanggah William."Kali ini aku keluar hanya untuk mencarimu," uj