DIKHIANATI KAKAK, SAHABAT, DAN KEKASIH!
"Apakah rumor tentangmu yang dia katakan benar, Tuan Justin?" tanya Clarissa."Tak sepenuhnya salah. Aku memang memiliki mantan kekasih tapi hubungan kita sudah berakhir," kata Justin."Ah begitu ya," ucap Clarissa lirih."Aku tak mengira ternyata Tuan Justin pernah menyukai seseorang," sambung Clarissa."Itu hanya sekedar suka. Toh dia hanya seorang wanita yag memang cantik karena model, jadi tidak bisa dikatakan suka. Lagi pula aku memang mudah berganti wanita," kata Justin. Tiba-tiba Justin terdiam. Dia bingung mengapa harus mengatakan semua itu pada Clarissa. Bagaimana lagi Justin melihat dari ekspresi wajah Clarissa seperti menyimpan rasa kecewa. Dia mungkin akan salah paham jika Justin tadi tidak menjelaskannya. Justin tak pernah sebelumnya berbuat seperti ini kepada wanita, dia sangat sensitif sekali dengan namanya privasi. Dia akan menyembunyikan dan menyimpan semuanya rahasia."Apa sungguh bukan apa-apa?SIAPA DALANG DI BALIK INI SEMUA?"Wahhh! Gila, benar-benar gila. Aku tak menyangka sungguh banyak pengkhianat hidup di selilingku. Kakaku sendiri, kekasihku, bahkan sahabatku," sindir Clarissa."Hey kenapa kau berkata begitu? Mengapa kau mengatakan bahwa mencelakaimu? Terlalu berlebihan sekali. Aku hanya membantu balas dendam kepada adik perebut pacar kakaknya. Kau yang merebut Devan dari kakak perempuanmu. Dasar wanita tak tahu diuntung," sanggah Rara."Kenapa kamu berbuat seperti ini kepada temanmu sendiri Rara? Wahhh, aku benar-benar tak percaya. Kita sudah mengenal sejak lama bahkan aku kira kita bersahabat lama. Kenapa kau mengkhianatiku seperti ini?" tanya Clarissa benar-benar tak mengerti.Rara memanglah dari keluarga tidak mampu. Selama ini memang mereka berteman, bahkan tak sekali dua kali Clarissa menolong membayarkan iuran saat mereka kuliah. Bahkan hampir setiap hari dia mentraktir makan Rara dari uang saku dan upah kerjanya saat mengerjakan tugas kuliah temannya. Hal itu
PERAYAAN KARYAWAN BARU ATAU JEBAKAN?Segerombolan lelaki itu membaca kartu namanya. Mereka manganggukkan kepalanya dan membiarkan Rara lolos begitu saja dengan lelaki asing itu."Kau tidak sudah tidak apa-apa?" kata seseorang memeluknya, lelaki ini tak lain adalah Andrea.Rara memeluk Andrea dengan ketakutan, Ini pertama kalinya dia didatangi oleh pria-pria tak dikenal yang ingin mengancamnya. Apalagi dengan jelas gerombolan pria itu mengatakan bahwa dia adalah suruhan keluarga Jason. Seperti mimpi rasanya tiba-tiba antrian datang menghampirinya padahal Andrea terkenal sebagai sekretaris Tuan Justin bahkan sekretaris pribadi. Rara mendongakkan kepalanya mata mereka saling bertatapan."Apa ini keberuntungan yang datang setelah keburukan terjadi?" Batin Rara. Setelah memastikan Rara aman Andrea pun melepaskan wanita itu. Dia melakukan ini semua atas perintah Justin. Rara pun berpamitan untuk pulang setelah merasa nyaman dan para pria itu tidak mengutitnya. Setelah mematikan Rara pul
JEBAKAN RARA KEDUA KALINYA? AKANKAH BERHASIL JUGA?"Baiklah aku mengerti, terima kasih sudah mengundangku untuk turut serta dalam acara itu. Aku pasti akan ke sana," kata Clarissa dengan polosnya.Dia pun tanpa memberitahu Justin langsung berangkat ke tempat dimana undangan itu berlangsung. Dia hanya mengatakan pulang terlambat pada Justin tetapi sempat berganti baju pemberian Justin. Dalam rumah itu Clarissa tidak melakukan apapun bahkan event untuk baju Justin sudah menyediakannya dan dia merasa selera Justin sangat cocok dengannya. Kali ini dia mengenakan setelan dress berwarna ungu dengan sepatu teplek berwarna senada, sehingga tak terlihat berlebihan."Kenapa mereka mengadakan pesta di tempat seperti ini," batin Clarissa melihat tempat yang dia datangi dari share lokasi yang di scan barcode undangan.Tapi dia merasa aneh, karena itu bukanlah tempat cafe atau tempat meeting yang seperti dia bayangkan untuk perayaan penyambutan pegawai baru kantor. Lebih dari itu, mereka mengadak
MARI ISTIRAHAT DENGANKU!"Benar juga ya, apalagi dia sangat cantik," imbuh teman lainnya. Clarissa menghentikan langkah kakinya, namun Rara menggeretnya."Sudahlah Clarissa jangan pedulikan mereka. Ayo kita makan saja," ajak Rara. "Benar," sahut Clarissa lirih yang memang tak suka mencari masalah."Wah Selamat datang Clarissa, ini teman Rara ya. Teman cantiknya yang bekerja di ruangan Presiden Direktur Justin Leonard. Sepertinya dia akan menjadi penyelamat di kami, karyawan rendahan ini kedepannya," kata seorang karyawan wanita."Ah tidak. Jangan seperti itu, saya pun masih karyawan baru," kata Clarissa sopan."Kau begitu rendah hati, Clarissa. Pantas saja Rara selalu memujimu. Oh ya, kami akan mengandalkanmu ke depannya," sahutnya. Clarssa tersenyum manis."Clarissa, mereka semua teman kerjaku. Juga bisa di bilang teman kerjamu juga, meski kita berbeda devisi. Sudahlah mari kita minum ke sana," ajal Rara.Clarissa pun akhirnya masuk ke dalam ruangan itu. Nampak semua orang sedang b
JANGAN BERANI SENTUH BONEKA KU!"Baiklah kita akan beristirahat. Aku sudah menyiapkan ruangan dengan gaya Turki, mawar merah di bath up, bahkan anggur paling mahal. Semua tersedia," kata Lelaki itu sambil berusaha memeluk Clarissa.Refleks Clarissa segera menghindar, otomatis lelaki itu merangsek maju ke depan dan tercebur di kolam air mancur. Dia kaget sekali dengan lelaki teman Rara itu yang terlihat sangat mesum dan berani. Clarissa berbalik arah."Kamu pergilah sendiri! Jangan berani macam-macam denganku! Aku pergi dulu," ucap Clarissa."Kali ini aku memaafkanmu tapi sekali lagi kau mengulanginya maka kau akan menerima akibat yang setimpal," sambung Clarissa sambil pergi.Lelaki itu segera bangkit, dengan segera Brandon berjalan sempoyongan mendekati Clarissa. Dia murka dengan perlakuan wanita itu. Baru kali ini dia di tolak mentah-mentah dan di hina begitu."Dasar wanita sok cantik! Berhenti kau," teriak Brandon. Clarissa tak menanggapi, dia justru sem
JUSTIN DAN KEVINHari ini Kevin saudara kandung Justin pun datang. Bahkan dia rela terbang dari luar negeri untuk menemui kakaknya itu. Dia harus merawat kakaknya hari ini, Justin menerima satu tembakan peluru yang hampir mengenai kulitnya, peluru itu tak sampai masuk ke dalam. Hanya mengenai tubuh Justin bagian luar."Ck, bagaimana kau selalu bisa mendapatkan luka seperti ini, Kak? Apa kau tak lelah hidup begini," omel Kevin."Arggghhh," lenguh Justin lirih saat Kevin mengambil peluru itu. "Kali ini kau beruntung karena peluru ini tak dalam masuk ke tubuhmu. Kau tak perlu di operasi. Rasanya kau harus mengganti baju anti pelurumu dengan ketebalan extra lagi," gerutu Kevin. Justin diam tak menjawab."Kau selalu begini. Merepotkan. Apakah kau pikir aku bekerja sebagai seorang dokter hanya untukmu saja? Sudahi semua kegilaanmu ini," perintah Kevin."Sudah?" tanya Justin."Ya, sebagai seorang dokter aku sudah melakukan semua tugasku dengan baik. Aku pun s
CIUMAN BIBIR JUSTIN! Keesokan paginya di Villa tempat Rara dan teman-temannya berpesta, mereka semua berkumpul saat makan pagi. Dengan tak sabar segera Rara ingin menemui Brandon, dia tak sabar lagi untuk pertanyaan Apakah lelaki itu semalam berhasil untuk meniduri Clarrisa atau tidak. "Apa kalian melihat Brandon? Kenapa sejak kemarin malam aku tidak melihatnya," kata teman yang ada di samping Rara. "Bagus, mereka perlahan sudah menyadari ketidak hadiran Brandon. Aku tinggal menggiring opini Clarissa dan Brandon tidur bersama. Maka nama baiknya akan hancur, aku bisa mendapatkan banyak uang dari Nara," batin Rara. "Oh Brandon ya? Hmmm, iya ya. Aku tak melihatnya, tapi kemarin dia pergi bersama Clarissa kan? Bahkan jika dipikir-pikir Clarissa juga tidak kembali ke kamarnya kemarin," ucap Rara meyakinkan. "Wah benar-benar hebat sekali temanmu Clarissa itu. Selain cantik dia memang memiliki pesona yang sangat kuat sampai Brandon pun bis
KEDATANGAN NENEK ELIZABETH, NYONYA BESAR! Justin langsung mencium bibir mungil milik Clarissa. Mereka pun berciuman, lidah mereka bersatu dan bertukar air liur. Clarissa tak menolak, justru dia menikmatinya. Hal yang dilakukan dengan lelaki dan secara sadar. Justin melepaskannya, Clarissa menatap wajah Justin. "Aku akan berpura-pura tidak mengenalmu, lalu membereskan barang-barangku dan kabur, Tuan Justin. Ya, aku akan melakukan semua itu," kata Clarissa. "Apakah kau yakin? Kamu berani?" ledek Justin. Belum sempat menjawab suara pelayan di luar kamar mereka terdengar. "Tuan Presdir," panggil Pelayan di balik pintu. "Ya," sahut Justin. "Nyonya besar akan datang lima menit lagi," teriak seorang pelayan. "Baik, aku mengerti. Aku akan segera turun setelah mandi," jawab Justin tanpa membuka pintu kamar. Sepersekian detik Clarissa terdiam, dia benar-benar kaget dan syok mendengar ucapan Nyonya besar datang. Apakah ini tanda keluarga Justin Leonard? Jantungnya kembali berdetak kenc