KEDATANGAN ALEXANDRIA TIBA-TIBA
"Apa istirahatmu sudah cukup?" tanya Justin masuk dalam kamarnya."Tua Justin," panggil Clarissa lirih."Kenapa? Untuk apa kau menangisi hal bodoh semacam itu? Kau harus bangkit! Untuk apa menangisi lelaki tak berguna dan keluargamu yang toxic itu? Bangun dan ganti pakaianmu, lalu makan setelah itu pergi ke perusahaan," perintah Justin."Hah? Perusahaan?" tanya Clarissa bingung. Dia memberikan paperbag kepada Clarissa sebuah brand yang sangat mahal. Clarissa menerima dengan sejuta tanda tanya. Justin pun menjelaskannya."Perusahaan kekurangan asisten dan kamu cocok untuk posisi itu. Jadi, pakailah ini! Aku sudah memberikannya untukmu, rasanya pakaian itu cocok ketika kau pakai," ucap Justin lagi."Apa? Bekerja? Di perusahaan Tuan Justin?" sahut Clarissa benar-benar tak mengerti. Perlahan Justin maju, mereka saling bertatapan, Justin memegang dagu Clarissa. Dia mendongakkan wajah gadis itu sehingga mata mereka pun bertatapaAKU TAK KEBERATAN JIKA MENGHIDUPIMU, ASAL MEMBERIKU KETURUNAN!Hari ini pertama kalinya Clarissa bekerja, dia mengenakan setelan blazer pemberian dari Justin. Nampak cantik dan cocok sekali dengannya. Dengan polosnya dia berangkat bersama Justin, namun karena belum percaya diri dengan make up nya di lobby Clarissa memisahkan diri. Setelah menambahkan lipstik nude, dia baru naik ke lantai sembilan belas dimana tempat Justin bekerja."Ah, leganya. Hari Ini pertama kalinya aku bekerja," batin Clarissa masuk ke kantor Justin.Namun sejujurnya dia masih bingung dengan semua ini. Bagaimana bisa masuk ke kantor dan mengurus prosedur masuk kerja dari jalur orang dalam tanpa interview bahkan tak ada lamaran kerja."Kenapa tadi aku tak bersamanya saja? Sekarang aku bingung. Apa dia sungguh berencana menjadikanku sebagai pegawainya? Aku harus kemana?" batin Clarissa saat dalam lift, dia menghela nafas panjang sekali."Sudahlah ini jauh lebih baik daripada tinggal di sangk
VIDEO CALL DEVAN!"Kalau selamanya bergantung padaku juga tak masalah. Aku juga bersedia asal kau memberikan keturunan untukku," bisik Justin di telinga Clarissa. Hal itu membuat Clarissa bergidik ngeri, dia merinding mendengar ucapan itu."Apa kamu lapar? Aku akan membawamu pergi makan," ujar Justin. "Baik, aku lapar, Tuan," jawab Clarissa penuh semangat. Justin menowel hidung bangir milik Clarissa.'Ting' HP Justin berbunyi lagi. Ada 35 pesan masuk dari Alexandria tapi dia tidak menggubrisnya sama sekali. Clarissa sempat melihat ke arah wall secreen HP milik Justin."Aku tidak ingin berhubungan lagi dengannya. Kenapa dia mengganggu sekali. Kau jangan salah paham," kata Justin."Ya aku tahu kok, Tuan Justin," ucap Clarissa.'Ting' giliran Hp Clarissa yang berbunyi. Nampak banyak pesan di notif pemberitahuannya. Clarissa meneguk ludahnya dengan kasar, semua itu tak lain adalah pesan beruntun dari Devan. Dia memang sengaja tak membalasnya sejak beberapa
SEBATAS PENIKAHAN KONTRAK DAN BALAS DENDAM! "Apa seperti ini cara makan orang kaya? Meskipun keluarga angkatku adalah orang kaya juga tetapi dia tak akan membuang banyak uang untuk hidangan semewah ini," batin Clarissa dalam hati melihat banyaknya hidangan di meja. Mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, bahkan hidangan penutu Justin memang memesan banyak sekali hidangan seafood. Mulai dari abalon, sushi tuna sampai unagi (Belut jepang), sashimi salmon bahkan kerang semua terhidang lengkap dengan croisan dan salad buah sebagai hidangan penutupnya. "Kenapa? Apakah menurutmu ini banyak?" tanya Justin heran, dia memang terbiasa makan dengan berbagai macam hidangan. "Tentu, Tuan. Bahkan menurutku ini bisa untuk makan lima orang," sahut Clarissa. "Ini tidak banyak. Makanlah yang banyak biar tubuhmu lebih berisi, jadi lebih enak untuk disentuh," jawab Justin sambil memegang pipi Clarissa lembut. "Hah? Lebih enak untuk dise
DIKHIANATI KAKAK, SAHABAT, DAN KEKASIH!"Apakah rumor tentangmu yang dia katakan benar, Tuan Justin?" tanya Clarissa."Tak sepenuhnya salah. Aku memang memiliki mantan kekasih tapi hubungan kita sudah berakhir," kata Justin. "Ah begitu ya," ucap Clarissa lirih. "Aku tak mengira ternyata Tuan Justin pernah menyukai seseorang," sambung Clarissa."Itu hanya sekedar suka. Toh dia hanya seorang wanita yag memang cantik karena model, jadi tidak bisa dikatakan suka. Lagi pula aku memang mudah berganti wanita," kata Justin.Tiba-tiba Justin terdiam. Dia bingung mengapa harus mengatakan semua itu pada Clarissa. Bagaimana lagi Justin melihat dari ekspresi wajah Clarissa seperti menyimpan rasa kecewa. Dia mungkin akan salah paham jika Justin tadi tidak menjelaskannya. Justin tak pernah sebelumnya berbuat seperti ini kepada wanita, dia sangat sensitif sekali dengan namanya privasi. Dia akan menyembunyikan dan menyimpan semuanya rahasia."Apa sungguh bukan apa-apa?
SIAPA DALANG DI BALIK INI SEMUA?"Wahhh! Gila, benar-benar gila. Aku tak menyangka sungguh banyak pengkhianat hidup di selilingku. Kakaku sendiri, kekasihku, bahkan sahabatku," sindir Clarissa."Hey kenapa kau berkata begitu? Mengapa kau mengatakan bahwa mencelakaimu? Terlalu berlebihan sekali. Aku hanya membantu balas dendam kepada adik perebut pacar kakaknya. Kau yang merebut Devan dari kakak perempuanmu. Dasar wanita tak tahu diuntung," sanggah Rara."Kenapa kamu berbuat seperti ini kepada temanmu sendiri Rara? Wahhh, aku benar-benar tak percaya. Kita sudah mengenal sejak lama bahkan aku kira kita bersahabat lama. Kenapa kau mengkhianatiku seperti ini?" tanya Clarissa benar-benar tak mengerti.Rara memanglah dari keluarga tidak mampu. Selama ini memang mereka berteman, bahkan tak sekali dua kali Clarissa menolong membayarkan iuran saat mereka kuliah. Bahkan hampir setiap hari dia mentraktir makan Rara dari uang saku dan upah kerjanya saat mengerjakan tugas kuliah temannya. Hal itu
PERAYAAN KARYAWAN BARU ATAU JEBAKAN?Segerombolan lelaki itu membaca kartu namanya. Mereka manganggukkan kepalanya dan membiarkan Rara lolos begitu saja dengan lelaki asing itu."Kau tidak sudah tidak apa-apa?" kata seseorang memeluknya, lelaki ini tak lain adalah Andrea.Rara memeluk Andrea dengan ketakutan, Ini pertama kalinya dia didatangi oleh pria-pria tak dikenal yang ingin mengancamnya. Apalagi dengan jelas gerombolan pria itu mengatakan bahwa dia adalah suruhan keluarga Jason. Seperti mimpi rasanya tiba-tiba antrian datang menghampirinya padahal Andrea terkenal sebagai sekretaris Tuan Justin bahkan sekretaris pribadi. Rara mendongakkan kepalanya mata mereka saling bertatapan."Apa ini keberuntungan yang datang setelah keburukan terjadi?" Batin Rara. Setelah memastikan Rara aman Andrea pun melepaskan wanita itu. Dia melakukan ini semua atas perintah Justin. Rara pun berpamitan untuk pulang setelah merasa nyaman dan para pria itu tidak mengutitnya. Setelah mematikan Rara pul
JEBAKAN RARA KEDUA KALINYA? AKANKAH BERHASIL JUGA?"Baiklah aku mengerti, terima kasih sudah mengundangku untuk turut serta dalam acara itu. Aku pasti akan ke sana," kata Clarissa dengan polosnya.Dia pun tanpa memberitahu Justin langsung berangkat ke tempat dimana undangan itu berlangsung. Dia hanya mengatakan pulang terlambat pada Justin tetapi sempat berganti baju pemberian Justin. Dalam rumah itu Clarissa tidak melakukan apapun bahkan event untuk baju Justin sudah menyediakannya dan dia merasa selera Justin sangat cocok dengannya. Kali ini dia mengenakan setelan dress berwarna ungu dengan sepatu teplek berwarna senada, sehingga tak terlihat berlebihan."Kenapa mereka mengadakan pesta di tempat seperti ini," batin Clarissa melihat tempat yang dia datangi dari share lokasi yang di scan barcode undangan.Tapi dia merasa aneh, karena itu bukanlah tempat cafe atau tempat meeting yang seperti dia bayangkan untuk perayaan penyambutan pegawai baru kantor. Lebih dari itu, mereka mengadak
MARI ISTIRAHAT DENGANKU!"Benar juga ya, apalagi dia sangat cantik," imbuh teman lainnya. Clarissa menghentikan langkah kakinya, namun Rara menggeretnya."Sudahlah Clarissa jangan pedulikan mereka. Ayo kita makan saja," ajak Rara. "Benar," sahut Clarissa lirih yang memang tak suka mencari masalah."Wah Selamat datang Clarissa, ini teman Rara ya. Teman cantiknya yang bekerja di ruangan Presiden Direktur Justin Leonard. Sepertinya dia akan menjadi penyelamat di kami, karyawan rendahan ini kedepannya," kata seorang karyawan wanita."Ah tidak. Jangan seperti itu, saya pun masih karyawan baru," kata Clarissa sopan."Kau begitu rendah hati, Clarissa. Pantas saja Rara selalu memujimu. Oh ya, kami akan mengandalkanmu ke depannya," sahutnya. Clarssa tersenyum manis."Clarissa, mereka semua teman kerjaku. Juga bisa di bilang teman kerjamu juga, meski kita berbeda devisi. Sudahlah mari kita minum ke sana," ajal Rara.Clarissa pun akhirnya masuk ke dalam ruangan itu. Nampak semua orang sedang b