Senyuman penuh arti itu terus terukir indah dari bibir penuh wanita yang kini hanya mengenakan lingerie berwarna putih yang menampakkan lekuk tubuhnya begitu nyata serta rambutnya yang sengaja digerai tak kalah indha dengan penampilan berani yang ia persiapkan saat ini. Ia menoleh, melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul sembilan malam. Ia tersenyum dan sudah amat siap dengan pertemuan dengan sosok pria yang begitu mempesona nantinya. Apalagi mengingat tentang ucapan pria itu yang memintanya mempersiapkan diri dengan baik. Wanita itu sungguh tidak sabar menunggu kedatangan pria yang telah membuatnya terkesima tersebut.“Apa lebih baik hanya mengenakan bikini agar membuatnya lebih terpesona dengan tubuhku?” gumam wanita itu berpikir dan terus menatap penampilannya dari pantulan cermin.Wanita itu berjalan ke arah lemari, mencoba mencari sesuatu yang pantas untuk ia gunakan sebagai penyambutan untuk pria itu. Ia merasa masih kurang menggairahkan jika hanya mengenakan lingerie, tetapi
Wanita itu menahan amarahnya. Kimbeerly mengejek dirinya terlalu sempurna hingga ia bahkan tidak akan memaafkan istri dari Alexander itu. Kedua tangannya mengepal dengan wajah memerah dipermalukan seperti ini di depan Alexander.Wanita itu berjalan mendekati Kimbeerly dengan berani. Senyuman sinis terukir indah dibibirnya. “Kalian pikir bisa dengan mudah menyingkirkan diriku? Aku bahkan tidak peduli dengan pekerjaan di pabrik itu. Ku hitung mulai hari ini dan ku pastikan kalian akan menerima hadiah besar dariku karena telah mempermalukan diriku seperti ini.”Alexander menarik lengan Kimbeerly menjauh dari wanita itu yang terlihat amat marah saat ini. Semua orang pasti akan marah karena diperlakukan seperti wanita itu, apalagi hanya karena ingin memperingati. Alexander tahu Kimbeerly bergerak terlalu jauh bahkan dengan mengambil alih pekerjaan wanita itu sebagai balasan karena telah menggoda Alexander, tetapi sebagai suami dari Kimbeerly tentu saja Alexander akan tetap berada dipihak K
“Kau tidak melihat berita hari ini?” tanya Evandra kepada Alexander yang baru saja kembali dari kamar kecil.“Berita yang mana? Aku belum melihat dan mendengar berita apapun hari ini.”Evandra menaruh ponselnya di hadapan Alexander, memperlihatkan kepada pria itu tentang berita yang muncul. Alexander mengambil ponsel Evandra dan membaca seluruh artikel yang dimuat dari halaman. Alexander tersenyum tipis lalu mengembalikan ponsel Evandra kepada pemiliknya.“Aku sudah menduganya.”“Apa maksudmu?” tanya Evandra yang tidak tahu apapun.“Kau menganl wanita yang ku tolong saat berada di pabrik bukan? Mungkin dia yang melakukan semua ini setelah kejadian semalam. Aku sudah minta maaf dan Kimbeerly juga melakukan hal yang sama, tetapi mungkin wanita itu belum bisa menerima.”“Tunggu, apa yang sebenarnya kau lakukan bersama Kimbeerly untuknya? Tidak mungkin wanita itu akan melakukan ini jika tidak ada hal yang serius bukan.”Alexander mengangguk dan mulai menceritakan semua yang terjadi kepada
“Al … kenapa kau pergi dan meninggalkan kantor saat masalah terjadi? Kau bisa bicara padaku untuk menyelesaikannya karena aku juga terlibat dalam berita tersebut.” Kimbeerly berujar begitu melihat Alexander masuk ke dalam rumah dan sudah ia tunggu sejak tadi.Alexander melirik Kimbeerly dengan tubuh lelah dan terus berjalan tanpa mau menanggapi ucapan Kimbeerly.“Alexander.”Alexander masih tidak menggubris dan terus berjalan menuju ke kamar. Kimbeerly terus mengikuti dan mencoba menghentikan langkah Alexander, tetapi pria itu bahkan tidak mau menoleh dan melihat kepada Kimbeerly.“Aku yang merencanakan semalam jadi aku juga berhak tahu apa saja rencanamu untuk menyelesaikan masalah ini. Aku tahu aku egois dan malah menyebabkan masalah padamu, tetapi ku mohon bicaralah denganku, Al!”Alexander menghentikan langkahnya tepat di depan tangga. Menolehkan wajahnya lalu berucap, “Bisakah kau diam, Kimbeerly? Aku lelah dan aku ingin istirahat. Jadi ku mohon jangan ganggu aku.”“Tapi aku tida
Ruangan gelap dengan bau khas rokok itu kembali terbuka setelah sekian lama. Pemiliknya kembali datang dan membuka harapan-harapan kecil yang ia kubur sebelumnya. Itu Alexander, pria yang kini tengah sibuk mencari sesuatu di dalam kotak kecil yang selalu menjadi barang pustaka untuk masalah yang menerpa dirinya. Semua bukti serta petunjuk-petunjuk berada di dalam sana dan selalu menjadi tujuan ketika ia sudah lelah dengan kehidupan. Kini, ia ingin semua berhenti.Senyuman devil itu keluar begitu matanya menemukan satu barang yang telah ia cari sejak tadi. Barang kecil berbentuk flasdisk khusus yang ia gunakan untuk menyimpan semua file penting sebagai cadangan. Ia kembali menutup kotak tersebut dan mendudukkan diri di atas meja besi dan memperhatikan flashdisk itu.“Untuk kali ini aku tidak akan mengabaikanmu, Tuan Edward,” desisnya dengan sorot tajam.Senyuman devil itu kembali terukir, lebih tampak mengerikan dibanding sebelumnya karena tujuannya sudah jelas sekarang. Ia tidak akan
“Sampai kapan harus menunggu Alexander? Aku bahkan tidak tahu pria itu pergi kemana sebab dia telah pergi sebelum aku terbangun. Alexander … ayolah. Jangan bermain-main seperti ini.” Kimbeerly mengeluh dengan kebingungan yang menyita perhatiannya.Suara karyawan yang tengah berdemo di depan gedung membuat Kimbeerly menutup kedua telinganya. Ia tidak tahan mendengarkan semua teriakan itu saat ia bahkan tidak tahu masalah yang sebenarnya. Kecurangan apa yang dilakukan oleh pamannya? Ia bahkan melihat perusahaan yang terus melejit bagus diantara perusahaan yang lain, tetapi berita ini sungguh membuat semua orang tidak bisa mengendalikan diri termasuk Kimbeerly. Evandra juga berusaha meminta orang lain untuk menghentikan aksi demo yang dilakukan oleh para karyawan, tetapi mereka bahkan belum menghasilkan apapun.Sementara tengah dibingungkan oleh kericuhan yang terjadi, Kimbeerly justru teringat sesuatu. Ia menatap Evandra yang terlihat mengernyitkan kening begitu melihatnya.“Apakah ada
“Peminat produk kita semakin meningkat setelah berita yang beredar. Apakah tuan yakin dengan seperti ini tidak akan mengganggu kehidupanmu? Aku hanya khawatir denganmu karena mengorbankan diri demi kebaikan perusahaan lain.”Alexander menoleh dan menatap Eleanor, asisten pribadinya yang selama ini membantu dan mengurus apapun di perusahaan serta membantu Alexander mendapatkan informasi tertentu yang pria itu inginkan. Eleanor adalah mantan hacker dari suatu kelompok mafia sebelum bergabung dan bekerja sama dengan Alexander, maka dari itu Alexander tidka ragu-ragu dengan kemampuan Eleanor untuk ia pekerjakan. Eleanor sendiri juga bukan orang yang mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain kecuali melihat sendiri bukti di depan matanya, hal itu juga menjadi acuan bagi Alexander untuk percaya dengan Eleanor untuk ia ambil sebagai asisten pribadinya.Alexander tersenyum tipis. “Aku berubah pikiran.”Eleanor mengernyitkan kening. “Berubah pikiran? Apa maksud, Tuan?”“Semula aku membangun p
“Kau akan menyesali ucapanmu yang begitu berani kepada hari ini, Kimbeerly. Aku tetaplah pamanmu yang ikut merawatmu sejak kecil.”Dua polisi yang datang langsung menahan Edward setelah mendapatkan intruksi dari Evandra dan memborgol kedua tangan pria itu untuk dibawa ke kantor polisi sebagai tersangka utama dalam kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan El Groups. Kimbeerly terus menatap kepergian Edward dan Evandra yang juga melakukan hal yang sama di belakangnya.“Aku akan kembali untuk membuatmu meminta maaf padaku karena kesalahanmu hari ini, Kimbeerly.”Kimbeerly tersenyum mendengar peringatan Edward yang berhenti tepat di ambang pintu. “Aku akan menunggu waktu itu, Paman. Aku akan dengan senang hati melakukannya jika kau benar-benar kembali tetapi perlu diingat lagi jika saat itu tiba kita adalah dua orang tanpa ikatan apapun. Jadi, perhatikan saja dirimu dengan baik sebab aku akan selalu menunggu kedatanganmu untuk berbalik meminta maaf padaku karena semua kesalahanmu padaku
Dua tahun telah berlalu begitu cepat. Usia yang sebelumnya muda semakin bertambah tua dan bayi yang bari saja lahir kini sudah pandai bicara dengan kakinya yang mulai berjalan tertatih sebab belum benar-benar bisa mengendalikannya. Kejadian demi kejadian terus berganti dan tawa serta tangis juga mengimbangi. Semua telah dilalui dengan suka dan duka yang bergantian. Menerjang orang-orang dan menyadarkan bahwa waktu memang secepat itu berlalu serta meninggalkan kenangan tiada akhir.Hari ini, di tempat yang amat sejuk serta terpaan angin menyapa dengan lembut pada dua keluarga yang sedang melakukan camping. Suasan ramai dengan tawa yang terdengar menandakan bagaimana mereka merasakan kebahagiaan saat ini dan melupakan semua kejadian yang terjadi sebelumnya. semua orang tersenyum, saling bercanda dan keempat anak yang bermain dibagian berbeda dengan keempat orang dewasa. Ya … mereka adalah keluarga Alexander dan Velena. Dua keluarga dengan kehidupan berbeda yang menyatu menjalin hubungan
Keadaan Valerie semakin membaik dan anak itu yang mulai mengingat dengan perlahan setelah lima bulan lamanya mengalami amnesia sejak kecelakaan. Begitu juga dengan Johaan, pria itu sudah kembali dengan rutinitas pekerjaannya dan kabar yang menggembirakan datang dari Velena yang hamil dua bulan saat ini. Tentu saja ini dijalani tidak mudah. Banyak kesedihan dan juga kebahagiaan yang tercampur menjadi satu dan itu semua juga mendapatkan banyak banyuan dari Alexander serta Kimbeerly yang merawat mereka dengan baik.“Gabriel letakkan mainanmu. Panggilkan ibumu untuk Arthur.”Gabriel segera beranjak atas perintah ayahnya yang duduk di sofa dengan dirinya yang bermain di lantai. Ia pergi ke kamar untuk melihat Arthur dan memanggil ibunya untuk segera datang. Bayi Arthur kini semakin tumbuh sehat dengan tubuh berisi nan juga terlihat semakin tampan. Tidak berbeda dengan Gabriel dulu, Arthur begitu mempesona bagi mata siapa saja yang melihatnya.“Awh … kau sangat menjijikkan, Arthur. Harusnya
Berada dipenjara sejak dirinya dinyatakan bersalah atas semua tuduhan dengan bukti yang ada, kini kehidupan Edward begitu menyedihkan berada disel tahanan. Pria itu hampir tidak pernah tidak depresi satu hari saja sebab pikirannya yang terlalu ricuh memikirkan cara agar dirinya tidak disalahkan. Gangguan otaknya sungguh menyita perhatiannya dengan tubuhnya yang perlahan semakin mengurus karena ia yang juga tidak mau makan dengan baik. Tidak ada yang menjenguk atau bahkan menanyakan kabarnya selama berada disel tahanan dan hal itu semakin memperjelas Edward bahwa Kimbeerly satu-satunya keluarga yang ia miliki benar-benar memutuskan hubungan keluarga dengannya.Seperti saat ini, Edward sesekali akan berteriak histeris dengan depresi yang ia alami. Ia bahkan dipindahkan ke sel tahanan khusus sebab dengan depresi yang ia alami membuat tahanan yang lain merasa terganggu dan hal itu malah membuat Edward babak belur karena dipukuli oleh tahanan yang lain. Hal itu juga telah diminta jauh sebe
Bolak-balik datang dan pergi antara rumah Velena, rumah sendiri dan kantor yang dilakukan Alexander selama beberapa hari ini membuat pria itu terlihat amat lelah. Kimbeerly bahkan harus menyiapkan vitamin tambahan untuk Alexander sebab tidak mau pria itu tiba-tiba jatuh sakit akibat kelelahan. Arthur juga perlahan pulih setelah tiga hari lamanya masih demam meski suhunya tidak setinggi hari pertama.“Kau tidak pergi bekerja?” tanya Kimbeerly yang baru kembali dari lantai bawah dan berpikir Alexander sudah siap lalu akan segera pergi, tetapi yang ia lihat saat ini justru hal sebaliknya. dimana Alexander justru sedang rebahan dengan Arthur yang berada di samping tubuh pria itu.“Aku mengambil cutie dua hari.”Kimbeerly mendekat dan menaruh susu dan vitamin berbentuk pill itu di atas nakas. “Kau merasa tak enak badan? Kita bisa ke dokter.”Kimbeerly mencoba memegang kening Alexander, tetapi pria itu segera menggeleng dan menampakkan senyuman. “Aku tidak mau melihatmu sakit, Al. Jadi kata
Sejak kepulangan Alexander dan Kimbeerly dari rumah Velena, kini berganti dengan mereka yang harus merawat Arthur yang mengalami demam tinggi. Apalagi Alexander juga harus bolak-balik dari rumah ke kantor lalu kembali ke rumah Velena untuk memastikan semuanya. Hal itu membuat tubuh Alexander benar-benar lelah dan ia juga tidak dapat berkeluh kesah sebab semua tanggungjawab ada padanya. Bagaimanapun ia harus menghandle semuanya sebaik mungkin dan tidak memiliki kesalahan.“Apakah masih panas?” tanya Alexander pada Kimbeerly lewat telepon video yang mereka lakukan saat ini.“Masih. Suhunya semakin panas.”“Aku akan segera kembali,” ujar Alexander kemudian memutuskan telepon video mereka. Ia juga bisa mendengar sendiri bahwa Arthur masih terus menangis di sana.Alexander menghembuskan napas pelan. Ia kini berada disebuah apotek untuk membelikan vitamin bayi dan beberapa asupan susu untuk Arthur. Meski telah diperiksa oleh dokter, tetapi suhu tubuh Arthur belum juga menurun dan anak itu y
Hari ini Velena, Johann serta Valerie sudah diperbolehkan pulang setelah beberapa hari menerima menanganan baik di rumah sakit. Alexander juga turut andil dalam hal ini untuk menjemput mereka dan kembali ke rumah, ditemani dengan Kimbeerly yang memang sudah pulang lebih dahulu setelah persalinan. Hanya Alexander dan Kimbeerly, sebab Gabriel dan Arthur tetap di rumah dan Alexander sudah menyewa orang untuk menjaga mereka sampai Alexander dan Kimbeerly kembali.“Terimakasih sudah mau kami repotkan, Alexander. Aku minta maaf karena malah membuatmu bolak-balik rumah sakit menjaga kami sekaligus Kimbeerly. Kau pasti lelah.”Alexander tersenyum tipis mendengar Johann yang berujar. Mereka sudah berada di mobil menuju ke rumah dengan Valerie yang terus berada dipangkuan Velena sebab hanya Velena dan Alexander yang diingat oleh anak itu.“Jangan seperti orang lain, Johann. Kami keluarga dan bantuan seperti ini seharusnya memang ada. Lain kali, jangan sungkan jika memang butuh bantuan. Aku akan
Alexander menghentikan dorongan kursi rodanya begitu sampai di depan sebuah ruangan operasi Johann yang tertutup rapat. Velena diam ditempat dengan sorot mata menatap pintu ruangan tersebut. Harapannya untuk terus merasakan kebahagiaan pupus begitu melihat kenyataan bahwa dua orang yang ia cintai bahkan belum bisa ia temui. Dua orang yang menjadi sumber kekuatannya justru sedang menagalami masa kritis dan harus mendapatkan penanganan lebih banyak untuk bertahan hidup. Ini menyakitkan tetapi mau tak mau Velena harus menerimanya.Velena menoleh, menatap Alexander yang berada di sampingnya, seakan menunggu permintaan apalagi yang akan Velena katakan.“Katakan saja,” ujar Alexander yang mengetahui bahwa Velena tidak berani mengatakan apa yang ia inginkan.Wanita itu terdiam dan kembali menatap perut ratanya. “Aku tidak siap mengatakan semua ini kepada mereka.”Alexander mengusap puncak kepala Velena dan mengangguk mengerti. “Aku yang akan mengatakan pada mereka.”Velena menatap Alexander
Velena mendapatkan ruang inap lebih dahulu sebelum Valerie dan Johann yang masih ditangani oleh dokter. Alexander segera menemani sepupunya itu setelah ia berhasil menenangkan diri dan memberitahukan kabar kepada semua orang. Kelurga Johann akan segera datang dan Kimbeerly yang terus meminta maaf karena tidak bisa datang sekaligus karena itu permintaan Kimbeerly agar Velena dan keluarga datang menjenguknya.“Al … kenapa perutku seperti ini?” tanya Velena yang baru sadar dan melihat perutnya yang kembali rata.Alexander mendekat dan menatap sedih melihat keadaan Velena saat ini. Sepupunya itu terlihat jelas sedang kebingungan tetapi Alexander bahkan tidak tega mengatakan kebenarannya kepada wanita itu. Itu terlalu menyakitkan untuk diberikan sebagai jawaban untuk Velena yang begitu menginginkan seorang anak setelah Valerie.Velena menatap Alexander yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya dan malah diam saja dengan mengalihkan pandangan. “Al … katakan sesuatu padaku. Kenapa perutku se
kecelakaan yang terjadi kepada Johann, Velena serta Valerie membuat Alexander tidak bisa berhenti berpikir. Ketiga orang itu sedang dirawat di rumah sakit terdekat dengan tempat kecelakaan dan sekarang Alexander tengah menunggu dokter keluar dari ruangan setelah beberapa saat masuk untuk memeriksa keadaan mereka. Alexander terus mencoba berpikir baik tetapi setelah melihat keadaan ketiga orang itu membuatnya tidak bisa berpikir dengan tenang.Velena mengalami pendarahan dengan beberapa bagian tubuhnya terluka karena kaca mobil yang pecah, Johann memuntahkan banyak darah sebab bagian dadanya yang berpental bagian setir dengan amat keras dan membuatnya terus terbatuk dan tidak bisa bersuara dengan jelas, terakhir adalah Valerie yang mendapatkan beberapa luka dan tidak sadarkan diri setelah kepalanya terantuk bagian kursi depan. Melihat semua keadaan buruk ketiga orang itu tentu saja membuat harapan Alexander semakin rendah.Alexander tidak bisa tenang. Ia berdiri dan melangkah ke sana k