Keesokan harinya, suasana telah berubah menjadi lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Canda tawa hingga teriakan protes menghiasi sarapan pagi bersama. Di saat itupun, masa untuk Alexa dan Karel mengenal ketiga anak sambungnya. "Senangnya, awal liburan dapat saudara baru!" sahut Kiara. "Eh tapi! Kita sekolahnya kan, beda!" seru Kimi hingga ia berdiri. "Kim, biasa aja, dong. Sekarang kan masih awal liburan panjang, nggak usah ribet mikirin sekolah. Kalian tetap sekolah di sekolah masing-masing, gitu aja kok repot. Eh Rangga, udah kuliah kan?""Iya, Bu.""Dimana trus ambil apa?""Alhamdulillah diterima di jaket kuning, di Fakultas Teknik, jurusan arsitektur interior," jawab Rangga dengan penuh semangat. "MasyaAllah, tabarakallah! Ih pinter bisa jebol kampus nomor satu di Indonesia! Eh tapi, kok beda sama ayah, eh abi. Eh enakan ayah, apa nggak enak? Haish, bebas ya manggilnya. Maaf Pak, dilarang protes," ucap Alexa. "Ibu juga kalau kambuh nggak ada obatnya," protes Kiara dengan b
Setelah makan pagi bersama, Karel dan Alexa berencana untuk mengunjungi rumah orangtua dari mantan keduanya. Bukan sebuah hal yang mudah, mengingat hubungan masing-masing, baik Karel maupun Alexa dengan mantannya tidak dapat dikatakan hubungan yang harmonis, bahkan sebaliknya. Terlebih Alexa, yang baru saja mengetahui akan perilaku minus keluarga sang mantan yang membuatnya merasa telah ditipu dan diperalat karena harta. Semua itu terungkapkan setelah Alexa menghubungi mbak Ranti, salah satu tetangga orang tua Arga, yang berhubungan baik dengannya, bahkan layaknya keluarga sendiri. "Aduh Al, aku sudah nggak kuat untuk nutupin perilaku ibu mantanmu itu! Aku sudah capek dan aku sudah putus hubungan sama keluarga mantanmu itu!" seru Ranti seakan dirinya mengalami kelelahan psikis. "Ada apa, Mbak? Memangnya ibu kenapa?""Maafin aku, tapi aku harus cerita, biar kamu bisa mengambil sikap dan tidak bertanya-tanya tentang sikap yang diambil sama keluarganya Arga.""Mbak, ada apa sih? Mbok l
Pergumulan cinta pagi itupun ditutup dengan basahnya rambut pasangan pengantin baru ini. Karel menatap penuh cinta ke arah Alexa yang sedang duduk di depan meja rias, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Lalu ia pun mendekat dan mengambil handuk yang Alexa gunakan. "Eee kok diambil?" protes Alexa. Tetapi Karel hanya tersenyum dan mengambil posisi berdiri di belakang Alexa, kemudian ia mulai menghanduki rambut basah Alexa. "I always love your hair," ucap Karel sambil mengecup pucuk kepala Alexa. "Always?" tanya Alexa yang tidak mengerti akan maksud dari Karel. Lalu, ia pun berbalik ke arah Karel. "Iya, always," jawab Karel yang kemudian berjongkok di depan Alexa. "Do you remember, when we first met?" tanya Karel sambil membelai untaian rambut Alexa. "Kita masih kelas enam SD. Kamu adalah anak laki-laki yang caper dan norak, yang aku sangat berharap untuk tidak pernah satu sekolah dengan anak norak itu," jawab Alexa sambil terkekeh dan memainkan rambut Karel. "Aku yang
Hari yang diimpikan Karel untuk dapat bercumbu dan bercengkrama dengan Alexa menjadi buyar seketika, saat Alexa tiba-tiba lebih memilih untuk menyiapkan tempat untuk kepindahannya dan tiga putrinya. Jiwa desainer interiornya tiba-tiba bergejolak dan mulai memindah beberapa furnitur untuk kamar anak-anaknya nanti. "Mas, tolong geser mejanya, biar box ini nggak kejepit, jadi nggak sempit," pinta Alexa yang sedang sibuk menata ulang kamar tidur yang akan ditempati oleh tiga K. Dengan malas dan menggelengkan kepalanya, Karel tetap melaksanakan permintaan Alexa, tapi tentunya tidak mungkin tanpa pernyataan keberatannya. "Yang, Honey, ini honeymoon, kok malah geser-geser furnitur? Besok aja, panggil tukang buat beresin kamar-kamar.""Oh tidak begitu cara saya bekerja, Bapak direktur yang terhormat! Sepanjang masih bisa saya lakukan sendiri dengan dibantu oleh tenaga suka rela yang sangat perhatian dan penuh cinta ini, buat apa saya mengandalkan tukang dan kemudian saya harus mengeluark
Hari itu, Karel dan Alexa menghabiskan waktunya untuk mengatur ulang untuk kepindahan Alexa bersama ketiga putrinya dan di malam harinya, keluarga baru itupun berkumpul bersama untuk menikmati makan malam pertama mereka sebagai satu keluarga. Tanpa kecanggungan, keenam putra dan putri mereka sudah tampak akrab dan saling berbagi cerita. Sementara itu, ibu Meita telah mengatur rencana untuk menghancurkan mantan menantunya itu dengan mengunggah foto-foto lama Karel saat terjerumus dalam lingkaran obat-obatan terlarang dan modeling dimana terdapat foto-foto Karel bersama dengan wanita-wanita berpakaian minim. "Lihat saja Karl, kamu nggak akan bisa seenaknya bahagia diatas penderitaan yang harus Meita jalani di penjara! Tidak akan pernah!"Tanpa berpikir lebih panjang, ibu Meita segera mengunggah foto-foto lama Karel di media sosial dan tanpa membutuhkan waktu lama, foto-foto tersebut menjadi viral dengan disebarkan ulang hingga ribuan kali oleh para netizen dengan berbagai kepsyen yang
Masih dengan posisinya, Karel pun menjawabnya dengan suara yang lirih, "Rumah orang tuanya Meita."Sontak, Al bersaudara dan Sekar kembali terpancing emosinya. "Itu jahatnya, genetik ya?" sahut Aldryn yang tak habis pikir dengan keluarga Meita. "Dryn_" tegur Alexa halus, agar adiknya dapat mengontrol ucapannya, karena ia tahu benar apa yang sedang Karel rasakan dan ia tidak ingin Karel semakin terpuruk dengan komentar-komentar yang menyudutkan keluarga Meita. "Hon, if you were me, what would you do?" tanya Karel kemudian, yang masih tetap dalam posisinya. Alexa pun terdiam sesaat, karena ia tidak ingin jawabannya membuat suasana semakin panas. Berbeda dengan sang adik, yang dengan cepat menjawabnya, "Waktu mbak Al difitnah sama keluarganya Arga, mbak Al cuma diam tapi nunjukin bukti fitnahnya langsung ke pengadilan.""Sampai ke pengadilan?" tanya Karel. "Ini beda kasus, aku difitnah menjelang sidang perceraian. Sebenarnya aku males banget ngurusin fitnahnya, jadi aku langsung tut
"Iya, aku menderita gangguan di pusat memori jangka pendek, yang membuat aku seperti Dory, temannya Nemo," jawab Alexa santai, sementara tidak dengan Karel yang telihat khawatir. Alexa pun melanjutkan ceritanya, "Selama tiga bulan, aku mengalami kesulitan untuk mengingat hal-hal yang baru terjadi, bahkan aku pernah hampir meninggalkan Kiara di taman bermain, tetapi Allah masih memberiku sinyal. Aku merasa ada yang kurang dan salah, jadi aku memeriksa tas, stroller dan semua yang aku bawa dan tiba-tiba Kiara datang dengan berlari, lalu dengan semangat, ia mengajakku pulang.""Saat itu, kakiku terasa lemas, karena aku nyaris kehilangan Kiara.""Arga tidak pernah tahu akan hal itu, kalau dia tahu, pasti saat itu, dia pasti akan memarahiku dan membentakku tanpa ampun.""Satu hal yang membuatku sangat marah padanya adalah Arga telah menggelapkan dana pendidikan untuk anak-anak sebesar dua puluh lima juta. Alhamdulillah, aku berhasil membuatnya mengembalikan uang itu, tapi yaa dasar maling,
Keesokannya, hari tampak cerah dan begitu juga dengan hati Karel yang tengah bersiap untuk mengunjungi rumah mantan orang yang pernah ia cintai. Dengan wajah sendu, Alexa memandangi Karel yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin. Karel pun tersenyum saat dirinya menyadari, jika sang istri asyik memandanginya.Ia pun mulai menggoda Alexa, "Aku tahu kalau aku ganteng, charming, pokoknya kualitas grade A+ ....""Plus narsis," celetuk Alexa datar, tetapi berhasil membuat Karel terkekeh. Karel pun membalikkan badannya, menghadap ke arah Alexa yang duduk di pinggir tempat tidur. Lalu, ia menyamakan tingginya dengan berdiri di atas kedua lututnya dan kedua tangan melingkar di pinggang Alexa. Alexa pun membalasnya dengan melingkarkan tangannya di leher Karel. "Is there anything wrong?" tanya Karel dengan lembut sambil menatap wajah Alexa yang oval seperti sebuah telur. Alexa menjawab dengan menggelengkan kepalanya, yang membuat Karel semakin yakin, jika ada sesuatu hal yang menggangg
Kedatangan Donny di ruang perawatan tempat Alexa dirawat, mengejutkan sang bunda dan Nisa, yang juga masih berada di ruangan dan Nisa yang sama sekali tidak pernah mendengar nama Donny sebelumnya pun merasa perlu untuk tetap berada di ruangan."Maaf Bu, beberapa hari yang lalu saya ke butiknya Al, dari sanalah saya tahu kalau Al mengalami kecelakaan dan dirawat disini," tutur Donny."Maaf Pak, tapi Anda siapa, ya?" tanya Nisa yang tidak mendapatkan informasi apapun akan Donny.Kalau aku jujur, aku akan mengundang masalah baru, tapi aku juga lelah menjadi pria bayangannya Al, tapi aku belum gila, batin Donny.Tetapi, demi menjaga perasaan semua pihak, akhirnya Donny hanya dapat menjawab dengan jawaban teraman."Saya cuma teman lamanya Al. Saya juga datang ke resepsi pernikahan Al dan Karel," jawab Donny sambil memperlihatkan foto-foto kebersamaannya bersama Karel dan Alexa saat berada di resortnya."Maaf, saya baru tahu kalau Al terkena musibah. Makanya begitu saya tahu, saya langsung
Sepekan telah berlalu dan tanda-tanda akan kesadaran Alexa belum juga terlihat. Semuanya masih terlihat sama seperti pada hari pertama, hal ini pada akhirnya membuat Karel gelisah. Ia pun berulang kali menanyakannya kepada dokter yang bertanggung jawab menangani Alexa, walaupun ia hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali ia menanyakannya."Semua ikhtiar telah kami coba, Pak. Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu kapan ibu Alexa akan sadar. Maaf, hanya itu yang kami dapat lakukan. Mungkin dengan memperbanyak istighfar dan do'a, semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Kita tunggu saja, apa rencana Allah dibalik ini semua."Rekaman murottal tiga puluh juz pun bergantian diputar dengan tilawah Al-Qur'an yang dilantunkan Karel atau anggota keluarga lainnya, dengan harapan kesadaran Alexa akan segera terjadi. Bayangan akan kehilangan Alexa untuk selamanya, mulai menghantui Karel dan membuatnya terlihat sangat kusut dan menjadi perhatian dari ibu dan kedua adiknya."Bang, istirahat l
Adzan Isya berkumandang, kondisi Alexa masih belum menampakkan perubahan. Dirinya masih dalam status penurunan kesadaran dan masih dalam perawatan intensif. Keenam putra dan putrinya telah berkumpul untuk melihat kondisi sang bunda, dengan ditemani oleh orang tua Alexa. "Boleh masuk, tapi nggak boleh langsung semuanya. Dua-dua dulu, ya," ucap Mario yang masih berjaga. Putra dan putrinya pun bergantian memasuki ruang perawatan ICU, dimulai dari Rangga dan Kimi. Keduanya melangkah perlahan mendekati Alexa yang tergeletak tak sadarkan diri. Karel yang duduk di samping Alexa, memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika Rangga dan Kimi memasuki ruang. Ia pun melambaikan tangannya, meminta keduanya untuk mendekat. "Bi, gimana keadaan ibu?" tanya Rangga, sementara Kimi hanya terdiam memandang sang bunda. "Ya seperti yang kamu lihat, ibu belum sadar. Ibu masih di dunia mimpinya," jawab Karel sambil memandangi Alexa dengan penuh cinta dan sesekali mengelus pipinya. Tetapi, pandangannya bera
"Karl, sepertinya Alexa harus kita MRI, karena...""Do what you have to do, as long as she survive," potong Karel. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mario segera melaksanakan MRI otak pada Alexa dan hasilnya sesuai dengan dugaannya. Terdapat trauma pada kepala bagian belakang akibat benturan keras, tetapi ada satu hal yang diluar dugaan Mario, yaitu trauma tersebut melukai dinding otak. "Dok, ada luka di dinding otaknya," ucap dokter radiologi kepada Mario yang berada di ruang operator. "Iya, I can see that. Hmm selain itu ada luka atau perdarahan yang lain, nggak?" tanya Mario. Setelah mencari dengan memutar-mutar imagenya, operator MRI pun menjawab, "Sepertinya tidak ada lagi, Dok. Hanya dinding otaknya saja yang luka.""Dok, kalau dinding otaknya luka berarti ada kemungkinan amnesia, kan?" tanya Mario untuk memastikan diagnosanya. "Iya, Dok. Tapi kalau dilihat dari tingkat traumanya, ini masih gegar otak ringan. Jadi kesempatan sembuhnya jauh lebih cepat. Biasanya sih, nggak lam
Dua pekan berlalu, butik yang akhirnya disepakati dengan nama Relax, yang merupakan penggabungan nama Karel dan Alexa, akhirnya resmi dibuka pada Ahad, pukul sembilan pagi. Mengambil tempat di sebuah ruko berlantai tiga, di kawasan eksklusif timur Jakarta, butik Relax berdiri dengan anggun, menggunakan konsep perpaduan antara simply dan shabby chic. Warna putih yang mendominasi dengan dipadukan warna-warna pastel yang lembut, menghadirkan suasana yang menenangkan dan menyejukkan mata. Semua bagian ditata dengan menggunakan elemen-elemen interior yang memiliki kesan ringan dan lapang pada ruangan yang memiliki ukuran delapan kali dua belas meter persegi ini. Busana-busana muslimah telah tergantung rapi di sekeliling ruangan dan dilengkapi dengan sofa serta coffee table yang diletakkan di tengah ruangan. Alexa dan dua asistennya, serta dibantu oleh tiga orang pramuniaga tengah sibuk mempersiapkan pembukaan butik dalam beberapa menit kedepan. "Kasir ready, ya?" tanya Alexa kepada salah
Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y
"Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare
Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima
Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh