"Mbak, kita udah jauh lho, aku takut," ucap Kaiya dengan wajah cemas dan tangan yang menggenggam erat tangan Kimi. "Tenang, in syaa Allah aman. Mbak bawa HP, kok. Nih tinggal pakai google map untuk cari jalan pulang," jawab Kimi tenang. "Trus baliknya kemana?""Ya ke pusat lokasi perkemahan, udah kamun tenang aja. Eh lihat tuh, ada sungai!" seru Kimi dengan menunjuk ke arah aliran sungai di sisi kanan mereka. Keduanya pun berjalan mendekati sungai. Keduanya pun berjongkok di pinggir aliran sungai dan mencelupkan tangannya. "Airnya dingin banget!" seru Kaiya "Air es!" sahut Kimi. Keduanya pun asyik berswafoto dengan berbagai gaya dan posisi. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat. Kaiya pun mendekati Kimi dan bersembunyi dibalik badannya. "Kamu ngapain, wajarlah kalau ada orang kesini, namanya juga tempat wisata, kamu tenang aja," ucap Kimi untuk menenangkan adiknya, walaupun dirinya juga merasakan hal yang sama. Hampir satu jam berlalu, Kimi dan Kaiya belum juga kemb
Kimi menghentikan langkahnya di sebuah tenda berwarna biru langit, yang di depannya terdapat seorang pria yang sedang asyik membaca buku dan tanpa membutuhkan waktu lebih, ia segera menyadari kedatangan tamu di tendanya. "Lho, ngapain kalian disini?" tanya Mario yang dikejutkan dengan kedatangan ketiga putri Alexa. "Main aja, Om. Eh, om Karel kemana?" tanya Kimi dengan mata yang mencari keberadaan Karel di sekitar lokasi tenda. "Om Karel lagi ke __, nah itu dia," jawab Mario, lalu melambaikan tangannya ke arah Karel yang sedang berjalan mendekat. "Lho, kok kalian kesini? Ada apa?" tanya Karel sambil mengerutkan dahinya, sesampainya ia di tenda. "Mau interview, mau wawancara eksklusif sama om Karel," jawab Kimi. Karel dan Mario pun saling berpandangan. "Interview apa? Om jadi deg-degan," canda Karel yang membuat ketiga putri Alexa tertawa. "Eh duduk dulu, ayo sini duduk, biar santai," ajak Mario sambil memberikan tempat untuk ketiga putri Alexa. Kelimanya pun duduk bersila seca
Akhir pekan di Bogor pun berlalu dengan sepenggal harapan cinta yang dimiliki Karel untuk Alexa. Hanya saja ada sesuatu yang tidak mereka sadari, kehadiran Karel sekali lagi mengundang perhatian dan mendatangkan rasa keingintahuan para wanita akan sosok pria berkulit putih kemerahan, berambut lurus berwarna coklat dan memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap itu.Memiliki postur tubuh yang tinggi dan wajah blasteran, membuat Karel sulit bersembunyi dari mata dan kamera yang setia mengikutinya. Maka, tak sedikit dari mereka yang secara diam-diam mengambil foto Karel dan kemudian memasukkannya di laman media sosial mereka. Tentu saja, bukan hanya Karel yang kembali menjadi perbincangan. Alexa pun harus kecipratan mendadak tenar karena kedekatannya dengan Karel, yang berimbas kepada bisnis katering miliknya. "Bu, kita dapat lima orderan baru," ucap Zasky kepada Alexa sambil menunjukkan daftar permintaan katering untuk dua pekan mendatang. "Efek duda Belanda itu, beneran dahsyat!" la
"Karel Hardys, Direktur Operasional PT. Lazeesfood, siang tadi dilarikan ke rumah sakit dengan dugaan keracunan makanan. Karel Hardys bukan hanya satu-satunya korban keracunan makanan, tetapi telah terdata sedikitnya dua puluh lima orang dari tiga perusahaan, yaitu PT. Lazeesfood, PT. Ketarketir dan PT. Haluan Haluin, juga mengalami peristiwa yang sama.""Saat ini, pihak kepolisian dan juga BPOM sedang menyelidiki Triki Katering, sebagai penyedia jasa katering kasus keracunan makanan ini. Sang pemilik katering, Alexa Zivara saat ini tengah berada di kepolisian untuk dimintai keterangan."Ibu Alexa yang menyaksikan berita mengenai insiden yang melibatkan putrinya dari layar kaca tampak panik. Ia pun berusaha untuk menghubungi Zasky setelah berulang kali tidak berhasil menghubungi putrinya. "Zasky! Gimana ini? Kenapa? Ada apa sebenarnya?!" tanya ibu Alexa setengah panik melalui telepon genggamnya. "Maaf Bu, saya juga nggak tahu. Bu Al masih diinterogasi di dalam, ini aku baru aja kelu
"Ta, kamu tenang dulu. Beri kesempatan untuk Al bicara. Al, apa sebenarnya yang terjadi?""Aku juga nggak tahu, Ma __""Eh manggil Ma! Berani-beraninya kamu manggil __""Ta, Mama yang minta Al untuk manggil Mama. Sekarang kamu diam, sekali lagi kamu memotong ucapan Al, mama tidak akan memberikan ijin untuk menjenguk Karel, paham?!""Tapi Ma!""Baiklah, silahkan kamu pulang kalau kamu tidak setuju," ucap mama Karel. Mendengar ucapan mama Karel, Meita pun terdiam dengan hati yang kesal. "Ayo Al, lanjutkan," pinta mama Karel. "Semua prosedur keamanan sudah saya lakukan, bahkan sudah kami kroscek. Ada lima orang yang bertugas mencicipi setiap menu yang akan dikirim dan dari setiap menu kami simpan sambelnya di kulkas, jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Alexa. "Rekaman CCTV di dapur dan di semua area yang berhubungan dengan katering juga sudah diminta polisi. Saya juga penasaran, sebetulnya masalah ini terletak dimana?" lanjut Alexa. "Kalau begitu, kita tunggu saja
Keesokan harinya, manajemen Triki segera melakukan penyelidikan internal, guna menemukan penyebab dari kasus keracunan makanan yang menimpa beberapa pelanggan mereka. Dimulai dengan menginterogasi semua karyawannya tanpa terkecuali, pemeriksaan seluruh bahan baku yang tersimpan baik yang di mesin pendingin ataupun lemari. Kemudian, Alexa melakukan pemeriksaan langsung terhadap hasil rekaman CCTV yang otomatis tersimpan dalam laptop manajemen. "Bu, saya sudah cek semua hasil rekaman CCTV-nya, tapi saya nggak menemukan sesuatu yang mencurigakan," ucap Zasky. "Orang yang tidak dikenal ataupun karyawan dengan gerak-gerik mencurigakan juga nggak terlihat," lanjut Zasky lagi. "Ky, coba kamu panggil Dio," pinta Alexa agar memanggil kepala penanggung jawab distribusi. Tak lama, Dio datang menemui Alexa di ruang kerjanya. "Yo, waktu kamu anterin katering kemarin, ada yang beda nggak? Kamu tahukan maksudnya?""Iya, saya tahu Bu. Saya dari kemarin juga mikir, ada missed dimananya? Karena s
"Aduuuh, apalagi?!" lirih Alexa yang mood-nya anjlok seketika. "Apa sih, Ta?" tanya Alexa kepada Meita dengan kesal. "Apa? Cih, ngapain kamu kesini lagi? Belum cukup ngeracunin Karel?""Belum," jawab Alexa seolah menantang balik Meita. "Belum cukup, aku belum lihat dia ngomel-ngomel complain akan jilbabku yang nggak matching sama bajuku, complain akan sepatuku yang terlalu cowok dan nggak ada feminin-femininnya, complain akan aku yang selalu jutek di depannya, complain ___""Kalau kamu mulai terlalu baik seperti sekarang," potong Karel tiba-tiba yang membuat Alexa dan Meita terkejut. "Sekar barusan WA, katanya kamu barusan bayar tagihannya, ngapain?" tanya Karel. "Ooo jadi sok malaikat pakai acara ngebayarin tagihannya?" sindir Meita. "Iya Ta, aku lagi malaikat mode on, yang kayak di cerita-cerita itu, malaikat tanpa sayap. Hmm yaah, sayap memang nggak punya, tapi kartu debit selalu ada di dompet," jawab Alexa dengan santai dan berharap ia bisa dapat melenggang dengan cepat. "
Di suatu sudut kota Jakarta, di sebuah pemukiman padat penduduk, anak-anak seusia TK tengah bermain dan berlarian kesana-kemari. Para penjaja makanan keliling datang silih berganti dengan membunyikan suara khas dagangan mereka untuk menarik pembeli. Di tengah keramaian itu, terlihat wanita memakai slayer sebagai bando di kepalanya dan berjalan anggun ke sebuah rumah petak dengan satu kamar. Dengan mengetuk pintu rumah tersebut, ia memanggil sebuah nama, "Pak Karyo, saya di depan."Tak berapa lama, seorang pria berusia sekitaran akhir tiga puluh tahun, membuka pintunya dan mempersilahkan wanita itu untuk memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu Meita? Apa tugas saya kemarin belum selesai?""Pak, Bapak yakin kan nggak ada yang lihat Bapak masukin bubuk itu?" lirih Meita sambil matanya sibuk memperhatikan sekitar, berharap tidak ada orang yang mendengar percakapannya. "Aman, Bu. Saya yakin tidak akan terlihat di CCTV, karena saya selalu membelakangi kameranya," jawab Karyo penuh dengan keyaki
Kedatangan Donny di ruang perawatan tempat Alexa dirawat, mengejutkan sang bunda dan Nisa, yang juga masih berada di ruangan dan Nisa yang sama sekali tidak pernah mendengar nama Donny sebelumnya pun merasa perlu untuk tetap berada di ruangan."Maaf Bu, beberapa hari yang lalu saya ke butiknya Al, dari sanalah saya tahu kalau Al mengalami kecelakaan dan dirawat disini," tutur Donny."Maaf Pak, tapi Anda siapa, ya?" tanya Nisa yang tidak mendapatkan informasi apapun akan Donny.Kalau aku jujur, aku akan mengundang masalah baru, tapi aku juga lelah menjadi pria bayangannya Al, tapi aku belum gila, batin Donny.Tetapi, demi menjaga perasaan semua pihak, akhirnya Donny hanya dapat menjawab dengan jawaban teraman."Saya cuma teman lamanya Al. Saya juga datang ke resepsi pernikahan Al dan Karel," jawab Donny sambil memperlihatkan foto-foto kebersamaannya bersama Karel dan Alexa saat berada di resortnya."Maaf, saya baru tahu kalau Al terkena musibah. Makanya begitu saya tahu, saya langsung
Sepekan telah berlalu dan tanda-tanda akan kesadaran Alexa belum juga terlihat. Semuanya masih terlihat sama seperti pada hari pertama, hal ini pada akhirnya membuat Karel gelisah. Ia pun berulang kali menanyakannya kepada dokter yang bertanggung jawab menangani Alexa, walaupun ia hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali ia menanyakannya."Semua ikhtiar telah kami coba, Pak. Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu kapan ibu Alexa akan sadar. Maaf, hanya itu yang kami dapat lakukan. Mungkin dengan memperbanyak istighfar dan do'a, semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Kita tunggu saja, apa rencana Allah dibalik ini semua."Rekaman murottal tiga puluh juz pun bergantian diputar dengan tilawah Al-Qur'an yang dilantunkan Karel atau anggota keluarga lainnya, dengan harapan kesadaran Alexa akan segera terjadi. Bayangan akan kehilangan Alexa untuk selamanya, mulai menghantui Karel dan membuatnya terlihat sangat kusut dan menjadi perhatian dari ibu dan kedua adiknya."Bang, istirahat l
Adzan Isya berkumandang, kondisi Alexa masih belum menampakkan perubahan. Dirinya masih dalam status penurunan kesadaran dan masih dalam perawatan intensif. Keenam putra dan putrinya telah berkumpul untuk melihat kondisi sang bunda, dengan ditemani oleh orang tua Alexa. "Boleh masuk, tapi nggak boleh langsung semuanya. Dua-dua dulu, ya," ucap Mario yang masih berjaga. Putra dan putrinya pun bergantian memasuki ruang perawatan ICU, dimulai dari Rangga dan Kimi. Keduanya melangkah perlahan mendekati Alexa yang tergeletak tak sadarkan diri. Karel yang duduk di samping Alexa, memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika Rangga dan Kimi memasuki ruang. Ia pun melambaikan tangannya, meminta keduanya untuk mendekat. "Bi, gimana keadaan ibu?" tanya Rangga, sementara Kimi hanya terdiam memandang sang bunda. "Ya seperti yang kamu lihat, ibu belum sadar. Ibu masih di dunia mimpinya," jawab Karel sambil memandangi Alexa dengan penuh cinta dan sesekali mengelus pipinya. Tetapi, pandangannya bera
"Karl, sepertinya Alexa harus kita MRI, karena...""Do what you have to do, as long as she survive," potong Karel. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mario segera melaksanakan MRI otak pada Alexa dan hasilnya sesuai dengan dugaannya. Terdapat trauma pada kepala bagian belakang akibat benturan keras, tetapi ada satu hal yang diluar dugaan Mario, yaitu trauma tersebut melukai dinding otak. "Dok, ada luka di dinding otaknya," ucap dokter radiologi kepada Mario yang berada di ruang operator. "Iya, I can see that. Hmm selain itu ada luka atau perdarahan yang lain, nggak?" tanya Mario. Setelah mencari dengan memutar-mutar imagenya, operator MRI pun menjawab, "Sepertinya tidak ada lagi, Dok. Hanya dinding otaknya saja yang luka.""Dok, kalau dinding otaknya luka berarti ada kemungkinan amnesia, kan?" tanya Mario untuk memastikan diagnosanya. "Iya, Dok. Tapi kalau dilihat dari tingkat traumanya, ini masih gegar otak ringan. Jadi kesempatan sembuhnya jauh lebih cepat. Biasanya sih, nggak lam
Dua pekan berlalu, butik yang akhirnya disepakati dengan nama Relax, yang merupakan penggabungan nama Karel dan Alexa, akhirnya resmi dibuka pada Ahad, pukul sembilan pagi. Mengambil tempat di sebuah ruko berlantai tiga, di kawasan eksklusif timur Jakarta, butik Relax berdiri dengan anggun, menggunakan konsep perpaduan antara simply dan shabby chic. Warna putih yang mendominasi dengan dipadukan warna-warna pastel yang lembut, menghadirkan suasana yang menenangkan dan menyejukkan mata. Semua bagian ditata dengan menggunakan elemen-elemen interior yang memiliki kesan ringan dan lapang pada ruangan yang memiliki ukuran delapan kali dua belas meter persegi ini. Busana-busana muslimah telah tergantung rapi di sekeliling ruangan dan dilengkapi dengan sofa serta coffee table yang diletakkan di tengah ruangan. Alexa dan dua asistennya, serta dibantu oleh tiga orang pramuniaga tengah sibuk mempersiapkan pembukaan butik dalam beberapa menit kedepan. "Kasir ready, ya?" tanya Alexa kepada salah
Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y
"Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare
Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima
Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh