Share

Teratai Kedua

Penulis: El Nurien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-13 13:55:42

[Jika ada waktu pulanglah! Ada hal penting yang harus kamu ketahui.]

Spontan Rudi menoleh ketika ibunya muncul di balik pintu.

“Rud, bagaimana kalau kita juga bikin kerupuk Teratai?”

***

Tera menghempaskan bokongnya ke ujung ranjang Evan. Mengapa ia tidak bisa bebas dari mimpi buruk laki-laki. Dulu Arbain, sekarang Sanad. Ia mengerang frustasi.

Tiba-tiba tatapannya tertuju pada sebuah cermin besar yang menempel di dinding. Ia mendekati cermin itu, lalu mematut diri. Benarkah dirinya seperti Putri Marino? Ia tersenyum mengejek. Namun, ia mengakui dirinya memang banyak berubah. Ah, mungkin telah berubah seratus persen.

Kulitnya sudah pasti bukan kulit gosong lagi. Rambut pendeknya menjadi panjang, lalu dikasih warna brown black. Penampilannya jadi feminim, karena sebelumnya terbiasa memakai celana, bahkan sering mengenakan celana tiga perempat.

Ia bertanya-tanya seandainya dulu sepert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bahagia Setelah Terusir   Teratai Kedua(2)

    “Apa yang kamu lakukan?!” Gadis itu terlonjak duduk sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Mata itu terbelalak. Napasnya memburu. Sanad mendehem. Dadanya masih bergemuruh hebat. Terlebih lagi saat melihat mata Tera yang membelalak. “Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya ingin membetulkan selimut kalian. Jangan geer!” Tera menghempaskan napasnya. Ia mengelus dadanya yang terasa mencelos. “Lain kali, jangan masuk ke sini kalau jam tidur!” pinta Tera, dengan suara masih bergetar. “Ini kamar anakku.”“Tapi aku tidur di sini. Sangat mengerikan, tiba-tiba membuka mata ada laki-laki asing di kamar, apalagi posisimu yang sangat dekat tadi.” Tera menyandarkan punggungnya dengan mata terpejam. Terlihat jelas napas gadis itu masih memburu.  Tindakannya benar-benar membuat Tera ketakutan. “Apa kamu pernah mengalami trauma?” Tiba-tiba ia tak kuasa menahan rasa penasaran. Terlebih lagi jika mengingat info ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Bahagia Setelah Terusir   Bahagiaku Di sini

    “Ini …?” Bastiah mengeluarkan satu bungkus.“Iya. Acil Nurul edarkan dengan mengambil pasaran yang sebelumnya milik Rudi." Seringai senyum licik terbit di bibir Kembang. "Ceritanya setia, mana? Malah bikin produk sendiri. Awas saja, kamu Rud! Kamu pikir aku bisa diam?!”***Keane sengaja melambatkan laju mobilnya. Dari kejauhan ia sudah melihat Rudi mendekati Tera yang duduk di depan gedung sekolahan Evan. “Tuan?!” “Biarkan saja. Kita pantau dari sini,” titah Sanad, tanpa mengalihkan perhatiannya dari Tera dan Rudi. Rudi mendekat, Tera masih asik mengukir tanah dengan kayu ranting yang entah ia dapatkan di mana. Terlihat Tera tersentak ketika menyadari kehadiran Rudi. “Benar, kamu Tera kan?” “Maaf, kamu siapa?” Tera pura-pura tidak mengenali.“Benar, kamu Tera. Suaramu memang Tera. Tatapanmu juga. Kamu mungkin bisa mengubah penampilanmu, tapi aku akan tetap mengenalimu.”Tera berdiri. Tera menengok ke kiri dan ke kanan.“Ikut aku,” ucap Tera setelah yakin tidak ada Keane. Tera m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Bahagia Setelah Terusir   Bahagiaku Di sini (2)

    Evan kembali menyodorkan sapu tangannya.“Nanti sapu tangan Evan kotor.”Evan menggeleng. Ia melipat sapu tangan itu, lalu mengusapkan ke pipi Tera. Tera kembali tersenyum haru. Ia mengambil sapu tangan itu, lalu mengusap ke wajahnya. “Terima kasih, ya.”Evan mengangguk, tak lupa menyuguhkan senyum terbaiknya. Spontan Tera mencium pipi anak itu karena gemes. Sanad mengulurkan tangannya. Tera menengadah. Ia bertanya-tanya mimpi apa semalam. Tiba-tiba mendapatkan uluran tangan pria arogan ini.Dari wajahnya, Tera tahu Sanad telah mendengar percakapannya dengan Rudi tadi. Ia tidak menyangka, ternyata laki-laki seperti Sanad masih mempunyai rasa empati.Cukup lama ia tengadah,  tanpa berani menyentuh tangan itu. Evan menarik tangannya, lalu hendak menyatukannya dengan tangan Sanad. Saat hendak bersentuhan, spontan tangannya menggenggam. Sanad t

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Bahagia Setelah Terusir   Elang

    Di Bangkau.Seorang pemuda berkulit putih memasuki halaman rumah Tera yang berbentuk jembatan. Bangkau wilayah rawa. Rata-rata rumah panggung dengan halaman berupa jembatan dari papan. Ko“Assalamu ‘alaikum.” “Wa alaikum salam. Elang?! Kamu pulang? Kok tiba-tiba pulang? Ada apa?” cecar Kembang panik. "Kak Tera mana?" tanya Elang sambil masuk rumah dengan menenteng ranselnya.“Datang-datang langsung nanyain Tera? Tanyain ibu dulu kek,” protes Kembang.“Kak Tera mana?” ulang Elang dengan suara meninggi. “Dia sedang pergi,” kilah kembang.“Ke mana?”“Mana kutau. Dia kan sudah besar. Masa harus minta izin dulu padaku,” jawab Kembang sambil berlalu ke dapur. Elang Diam. Menatap tajam kakaknya yang sedang menuang air minum ke dalam gelas. “Nih, minum dulu!” Kembang menyerahkan gelas itu pada Elang. “Jau

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Bahagia Setelah Terusir   Elang (2)

    “Dan mama percaya itu?” tanya Elang.“Jadi kamu menuduh Arbain merayu dia?” sela Kembang.“Ya mungkin saja. Secara kita lebih lama berkumpul dengan Kak Tera dibanding Arbain. Arbain masih tergolong orang baru di keluarga kita.”Arbain terkesiap. “Teganya kamu berkata begitu,” protes Kembang. “Ini bukan masalah tega nggaknya. Ini masalah kebenaran. Masa kita lebih percaya ke orang baru, daripada dia yang seumur hidup bersama kita. Coba pikirkan, Kak Tera yang gila kerja tiba-tiba merayu laki-laki, kan aneh? Dengan pengorbanannya yang begitu besar kepada kita, tiba-tiba merayu suami adiknya, aneh tidak?”Kembang tergagap. “Ya mungkin saja. Secara umur dia kan sudah menjelang tiga puluh, wajarlah jika dia menyukai laki-laki dan yang terdekat.”Elang menggeleng, menatap ejek. “Kalau ngomong difilter dulu. Sebagai orang sekolah, aku malu mendengar ucapan Kakak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Bahagia Setelah Terusir   Akan Ada Orang Yang Mencintaimu

    “Bagaimana keadaan Ibu?” tanya Tera. “Baik. jangan pikirkan dia. Pikirkan diri Kakak sendiri.”Tera mengernyit. Ia menatap penuh selidik. “Jangan katakan, kamu tidak ingin Kakak pulang, supaya bisa menguasai Teratai Produksi?!” Elang tersenyum geli. Ia mengambil minuman yang baru saja diletakkan karyawan. “Di mata Kakak, di dunia ini tidak lagi orang baik ya?”Tera hanya menjawab gerakan kedua keningnya, lalu meneguk minumannya.“Tadinya mau mengajak pulang, tapi begitu melihat Kakak cantik begini, aku jadi mengurungkan niat.”Tera mengenyit. “Sepertinya Kakak sangat baik di sini. Usia Kakak juga sudah 27, ah hampir 28 ya."Tera mendelik. Di desanya usia 28 tahun sudah dicap sebagai perawan tua. Beberapa teman Tera sudah berkeluarga dan mempunyai anak, "Sudah saatnya Kakak memikirkan diri Kakak sendiri. Kembang sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Bahagia Setelah Terusir   Akan Ada Orang Yang Mencintaimu (2)

    “Karena cantik? Aku benci ini.”“Tapi ….”“Sudahlah! Aku sudah punya Evan, dia keluargaku. Dia pelengkap hidupku, jangan khawatirkan Kakak”Elang membuka mulutnya, tetapi tidak ada suara keluar. Ia berpaling ke arah Evan. “Evan dengar 'kan? Kakakku mendedikasikan hidupnya untuk Evan, Evan harus baik pada dia. Evan mau kan berjanji sama Om? Evan akan selalu baik dan melindungi Mama?!”Evan masih diam. Setelah sekian lama, akhirnya Elang memutuskan berdiri."Aku pulang, Kak. Aku akan langsung ke Banjarbaru. Jaga diri baik-baik, lakukan apa yang membuat bahagia, tapi jangan lagi terlalu berkorban untuk orang lain. Karena belum tentu orang itu akan berbuat baik juga pada Kakak."Tera mengangguk. "Kamu juga jaga diri baik-baik. Hati-hati di jalan."Elang mengangkat tangan lalu menautkan ujung telunjuk dan ujung ibu jarinya. Tera tersenyum haru. El

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Bahagia Setelah Terusir   Ketulusan

    Papa? Tera menyebut Sanad juga Papa? Hayati merasakan dadanya berdenyut nyeri. Andai ia tidak melihat foto itu, mungkin ia tidak perlu merasakan sakit seperti ini. "Mama rasa sebentar lagi Papa akan datang. Mama keluar sebentar, ya."Evan mengangguk. "Anak pintar." Tera mencium pipi Evan. Papa? Mama? Hayati menyentuh dadanya yang kembali terasa nyeri. ***Hayati membawa Tera ke sebuah kursi di taman depan. Temaram lampu membuat suasana taman terlihat sedikit menyedihkan di mata Tera. Indahnya tanaman, bunga-bunga, rumput yang dipangkas rapi, bahkan satu set kursi taman tidaklah membuat lebih berarti jika hanya dijadikan pajangan. Indah, tetapi kesepian. Tera teringat saat-saat ia mengisi malam bersama Rudi. Menatap bintang di teras dengan bangku seadanya, dilengkapi nyamuk yang tidak pernah absen untuk mengganggu, di sana ia sering mengukir mimpi-mimpinya. Waktu itu terasa biasa saja, tapi sekarang momen itu menjadi sangat berarti dan tiba-tiba ia merindukannya. Mungkin suatu sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16

Bab terbaru

  • Bahagia Setelah Terusir   Teratai Dan Danau Bangkau

    "Kamu pakai parfum apa?" tanya Sanad. "Parfum yang kamu kasih." "Aku suka wanginya." Sanad tergoda membaui aroma lembut di leher Tera. Tera merasakan bulu romanya merinding. Kehangatan napas Sanad menimbulkan reaksi alamiah yang membuat Sanad semakin bersemangat."San, hati-hati, kamu tidak bisa mandi lo." Tera mengingatkan.Tera menghempaskan napasnya. Ia segera bangkit, dan menurunkan kakinya ke lantai. "Aku pingin lihat Evan. Kok nggak ada suaranya." Tangan Sanad menyambar pinggangnya. "Tadi dia sama Lilac.""Aku pingin lihat, khawatir badannya bentol-bentol."Sanad menarik bahunya hingga terbaring. Seketika tubuhnya terkunci oleh sebelah tangan kekar."Tadi aku sudah minta Lilac agar mengolesi kulitnya dengan lotion anti nyamuk." Sanad meletakkan bibirnya di leher Tera. "San, kamu berani berendam di tengah malam? Bukan mandi di kolam rumah lo.""Kita mandi bersama.""San …." Mendadak bibirnya terkunci oleh

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Benarkah? Janji?!""Iya …."*** Kamar Tera kini dihiasi layaknya kamar pengantin. Ada sedikit berbeda di kamar Tera dibanding kamar pengantin umumnya. Di zaman sekarang, pengantin lebih banyak menggunakan ranjang modern tipe divan bed, sedang Tera memilih tipe ranjang kelambu. Ranjang yang memiliki kanopi supaya bisa dipasang kelambu. Dulu orang Bangkau banyak memakai tipe ini, mengingat kampung mereka banyak nyamuk. Perlahan ranjang kelambu kekurangan peminatnya, karena ranjang divan bed setiap masa desainnya semakin modern dan untuk menghiasi kamar pun semakin banyak kreasinya. Soal nyamuk, itu nanti dipikirkan, yang penting terlebih dahulu menikmati sebagai sepasang raja ratu, meski hanya sehari.Berbeda dengan Tera, mengingat Sanad bukanlah orang Bangkau, tentu nyamuk bukanlah perkara bisa dianggap enteng. Pertama kali yang dipikirkannya bagaimana supaya suaminya bisa tidur dengan nyaman tanpa adanya gangguan nyamuk. Menggunakan obat nyamuk sepanjang malam bukanlah pilihan ya

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Cil." Tera ikutan menangis. "Kenapa ngungkit itu, kan jadi nangis." Ia mengusap wajahnya kasar.Kembang mengambilkan tisu, lalu meletakkan di tengah-tengah."Terima lah dia. Dilihat kesungguhannya ingin beli Teratai Kedua, terlihat dia sangat ingin membahagiakanmu. Masalah perbedaan, asal sama-sama mau berusaha dan terbuka, seiring waktu kalian akan bisa saling mengimbangi.""Cil." Tera meletakkan wajahnya di pangkuan Acil Nurul. Tangisnya makin menderu. Bastiah dan Kembang ikut mengusap wajahnya. Air mata Acil Nurul tak henti-hentinya mengalir. Sebelah tangannya membelai rambut Tera. "Doa Acil akan selalu menyertaimu."***Hari lamaran tiba. Mengingat Bastiah sering menyebut perbedaan, Sanad mengantisipasi dengan hanya melibatkan keluarga dari pihak ibunya yang berada di Baruh Kambang. Secara kelas social mereka tidak terlalu berbeda. Ditambah Muallim Ibrahim, keluarga Tera yang tinggal di Baruh Kambang mem

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending (2)

    “Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik. Malam ini aku akan ke sini.”“Jangan!” jawab Tera cepat. "Kenapa?" "Kamu lihatlah, bagaimana mereka," bisik Tera sambil mengerling ke arah kumpulan tetangga. "Tapi masih banyak yang harus kita bicarakan.""Kita bisa bicara lewat telepon kan?""Iya, sih. Tapi ….""Ayo lah …."Akhirnya mau tak mau, Sanad harus mau menuruti Tera. Benar saja, begitu mobil Sanad menjauh, ibu-ibu di kumpulan itu langsung memberondongnya. Mereka mengikuti Tera sampai ke dalam rumah. "Bagaimana keadaanmu, Tera? Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang," ucap salah seorang ibu yang muka cemongnya dengan pupur basah. "Aku nggak menyangka lo, Tera. Kamu kemarin sudah kayak mayat," imbuh seorang perempuan muda. "Oh iya, laki-laki tadi menyelamatkanmu kemarin kan? Dia siapa? Jangan katakan dia langganan kerupukmu!""Mulai," batin Tera. Bastiah datang membawa

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending

    "Jangan khawatir. Aku hanya butuh akuisisi. Produksinya tetap mereka yang tangani, kamu hanya bertanggungjawab bagian pengembangan." Tera menghela napasnya. "Tapi … apa aku bisa? Teratai Produksi yang sempat jaya bertahun-tahun, sekarang kolaps padahal ditangani seorang sarjana. Rudi cerita produksi Teratai Kedua juga mengalami kemunduran, apa aku bisa membangkitkannya, padahal kamu telah mengeluarkan banyak biaya." "Kamu pasti bisa. Kamu dengarkan Mama sudah menawarkan tempat untukmu, tinggal produksi saja lagi dengan kualitas sebaik mungkin." "Aku takut mengecewakan."Sanad meraih bahu Tera. "Aku percaya kamu pasti bisa.""Coba saja, Tera. Nanti aku langsung akan cek barangnya, aku tidak akan segan menolak, kalau memang itu tidak layak bertengger di minimarket kami."Tera mengangguk. "Terima kasih, Bu.""Semangatlah." Sanad mendekatkan wajahnya ke telinga Tera. "Ini kesempatanmu membuktikan diri kalau kamu layak jadi istri Sanad."Tera berdecak. Fatima tersenyum penuh arti. Tapi

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Belum apa-apa sudah nyusur. Tera, kamu dan dia jauh banget. Dia orang kota, kita orang kampung. Orang kampung masih polos. Bagaimana kamu bisa hidup sebebas dia? Belum jadi istri sudah berani cium. Kamu juga, diam aja dicium," gerutu Bastiah. Elang tertawa. "Siapa bilang orang kampung itu masih polos? Sekarang informasi mudah diakses, jadi hal semacam itu bukan lagi hal tabu. Ibu saja yang tidak memperhatikan perubahan zaman.""Pokoknya aku tak suka dengan orang kota. Mereka nggak akan bisa beradaptasi dengan lingkungan kita.""Sudahlah, Bu. Kenapa sih selalu maunya punya Ibu yang dijalankan?" sanggah Elang."Bukan begitu. Orang tua itu sudah banyak makan asam garam," sahut Bastiah. "Aku tau. Tapi Kak Tera juga sudah dewasa. Apa yang terjadi nanti, tentu dia sudah siap menghadapinya. Yang merepotkan, jika Ibu bersikukuh dengan pendapat Ibu, tiba-tiba nanti dia mengalami hal buruk, maka beban yang dirasakan Kak Tera akan terasa lebih be

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Dia Elang, adikku. Yang masih kuliah di Bjb." Tera mengenalkan.  "Evan ingat tidak?"Evan mengangguk. "Om Elang." "Pintar!" Tera mengeratkan pelukannya.Kedua lelaki itu saling berjabat tangan dan mengenalkan diri. "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Anda," ucap Elang nada membuat Tera mengernyit. Mata tajamnya menatap penuh selidik. "Elang, apaan sih kamu?" tegur Tera. "Tidak apa. Aku hanya ingin memastikan orang yang dekat dengan kakakku itu orang baik. Aku tidak ingin kejadian dulu terulang lagi," sahut Elang sambil mengerling ke arah Arbain. "Ngomong apa kamu, Lang?" sela Bastiah. "Oh iya, Nak Sanad. Ini agak kasar, tapi Ibu minta kamu jangan terlalu dekat dengan Teratai. Teratai telah bertunangan dan kamu juga telah beristri. Sebagai seorang ibu, tentu aku tidak ingin putriku jadi perusak rumah tangga orang lain.""Ibu ngomong apa sih?" seru Teratai. Ia mengerling ke arah Evan. Sanad mendekati

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang (2)

    Tera membuka mulut, tetapi menutup kembali. Tidak memungkinkan ia membela diri di saat sama-sama emosi. Selain itu, ia tidak tahu betul bagaimana hubungan Sanad dengan Hayati. Sanad belum bercerita kalau sudah bercerai dengan Hayati. "Terserah Ibu lah," ucapnya akhirnya, lalu menutup diri. Dalam selimut ia masih saja mendengar wejangan Bastiah. "Tera, aku tahu perlakuan laki-laki itu sangat baik padamu, tapi jangan jadi perusak rumah tangga orang. Selain itu, sebesar apa pun ia mencintaimu, kalian dari kasta yang berbeda. Aku sudah dengar dari Arbain. Dia putra bosnya yang memiliki banyak minimarket. Dari segi keturunan, mereka juga dari kaum bangsawan, bergelar Gusti."Tera tercenung. Ia masih belum berani berharap pada Sanad. Namun membayangkan perbedaan yang sangat jauh membuat nyalinya ciut. Bahkan berbanding dengan Evan saja dia masih ketinggalan jauh. Antara langit dan bumi. Ia sering menemani Evan ke berbagai acara keluarga, rata-rata mereka baik dan ramah, tapi itu dulu h

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang

    "San, aku ingin bicara denganmu. Ada waktu?" tanya Rudi.Sanad mengerutkan keningnya. Sesaat ia menoleh ke arah Tera. Gadis itu terlihat cemas. Ia juga menoleh ke Bastiah."Asal tidak sekarang, kapan?""Nanti kasih kabar, jika kamu punya waktu."***Sepeninggalan Sanad, Bastiah membuka kulkas. Sesaat matanya membesar. Melihat kulkas yang terisi penuh. Mulai roti, buah, cake, susu cair, yogurt, teh botol dan air mineral. "Kalian mau jualan?" ejek Bastiah. Tera menengok sebentar, tapi lalu kembali berpaling. Bahkan menoleh pun masih terasa sakit.Rudi duduk berhadapan dengan Tera yang sedang menyuap buburnya. "Bubur sumsumnya tidak dimakan?" tanya Rudi."Habiskan ini dulu. Sayang, sudah terlanjur. Itu kan masih belum bergerak, nggak papa disimpan lama." Rudi terkekeh. Tera memang selalu begitu, penuh dengan pertimbangan. Tidak bisa kah di saat sakit seperti ini mengutamakan rasa

DMCA.com Protection Status