Share

Tatapan Itu

Sanad berjongkok. "Kita pulang dulu, ya. Nanti kita janjian lagi," bujuk Sanad.

Evan tetap bersikukuh. Sanad beralih ke Bastiah. "Kami tunggu saja, Bu."

"Iya, silakan masuk." Bastiah menyingkir.

Sanad hendak menarik tangan Evan, tetapi anak itu malah menarik, lalu duduk di bangku panjang.

"Kalau begitu, kami tunggu di sini saja, Bu. Maaf ya."

"Iya, nggak apa-apa. Silakan. Saya ke belakang dulu," ucap Bastiah ramah.

Sanad duduk di samping Evan, setelah Bastiah masuk ke rumah, Sedang Keane berdiri, bersandar ke sebuah tiang.

“Cepat banget gerahnya ya,” keluh Keane sambil mengipas-ngipas kerah kemejanya. Ia membuka ponselnya. “Cuaca sama saja dengan Kandangan. Kenapa terasa cepat gerah?”

“Itu karena posisi kita di atas air.  Uap air akan membuat suhu lebih panas. Ditambah air menjadi panas ketika kena matahari. Semakin panas suatu benda, maka semakin panas pula suhunya. Panasnya akan berkali lipat. Panas ini ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status