Share

Kerinduan (2)

Penulis: El Nurien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-20 20:15:05

"Memangnya kenapa?" Sanad balik bertanya. Ia kembali menjumput abon itu.

"Aku kira, orang kaya tidak makan kaya beginian."

Sanad terkekeh. "Di rumah memang nyaris tidak ada suguhan seperti ini. Tapi kami punya keluarga di Daha. Mereka sering menyuguhkan abon, tapi nggak seenak ini."

Mulut Tera membulat. Ia meletakkan mangkuk berisi bubur sumsum.

"Karena kalian mau jadi keluarga aku, jadi kalian harus bantu aku menghabiskan ini."

"Bubur sumsum?" tanya Sanad.

Tera mengangguk. "Acil Nurul setiap selalu membuatku ini. Biasanya aku memakannya bersama Rudi."

Sanad ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika nama Rudi muncul di mulut Tera.

"Ayo, kita makan," ajak Tera setengah meletakkan dua tiga sendok. Tiba-tiba Evan menjauhkan dua sendok.

"Evan!" tegur Sanad.

Evan tak menggubris. Ia mengambil sesendok, lalu menyodorkan ke mulut Tera. Tera bertanya dengan isyarat ke Sanad. Sanad menjawabnya dengan anggukan.

Tera menyuapnya. "Hmm …." Kesan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bahagia Setelah Terusir   Arti Kedekatan

    "Masih ada jalan lain."Tera kembali menoleh. "Desa tetangga? Sungai Kupang atau ke sebelahnya lewat Muning. Kurasa berita burukku juga tersebar ke sana. Sekarang berita cepat melesat seperti anak panah lepas dari busurnya."Sanad terkekeh. "Danau Bangkau disebut juga lumbung ikan segitiga. Perbatasan kabupaten Hulu Sungai Tengah, Daha Selatan dan Hulu Sungai Selatan. Jadi bisa kita akses dari Hulu Sungai Tengah lewat desa Pahalatan dan sekitarnya, atau dari Daha Selatan."Tera mengerucutkan mulutnya. "Aku punya keluarga di Baruh Kambang, Daha Utara tapi. Kurasa tak masalah, selama bisa diakses lewat perairan, dengan transportasi cepat seperti speed boat."Tera tersenyum mengejek. "Sampai segitunya kamu mencari informasi tentangku."Sanad terkekeh. Ia menghela napas. "Tidak sepenuhnya tentangmu. Bagaimana pun aku seorang pebisnis. Apapun bisa menarik perhatianku. Saat mencari informasi tentangmu, tiba-tiba aku tertarik

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Bahagia Setelah Terusir   Arti Kedekatan (2)

    "Aku akan terus memerhatikannya, meski memiliki anak lain. Aku tidak akan mengabaikannya," tukas Sanad. Tera mendecak. "Entah kenapa aku merasa kasihan padamu."Sanad tak lagi menggubris. Tera tidak akan mengerti bagaimana posisi Evan di hatinya. Dalam diri Evan ada cinta pertamanya. Tidak akan ada yang bisa menggantikan cinta pertamanya, kecuali Evan menyukai perempuan itu.Spontan Sanad menoleh, menatap perempuan yang disukai Evan. Ya, perasaannya pun seterang ungkapan Evan. "Perlu kamu ketahui, kita belum tentu bisa berbagi semuanya, meski kepada orang yang sangat dekat. Sebaliknya, kadang mudah saja kita berbagi meski orang itu jauh. Seperti Evan yang langsung saja menyukaimu. Padahal di sekitarnya, banyak orang yang berusaha meraih hatinya.""Mungkin itu hanya bentuk pertolongan Allah untukku. Evan mengulurkan tangannya di saat aku terjatuh.""Tidak, bagi Evan kamu malaikat yang jatuh dari langit di saat ia sangat kesepian

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Bahagia Setelah Terusir   Perjodohan

    Gilang menarik botol yang dipegang Hayati saat hendak kembali menuang ke gelas. "Sudah cukup, Hay!"Hayati menggeleng. Wajahnya masih saja sembab. Kepalanya tak bisa lagi tegak. "Sakitnya masih terasa, Lang. Aku masih membutuhkannya," ceracau Hayati."Sudah cukup. Minum berapa botol pun tidak akan menyelesaikan masalah. Sadarlah, Hay. Buka matamu. Hati tidak bisa dipaksa.""Kenapa?! Kenapa dia tidak bisa  menyukaiku," keluhnya, dengan kepala terantuk-antuk. "Apa kurangnya aku? Hampir 24 jam aku mengikutinya, melayaninya, mengapa dia tidak memberiku ruang sedikit saja?""Hay, bukankah kamu dulu bilang, selama dia bersamamu, kamu tidak menuntut apa-apa lagi padanya? Kamu lupa?" Gilang mengingatkan. Hayati tersenyum sendu. "Semuanya akan baik-baik saja, andai dia tidak memberikan perhatian pada wanita lain."Gilang mengerutkan kening."Apa kurangnya aku dibanding dia? Menjaga Evan? Aku pun bisa, andai aku diberi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Bahagia Setelah Terusir   Perjodohan (2)

    Saat keluar dari kamar mandi Sanad mendapati istrinya sudah berada dalam kamar dengan keadaan terlihat sangat capek."Kamu dari mana?" tanya Sanad sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk. "Tak perlu kamu tau," jawab Hayati sambil berlalu hendak ke kamar mandi.Sanad menyambar lengan Hayati. "Tak perlu aku tau? Hayati, kamu istriku.""Istri?" ulang Hayati dengan nada mengejek. "Lalu malam tadi kamu membawa seorang gadis, apakah kamu tidak berpikir bagaimana perasaanku sebagai istri?"Sanad tergagap. "Apa maksudmu? Maksudmu Tera? Malam tadi? Itu hanya itu bentuk ungkapan terima kasih atas usahanya untuk Evan.""Usahanya?" Hayati tertawa sumbang. "Dengan mengajaknya jauh-jauh sampai ke Tangkisung? Yang benar saja? Padahal dia hanya beberapa bulan di sini. Bagaimana denganku? Aku membersamaimu sekian tahun, tapi apa yang kudapatkan?""Aku makin tidak mengerti. Bukankah aku selalu berusaha bersikap baik padamu? Soal ul

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Bahagia Setelah Terusir   Ketakutan

    “Hayati, tolong kamu tinggalkan kami sebentar,” pinta Sanad pada Hayati yang duduk di sampingnya ketika Arsa, Tera dan Evan telah keluar.Hayati mengangguk, lalu menjauh. "Mengapa Mama lakukan itu?” tanya Sanad.“Mengapa? Tidak ada apa-apa. Apa salahnya menjodohkan mereka? Sama-sama masih sendiri,” sahut Fatima, lalu meneguk minumannya.“Kenapa tiba-tiba? Kenapa tidak membicarakan dulu secara pribadi? Kenapa begitu terang-terangan? Ada apa?”“Ada apa? Apa tidak sadar apa yang kamu lakukan malam tadi? Membawa seorang gadis jauh-jauh sampai ke Tangkisung?”“Ma, itu hanya perayaan ulang Tahun, di sana ada Evan dan Keane. Lagi pula di pinggir pantai, apa yang dapat kami lakukan di pinggir pantai?” bela Sanad.“Apapun itu, tetap tidak baik seorang laki-laki membawa anak gadis orang. Lalu apa kamu tidak berpikir bagaimana perasaan Hayati?” sungut Fatima.“Oke, anggap aku salah. Tapi kenapa Tera yang jadi korban?”

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Bahagia Setelah Terusir   Ketakutan (2)

    "Tidak. Aku sudah lama menyukaimu, hanya saja tidak kesempatan mendekatimu. Aku tidak akan menyerah sampai di sini. Oke, aku tidak lagi mengganggu kerjamu. Tapi aku akan buktikan ketulusanku."Arsa  beralih ke Evan. Ia menepuk pundak. "Dengar, jangan khawatir! Aku tidak akan merebut tantemu, oke." Evan mengangguk ragu. Arsa menautkan ujung telunjuk dengan ujung jempolnya.Sanad mengelus rambut Evan. “Evan masuklah sendiri. Papa ingin bicara sama Mama, boleh?” tanya Sanad setelah Arsa hilang dari pandangan mereka. Evan mengangguk. Ia kembali memeluk Sanad. Dari getarannya, Sanad tau anak itu masih diselimuti kecemasan. Sanad memeluknya erat. “Nanti Evan terlambat. Masuklah duluan! Nanti Mama akan menyusul ke dalam, ya.”***Sanad membawa Tera ke sebuah kafe elite di pinggir kota. Kafe memakai konsep ala rumah santai. Ia memilih duduk ke sebuah sofa melingkar di salah satu pojok. Lagu Jodoh Pasti Bertemu dari Afgan meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Bahagia Setelah Terusir   Kembali

    Sanad menghela napas. “Sebenarnya ini nanti mau aku hadiahkan pada seseorang.”Pak Arsyad mengernyit.“Saya tahu orang itu?”Sanad menggeleng. “Bapak tau keadaan putra saya.”Pak Arsyad mengangguk. “Kebetulan Evan cocok dengan seorang perempuan yang berasal dari sana. Banyak perubahan positif pada Evan. Jadi saya ingin memberinya hadiah itu. Bisa buatnya bekal, jika sewaktu-waktu dia memutuskan kembali ke desanya.”Pak Arsyad mengangguk-ngangguk. “Saya mengerti. Tapi apa perempuan itu nanti bisa mengelola?”“Jika dia bisa menangani Evan, saya percaya dia juga akan bisa menangani hal itu,” jawab Sanad tegas. Pak Arsyad tertawa. "Jadi ingat almarhum papamu. Waktu kecil kamu juga luar biasa. Hanya papamu juga bisa menanganimu. Terbukti dia juga berhasil menaklukkan masalah apapun."Sanad terdiam. Benar, papanya berhasil menaklukkan. Namun, berbeda dengan cara Tera. Tera tidak menaklukkan Evan. Evan sendiri yang datang karena ketulusan Tera."Pa, saya minta tolong lagi, bisa?" "Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Bahagia Setelah Terusir   Kembali(2)

    "Nggak bisa dilepas?" tanya Sanad saat melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 11. Tera kembali menggeser tangannya, tetapi lagi-lagi Evan merengek. "Sepertinya belum benar-benar tidur ya?" tanya Sanad pelan."Sepertinya hari ini dia benar-benar ketakutan," bisik Tera. "Ditambah kemunculan Arbain.""Iya, Keane ada cerita padaku. Aku minta maaf. Tidak seharusnya tadi memakai tenaga Keane." Sanad berjongkok di sisi ranjang. Ia membelai lembut rambut Evan. "Kamu istirahatlah. Tak baik lama-lama di sini," tegur Tera. Ia menatap ragu, tetapi benar kata Tera. Lama-lama diam di kamar Evan, tidak baik buat Tera. Gerakannya terhenti ketika hendak berdiri. Ia menatap ujung piyamanya yang dipegang Evan. Sanad kembali duduk. “Evan mau ditemani Papa?”Evan mengangguk. “Kalau begitu Mama tidur ke kamarnya, ya. Papa yang temani Evan,” bujuk Sanad.Evan menggeleng. Seketika keduanya saling terperanjat. ***Gerakan Sanad terhenti ketika hendak berdiri. Ia menatap ujung piyamanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24

Bab terbaru

  • Bahagia Setelah Terusir   Teratai Dan Danau Bangkau

    "Kamu pakai parfum apa?" tanya Sanad. "Parfum yang kamu kasih." "Aku suka wanginya." Sanad tergoda membaui aroma lembut di leher Tera. Tera merasakan bulu romanya merinding. Kehangatan napas Sanad menimbulkan reaksi alamiah yang membuat Sanad semakin bersemangat."San, hati-hati, kamu tidak bisa mandi lo." Tera mengingatkan.Tera menghempaskan napasnya. Ia segera bangkit, dan menurunkan kakinya ke lantai. "Aku pingin lihat Evan. Kok nggak ada suaranya." Tangan Sanad menyambar pinggangnya. "Tadi dia sama Lilac.""Aku pingin lihat, khawatir badannya bentol-bentol."Sanad menarik bahunya hingga terbaring. Seketika tubuhnya terkunci oleh sebelah tangan kekar."Tadi aku sudah minta Lilac agar mengolesi kulitnya dengan lotion anti nyamuk." Sanad meletakkan bibirnya di leher Tera. "San, kamu berani berendam di tengah malam? Bukan mandi di kolam rumah lo.""Kita mandi bersama.""San …." Mendadak bibirnya terkunci oleh

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Benarkah? Janji?!""Iya …."*** Kamar Tera kini dihiasi layaknya kamar pengantin. Ada sedikit berbeda di kamar Tera dibanding kamar pengantin umumnya. Di zaman sekarang, pengantin lebih banyak menggunakan ranjang modern tipe divan bed, sedang Tera memilih tipe ranjang kelambu. Ranjang yang memiliki kanopi supaya bisa dipasang kelambu. Dulu orang Bangkau banyak memakai tipe ini, mengingat kampung mereka banyak nyamuk. Perlahan ranjang kelambu kekurangan peminatnya, karena ranjang divan bed setiap masa desainnya semakin modern dan untuk menghiasi kamar pun semakin banyak kreasinya. Soal nyamuk, itu nanti dipikirkan, yang penting terlebih dahulu menikmati sebagai sepasang raja ratu, meski hanya sehari.Berbeda dengan Tera, mengingat Sanad bukanlah orang Bangkau, tentu nyamuk bukanlah perkara bisa dianggap enteng. Pertama kali yang dipikirkannya bagaimana supaya suaminya bisa tidur dengan nyaman tanpa adanya gangguan nyamuk. Menggunakan obat nyamuk sepanjang malam bukanlah pilihan ya

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Cil." Tera ikutan menangis. "Kenapa ngungkit itu, kan jadi nangis." Ia mengusap wajahnya kasar.Kembang mengambilkan tisu, lalu meletakkan di tengah-tengah."Terima lah dia. Dilihat kesungguhannya ingin beli Teratai Kedua, terlihat dia sangat ingin membahagiakanmu. Masalah perbedaan, asal sama-sama mau berusaha dan terbuka, seiring waktu kalian akan bisa saling mengimbangi.""Cil." Tera meletakkan wajahnya di pangkuan Acil Nurul. Tangisnya makin menderu. Bastiah dan Kembang ikut mengusap wajahnya. Air mata Acil Nurul tak henti-hentinya mengalir. Sebelah tangannya membelai rambut Tera. "Doa Acil akan selalu menyertaimu."***Hari lamaran tiba. Mengingat Bastiah sering menyebut perbedaan, Sanad mengantisipasi dengan hanya melibatkan keluarga dari pihak ibunya yang berada di Baruh Kambang. Secara kelas social mereka tidak terlalu berbeda. Ditambah Muallim Ibrahim, keluarga Tera yang tinggal di Baruh Kambang mem

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending (2)

    “Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik. Malam ini aku akan ke sini.”“Jangan!” jawab Tera cepat. "Kenapa?" "Kamu lihatlah, bagaimana mereka," bisik Tera sambil mengerling ke arah kumpulan tetangga. "Tapi masih banyak yang harus kita bicarakan.""Kita bisa bicara lewat telepon kan?""Iya, sih. Tapi ….""Ayo lah …."Akhirnya mau tak mau, Sanad harus mau menuruti Tera. Benar saja, begitu mobil Sanad menjauh, ibu-ibu di kumpulan itu langsung memberondongnya. Mereka mengikuti Tera sampai ke dalam rumah. "Bagaimana keadaanmu, Tera? Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang," ucap salah seorang ibu yang muka cemongnya dengan pupur basah. "Aku nggak menyangka lo, Tera. Kamu kemarin sudah kayak mayat," imbuh seorang perempuan muda. "Oh iya, laki-laki tadi menyelamatkanmu kemarin kan? Dia siapa? Jangan katakan dia langganan kerupukmu!""Mulai," batin Tera. Bastiah datang membawa

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending

    "Jangan khawatir. Aku hanya butuh akuisisi. Produksinya tetap mereka yang tangani, kamu hanya bertanggungjawab bagian pengembangan." Tera menghela napasnya. "Tapi … apa aku bisa? Teratai Produksi yang sempat jaya bertahun-tahun, sekarang kolaps padahal ditangani seorang sarjana. Rudi cerita produksi Teratai Kedua juga mengalami kemunduran, apa aku bisa membangkitkannya, padahal kamu telah mengeluarkan banyak biaya." "Kamu pasti bisa. Kamu dengarkan Mama sudah menawarkan tempat untukmu, tinggal produksi saja lagi dengan kualitas sebaik mungkin." "Aku takut mengecewakan."Sanad meraih bahu Tera. "Aku percaya kamu pasti bisa.""Coba saja, Tera. Nanti aku langsung akan cek barangnya, aku tidak akan segan menolak, kalau memang itu tidak layak bertengger di minimarket kami."Tera mengangguk. "Terima kasih, Bu.""Semangatlah." Sanad mendekatkan wajahnya ke telinga Tera. "Ini kesempatanmu membuktikan diri kalau kamu layak jadi istri Sanad."Tera berdecak. Fatima tersenyum penuh arti. Tapi

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Belum apa-apa sudah nyusur. Tera, kamu dan dia jauh banget. Dia orang kota, kita orang kampung. Orang kampung masih polos. Bagaimana kamu bisa hidup sebebas dia? Belum jadi istri sudah berani cium. Kamu juga, diam aja dicium," gerutu Bastiah. Elang tertawa. "Siapa bilang orang kampung itu masih polos? Sekarang informasi mudah diakses, jadi hal semacam itu bukan lagi hal tabu. Ibu saja yang tidak memperhatikan perubahan zaman.""Pokoknya aku tak suka dengan orang kota. Mereka nggak akan bisa beradaptasi dengan lingkungan kita.""Sudahlah, Bu. Kenapa sih selalu maunya punya Ibu yang dijalankan?" sanggah Elang."Bukan begitu. Orang tua itu sudah banyak makan asam garam," sahut Bastiah. "Aku tau. Tapi Kak Tera juga sudah dewasa. Apa yang terjadi nanti, tentu dia sudah siap menghadapinya. Yang merepotkan, jika Ibu bersikukuh dengan pendapat Ibu, tiba-tiba nanti dia mengalami hal buruk, maka beban yang dirasakan Kak Tera akan terasa lebih be

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Dia Elang, adikku. Yang masih kuliah di Bjb." Tera mengenalkan.  "Evan ingat tidak?"Evan mengangguk. "Om Elang." "Pintar!" Tera mengeratkan pelukannya.Kedua lelaki itu saling berjabat tangan dan mengenalkan diri. "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Anda," ucap Elang nada membuat Tera mengernyit. Mata tajamnya menatap penuh selidik. "Elang, apaan sih kamu?" tegur Tera. "Tidak apa. Aku hanya ingin memastikan orang yang dekat dengan kakakku itu orang baik. Aku tidak ingin kejadian dulu terulang lagi," sahut Elang sambil mengerling ke arah Arbain. "Ngomong apa kamu, Lang?" sela Bastiah. "Oh iya, Nak Sanad. Ini agak kasar, tapi Ibu minta kamu jangan terlalu dekat dengan Teratai. Teratai telah bertunangan dan kamu juga telah beristri. Sebagai seorang ibu, tentu aku tidak ingin putriku jadi perusak rumah tangga orang lain.""Ibu ngomong apa sih?" seru Teratai. Ia mengerling ke arah Evan. Sanad mendekati

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang (2)

    Tera membuka mulut, tetapi menutup kembali. Tidak memungkinkan ia membela diri di saat sama-sama emosi. Selain itu, ia tidak tahu betul bagaimana hubungan Sanad dengan Hayati. Sanad belum bercerita kalau sudah bercerai dengan Hayati. "Terserah Ibu lah," ucapnya akhirnya, lalu menutup diri. Dalam selimut ia masih saja mendengar wejangan Bastiah. "Tera, aku tahu perlakuan laki-laki itu sangat baik padamu, tapi jangan jadi perusak rumah tangga orang. Selain itu, sebesar apa pun ia mencintaimu, kalian dari kasta yang berbeda. Aku sudah dengar dari Arbain. Dia putra bosnya yang memiliki banyak minimarket. Dari segi keturunan, mereka juga dari kaum bangsawan, bergelar Gusti."Tera tercenung. Ia masih belum berani berharap pada Sanad. Namun membayangkan perbedaan yang sangat jauh membuat nyalinya ciut. Bahkan berbanding dengan Evan saja dia masih ketinggalan jauh. Antara langit dan bumi. Ia sering menemani Evan ke berbagai acara keluarga, rata-rata mereka baik dan ramah, tapi itu dulu h

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang

    "San, aku ingin bicara denganmu. Ada waktu?" tanya Rudi.Sanad mengerutkan keningnya. Sesaat ia menoleh ke arah Tera. Gadis itu terlihat cemas. Ia juga menoleh ke Bastiah."Asal tidak sekarang, kapan?""Nanti kasih kabar, jika kamu punya waktu."***Sepeninggalan Sanad, Bastiah membuka kulkas. Sesaat matanya membesar. Melihat kulkas yang terisi penuh. Mulai roti, buah, cake, susu cair, yogurt, teh botol dan air mineral. "Kalian mau jualan?" ejek Bastiah. Tera menengok sebentar, tapi lalu kembali berpaling. Bahkan menoleh pun masih terasa sakit.Rudi duduk berhadapan dengan Tera yang sedang menyuap buburnya. "Bubur sumsumnya tidak dimakan?" tanya Rudi."Habiskan ini dulu. Sayang, sudah terlanjur. Itu kan masih belum bergerak, nggak papa disimpan lama." Rudi terkekeh. Tera memang selalu begitu, penuh dengan pertimbangan. Tidak bisa kah di saat sakit seperti ini mengutamakan rasa

DMCA.com Protection Status