Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu selama satu setengah jam. Ketika sampai disana, Mayya sudah jatuh terlelap dalam tidurnya. Rowman yang menyadari itu hanya bisa memandangi wajah tenang milik Mayya. Ada rasa hangat kala ia melihat wajah mungil itu. Mayya, dengan segala kesederhanaannya malam ini berhasil membiusnya. Siapa yang menyangka dengan sedikit polesan diwajahnya gadis itu berubah menjadi sangat cantik. Dan kini harus ia akui gadis itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa, bahkan ketika sedang terlelap sekalipun.
“Kita sudah sampai.” Ucapnya. Meski pelan, ternyata suara itu cukup membuat gadis itu terbangung dari tidurnya. Dengan lemas, Mayya beranjak bangun dan sedikit menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya.
“Sudah sampai, ya.”
Rowman mengangguk pelan. Lalu pria itu meringsu
"AKu harus mengatakan ini padamu, Son." Jackson tak merubah ekspresi wajahnya terlalu banyak. Pria muda itu masih menunggu maksud panggilan ayahnya secara pribadi ini. Biasanya ayahnya pasti akan memanggilnya berbarengan dengan kedua saudara kembarnya yang suka mengikuti kemana pun ia melangkah. "Lalu ?" Pria itu berjalan mendekati Jackson yang telah dewasa ini. Ia tak menyangka jika anak yang ia sudah anggap seperti darah dagingnya sendiri telah dewasa secepat ini. Anak yang membawa Mayya ke dalam hidupnya, yang tak pernah ia bedakan dengan lainnya. Jika Tatiana adalah kesayangannya, si kembar adalah anugerah untuknya, maka Jackson adalah berkah baginya. Tanpa bayi Jackson dulu, mungin Mayya takkan sampai ke depan rumahnya dan mengemis untuk tinggal. Jackson adalah berkah dalam hidupnya. Mayya meninggalkan Jackson kepadanya sebagai penanda bahwa wanita i
Jari-jari mungil itu dengan telaten menyatukan untaian benang dan benang lainnya agar terkumpul dan terangkai menjadi satu. Mata hazel milik wanita yang tengah melakukannya itu nampak serius memandangi hasil rajutannya yang membentuk sebuah kaos kaki mungil berwarna biru.Diterangi dengan sinar matahari senja, gadis itu tetap duduk tenang dengan rajutan yang hampir setengah jadi ditangannya. Setidaknya untuk hari ini ia bisa menyelesaikan rencananya untuk membuat sesuatu saat kedua bayinya lahir.Setiap kali Mayya mengingat tentang bayi, mau tak mau ia pun tak bisa menahan senyumannya. Dalam hitungan bulan ia akan resmi menjadi seorang ibu. Ia yakin anaknya akan tumbuh dengan baik. Namun ia sedikit ragu dengan anggapanya bahwa ia akan menjadi ibu dalam hitungan bulan. Pasalnya terhitung baru menginjak sebulan setelah kehamilannya, perutnya sudah membesa
Seorang wanita tampak berjalan dalam kegelapan seusai ia melihat sebuah adegan demi adegan yang kali ini bisa ia ingat bahkan ketika ia belum terbangun sekali pun. Wanita itu berjalan pelan sembari mencari penerangan. Tangannya pun bergerak mencoba meraba apapun yang bisa menuntunnya berjalan menuju cahaya apa saja untuk menerangi jalannya."Mayya, sudah saatnya kau sadar bahwa kau sudah dibangkitkan kembali."Suara itu terdengar dari arah belakang. Wanita itu pun segera menoleh ke sumber suara dan menemukan sosok wanita yang sangat terang di belakangnya. Wanita dengan rambut pirang bak dewi yang sangat asing baginya, namun tidak membuatnya takut sama sekali."Kau sudah berada di tempat yang tepat, Nak."Wanita itu pun terheran-heran. Ingin rasanya mendekat tapi dirinya pun sedikit takut jika hal itu malah membahayakan dirinya."S
Seorang pria muda tampak menggendong seorang wanita yang tak sadarkan diri di belakang punggungnya. Tubuhnya yang masih kecil untuk disandingkan dengan vampir dewasa seperti Rowman memang masih kalah jauh. Hanya saja tenaganya yang kuat mampu mengangkat tubuh seorang wanita yang memiliki tinggi hampir sejajar dengan dirinya.Keduanya terlihat kecil di tengah hutan yang saat itu tengah di selimuti dengan awan mendung yang pekat. Langit seorang sedang melindungi keduanya dari terik sinar matahari yang sebelumnya, hanya berselang beberapa menit sebelum keduanya berjalan menyusuri jalanan hutan dengan terik menyirami cahaya ke bumi.Tak ada hujan, hanya mendung tanpa kilatan. Seolah siap untuk menurunkan air dari balik awan tebal itu.Dalam pikiran pria muda itu ia hanya harus sesegera mungkin sampai ke rumah, tempat di mana saudara-saudarinya berada. Ia akan menunjukkan bahwa anggota
Maria terus berjalan melintasi lorong gelap yang tak bisa memberikannya petunjuk arah. Wanita itu hanya berjalan mengikuti kemana instingnya pergi. Ia sendiri tak tahu sampai kapan dirinya harus berjalan dalam kegelapan sambil terus melihat sebuah adegan layaknya putaran film usang yang mengharuskannya untuk mengingat siapa-siapa saja yang ada dalam adegan tersebut.Smeua tampak jelas. Ia tahu siapa Tatiana, Max, Arion ... Rowman. Laki-laki yang membuatnya merasa jantngnya berdetak menggila. Jika dirinya Mayya, maka lelaki itu adalah kekasihnya dan dirinya ... sedang mengandung anak pria itu. Namun, ia sendiri tak tahu kemana perginya pria itu. Tak tahu harus di mana ia menemukan pria itu.“Mayya, Disini ada Jackson.”Suara asing itu membuatnya harus menoleh ke belakang dan tidak ditemukannya siapapun di balik punggungnya hanya ada kegelapan.“Halo, I’m your Auntie.”Suara itu kembali terd
“Halo! Bisakah kami menumpang dirumahmu?” ditangannya terdapat bungkusan berwarna merah muda yang terlihat aneh di mata Tatiana. Ia bisa mengendus bau wanita ini, namun tidak dengan bayinya. Tatiana berjalan maju membelakangi ayahnya. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa dengan mudah melihat apa yang berada dibalik kain merah muda itu.“Bayi?” tanyanya dengan alis terangkat.Wanita itu kembali tersenyum dan mata hazelnya memancarkan sesuatu yang tak Rowman mengerti. Beruntung tubuh putrinya sedang menutup wajahnya. Kalau tidak mungkin ia akan melihat lebih lagi dari wanita itu.“Halo. Aku Mayya. Bisakah kau memberikan tumpangan untukku dan anakku?”Rowman tertegun. Bau ini begitu memikatnya. Gadis muda mungil itu nampak sangat kecil dimatanya. Ia yang bertubuh besar terlihat seperti seorang raksasa ketika berhadapan dengan gadis muda yang bernama Mayya itu.
Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya.Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari
“Kau..”Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.“Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan