Beranda / Romansa / Baby Triplets Milik Om Tampan / (TIANA STORY) TAK ADA YANG BERUBAH

Share

(TIANA STORY) TAK ADA YANG BERUBAH

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-10 11:59:53

"Bi, mulai sekarang jangan sampai Tiana membantu-bantu apapun ya. Kalau dia melakukan pekerjaan, ambil saja langsung. Dia butuh istirahat total!"

Aldrich menasihati pembantunya, wanita dengan setengah baya itu menganggukkan kepalanya patuh.

"Baik Tuan, saya setiap hari sebenarnya juga melarang Nyonya. Tapi Nyonya Tiana sendiri yang tidak bisa saya larang."

Hal semacam itu sudah Aldrich duga. Istrinya memang sangat keras kepala. Apapun yang dia inginkan tidak akan bisa dibantah begitu saja.

Aldrich tidak lagi kaget dengan sosok Tiana Morgan yang sangat dia cintai.

"Sayang... Sayang kau di mana?"

Suara gadis itu membuat Aldrich menoleh ke lantai dua, Tiana berjalan keluar dari dalam kamar dengan wajah bantalnya. Dia baru saja bangun tidur, masih mengantuk dan lesu.

"Hei, aku di sini!" Aldrich melambaikan tangannya.

Sontak Tiana tersenyum lebar, gadis itu berjalan menuruni anak tangga dengan cepat dan berjalan mengulurkan kedua tangannya memeluk tubuh Aldrich.

"Kenapa sudah bangun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) SUARA WANITA DI DALAM TELFON

    Aldrich mengantarkan Marsha pulang ke sebuah apartemen. Namun dia hanya berhenti di tepi jalan saja, laki-laki itu awalnya juga malas namun itu semua juga perintah Papanya. Marsha melepaskan sabuk pengamannya dan menoleh pada Aldrich. "Al, kau tidak ingin mampir ke apartemenku?" tawar Marsha menatap Aldrich dalam-dalam. "Tidak terima kasih." "Aku akan membuatkan teh atau kopi dan camilan untukmu Al, ayo..." Marsha bersikeras membujuk Aldrich. Hal ini membuat laki-laki itu merasa risih dan kesal. Wanita itu tidak tahu kalau Aldrich bukanlah wanita yang mudah sekali untuk digoda. "Istriku sedang menungguku, cepat keluar dari dalam mobilku sekarang!" perintah Aldrich menoleh dan memberikan tatapan dingin pada wanita itu.Marsha mendengkus pasrah. "Ya sudah, terima kasih ya, Al..." Aldrich tidak menjawabnya. Ia pun langsung beranjak pergi dari depan gedung apartemen saat itu juga. Sepanjang perjalanan, ia hanya bisa mengumpat kesal dan marah. Aldrich tahu betul pasti Papanya yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) CEMBURU DAN KEMARAHAN TIANA

    "Tiana... Ke mana dia?" Aldrich terbangun dari tidurnya pukul dua dini hari. Laki-laki itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari istrinya yang tidak ada di sampingnya saat ini. Hal itu membuat Aldrich langsung beranjak cepat dari atas ranjang dan membuka pintu lebar-lebar. "Tiana...!" Tak tanggung dia berteriak memanggil nama istrinya. Aldrich hendak berjalan menuruni anak tangga ke lantai satu, namun ia mendengar suara pintu yang terbentur pelan dan beraturan pada tembok. Angin semilir berasal dari balkon lantai dua. Ia segera berjalan ke sana. "Astaga, apa yang dia lakukan di sini?" gumam Aldrich melihat Tiana tidur terduduk memeluk kedua lututnya. Meskipun menggunakan selimut, namun angin malam ini cukup kuat dan Tiana pasti menggigil kedinginan bila lebih lama lagi. "Sayang, kenapa tidur di sini?" tanya Aldrich melepaskan kaca mata yang Tiana pakai. "Ck! Apa sih..." Tiana dengan kedua mata terpejam dia mendorong lengan Aldrich menjauh darinya. "Hei, kenapa malah tidur di

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) KABAR BAHAGIA

    Tiana membeku dengan sorot mata dingin pada suaminya. Demam sambil marah membawa Tiana merasa lelah dua kali, namun kesal pula ia dengan suaminya. Dia memperhatikan Aldrich yang kini duduk di sampingnya dan menatapnya. "Sayang, ini nomornya Marsha. Dia adalah seorang asisten yang dikirimkan Papa untuk mewakili beberapa acara penting," ujar Aldrich menjelaskan pada istrinya yang marah. "Tapi jangan seperti itu juga. Dia berkata seolah-olah dia memiliki hubungan denganmu, aku kesal, aku salah paham..." Gadis itu menutup wajahnya dan menangis. Senyuman tipis tercetak jelas di bibir Aldrich, dia menarik pundak Tiana dan memeluknya."Aku tidak akan pernah mengkhianati pernikahan kita, jangan khawatir tentang aku. Aku tidak akan berselingkuh dengan siapapun," jawab Aldrich mengusap punggung kecil Tiana. "Sudah, sudah, tidak papa... Istirahatlah yang cukup buat cepat sembuh, okay?" Aldrich mengecup pipi Tiana dengan gemas. Tiana mengangguk, dia memeluk erat tubuh suaminya. "Aldrich ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) TIANA MENJADI SENSITIF DAN PEMARAH

    'Tiana sedang hamil, tapi masih muda sekali dan juga sangat rentan. Mohon berhati-hati.'Tiana terdiam menundukkan kepalanya seraya mengusap perutnya yang rata mengingat apa yang tadi dokter katakan kepadanya kalau dirinya kini tengah mengandung. Rasa bahagia, tak menduga-duga kalau hal ini akhirnya datang juga kepadanya. Aldrich pun juga sangat bahagia dan senang. "Kenapa diam saja? Jangan banyak berpikir yang aneh-aneh," ujar laki-laki itu menggenggam satu telapak tangan Tiana. "Tidak, Tiana tidak berpikir yang aneh-aneh kok," jawab Tiana menatap suaminya. "Tiana kan lagi senang." "Ya, aku juga senang. Terima kasih banyak, istriku..." Kedua pipi Tiana merona saat Aldrich meraih tangannya dan mengecup punggung tangan kecil Tiana dengan mesra. "Tapi kepala Tiana tapi rasanya mau pecah. Ya ampun... Kenapa pusingnya tidak hilang-hilang sih, kalau begini terus rasanya mau nyerah saja!" Tiana mendongakkan kepalanya dan ia kembali berbaring. "Sabar Sayang, berkala sakitnya akan hila

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) ISTRI YANG AKU MANJAKAN

    Hari ini Tiana sudah lebih baik, dokter mengizinkan untuknya pulang. Aldrich sudah tiga hari tidak datang ke kantor demi menemani Tiana. Mereka baru saja keluar dari area rumah sakit siang ini. Sebelum pulang, Tiana sempat-sempatnya meminta dress baru pada Aldrich."Apa Tiana penampilannya buruk?" tanya Tiana tiba-tiba memotong langkah Aldrich dan berdiri di hadapan suaminya. Laki-laki itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Cantik sekali dengan dress barunya." "Tidak bohong kan?" Tiana memeluk satu lengan Aldrich dan kembali berjalan. Pertanyaannya dijawab kekehan oleh suaminya itu. Ia mengecup pucuk kepala Tiana dengan gemas, dalam benaknya pun gemas dengan tingkah Tiana. Bagaimana mungkin setelah sakit dia malah terlihat sangat cantik. Dress baru sepanjang bawah lutut berwarna merah muda, dengan lengan puff, rambut tergerai sepinggang dan bando senada. Dia juga meminta aksesoris seperti kalung, gelang, anting, dan cincin mutiara. Bahkan Tiana sempat merajuk ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) PASANG YANG SALING MELENGKAPI

    Hujan deras turun malam ini, Aldrich tengah duduk di dalam ruangan kerjanya seorang diri. Laki-laki itu mengembuskan napasnya panjang menatap layar laptopnya. Baru juga tiga hari dia tidak bekerja, ternyata pekerjaannya sudah menumpuknya banyak dan akan menjadi tugas beratnya. "Hahh... Tiga hari saja sudah seperti ini, bagaimana kalau sampai berhari-hari. Mungkin aku bisa gila!" Aldrich memijit pelipisnya pelan. Laki-laki itu meraih ponsel miliknya yang berada di atas meja, ia mencoba menghubungi Samuel saat ini juga. "Halo Sam, kau di mana? Oh... Kau di kantormu? Bisa kau ke sini, bantu aku menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda kemarin?" Aldrich duduk bersandar dan mengetukkan jemarinya di atas meja dengan teratur. "Okay, aku menunggumu!" Laki-laki itu menyergah napasnya panjang dan langsung memutus panggilan tersebut. Pandangan Aldrich tertuju pada secangkir kopi yang sudah kosong di atas meja kerjanya. Laki-laki itu beranjak dari duduknya. Ia melangkah keluar, tanp

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) KESALAH PAHAMAN BESAR

    Hari demi hari berjalan dengan cepat, Tiana menjalani kehidupannya seperti biasanya. Ia kini menjadi wanita muda yang sedang hamil. Namun semuanya tak seindah yang Tiana bayangkan. Bila ia hamil Aldrich akan memiliki banyak waktu dengannya, nyatanya juga tidak. Siang ini, Tiana berada di sebuah bazar kota. Ia pergi sendirian tanpa pamit pada Aldrich karena merasa sangat bosan di rumah sendirian. "Beli apa lagi ya?" gumam lirih Tiana menatap keranjang belanjaannya. Dia berjalan mendekati penjualan hiasan rumah. Tiana memilih beberapa guci keramik kecil di sana. Saat Tiana hendak mengambil guci berwarna merah muda, ia bersamaan dengan seseorang meraih benda itu. "Oh, maaf..." Laki-laki itu berucap. Tiana menoleh cepat, mereka saling menatap sebelum akhirnya tersenyum. "Ya ampun, Tiana!" pekik laki-laki itu. "Ihhh, aku pikir siapa!" Tiana memukul lengan laki-laki itu yang tak lain adalah Renhard. Mereka saling tertawa, Renhard sama sekali tidak berubah. "Mana Aldrich? Ke sini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) BERUSAHALAH MEMINTA MAAF

    Sesampainya di rumah, Aldrich melemparkan keranjang berisi belanjaan Tiana di lantai bawah tangga. Guci merah muda bergambar kupu-kupu itu pecah, bunga tulip yang Tiana beli berceceran dan patah. Tiana berdiri di dekat sofa menundukkan kepalanya. "Tidak usah asa acara belanja-belanjaan lagi!" teriak Aldrich menendang keranjang rotan itu. Dia marah sejak di kantor dengan beberapa orangnya yang tak kunjung menyelesaikan pekerjaan, ditambah melihat Tiana pergi sendiri, dan bertemu dengan Renhard, jelas-jelas dia tahu kalau Renhard adalah laki-laki yang pernah mencintai Tiana. "Awas kalau kau pergi lagi! Tanpa pamit padaku, awas kalau kau ulangi lagi kejadian ini, Tiana!" teriak Aldrich menuding istrinya yang hanya diam saja. "Ya ampun, Tuan..." Suara Bibi begitu terkejut dengan amarah Aldrich pada Tiana saat ini. Mereka yang setiap hari selalu harmonis dan manis, kini Aldrich begitu marah hebat. "Diam Bi! Jangan membelanya, semakin dibela dia akan semakin melunjak!" pekik Aldrich.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   AKHIR KISAH KITA YANG SANGAT BAHAGIA

    Sebuah acara makan malam yang begitu yang begitu menyenangkan di musim dingin di kediaman keluarga Morgan. Meskipun hanya dengan anak dan menantunya yang berkumpul di sana, namun kebersamaan ini membuat Shela merasa senang dan bahagia. "Kalau seperti ini setiap hari, Mami akan senang sekali. Andai saja kalian mau membeli rumah di sekitar sini," ujar Shela mantap para anak-anaknya. "Kakak kan sudah tinggal sama Mami," jawab Tiana membantu Shela menyiapkan makanan di meja. "Kami akan sering-sering ke sini, Mi," sahut Irish. Shela mengangguk, wanita itu tersenyum manis pada mereka. Sadari mereka semua memiliki keputusan yang tepat untuk kehidupannya masing-masing. Meskipun para anak-anaknya sudah dewasa, namun di mata Shela mereka adalah anak kecil yang dulu dia asuh dan ditimang ke mana-mana sendirian. "Mamimu sangat takut kalian jarang berkunjung," ujar Sebastian yang duduk berhadapan dengan Shela. "Tentu saja! Mami kan sayang sama kita, Pi. Dari bayi juga cuma Mami yang merawa

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- WAKTU BAHAGIA BERSAMA KELUARGA

    Beberapa Bulan Kemudian...Waktu berjalan dengan sangat cepat, hari-hari yang dilalui penuh dengan kebahagiaan untuk Irish dan Tino. Apalagi kini mereka telah menjadi orang tua, setelah kemarin Irish melahirkan anak pertama mereka. Doa-doa yang setiap harinya dia panjatkan ternyata dikabulkan oleh Tuhan. Dia memiliki seorang anak perempuan yang sangat-sangat cantik. "Mereka bertiga seperti anak kembar, ya?" Irish terkekeh melihat putri kecilnya dibaringkan bersama dua anak Sora dan Tiano. Sora dan Tiano memiliki anak kembar laki-laki yang lahir dua minggu lebih dulu dari Irish. "Seperti aku dan Kakak dulu ini, aku perempuan sendiri, dua saudara kembarku laki-laki!" seru Tiana sembari duduk di samping Irish. "Tapi tetap saja! Yang nangisnya paling kenceng seperti Mamanya, tetap Arabelle!" sahut Tino kini menggendong Arabelle yang memeluk botol susu cokelat miliknya. Anak manis berusia hampir satu tahunan itu merengek-rengek ingin turun setelah dibuat menangis oleh Tino. Irish me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEHAMILAN YANG DINANTI-NANTI

    Kabar kehamilan Irish sudah diketahui oleh semua keluarga, tentu saja mereka semua bahagia. Bahkan di kemungkinan besar Irish dan Sora akan memiliki anak yang seumuran nantinya, hanya selisih satu bulan saja. Kini Irish berada di rumahnya, gadis itu baru saja menghubungi Sora dan Tiana, untuk memberikan kabar bahagia pada saudarinya kalau dia hamil. "Rish, kau sudah makan?" tanya Tino mendekati istrinya yang tengah rebahan di sofa yang berada ruang keluarga di lantai satu. Gadis itu menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Tino... Aku tidak lapar, aku nanti bisa mual kalau makan terlalu banyak. Aku tidak mau," seru gadis itu menggelengkan kepalanya lagi. Tino pun tersenyum tipis dan menarik lengan gadis itu dengan pelan. "Makan sekarang, Sayang!" serunya dengan nada menekan dan memaksa. "Pemaksaan sekali, Tino..." gerutu Irish dengan wajah cemberutnya. "Aku mau makan, tapi suapi aku, ya!" "Iya! Aku akan menyuapimu. Sekarang ayo makan dulu," seru Tino lagi. Irish duduk dengan pel

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KABAR YANG MEMBAHAGIAKAN

    Hari dengan hari berjalan jemu, Irish sering kali merasa kesepian beberapa waktu ini. Suaminya rupanya sangat sibuk, selalu pulang terlambat, dan pergi saat Irish masih tertidur. Bahkan di minggu ketiga di mana Tino selalu sibuk dengan pekerjaan di kantor milik Sebastian kini, Irish merasa benar-benar membutuhkannya di saat dia tidak sehat kondisi tubuhnya. Irish bangun pukul delapan pagi, dan hari ini Tino masih di rumah. Kesempatan yang baik untuk Irish berbincang dengannya. "Sayang..." Suara Irish memanggil dari luar di lantai dasar. Gadis itu mencari-cari, dia menuruni anak tangga dan memperhatikan sekitar yang sepi. Sampai akhirnya langkah Irish benar-benar terhenti di penghujung tangga. "Hari ini jadwal saya akan padat Pak Kyle, boleh diundur sampai hari Senin besok? Tidak ada waktu luang sama sekali, Minggu ini saya juga akan ke luar kota untuk mengecek proyek. Satu jam dari sekarang saya ada meeting!" Suara penuh riuh kesibukan itu membuat Irish kembali menelan kesediha

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- DOA DAN HARAPAN TERBESAR IRISH

    Keesokan paginya, Irish dan Tino asik menghabiskan waktu untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di kawasan Salzburg. Mereka menikmati momen berdua di sebuah taman yang sangat indah. "Andai saja liburannya bisa diperpanjang," ujar Irish menyandarkan kepalanya di pundak Tino. "Aku juga tidak ingin pulang," jawab laki-laki itu mengecup pucuk kepala Irish. "Heem, kita menikmati momen yang indah di sini." Irish mengembuskan napasnya pelan, ia beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Tino, memegangi satu tangan Tino dan menatap sekitar. Sedangkan Tino masih selalu memperhatikan istrinya dengan tatapan kagum, ia yang selalu mencintai dan menyayangi Irish, tak mungkin bisa berpaling darinya. Sampai tiba-tiba sebuah bole menggelinding di bawah kaki Irish. Gadis itu menatap bola merah di bawah kakinya, sebelum ada seorang anak kecil perempuan yang baru saja bisa berjalan, menuju ke arahnya. "Wahhh, ini bola mi-milikmu ya?" Irish menekuk kedua lututnya dan mengulurkan tangannya me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- INGIN TERUS MENYEMPURNAKANMU

    Hari sudah malam, Tino kali ini bersama dengan Paman Caesar di sebuah rumah kaca setelah ia meninggalkan istrinya yang sibuk berjalan-jalan dengan Bibi Alpen dan juga sopirnya ke kota. Kini Tino berdua saja dengan Paman Caesar, laki-laki itu menuangkan sebuah minuman ke gelas berukuran kecil di hadapan Tino. "Huffttt... Aku tidak pernah menyangka kalau Irish akan memiliki suami sepertimu," ujar Paman Caesar tiba-tiba. "Kenapa begitu, Paman?" tanya Tino menatap laki-laki di depannya itu dengan tatapan tak biasa. Caesar menghela napasnya pelan. "Irish anak yang sangat aneh, Tino. Tidak mudah baginya untuk dekat dengan sembarang orang, Irish... Irish punya masa lalu yang buruk sekalipun dia anak orang terpandang. Makanya aku mengajukanmu, dari keluarga Morgan untuk menjadi suaminya. Aku tahu kau tidak akan menyakitinya." Tino sedikit tercubit dengan kata-kata Caesar barusan, karena pada awalnya dia tidak sebaik ini pada Irish. "Irish tidak gagap, Tino," ujar Caesar lagi. Detak jan

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- BERLIBUR DAN HANYA BERDUA

    Tino dan Irish benar-benar bepergian bersama ke Salzburg. Mereka berdua sudah sampai di sana beberapa jam yang lalu, dan Paman Caesar lah orang yang menjemput mereka berdua saat ini. Sembari menunggu Paman Caesar, Irish melihat pemandangan sekitar yang memang sangat indah dan jauh dari hiruk pikuk seperti di kota asalnya. "Bagus ya, di sa-sana pegunungan kelihatan," ujar gadis itu menunjuk-nunjuk ke sana dan ke sini."Kau tidak pernah ke sini sama sekali, Sayang?" tanya Tino menatapnya. "Tidak, Mama dan Pa-papa yang sering ke sini. A-aku harus belajar yang gi-giat di rumah. Ja-jadi tidak pernah pergi ke ma-manapun." Tino yang mendengar itu merasa kasihan. Irish memang anak orang sangat terpandang, namun kehidupannya tidak seindah seperti yang Tino bayangkan. "Sekarang kan aku sudah mengajakmu ke sini," ujar laki-laki itu tersenyum. "Heem, tempat yang indah. Rasanya aku tidak mau pulang." Irish mengatakan tanpa gagap sedikitpun seraya memeluk Tino. Perasaan Tino menjadi sedikit

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEINGINAN IRISH, MENJADI SEORANG IBU

    Pagi-pagi sekali Tino datang ke kediaman Sebastian. Ia ingin mengabari Papanya kalau dia ingin liburan beberapa hari di Austria. Sebelumnya Irish terlihat sangat cemas, sepanjang perjalanan mengunjungi kediaman mertuanya, gadis itu terus mengoceh panik kalau Sebastian diam mengizinkan Tino. "Tumben datang ke sini? Biasanya juga sibuk sendiri-sendiri, sampai istri dikurung di rumah!" Kalimat sarkastik itu terucap dari bibir Tiano, yang ternyata sedang datang berkunjung. "Apa kau tidak punya cermin?! Kau sendiri juga tidak akan datang ke sini kalau tidak ditelfon dulu! Memang kau ini tipe-tipe seleb!" maki Tino duduk di sofa bersama istrinya. Irish nampak begitu senang akhirnya ia bertemu lagi dengan Sora, mereka berdua seolah mempunyai dunia sendiri dan berbincang kesenangan menceritakan banyak hal. "Tino, Irish, sebentar lagi kalian akan punya keponakan baru," ujar Shela menatap Tino. "Ke-keponakan baru?" Irish mengerjap bingung. "Iya Sayang, Irish sedang hamil sekarang." Shela

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- SUAMIKU YANG SANGAT MENCINTAIKU

    Beberapa hari berlalu, Irish sangat bekerja keras untuk mempersiapkan penampilannya dalam acara sebuah pertunjukan. Hari yang dia tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Gadis itu sangat gugup, ia berada di belakang panggung pertunjukan sendirian. Irish perlu menenangkan diri sebelum keluar bersama beberapa temannya. "Huufffttt... Rasanya gu-gugup sekali!" Irish menepuk dadanya berkali-kali dan menarik napasnya dalam-dalam. "Bagaimana ini, bagaimana nanti kalau aku jatuh tiba-tiba?" Wajah Irish menjadi cemberut, gadis itu memainkan jemarinya di lantai sebelum ia merasakan seseorang menyentuh pipinya dari belakang. "Eh..." Irish mendongakkan kepalanya menatap siapa seseorang itu. Ternyata suaminya yang datang, Tino memberikan sebotol air mineral padanya. "Kenapa malah diam di sini, hem?" Tino ikut menekuk lututnya di samping Irish. "Aku masih mengumpulkan keberanian," jawab gadis itu. "Hemm? Mengumpulkan keberanian, kenapa? Kau tidak tampil sendirian. Ada beberapa temanmu yang ikut

DMCA.com Protection Status