Bantu like , vote dan berikan hadiah ya kakak terimakasih, terimakasih
‘selamat ulang tahun putraku’ ucap Gemma dalam hati. Gemma berpikir kalau hanya ia yang mengetahui tanggal kelahiran putranya, ternyata Zovanca juga tahu tanggal kelahiran Moes. “Sus, kita akan mengadakan perayaan untuk acara ulang tahun Moes ya,” ucap Zovanca. “A-apa?” Gemma kaget. “Kenapa kaget? Kamu pikir karena dia anak angkat aku tidak tahu tanggal lahirnya?” “Tidak Bu, tadinya saya ingin tanya tanggal lahir Moes, ternyata dia ulang tahun hari ini,” ucap Gemma mengalihkan wajahnya. Selama di rumah keluarga Zevan Gemma berusaha menghindari kontak jarak dekat dengan Zovanca ia khawatir wanita itu mengingat dirinya. Karena Zovanca pernah menyakitinya seacara fisik. Untuk hal itu Gemma tidak merasa sakit karena ia memang salah. Saat itu Gemma berselingkuh dengan Zevan. “Kita akan merayakannya dengan meriah,” ujar Zovanca . “Baik Bu.” Gemma mendengar Zovanca melepon dr. Zevan. ‘Astaga kalau Zevan datang ke sini dia pasti akan mengenalku’ Gemma memikirkan cara untuk mengha
Saat ulang tahun Moes Zevan tidak datang, karena dirinya ada di luar negeri. Namun, beberapa hari kemudian ia pulang ke Indonesia. Wajah Zepan terlihat lelah setelah perjalanan panjang mencari Gemma."Aku berharap kamu baik-baik saja Gemma," ucap Zevan, merebahkan tubuhnya di sofa.Boby datang melapor."Pak, dua hari kemarin Bu Dokter datang ke sini. Katanya nomor bapak tidak bisa dihubungi," ujar Boby."Apa Mommy datang ke sini?""Ya, bukan hanya Bu Dokter. Ibu Zovanca juga datanng."Mendengar nama Zovanca ia tidak perduli, ia hanya menelepon dr. Deyra."Halo Mom. Apa benar datang ke rumahku?""Halo Pak Dokter. Kenapa nomormu tidak aktif?""Ada Apa Mom?"“Zevan apa kamu tidak bisa ikut acara untuk hari ini?” tanya Ibu Zevan.“Aku tidak bisa Mom.”“Lalu kapan kamu bisa, bahkan ulang tahun putramu kamu juga tidak ada. Kamu di mana sebenarnya.” Deyra memarahi putra semata wayangnya. Ia ingin putranya tampil di semua acara kegiatan yang diadakan rumah sakit mereka. Wanita itu ingin
Dalam mobil mereka berdua hanya diam, banyak rasa yang bergejolak dalam hati masing-masing tapi tidak tahu harus memulai dari mana.“Kita kemana?” tanya Gemma memulai pembicaraan, lalu memangku Moes yang sudah mulai mengantuk.“Kita cari hotel saja.”“Kenapa kita tidak ke rumahmu saja?” tanya Gemma dengan suara pelan.“Ibu akan datang ke sana saat tau aku membawa Moes.”Zevan mengarahkan mobilnya ke arah hotel Ancol, ia bisa membuat alasan mengajak Moes ke tempat hiburan.Saat tiba di sana, Mos akhirnya benar-benar tertidur, Zevan sengaja memilik kamar yang menghadap laut. untuk mendapat pemandangan yang indah. Setelah aman ia baru menarik tangan Gemma ke balkon hotel.“Katakan apa yang ingin kamu rencanakan sebenarnya Gemma. Aku nyaris terkena serangan jantung saat melihatmu ada di rumah keluargaku tadi. Aku mati-matian mencarimu sampai ke luar negeri ternyata kamu ada di sana. Apa kamu pikir ucapanku main-main Gemma. Rumah itu sarang para serigala yang bisa seketika menggitmu
Hotel Ancol.Gemma kembali ke hotel setelah puas bermain pasir dengan Moes, saat mereka tiba di kamar Zevan sudah menata makanan diatas meja. Raut wajahnya sedikit mengendor ia tidak semarah tadi lagi.‘Apa dia masih marah?’ Gemma melirik cincin yang dilepaskan tadi. Cincin berwarna abu-abu itu masih tergelatak di atas meja. Gemma masih menahan diri tidak bertanya pada Zevan.“Mari makan.”Melihat ada eskrim wajah Moes langsung ceria, ia tertawa renyah sembari berlari menghampiri meja.“Duduk yang manis, biar Papi kasih,” ucap Zevan pada putranya. Ia menurut duduk manis.“Dia makan dulu nanti masuk angin,” ujar Gemma sembari menyendok nasi ke dalam piring.“Makan sama Mami dulu, ya.”Mendengar kata Mami tangan Gemma langsung diam, ia melotot pada Zevan tanda protes.“Suster Pi,” ralat Moes lagi.“Tidak dia Mamimu-”“Eh, mau makan apa?” Gemma mencubit pinggang Zevan saat ia ingin mengungkapakan siapa Gemma pada putranya.“Apa yang kamu lakukan, nanti dia akan bigung dengan kamu be
Dalam perjalanan pulang Moes tidak mau dipangku sama Gemma, ia masih menatap wajahnya dengan bigung karena penampilan Gemma tiba-tiba berubah. Suaranya sama tapi penampilannya berubah itu yang membuat anak itu penasaran ia selalu menatap wajah Gemma dengan tatapan menyelidiki. “Sepertinya dia bigung denganku,” ucap Gemma setengah berbisik. “Nanti dia akan terbiasa denganmu jangan khawatir.” “Apa menurutmu dia akan mengetahui apa yang kita lakukan?” tanya Gemma khawatir. “Usianya belum genap tiga tahun Gemma, dia akan menceritakan apa yang kita ceritakan padanya,” ucap Zevandra. “Moes, ini Mami Gemma, istri Papi .” “Sus Hana …?” tanya anak lelaki itu menyelidiki wajah Gemma dengan teliti, tahi lalat dan bulu mata palsu itu sudah dilepaskan sama Gemma. “Dia sudah pulang kampung,” ujar Zevan. “Kenapa?” Ia bertanya lagi. “ Orangtuanya mendadak sakit jadi dia harus pulang. Sini di bangku di depan sama Mami Gemma,” bujuk Zevan. “Tidak mau.” “Andai kamu tahu kalau dia wanita yang
Gemma bagai hidup diantara kerumunan para singa yang kelaparan, melihat tatapan mereka semua pada istrinya Zevan merasa kasiha. Tapi Gemma sudah tinggal di sana selama satu bulan , jadi ia tidak begitu kaget lagi saat mereka semua bersikap seperti itu padanya. Malam itu Zevan bahkan tidak bisa tidur ia memikirkan bagaima nasip Gemma jika orang tua Zovanca tahu.“Apa kamu tidak bisa tidur?”“Aku khatir sama kamudan Moes.”Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, saat Zevan membuka Moes dan Deyra berdiri di sana.“Mom …?”“Dia tidak mau tidur dengan pengasuh barunya, dan tidak mau tidur denganku. Dia ingin tidur dengan kamu,” ucap wanita itu menatap Gemma dengan sinis.“Baiklah Mom, biarkan dia tidur dengan kamii.”“Suruh wanita kampung itu tidur di lantai dan kalian tidur di ranjang.”“Mom, ayolah jangan bersikap seperti itu.” Zevan kesal.“Moes tidak biasa tidur dengan orang asing.”“Baiklah Bu, saya akan tidur di sofa,” sahut Gemma ia ikut berdiri di dekat pintu.“Baguslah, kalau perlu k
Gemma tinggal berdua dengan Zovanca, setelah mendapat pemukulan dan penghinaan dari keluarga Zovanca, ia masih takut untuk keluar dari kamat. Tapi demi Moes ia akan tetap bertahan . “Apa kamu takut?” tanya Zevan saat Gemma tidak mau keluar dari kamar. “Jujur aku tidak takut pada Zovanca maupun seppupumu. Tapi aku takut dengan ibumu, aku takut melukai hati mereka.” “Kenapa dengan Mommy. Apa dia mengatakan sesuatu?” “Sepertinya Ibu tahu kalau aku tidak hamil.” ‘Apa benar kamu tidak bisa punya anak?’ Gemma menatap wajah Zevan dengan perasaan campur aduk. Antara tidak percaya dan percaya. “Itu artinya kita harus kerja keras membuat kamu hamil,” ucap Zevan santai. Saat mereka berdua sedang mengobrol, tiba-tiba Zovanca masuk tanpa mengetuk pintu membuat Gemma kaget. “Kenapa melonggo? Aku istri pertama, aku yang mengatur semuanya. Aku ingin tidur di kamar ini dengan Zevan.” ‘Di masa lalu aku sudah ditindas istri pertama , aku tidak mau ditindas untuk kedua kalinya’ tegas Gemma da
Gemma masih bersembunyi di balik tembok. “Sayang percaya padaku, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan,” ucap Zovanca. “Apa kamu anak lelaki itu berguna?” “Mahesa akan menyerahkan hartanya atas nama Moes, karena dia putra dari Zevan makanya aku harus menjaga anak itu dengan baik.” “Apa kamu yakin?” “Yakin sebagai ibu Moes dan istri pertama Zevan aku yang mengendalikannya semuanya. Aku ingin kamu menyelidiki wanita itu dan lenyapkan tanpa jejak. Aku akan kirim fotonya,” ujar Zovanca. Mendengar semua itu Gemma menghela napas. Apa yang dikatakan Zevan benar, Zovanca wanita bermuka dua di depan orang tua Zevan ia berpura-pura baik, ternyata di balik itu ada keinginan terselubung. Setelah mengetahui rencana busuk Zovanca Gemma harus lebih hati-hati lagi , ia memikirkan cara bagaimana mengaml hati kedua orang tua Zevan terlebih kakek Zevan. Saat ia berjalan ke samping rumah ia melihat kakek suaminya sedang berjemur . "Untuk menumbangkan semua penjahat ini, aku harus bisa mend
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Setelah bicara dengan Zevan Gemma tidak banyak bicara lagi, ia lebih banyak diam.“Aku ingin ke kamar dulu.”“Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa?”“Tidak ada.”Zevan langsung diam, Zevan menyadari setelah penolakan malam itu Gemma banyak berubah.“Lalu bagaimana dengan paspor di tanganmu?””Itu milik teman. Aku mau ke kamar dulu.”Gemma masuk ke dalam kamar, ia membuka laci dan membawa beberapa berkas, saat memasukkan ke dalam tas Zevan masuk.“Aku akan tidur di restoran,” ucap Gemma sembari melepaskan penutup kepala yang ia pakai.“ Itu artinya kamu sudah menyerah?”Gemma hanya terseyum kecil tidak menjawab pertanyaan Zevan, sikap diam Gemma membuat Zevan merasa gelisah.“Aku sudah mengatakan padamu jangan membuang-buang waktu, kamu tidak percaya.”‘Setidaknya aku berusaha’ balas Gemma dalam hati.Saat sedang mengobrol dengan Zevan Leo menelepon, raut wajah Gemma berubah. Ia menjauh dari Zevan sembari mengangkat telepon.“Apa kamu gila?” Apa maksudnya?”Terdengar suara tawa meng
Setelah kejadian itu Gemma tidak pulang ke rumah Zevan, ia memilih tidur di restoran miliknya, di sana ia jauh lebih tenang tidak ada yang mengusik tidak ada yang menatapnya dengan tatapan dingin.Pagi itu Zevan masuk ke kamar mereka, tempat tidur masih rapi, Gemma sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.“Baiklah itu lebih baik, pergilah itu jauh lebih baik untuk kita berdua,” ucap Zevan. Mulut bicara tidak tetapi hatinya sedih karena tidak melihat Gemma.Saat ingin berangkat ke rumah sakit Zevan sengaja mampir ke restorannya, ia menoleh ke lantai dua, di sana duduk seorang wanita cantik, duduk melamun menatap jalanan ibu kota.“Akhirnya kamu menyerah juga.” Zevan menghidupkan mobilnya kembali dan meninggalkan restoran Gemma. Di rumah sakit ia banyak melamun dan pikirannya kemana-mana.Setelah semua yang terjadi pada keluarganya Zevan memutuskan kembali bekerja di rumah sakit keluarganya, setelah dr. Deyra berangkat ke luar negeri bersama suaminya Zevan yang mengantikan posisi sang i
Mata Gemma melotot kaget mendengar kata-kata penghinaan itu. Ia menahan rasa sesak di dada, Gemma tidak mau menangis di depan Zevan. Ia berdiri lalu memungut dan mengenakan piyama tidurnya.“Baiklah terimakasih untuk malam ini, selamat malam.” Gemma bergegas lalu kembali ke kamarnya.Zevan mengepal tangannya dengan kuat, Gemma masuk ke kamar mandi dan menangis keras di sana, ia merasa seperti jalang yang meminta dipuaskan sama seorang pria. Zevan datang ia mendengar Gemma menangis di kamar mandi. Ia tidak tahan mendengar Gemma menangis, ia kembali ke kamar Moes dan memukul dinding kamar itu beberapa kali, saat Gemma menangis seperti itu ia juga merasa terluka, tapi kekecewaan masih menyelimuti hatinya, ia masih marah sama Gemma.“Kenapa? Kenapa harus ada seperti ini. Aku berharap kamu pergi biar kamu tidak terluka,” ucap Zevan. *Saat Gemma bangun pagi, ia merasa tubuhnya terasa remuk, Zevan benar-benar menghajarnya malam itu. Ia malas bangun dari tempat tidur, melihat