Share

Bab 19B

Author: AirinNash
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah keluar dari ruang perawatan Rindu. Aku menemui Reyhan, saat ini aku sangat lesu dan pucat. Anakku itu memberikan air mineral kepadaku agar aku meminumnya kemudian kulihat wajah polosnya. Sebentuk senyuman hadir di bibirku. Aku menerima air pemberiannya lalu aku meminumnya.

"Bunda, makanlah. Bunda tidak boleh sakit. Reyhan sangat menyayangi Bunda kalau Bunda sakit Reyhan sedih"

Reyhan berkata sambil menyodorkan roti yang memang kubelikan untuknya. Tapi, dia memberikannya kepadaku. Aku mengelus kepalanya lalu aku memeluknya sambil berbisik kepadanya.

"Iya, Sayang."

Kulihat Mbak Rita dan juga Lastri, mereka berdua juga berkaca-kaca. Mereka berdua juga menahan genangan air di pelupuk mata ketika melihat bagaimana cobaan yang harus kuhadapi begitu besar.

Ya Allah, sang penguasa. Berilah yang terbaik untuk putriku, Rindu. Lirihku dalam hati.

**

"Sayang, Hari ini adalah hari persidangan pertama Bunda dengan Ayah. Bunda sudah memutuskan untuk berpisah dengan Ayah. Kamu tahu, bagaimana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 20A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 20.**PoV Author.Raisa menatap Emran dengan wajah kesal. Kemudian dia berdiri. Tatapan itu tidak lepas dari laki-laki yang akan menjadi mantan suaminya. Sebentuk senyum sinis hadir di wajahnya, dia menyilangkan kedua tangannya tanda meremehkan."Kalau kamu nggak bisa melakukan apa yang aku katakan. Jangan harap kamu mendapatkan maaf dariku. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah memaafkan kamu!"Perkataan Raisa bagaikan palu yang menghantam Emran. Laki-laki itu merasa bodoh karena sudah menghancurkan rumah tangganya sendiri. Dia terjerat dengan cinta sesaat yang merusak kehidupannya. Tidak percaya apa yang dilakukannya, Emran begitu mencintai Liana. Apalagi ketika tahu Liana sedang hamil dan terpukul saat Liana keguguran.Tapi yang membuat Emran semakin sedih adalah ketika Liana menyelingkuhinya. Dari berbagai kabar yang didengar kalau anak yang keguguran itu bukan anaknya. Tapi anak Liana dengan laki-laki lain. Liana juga memanfaatkan anak-anak

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 20B

    Bocah yang sudah hampir remaja itu terlihat sedikit ragu. Dia menatap sang Bunda untuk meminta persetujuan."Mas, kamu nggak perlu repot-repot lah membawakan mainan segala dan memberikan sesuatu untuk Reyhan. Apalagi kamu baru saja diterima bekerja. Saya nggak mau merepotkan kamu," kata Raisa tak enak hati.Faisal membelai kepala Reyhan. Raisa tak tahu maksud dan tujuannya. Semoga saja tidak memiliki maksud apa-apa."Mas, sebentar. Aku mau bicara dengan Lastri." Raisa menarik tangan Lastri agar bisa leluasa berbicara berdua."Ada apa, Raisa?""Lastri. Kapan Faisal datang? Ngapain sih ke sini segala? Bukannya aku tidak mau berterima kasih. Jujur saja aku berterima kasih setelah dia memberi info tentang Liana. Tapi, aku gak mau dekat sama Faisal," gerutu Raisa menyilangkan kedua tangannya sembari bahu bersandar di tembok."Dia memang baru saja datang dan aku mau memberitahu mu tapi belum sempat. Kayaknya Faisal itu punya perhatian lebih deh sama kamu, Raisa. Mungkin aja dia merasa udah

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 21A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 21.**Siapkan Tissue sebelum membaca. Author nulis sambil nangis 😭PoV Raisa. "Dekat seperti apa maksud kamu, Mas?Kalau dekat hanya seperti teman biasa mungkin aku masih bisa menerimanya. Tapi tolong jangan meminta yang lebih. Kamu tahu kan sebentar lagi aku menjadi janda, tidak mungkin bisa dekat dengan laki-laki semudah itu. Aku mohon pulanglah," ucapku ke Faisal berharap dia paham. "Raisa, mungkin apa yang ku lakukan ini bagimu terlalu cepat. Tapi aku tidak bisa mengontrol perasaanku dan aku merasa bersalah serta ingin memperbaiki hubungan kita." "Kita nggak punya hubungan apa-apa, Mas. Sekarang aku lagi fokus kepada masalahku. Masalahku sungguh sangat banyak. Aku mohon jangan memperumit masalahku." "Raisa, justru aku datang kemari tidak untuk memperumit masalahmu tetapi aku ingin membantumu. Aku tahu kamu sedang banyak masalah dan persoalan. Aku ada di sini untuk membantu kamu menyelesaikannya. Aku bisa kamu suruh apa aja dan aku berjanj

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 21B

    Aku tahu anakku mendengar apa yang kukatakan. Tetapi dia tidak bisa berbicara. Aku merasa Rindu sebenarnya sudah sadar, hanya untuk membuka mulut dia nggak bisa. Mungkin karena rasa sakit yang begitu dahsyat sedang dialaminya. Hancur hatiku melihatnya seperti ini. Ku pasrahkan masalah ini yang harus kuhadapi. Aku melihat sendiri Rindu meregang nyawa dalam sakitnya sakaratul maut. Berkali-kali Aku mengucapkan kalimat talqin ke telinganya dan meminta maaf padanya. Ku katakan dari lubuk hati yang terdalam. Aku sangat mencintai dan menyayanginya. Tiba-tiba alat medis bergerak lurus dengan bunyi nyaring. Aku menutup mataku sambil terisak. Aku tahu kalau Rindu sudah pergi. Nak, kamu berjuang selama beberapa bulan untuk bisa sadar. Tetapi tetap Allah lebih sayang kamu. Bunda sudah berusaha, berdoa dan melakukan segala upaya. Namun tiada daya dan upaya kecuali pertolongan Allah. Bunda Ikhlas, Nak. Bunda Ikhlas ... Ini adalah jalan yang terbaik karena Allah sayang kamu. Maafkan Bunda belum

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 22A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 22.**PoV Raisa."Raisa, izinkan aku bertemu Rindu terakhir kalinya. Bagaimanapun aku ayahnya. Mas susah payah meminta izin datang kemari agar bisa melihat pemakamannya!""Pergi kamu! Kamu nggak punya hak di sini. Aku sudah menganggap kamu mati! Gara-gara kamu, aku kehilangan anakku dan kamu masih punya muka untuk menunjukkannya kepadaku. Kamu memang benar-benar laki-laki yang gak tahu malu. Nggak ada sama sekali yang mengharapkan kehadiranmu di sini!" bentakku ke Mas Emran.Aku gak peduli orang lain mau berpikir apa. Walaupun dia itu Ayah kandungnya. Tetapi gara-gara dia Rindu pergi untuk selamanya.Aku tahu kepergian anakku adalah cara Tuhan supaya tidak membuat Dia menderita. Cara Allah yang lebih menyayangi Rindu. Tetapi semua ini seharusnya tidak akan terjadi kalau Mas Emran lebih tegas sebagai seorang ayah dan tidak menurutkan hawa nafsunya untuk menikahi perempuan yang jelas-jelas menyiksa anak-anakku. Di dunia ini ada sebab dan ada akibat

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 22B

    Terdengar suara samar-samar memanggilku. Hidungku juga terasa sedikit panas, mereka mungkin menaruh minyak angin agar aku segera sadarkan diri.Kepalaku rasanya sakit seakan-akan ingin pecah. Begitu banyak tekanan yang kuhadapi serta masalah ini yang menguras semua energi dan tenagaku.Seketika aku teringat Mas Emran yang tadi ada di sini serta kemarahan dari Bu Enya dan juga aku memarahi mereka karena sudah berani datang ke sini."Lastri, di mana Mas Emran. Suruh dia pergi!" kataku begitu sadar."Iya, Raisa, dia udah pergi kamu nggak perlu khawatir.""Mbak Rita di mana?" tanyaku lagi."Mbak Rita sedang di luar. Kamu gak mau mencium Rindu untuk terakhir kali sebelum kain kafannya di tutup," kata Lastri.Aku kembali merasa sedih kemudian aku menganggukkan kepalaku serta menuntun anakku agar kami sama-sama mencium Rindu untuk terakhir kalinya. Aku sudah jauh lebih tenang, tidak ada lagi ibu mertua serta Mas Emran di sini.Kali ini aku bisa menghadapinya dengan lebih sabar, tak kulihat w

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 23A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 23.**PoV RaisaTiga hari kemudian Mbak Rita pulang. Aku dan Reyhan melepas kepergiannya yang pulang dengan Bus antar kota. Kami berpelukan beberapa saat. Bulir bening melewati netraku ketika Mbak Rita benar-benar meninggalkanku. Berapa hari Kakak kandungku berada di sini, aku justru merasa lebih baik karena bisa menyelesaikan berbagai masalah dan dia menjaga Reyhan dengan sangat baik."Raisa, kamu jaga diri baik-baik kalau semua masalah sudah selesai, Rumah juga sudah terjual maka lebih bagus kamu datang saja tempat tinggal Mbak. Insya Allah, Mbak akan mencarikan tempat yang baik di sekitar Rumah. Biar kita bisa bersama-sama dan Mbak bisa melihatmu, kamu bisa meminta bantuan apa saja, bahkan Mbak senantiasa membantu dengan baik," katanya sambil mengelus punggungku."Iya, Mbak. Doakan semuanya berjalan dengan lancar. Aku juga hendak menyelesaikan persidangan perceraian serta mau tahu tentang persidangan kasus anakku. Apakah benar-benar pengadilan

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 23B

    Aku tersenyum kecil melihat Bu RT dan pak RT datang ke Rumah ini. Beberapa waktu yang lalu mereka juga sudah datang dan memberikan sumbangan. Mataku teralih ke samping mereka di mana, di sana ada Faisal serta keluarga Liana. Ibunya Liana beserta kakaknya datang ke sini. Ayah Liana sudah meninggal lima tahun yang lalu, begitulah berita yang ku tahu.Entah kenapa melihat mereka datang kemari aku merasa kesal. Untuk apa mereka harus datang ke sini segala. Tapi Bu RT juga ikut datang ke mari, pasti ada hal penting yang ingin mereka sampaikan pada ku."Raisa, mohon maaf ya Ibu dan Bapak mengganggu kamu, ada hal penting yang ingin disampaikan, di samping itu keluarga Liana juga ingin bersilaturahmi serta berbela sungkawa atas meninggalnya Rindu.""Iya, Bu. Silahkan masuk," kataku.Mereka kemudian masuk dan duduk di tikar, di rumah ini juga tidak ada perabotan lagi. Aku sudah menjual semuanya. Hanya tinggal rumah ini saja yang belum terjual.Ku lirik Faisal yang menatapku tak enak. Untuk apa

Latest chapter

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 41B

    Dahi Bu Husna berkerut ketika Arjuna mengatakan itu. Arjuna buru-buru mengubah mindset wanita paruh baya itu agar tidak berpikir macam-macam."Begini maksud saya, Bu. Namira beberapa kali main kemari dan juga belajar mengaji saya berpikir ingin Bu Raisa juga bisa mengajarkan anak Saya mengaji di rumah secara privat. Tidak rame-rame jadi ilmunya lebih sampai seperti itu makanya saya bertanya ke Ibu. Apakah dia berkompeten untuk mengajari Namira menurut pendapat Ibu bagaimana?" tanya Arjuna meringis."Oh begitu."Arjuna membuang napas kasar ketika Bu Husna sepertinya tidak salah paham dengan pertanyaan dan ucapannya."Alhamdulillah. Bu Raisa sungguh berkompeten apalagi Namira akrab sama dia. Dia juga suka membuat kue menjualkannya dan sebagian uangnya kadang diberikan kepada anak-anak Panti. Sebagian lagi akan diberikan Bu Raisa kepada putranya yang ada di pondok."Arjuna menganggukkan kepalanya Karena dia sudah tahu kalau Raisa punya anak di pondok pesantren seorang anak laki-laki yang

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 41A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 41.**PoV AuthorBerhari-hari Arjuna berpikir terus tentang mimpinya. Bukan cuma sekali saja mimpi itu datang tetapi sampai tiga kali. Dia heran kenapa dia harus bermimpi seperti ini. Pasti ada makna dalam mimpinya.Perasaan Arjuna gelisah. Entah kenapa dia ingin melihat seseorang yang bermain dalam mimpinya. Hari ini akan mengajak anaknya untuk mengunjungi Panti Asuhan. Sekaligus mencari tahu bagaimana perasaannya dan apa yang dirasakannya setelah beberapa kali mimpi seperti ini."Jadi Papa mau nemenin Nami lagi ke panti? Kenapa tiba-tiba Papa jadi suka ke Panti? Biasanya Papa nggak suka Nami sering-sering main ke sana?" tanya Nami penuh selidik."Iya sekarang Papa suka dan senang kamu main di sana. Ternyata di sana banyak memberikan dampak positif untukmu. Kamu jadi sering belajar, kamu jadi rajin mengaji tambah pintar dan tambah semangat," ucap Arjuna ke Namira sekaligus pengacak rambut Putri kecilnya itu."Serius hanya karena itu? Bukan karena

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 40B

    Dia merasa nggak enak anaknya nggak bisa lepas dari Panti dan selalu saja membicarakan Raisa. Apalagi memakan makanan Raisa dan tidak pernah membayar mungkin Raisa merasa di rugikan. Mereka juga kekurangan tapi harus berbagi. "Gak apa, Pak. Saya juga sedekahin. Bagi-bagi, alhamdulillah rezeki selalu lancar. Ada aja yang beli," kata Raisa."Terima kasih, Mbak. Anda sudah baik dengan anak saya," ucap Arjuna. Akhirnya mereka tiba di Panti. Raisa bersama Namira langsung bergandengan tangan masuk ke dalam Panti. Arjuna melihat pemandangan itu. Dia teringat ketika masih ada istrinya. Nami pasti sangat bahagia sekali dengan ibunya kalau masih hidup tapi sekarang dia juga terlihat ceria dengan perempuan bernama Raisa.Teringat perkataan Faisal kalau Raisa memiliki masa lalu yang kelam. Terpaksa datang kemari untuk melupakan anaknya yang menjadi korban kekerasan oleh suami dan selingkuhan suaminya.Arjuna memperhatikan kegiatan mereka seakan-akan dia nggak ada pekerjaan. Dia sudah menangguhk

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 40A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 40.**POV AUTHORRaisa sengaja datang ke pondok pesantren untuk mengunjungi anaknya. Dia juga membawakan makanan buat anaknya. Reyhan pasti senang dengan masakan yang dimasaknya.Raisa juga akan bercerita ke anaknya kalau dia sekarang sudah tinggal di Panti, sesekali hanya ke rumah sewa mereka karena memang belum habis sewanya. Nanti sewanya mungkin tidak akan dilanjutkan lagi. Raisa betah tinggal di sana. Dia merasa tidak sendirian lagi. Ada banyak orang yang menghiburnya. Ada anak-anak yang menyenangkan hatinya."Bunda ..."Reyhan menggunakan kopiahnya dan pakaian khas santri berjalan ke arah Raisa sambil tersenyum. Raisa juga mengulas senyum semringah menatap anaknya. Anaknya sudah semakin segar saja tidak seperti dulu yang terlihat layu ketika mereka menghadapi banyak masalah dan persoalan.Anaknya terlihat bahagia tinggal di pondok pesantren yang memang harganya cukup mahal. Tidak mengapa buat Raisa, dia akan bekerja keras dan menyisihkan tab

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 39B

    Faisal juga merasa nggak enak kenapa dia tiba-tiba jadi menceritakan masalah Raisa. Tapi memang itu apa adanya. Bosnya bertanya dan dia menceritakan secara gamblang saja. Sebenarnya Faisal juga males mau bercerita. Namun memang Raisa cukup akrab dengan anaknya. Faisal terbersit rasa tidak suka juga. Faisal juga nggak bisa memaksa hati Raisa untuk bisa menerimanya semuanya. Butuh waktu dan proses."Astaga saya sama sekali menyangka kalau ini yang terjadi dengan dia.""Begitulah, Pak, ceritanya. Tapi tolong jangan katakan ini ke Raisa dari saya karena dia pasti akan marah sekali kalau saya cerita masa lalunya. Dia kemari untuk melupakan segalanya. Tolong jangan buka luka lamanya lagi.""Iya tentu saja aku tidak akan bercerita secara gamblang ke dia. Tapi saya heran kenapa tiba-tiba dia ada di daerah ini. Kenapa bisa terpikir kemari? Mungkin dia punya saudara di sini?" tanya Arjuna."Saya nggak tahu dia punya saudara atau tidak. Saya juga nggak tahu kenapa dia tiba-tiba bisa bekerja di P

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 39A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 39.**PoV Author.Arjuna tidak konsentrasi bekerja seharian ini berpikir tentang ucapan Nami yang menjodohkannya dengan Raisa. Padahal selama ini anaknya itu tidak pernah menyukai siapapun wanita yang akan dijadikan mamanya. Tapi entah kenapa dengan Raisa tiba-tiba Nami klik saja dan ingin dijadikan mamanya.Selama ini ibu kandung Arjuna, Bu Ani, dia yang paling sering menjodohkan Arjuna dengan perempuan-perempuan pilihannya. Apalagi mamanya itu kan wanita sosialita. Jadi selalu saja mencari wanita yang akan dijodohkan dengan Arjuna. Walaupun putranya itu belum siap untuk menikah lagi.Arjuna adalah lelaki sibuk, ketika istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit. Arjuna memang belum membuka diri. Saat itu Namira masih kecil sudah kehilangan ibunya tetapi Arjuna jadi garda terdepan untuk mengasuh anaknya dibantu juga dengan mamanya dan pengasuh Namira. Walau terkadang sering lalai juga karena kesibukan di Kantor, tapi, Namira tidak pe

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 38B

    "Untuk apa kita harus selalu bertemu. Kita tidak punya hubungan apa-apa. Kita memang saling mengenal tapi hubungan kita tidak lebih dari memang saling mengenal. Tolong permasalahan dulu jangan kamu ungkit. Dulu aku memang menyukaimu tapi itu dulu. Sekarang semuanya udah berubah. Aku sudah mengubur segalanya. Aku juga tidak ingin menjalin hubungan dengan laki-laki manapun sekarang jadi tolong hormati dan hargai Aku!" kata Raisa serius. Raisa berlalu darinya. Faisal seakan-akan belum mengerti juga dengan ucapan yang keluar dari bibir Raisa. Dia terus berjalan di samping sang wanita mengejar langkahnya. "Raisa. Aku mengerti perasaanmu. Aku tahu kamu marah sekali. Baiklah mungkin kamu butuh waktu. Tapi kita masih bisa tetap berteman, 'kan?" "Untuk berteman sudah pasti kita memang masih tetap berteman tetapi tolong jangan meminta yang lebih. Aku meminta kamu menghargai perasaanku." "Ya, Aku akan terus menunggumu Raisa semoga hati kamu tidak terpaut ke laki-laki lain." Tidak mengurus p

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 38A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 38.**PoV Author Terpaksa Raisa ikut naik mobil dengan Arjuna dan juga anaknya, Namira. Ketika berada di mobil lelaki itu, Raisa merasa nggak nyaman sama sekali. Dia ingin bersama dengan yang lainnya naik bus saja. Mau bagaimana lagi. Nami selalu memaksa agar dia ikut bersama dalam mobil Papanya. Nami terlihat ceria. Beberapa kali dia bersandar di lengan Raisa dia juga menunjukkan foto-foto liburannya ke Raisa melalui ponsel Papanya. Raisa bersama Nami duduk di belakang sementara Arjuna dengan Faisal duduk di depan. rasa nggak nyaman itu terasa juga ketika Faisal beberapa kali melihat lewat kaca spion ke arah Raisa. Raisa benar-benar tidak menyukai Faisal. Faisal memaksa Raisa harus menerimanya lagi. Tapi, tidak masalah untuk sebuah persahabatan bukan untuk persoalan asmara sebab masa lalunya dengan Faisal sudah selesai. Dia tidak ingin menambah beban pikiran lagi. Raisa ingin melupakan semuanya tentang Faisal di masa lalu. Kematian Rindu mem

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 37B

    "Raisa ... tidak menyangka aku menemukan kamu lagi." "Mas, kamu kok ada di sini?" tanya Raisa bingung. "Aku diterima bekerja sebagai sopir pribadi Pak Arjuna." "Bukannya kamu kerja di desa?" tanya Raisa heran. "Ya, sebelumnya aku bekerja di desa tetapi ketika kamu pergi aku merasa hampa. Apalagi ada lowongan pekerjaan dan aku nekat saja pergi ke kota. Tak sangka bisa bekerja dengan Pak Arjuna dan akhirnya kita bertemu. Bagaimana kabar kamu, Raisa? Apakah baik-baik saja? Sekarang di mana anak kamu? Apakah dia sudah masuk pesantren? Masuk sekolah seperti yang kamu katakan?" tanya Faisal dengan banyak pertanyaan yang membuat Raisa pusing menjawabnya. "Iya, aku baik aja dan sekarang Reyhan sudah sekolah kembali. Aku menjadi jauh lebih tenang." "Syukurlah, Raisa. Sebagai orang tua kamu sudah menjalankan peran orang tua yang baik." "Siapa bilang aku sudah menjadi orang tua yang baik. Aku kehilangan putriku dan aku harus menerima semua ini. Ini semua luka yang harus dikubur dalam-dala

DMCA.com Protection Status