Share

Patah Hati

Angkasa memberhentikan truknya di tengah hutan, sesuai dengan rute kabur yang ia dan teman-temannya buat. Lelaki itu menurunkan tutup truk di bagian belakang. Ia membantu satu demi satu warga yang berhasil ditolong, termasuk Rembulan.

“Bulan, maafkan abang,” ucapnya ketika gadis itu tak peduli dengannya.

Wajah Bulan sembab, matanya bengkak sebab tadi dipaksa meninggalkan Kenanga melawan tentara Jepang.

“Sudahlah,” jawab Bulan. Mak syiknya sudah mati, apa mau dikata lagi. Bertambah kebencian gadis itu terhadap Jepang. Akan ia habisi siapa pun yang berani melukainya.

“Entah kenapa semakin sulit rasanya aku menggapaimu, Bulan.” Angkasa menarik napas panjang. Seorang teman seperjuangan menepuk bahunya.

“Sudahlah, masih banyak gadis lain yang lebih bisa diatur daripada Bulan, macam tak ada orang lain saja. Berapa tahun kau menunggunya? Dia pun tak ada rasa kasihan sedikit saja denganmu. Jangan mengemis, Uda, kita laki-laki ini pemimpin, perempuan yang harus menurut dengan kita,” ucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
cengoh
semangat bulan!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status