Share

Bab 12

BUKAN SALAH IBU 12

Pintu itu terbuka dan wajah yang keluar dari sana tampak terkejut melihatku duduk di depan pintu kamar Mama.

"Helen? Kenapa nggak sekolah?"

Aku menatap wajah Eyang. Selama ini, Eyang adalah orang yang paling memanjakanku selain Mama. Apapun yang kuminta pasti diturutinya. Bahkan terkadang, sebuah barang keluaran terbaru sudah ada di hadapanku sebelum aku sempat meminta. Bagi Eyang, akulah satu-satunya permata berharga keluarga Wardhana.

"Aku nggak bisa pergi sekolah dan meninggalkan Mama seperti itu."

Eyang tersenyum dan duduk disampingku. Dia merangkul bahuku.

"Kau memang anak yang baik dan sangat sayang pada Mama dan Papamu. Eyang senang mendengarnya."

Aku sayang pada Papa? Sejenak, aku tertegun mendengar kosakata itu. Seperti Mama, kasih sayangku pada Papa bertepuk sebelah tangan. Sejak kecil aku merasakan, bahwa Papa tak terlalu sayang padaku. Dia memang melimpahiku dengan uang, tapi kehadirannya di moment penting hidupku bisa dihitung dengan jari.

"Tapi, kau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status