Menik bercerita banyak tentang ke khawatirannya pada Adam, setelah aksi nekad Adam menyerang Robert hari itu. Dari informasi Menik juga, Adam jadi tahu kalau Robert telah di keluarkan dari perusahaan. Pihak perusahaan ternyata telah melakukan investigasi khusus terhadap Robert dan menemukan banyak kecurangan dan penyalah gunaan wewenang yang telah di lakukan oleh Robert. Menik ternyata bukan satu-satunya korban pelecehan Robert, ada beberapa wanita lainnya sebelum ini. Hal itu terungkap, begitu tim investigasi dari perusahaan berhasil membuat para wanita yang menjadi korban untuk bicara. Adam teringat dengan ucapan Anjas sebelumnya, cuma dia belum tahu kalau Robert sampai diberhentikan saat itu. 'Bisa saja itu adalah campur tangan pak Ali.' Pikir Adam. Menik tidak lama bicara dengan Adam, karena ia harus segera kembali bekerja. Mereka berjanji akan berkumpul sesekali untuk sekedar reuni. Dari kejadian itu, Menik menganggap Adam adalah teman yang dapat dipercayanya. Adam merasa c
Tok tok Tok "Kak Adam, dipanggil sama babe tuh. Makanannya udah siap." Sapa Zahra, putri tertuanya ncang Ari. Zahra sudah berdiri di depan pintu kamar Adam yang terbuka, ia senyum-senyum ketika melihat Adam yang saat itu sedang berbaring sambil menatap layar HP-nya. Ia sudah akrab dengan Adam, semenjak Adam tinggal di rumahnya. Sehingga sudah tidak canggung lagi untuk masuk ke dalam kamar Adam, ketika pemuda tampan tersebut berada di kamarnya. Ya, Adam semenjak berhenti bekerja di toko kelontongnya Ncang Ari dan bekerja sebagai OB di perusahaan Widjaja, kini tinggal di tempatnya ncang Ari. Ia menempati kamar di lantai atas rumah Ncang Ari yang sebelumya difungsikan sebagai gudang. Kini ruangan tersebut sudah bersih dan menjadi kamar sementaranya Adam. Semenjak tinggal disana selama tiga hari terakhir, Adam juga sudah cukup dekat dengan keluarganya ncang Ari. Utamanya Zahra, putri sulungnya ncang Ari. Gadis manis berkulit kuning langsat dan lesung pipit kecil di kedua sudut bibir
"Ra, siapa yang narok ini di sini?" Tanya Nadya heran begitu mendapati beberapa kotak dengan berbagai ukuran sudah berjejer rapi di atas meja kerjanya. Di dalamnya terdapat beberapa peralatan kerja Nadya, lengkap dengan note di depannya, yang menunjukkan barang apa harus diletakkan di kotak yang mana. Bukannya tidak setuju barang tersebut ada di sana, karena dengan begitu Nadya jadi lebih teratur dalam menata perkakas kerjanya. Selama ini, Nadya memiliki kebiasaan suka menempatkan barang-barangnya secara sembarangan. Meski ia bisa mengingatnya dimana ia meletakkan peralatannya terakhir kali dengan cukup baik. Namun, ada kalanya ia juga lupa untuk mengingatnya dengan jelas. Dengan adanya, pengaturan seperti ini. Nadya akan lebih mudah mengelola perkakasnya tanpa perlu pusing lagi harus mengingat dimana ia menempatkan peralatan kerjanya terakhir kali. Pertanyaannya sekarang, siapa yang membuatkan kotak-kotak ini untuknya? Semakin dilihatnya, kotak itu sendiri juga sangat unik deng
"Yeaayy... weekend." Gira tiba-tiba berteriak senang begitu jam kerja terakhir di hari jumat telah menunjukkan pukul tiga sore. Yah, bagi sebagian besar profesional seperti mereka, akhir pekan adalah hari yang paling ditunggu. Karena itulah kesempatan bagi mereka untuk refreshing dan terlepas dari segala macam tekanan pekerjaan. Adam baru saja jalan melewati mejanya Gira, saat ia mengantarkan minuman ke mejanya Nadya. Bukan vanilla seperti biasanya, itu hanya segelas air putih. Tapi, Adam yang sudah paham dengan segala kebiasaan Nadya, sengaja memberikannya air putih untuk menjaga metabolisme gadis cantik tersebut dan itu semua tanpa diminta oleh Nadya sebelumnya. Tanpa disadari oleh Nadya, ternyata begitulah cara Adam mendekatinya tanpa kentara. Bukankah dalam cinta itu yang dibutuhkan adalah memahami? Itulah pendekatan yang coba dilakukan Adam. Pertama, ia mulai dengan mamahami setiap kebiasaan Nadya. Lalu, pada tahap berikutnya, memahami apa saja yang dibutuhkan oleh gadis cant
Adam merasa dirinya terlihat seperti orang bodoh ketika berjalan dengan kedua tangan dipenuhi oleh tas belanjaan. Saat itu, ia melihat seorang pria yang nasibnya tidak jauh beda dengannya. Beruntungnya, meski terlihat kesulitan membawa barang yang segitu banyak, ada pasangan yang menemani di sampingnya. Adam melihat dirinya sendiri. Ia tidak ubahnya terlihat seperti pria yang hobi belanja dan Adam merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat itu. Itu terlihat begitu feminim, bertolak belakang dengan karakternya. Andai saja ada Gira di sana. Tapi, gadis itu ternyata lebih memilih bersama mantan gebetannya. "Huft, hari yang apes." Keluh Adam dalam hatinya. Saat Adam sedang terlihat seperti kebingungan harus pergi kemana, tanpa sadar ia menabrak seorang wanita yang juga sedang berjalan terburu. Tas belanjaan Adam sempat terjatuh, beruntung gadis yang ditabraknya tidak kenapa-kenapa. "Maaf-maaf, mbak. Saya tidak sengaja." Ucap Adam merasa bersalah sambil membereskan barang bawaannya
"Gira? Kamu sudah lama berdiri di sana?" Tanya Adam tanpa bisa menutupi kegugupannya. Gira yang sebelumnya merasa bersalah pada Adam karena meninggalkannya begitu saja. Padahal, Adam sudah sangat baik hati menemani dan membawakan semua barang belanjaannya. Akhirnya, Gira memilih untuk pergi dan mengabaikan Alex. Gira memang pernah memiliki perasaan pada Alex di masa lalu, tapi itu hanyalah masa lalu. Saat Gira masih labil dalam urusan percintaan. Ia hanya melihat seorang pria berdasarkan penampilan dan status semata. Melihat cara Alex merendahkan Adam sebelumnya, membuat Gira yakin kalau dirinya yang sekarang tidak menyukai Alex. Karena itu, ia segera mencari alasan untuk segera pergi dari sana. Namun, satu hal yang tidak disangkanya, saat Gira melihat Adam, saat itu Adam sedang terlibat pembicaraan dengan seorang wanita. Tepatnya, wanita tersebut terlihat sedang menghina Adam. Gira hendak maju untuk membela dan menyelamatkan muka Adam. Namun, ketika ia mendengar isi pembicaraan
"Kak, temani Zahra ke toko buku yah, please!" Rajuk Zahra dengan mata membulat. Wajahnya yang memohon dan terlihat imut itu, membuat Adam tidak sanggup untuk menolaknya. Kebetulan itu adalah hari sabtu, ia juga tidak ada pekerjaan. Sehingga tidak ada alasan bagi Adam untuk menolaknya. "Boleh, ayok!" Jawab Adam langsung menyanggupi. "Yeay, kak Adam mau nemanin." Teriak Zahra senang. Mendengar Zahra pergi ditemani Adam, si bungsu Raya yang masih duduk di bangku SLTP pun tidak mau kalah. Ia juga mau ikut, meski tujuannya hanya pergi main dan bukan untuk mencari buku seperti kakaknya. Akhirnya, jadilah hari itu Adam menemani dua gadis cantik yang sudah seperti adiknya tersebut pergi untuk belanja buku. Sangat berbeda ketika Adam menemani Gira belanja sehari sebelumnya. Menemani kedua gadis remaja tersebut belanja buku, Adam serasa menemani dua adik perempuannya sendiri. Meski ia terlahir sebagai anak tunggal, Adam sangat bersyukur bisa di ijinkan tinggal dirumahnya Ncang Ari. Kini
"Kakak kenal sama mas ini?" "Iya, dia ini Adam." Jawab Nadya senang. Bertemu Adam selalu membuat Nadya senang, namun bukan dalam definisi romantis. Adam seperti jimat keberuntungan tersendiri bagi Nadya. Sebelumnya Adam telah membantunya membuatkan sebuah kotak perkakas yang sangat membantu Nadya menjadi lebih rapih dalam menempatkan peralatan kerjanya. Sekarang Adam bahkan menyelamatkan tas adiknya dari kecopetan. "Jadi dia adikmu, Nad?" Tanya Adam. Pantas saja wajah gadis itu begitu mengingatkannya dengan sosok Nadya. Hanya saja, Nala sedikit lebih cubby dan lebih pendek dari Nadya. "Sebentar-sebentar.." Nala berpikir sejenak, lalu dia teringat dengan curhatan kakaknya sehari sebelumnya. "Oh, jadi dia ini cowok yang kakak bilangin sebelumnya?" Nadya langsung melotot pada adiknya. Dia tidak menyangka jika adiknya justru malah membahas masalah ini tepat di depan Adam. Adam yang tidak tahu kalau dia pernah menjadi topik pembicaraan di antara kedua wanita cantik itu, sedikit mera
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala