"Mas!!mas Bayu udah janji kan nggak akan marah??jangan ingkar janji!!"seru Maura saat melihat kilatan amarah pada Bayu usai mendengarkan cerita tentang hal yang ia alami."Maura,ini udah kelewatan! kakak ipar kamu sudah melecehkan mu,dia udah menodai kamu!harusnya kamu tuntut dia!bukannya malah diam saja seperti ini,dan kamu malah putusin aku??" Bayu semakin berang."Mas Bayu,aku diam bukan berarti aku terima saja di lecehkan oleh iparku mas,tapi aku nggak mau mbak Mauli tau hal ini dan berujung menyakiti perasaannya!dan aku mutusin kamu karena aku sadar diri dan sadar posisi,aku udah nggak suci lagi,aku nggak pantas buat kamu mas!aku tau itu!"Maura mulai ikut tersulut emosi lantaran Bayu seolah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi.Gadis itu bahkan ikut berdiri dengan nafas tak beraturan karena emosi."O..oke...maaf sayang!aku..aku hilang kendali,.maafkan aku!" Bayu mulai melunak,lelaki itu tak bisa menghilangkan kebiasaannya untuk memanggil Maura dengan panggilan Sayang.
Maura yang saat ini masih dalam pelukan Bayu itu susah payah berusaha melepaskan diri dari lelaki itu. Bayu yang benar benar tak bisa melupakan Maura itu,memilih menerima segala kondisi Maura saat ini.Lelaki itu tetap ingin meneruskan rencana awal nya untuk melamar Maura dua Minggu lagi. Ia tak peduli jika pun nanti akhirnya Maura hamil dari benih iparnya yang bejad itu,yang jelas ia akan tetap menikahi Maura apapun kenyataannya.Maura hanya bisa menangis,.menyesali kejadian yang menimpanya malam itu. Jika saja hal itu tak terjadi,harusnya ia menjadi wanita paling beruntung dan paling bahagia saat ini karena memiliki lelaki seperti Bayu.Nasi sudah menjadi bubur,.mau di ratapi sepanjang waktu pun tak akan berguna karena tak akan bisa membalikkan masa. Berdamai dengan keadaan,hanya itulah yang bisa Maura lakukan saat ini."Maura,,udahan nangisnya. Maafin aku ya,sudah membuatmu sedih malam ini.Tapi aku mohon,beri aku kesempatan,aku janji akan menerima semua hal yang kamu anggap sebaga
"Ayo kita bercerai Mauli!!aku rasa sudah tak menemukan kecocokan lagi antara kita berdua."ucap Dewa dengan serius.Mauli tertegun mendengar ajakan sang suami."Hahaha....jangan becanda kamu mas!nggak lucu tau nggak!"seru Mauli menatap nyalang pada Dewa.Dewa meraup wajahnya dengan kasar. Lelaki itu tau,tak akan mudah lepas dari Mauli begitu saja. Wanita itu memiliki ambisi yang besar,dan gemar melakukan apapun demi mencapai tujuannya."Mauli please!!aku nggak becanda!!aku serius!"seru Dewa."Apa alasan kamu ngajak aku cerai mas??kamu selingkuh karena aku keseringan di luar kota?"tebak Mauli."Apa itu tidak terbalik?"tanya Dewa sinis."Apa maksud kamu mas??"Mauli mulai terpancing."Bukankah kamu yang berselingkuh dan sengaja berlama -lama di luar kota bersama selingkuhan mu itu?"skak Dewa."Kamu mata -matain aku mas??" Mauli nampak geram."Aku punya mata,memangnya kenapa kalau mata ku bisa melihat kelakuan buruk kamu di belakang aku??"sanggah Dewa."Aku itu keluar kota buat kerja mas!!
"Siapa wanita itu mas??"Mauli mengulang pertanyaannya karena Dewa tak kunjung buka suara.Mauli yakin,pasti ada wanita lain yang mengisi hati Dewa sehingga lelaki itu berniat untuk menceraikannya. Jika memang benar ada,Mauli tak akan segan untuk menyingkirkannya karena sudah berani mengusik miliknya."Nggak ada orang lain yang membuatku berubah Mauli,kalau pun ada,itu adalah kamu sendiri!!"sahut Dewa dengan lantang.Lelaki itu lalu meninggalkan Mauli dan memilih tidur di kamar tamu saja.Singkat cerita,pagi hari nya Dewa sudah selesai berkemas mengemasi semua barang -barangnya di koper. Sesuai ucapannya semalam,Dewa yang akan meninggalkan rumah tersebut. Lelaki itu hanya pergi membawa koper dan juga mobil."Mauli,ini adalah surat kepemilikan rumah dan juga tanah. Benda ini milikmu sekarang,secepatnya surat dari pengadilan akan datang kepadamu. Kamu tidak perlu melakukan apapun,cukup bubuhkan tanda tangan pada tempat yang membutuhkan tanda tanganmu saja!"ucap Dewasa sebelum meninggalka
"Apa oma..??Maura sakit??"tanya Dewa dengan perasaan berdebar."Iya nak Dewa,dari tadi pagi tuh muntah muntah terus,padahal dua hari lagi mau tunangan,eh..malah sakit."jawab oma Gayatri.Perasaan Dewa semakin sesak mendengar pertunangan Maura yang akan di adakan dua hari lagi. Jika benar Maura sakit dan muntah -muntah karena sedang mengandung benihnya,lalu bagaimana mungkin Dewa akan diam saja membiarkan wanita yang sedang mengandung benihnya itu bertunangan dengan lelaki lain??tentu saja dewa tak akan tinggal diam."Hueek....uhukk...uhuk...hueekk...."Mata Dewa terbelalak lebar saat mendengar suara maura muntah dari arah kamarnya.Lelaki itu langsung berdiri,"Oma..itu suara Maura kan??"tanya Dewa memastikan."Iya nak,itu Maura. Sepertinya dia muntah lagi."Sahut oma Gayatri segera beranjak meninggalkan ruang tamu dan menghampiri kamar sang cucu.Dewa pun gegas menyusul sang oma mertua. Lebih tepatnya mantan oma mertua karena kini status Dewa sudah bukan suami Mauli lagi.Oma Gayatri s
"Dek...se-sejak kapan kamu siuman??"tanya Dewa terkejut saat lelaki itu berbalik badan dan mendapati Maura yang menatapnya tajam."Jadi aku benar-benar hamil mas?"bukannya menjawab,Maura justru balik bertanya."Kamu dengar semuanya dek??""Jelas saja aku dengar mas!aku punya telinga!"jawab Maura ngegas.Terlihat dada gadis itu naik turun menahan emosi.Dewa mendekati Maura dan meraih tangannya,namun dengan cepat gadis itu menepis tangan Dewa."Jangan sentuh aku mas!!"seru Maura mendengus kesal dan membuang muka."Maura please..!!kita bisa bicarakan ini baik -baik dek..!jangan emosi,kamu lagi hamil sekarang."bujuk Dewa."Apanya yang baik -baik mas??kamu menghancurkan semua nya!dua hari lagi aku akan bertunangan dengan mas Bayu,tapi apa??sekarang aku malah hamil anak kamu??"Maura mulai geram."Maafin mas dek,semua itu di luar kendaliku. Kamu juga tau aku melakukan itu padamu tanpa sengaja. Dan...sekarang kamu mengandung benihku, bukankah ini sudah takdir??kamu lihat kakakmu,sudah dua ta
"Oma..!!"pekik Maura kala melihat sang Oma ambruk dan tersungkur di lantai sambil memegangi dadanya."Maura pelan-pelan!!"seru Dewa yang melihat Maura turun dari brankar dengan terburu -buru dan lupa menurunkan gantungan infusnya.Tanpa Dewa duga,bukannya kembali mendekati brankar dan mengambil botol infusnya,Maura justru mencabut paksa jarum infus yang terpasang di pergelangan tangannya. Karena di cabut dengan tergesa,darah segar pun mengalir dari bekas jarum tersebut."Astaghfirullah..dek..!!tangan kamu berdarah!"seru Dewa lagi.Maura tak menggubris ucapan Dewa,gadis itu segera mendekati tubuh neneknya yang tersungkur di lantai."Oma..!!Oma bangun,!!Oma dengar Maura kan??"gadis itu menggoyang -goyangkan lengan Omanya yang terpejam."Biar mas yang angkat tubuh Oma ke brankar dek!"tawar Dewa tanpa menunggu persetujuan dari Maura langsung mengangkat tubuh Oma Gayatri untuk di baringkan di atas brankar tempat Maura tadi.Sementara Maura sudah berlari keluar ruangan memanggil dokter unt
Sore ini,suasana berkabung masih begitu kental menyelimuti keluarga Oma Gayatri.Jenazah sang Oma baru saja di kebumikan,para warga yang datang melayat pun mulai satu persatu meninggalkan rumah duka.Mauli yang sedang pemotretan pun ikut hadir di pemakaman sore itu. Wanita itu mengundur jadwal pemotretannya di luar kota karena meninggalnya sang Oma."Plaaak...!!!"Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Maura hingga membekas kemerahan."Aku nggak nyangka dek!!ternyata kamu itu ipar maut!!"seru Mauli penuh emosi setelah mendengar kebenaran kehamilan Maura yang menyebabkan sang Oma serangan jantung dan langsung meninggal.Maura hanya bisa menangis dan menggeleng."Mauli cukup..!!Maura lagi hamil,jangan buat dia tertekan!"seru Dewa menarik tubuh mantan istrinya menjauh dari Maura yang terduduk di lantai setelah berlutut dan meminta maaf pada kakaknya tersebut karena telah mengandung benih iparnya."Nggak usah bela dia mas!!dia sengaja goda kamu kan??makanya kamu ngotot menceraikan aku,ru