Baru saja selesai olahraga di teras belakang, Clara berjalan masuk menuju dapur dengan keringat membasahi seluruh badannya."Habis olahraga, Mbak Clara kelihatan segar," ucap Bu Iin menyuguhkan segelas air minum."Iya, Bu. Jadi ngerasa ringan. Udah lama gak olahraga juga," sahut Clara.Sayup-sayup terdengar suara sering ponselnya dari ruang tengah."Gak usah, Bu," kata Clara cepat saat Bu Iin hendak beranjak mengambilkan ponselnya.Sayang begitu tiba di ruang tengah, ponselnya sudah tak berdering lagi."Nomor siapa ini?" tanyanya saat melihat panggilan masuk tadi dari nomor yang tak terdaftar di kontaknya. Baru saja meletakkan ponselnya di atas meja, terdengar kembali suara dering ponsel."Halo, siapa ya?" Clara menerima panggilan itu seraya berjalan menuju dapur kemudian duduk di meja makan."Nyambung juga. Clara kan?" suara seorang pria terdengar di seberang sana."Betul. Ini siapa ya?"Pria di seberang sana memperkenalkan diri sebagai pemilik salah satu rumah produksi yang memprodu
'Kayaknya bener yang dibilang Lisa' gumam Clara dalam hati saat melihat jelas Azka duduk di meja yang sama dengan Mas Punja. Ia benar-benar bimbang, mau mundur itu artinya ia akan melewatkan kesempatan besar, kalau maju itu artinya dapat dipastikan ia akan bertemu terus dengan Azka di kemudian hari."Kenapa jadi sulit begini sih?" gusar Clara.Dari arah kejauhan, Mas Punja yang tak sengaja melihat Clara berdiri tak jauh dari tempatnya segera melambaikan tangan ke arah Clara. Dengan langkah gontai ia berjalan menghampiri Mas Punja."Kirain kamu nyasar nyari tempat ini, Cla," kata Mas Punja mempersilahkan Clara duduk di sampingnya."Nggak, Mas," sahut Clara memasang senyum."Makan dulu aja ya kita," ucap Mas Punja memanggil pelayan."Pesen aja ya, jangan malu-malu," ucap Mas Punja."Pasti, Mas," sahut Azka.Menyebutkan beberapa menu makanan, pelayan itu lalu pergi membawa buku menu."Selamat ya, film kalian sukses," ucap Mas Punja membuka pembicaraan."Makasih, Mas," jawab Azka dan Clar
"Bangun, Cla. Gimana mau dapat rezeki kalau kamu bangunnya siang kayak gini? Yang ada rezeki kamu bakal dipatok sama ayam duluan," ucap Lisa membuka lebar gorden kamar Clara. Membiarkan cahaya matahari pagi masuk ke dalam.Tampak Clara menggeliatkan tubuhnya lalu menarik kembali selimutnya."Bangun, Cla. Kerjaan kamu hari ini lumayan banyak," kata Lisa menarik paksa selimut yang Clara gunakan."Astaga, Lis. Kerjaan apa sih? Kamu bilang hari ini aku gak ada jadwal buat ketemu siapa-siapa," ucap Clara sewot meraih bantal guling lalu mendekapnya."Emang gak ada. Cuman kamu harus posting beberapa endorse yang masuk. Kamu sendirikan yang bilang kamu sudah mulai terima endorse lagi," ucap Lisa.Memejamkan matanya kuat-kuat, Clara lalu bangkit dari atas tempat tidur."Mandi biar segar," kata Lisa seraya keluar kamar.Sementara Clara bersiap-siap mandi dan ganti baju, Lisa menyiapkan barang endorse yang akan Clara posting di akun sosial pribadinya. Mulai dari pakaian, aksesoris, hingga bebera
Melihat lagi dirinya di depan cermin, Clara meraih ponselnya dan berjalan langsung menuju ruang tamu. Badannya tak bisa bergerak saat melihat siapa yang duduk di kursi ruang tamunya. Menoleh, menatap dirinya, lalu tersenyum."Pagi, Cla," sapanya seraya beranjak dari kursi."Ngapain kamu ke sini pagi-pagi? Jangan bilang kamu mau numpang mandi lagi?""Kamu gak liat aku sudah rapi dan wangi begini?" Pria itu mendekat. Ya. Tamu yang dimaksud Bu Iin tadi adalah Azka."Ngapain kamu ke sini?" tanya Clara lagi jutek dengan tangan terlipat di depan dada. Clara merasa kesal pada Bu Iin yang tidak langsung mengatakan kalau tamu yang datang itu adalah, Azka. Kalau ia tahu yang datang adalah Azka, sudah pasti ia akan lebih lama mengulur waktu untuk membuat Azka menunggu dirinya lebih lama"Jemput kamu," sahut Azka santai."Aku dijemput sama Lisa. Kamu gak usah sok perhatian ya," kata Clara.Azka tersenyum. "Tadi aku ketemu dia di jalan. Ban mobilnya kempes, jadi dia minta aku untuk jemput kamu. K
Menunggu hingga pesawat yang Ayu tumpangi landing, Azka dan Clara beberapa kali meladeni permintaan foto dari pengunjung bandara."Kayaknya Ayu sudah sampai," ucap Azka saat melihat ponselnya ada panggilan tak terjawab dari Ayu.Clara melirik jam tangannya."Kita tunggu di sana aja," ajak Azka berjalan lebih dulu.Beberapa menit kemudian, Ayu datang mengejutkan mereka."Yu, kamu bikin kaget aja," kata Azka memeluk adik perempuannya itu.Ayu tersenyum. "Ada Kak Clara juga.""Iya," sahut Clara ramah.Membawakan koper milik Ayu, mereka berjalan menuju parkiran mobil."Eh, gapapa. Kak Clara di depan aja," kata Ayu saat Clara berjalan melewati pintu depan mobil hendak membuka pintu dan duduk di kursi belakang."Jangan. Jangan," ucap Clara menolak."Berarti kita berdua duduk di belakang, Kak?" kata Ayu."Kenapa pada mau duduk di belakang sih? Kalian pikir aku supir?" protes Azka."Kak Clara di depan aja," ucap Ayu langsung masuk dan duduk di kursi belakang.Kembali duduk di depan, Clara jad
Di teras rumahnya, seorang wanita dengan rambut panjang berwarna hitam sedang memperhatikan layar ponselnya. Dia adalah Sasya-penyanyi pendatang baru yang sampai sekarang masih suka dikait-kaitkan dengan Azka."Jadi sebenarnya kamu sama Azka apa? Belakangan ini Azka mulai terlihat jalan dengan wanita lain. Wanita yang jadi lawan mainnya di filmnya itu," kata Ika-asisten Sasya."Aku suka sama dia, Ka. Tapi gimana ya setiap kali aku coba deketin, dia kayak ngehindar gitu.""Ya itu tandanya dia emang gak mau kamu deketin, Sya. Kenapa kamu masih ngebet," tukas Ika."Habisnya aku penasaran sama dia, Ka. Pertama kali ketemu itu kan waktu ada acara syukuran sinetron dia, aku diundang buat nyanyi di sana. Kita sempat ngobrol, tukeran nomor ponsel juga," cerita Sasya."Berarti setelah acara itu kalian lanjut?" "Iya. Sempat jalan beberapa kali. Kan kamu liat foto aku sama dia di beberapa akun gosip. Itu aku emang jalan sama dia.""Tapi nyatanya sekarang dia jalan sama itu, si Clara. Kamu sudah
Sesuai dengan perintah Azka, Bima membawa mobil dengan kecepatan sedang mengitari kota Jakarta tanpa ada tujuan yang jelas sampai Ayu atau Clara memberikan kabar."Akhirnya," ucap Azka dapat bernafas lega setelah mendapatkan pesan dari Ayu. Selang beberapa menit, Clara juga mengirim pesan yang berisi lokasi mereka sekarang."Udah ada kabar, Mas?" tanya Bima."Udah, Bim." Azka lalu meminta Bima putar balik menuju tempat Ayu dan Clara berada sekarang.Perjalanan hampir tiga puluh menit mereka tempuh menuju tempat itu. Tempat yang lagi hits dengan pasir putihnya itu."Jauh banget mereka mainnya sampai ke sini," ucap Bima begitu mereka sampai dan memarkirkan mobilnya."Tau juga nih, Ayu. Mau aku marahin rasanya," ucap Azka.Berjalan diantara kerumunan orang yang memenuhi tempat itu, beberapa orang yang menyadari kehadiran Azka, dengan cepat mencegat dan meminta foto bareng dengan Azka. Tak mungkin menolak, Azka tetap melayani permintaan itu meski ia sudah tak sabar ingin menemui Clara dan
Setelah hampir satu minggu berada di Jakarta, siang ini Ayu bakal balik ke Yogyakarta. Azka telah siap dan memasukkan koper milik Ayu ke dalam mobil. Liburan di Jakarta Ayu membawa oleh-oleh satu koper tambahan yang isinya lumayan banyak pakaian dan tas baru untuknya dan Ibu, serta beberapa makanan."Sudah semua kan? Gak ada yang ketinggalan?" tanya Azka memastikan."Sudah, Mas," sahut Ayu sambil asyik dengan layar ponselnya. Terlihat ia menempelkan ponselnya di telinga kirinya."Ayo kita jalan. Kamu nelpon siapa sih?" tanya Azka penasaran."Iya, Mas." Ayu berjalan masuk ke dalam mobil."Kamu nelpon siapa sih?" tanya Azka lagi.Ayu tak menjawab, ia menempelkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh Azka untuk tak banyak tanya."Halo, Kak," ucap Ayu.Mendengar Ayu menyebutkan kata kak, membuat Azka langsung berpaling. Dalam hati berpikir kalau itu pasti Clara."Kak Clara, Ayu pulang dulu ya," sambung Ayu.'Benarkan itu Clara' gumam Azka dalam hati kemudian mengecilkan suara musik yang ia