Share

Teror

Melihat semua itu, Dev memegangi kepala seolah beban berat tengah bertumpu di sana. Tiga kaplet pil yang dikeluarkan dari saku celana ia telan tanpa air. Sementara dia melanjutkan perjalanan, di gedung kebanggaan mendiang Nick, Mehmet mulai merasakan keganjilan.

"Happy death day to you! Happy death day to you!" Mehmet mengedar saat lirik tersebut mengalun lembut di telinganya.

"Let's sing!"

"Siapa?" Mehmet bertanya kepada pemilik suara, tetapi sang empunya hanya memperdengarkan tawa menggemaskan khas anak berusia lima tahunan.

Mehmet memeriksa tiap sudut kamar. Tidak ada anak kecil di sana. Hanya dia dan Jess yang tengah mendengkur pulas. Pria bercambang tersebut melangkah keluar, tetapi suara petikan gitar menahannya. Mehmet menoleh, lalu mengamati alat musik yang tergantung di sisi lemari kaca hias.

Dari situlah, hal ganjil makin terasa. Satu per satu hiasan giok berbentuk berbagai macam binatang bergerak-gerak seolah memiliki kaki. Pertunjukan abnormal te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status