Share

BAB 7 KONTRAK

Penulis: Jemyadam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 12:10:42

BAB 7 KONTRAK

Talisa masih belum tahu akan diberi pekerjaan apa, yang terpenting nyawanya selamat dulu. Asal Talisa tidak diminta untuk ikut melakukan pembunuha*n. Calvin Alexander sangat misterius, dingin dan keji. Pria macam itu tidak akan main-main dengan ucapannya.

Sudah semalaman tembus pagi, Talisa kembali dikurung di dalam kamar seorang diri. Tapi anehnya Talisa sama sekali tidak melihat atau mendengar suara pekerja lain yang datang ke rumah tersebut. Padahal selama ini Talisa berpikir, mungkin pekerja lain datang pagi hari, atau mungkin hari ini mereka semua diliburkan. Sudah beberapa kali Talisa mengintip ke luar jendela, halamannya sepi, sama sekali tidak ada orang karena sepertinya Mr. Alexander juga sudah pergi.

Sampai tengah hari belum juga terdengar suara manusia lain yang datang. Entah Mr. Alexander pergi ke mana. Diam-diam Talisa juga penasaran dimana pria itu menguburkan tubuh wanita yang tadi malam dia seret ke halaman belakang. Atau mungkin itu bukan kali pertama dan mungkin memang sudah ada banyak tubuh-tubuh lain yang terkubur di halaman rumah besar tersebut. Talisa merinding, padahal dia bukan jenis penakut.

Kira-kira pukul tiga sore atau setengah empat, Talisa mendengar mesin mobil dan suara pintu garasi yang dibuka. Talisa yakin itu suara Calvin Alexander yang sudah kembali pulang. Talisa langsung bangkit berdiri dengan sigap meski perutnya keroncongan. Sungguh Talisa belum pernah setegang ini sampai rasa perih di lambungnya sama sekali tidak dia hiraukan.

Pintu kamar kembali dibuka, pria tinggi besar bersetelan rapi itu cuma berdiri di ambang pintu. Calvin Alexander sangat tampan, sama sekali tidak seperti orang pribumi meski bahasa Indonesia-nya cukup lancar.

"Keluarlah!"

Talisa buru-buru mengikuti perintah dengan patuh, sama sekali tidak berani berulah.

"Duduk!"

Calvin sudah lebih dulu duduk di salah satu sofa. Talisa terus mengikuti perintah tanpa protes. Calvin Alexander melempar map berwarna hitam tebal ke hadapan Talisa.

"Tandatangani semua berkasnya!"

"Apa ini?" Talisa bertanya dengan tatapan bingung.

"Baca semua dan hapalkan baik-baik!"

Suara pria itu selau terdegar dingin, kaku dan tegas dalam memberi perintah. Talisa segera membuka map tersebut untuk dia baca. Ada beberapa lembar yang harus Talisa tandatangani, baru membuka lembar yang paling depan saja Talisa sudah terkejut syok.

"Apa ini?" talisa menunjukkan lembar dokumen yang dia maksud.

"Itu kontrak pernikahan!" Calvin Alexander mengucapkannya tanpa ekspresi. "Aku akan membayarmu!"

"Maaf, tapi saya tidak menjual diri."

"Siapa yang mengatakan kau boleh memilih!" Kali ini Calvin Alexander menegakkan punggungnya dengan tatapan lurus kaku. "Cepat tandatangani dan baca semua peraturannya!"

Talisa memang tidak punya pilihan, kecuali dia ingin tubuhnya ikut ditimbun di halaman belakang. Talisa belum mau mati, dia segera membubuhkan tanda tangannya tanpa banyak protes.

"Baca semua peraturannya!"

Ada hampir empat lembar penuh berisi rentetan peraturan yang harus Talisa patuhi. Salah satunya Talisa harus tinggal di rumah itu, sama sekali tidak boleh keluar tanpa ijin.

"Tapi aku harus pulang ke rumah." Talisa menatap pria di hadapannya. "Aku juga masih harus bekerja."

"Aku akan membayarmu!" Calvin Alexander menunjuk kertas yang masih di pegang Talisa. "Baca di lembar terakhir!"

Talisa memang belum selesai membaca semuanya. Talisa makin terkejut ketika membaca berapa jumlah uang yang akan dia dapatkan setiap bulan dan ketika dia bisa menyelesaikan kontrak selama tiga tahun.

"Tiga tahun!" Talisa menyuarakan keterkejutannya. Bagaimana Talisa bisa pergi ke kampus dengan kontrak tiga tahun penuh aturan itu.

"Bisa kutambahkan jumlahnya jika tiga milyar masih kurang buatmu!"

"Bukan masalah jumlahnya tapi siapa yang akan mengurus ibu serta kakakku jika aku tidak pulang ke rumah."

"Kau tidak boleh keluar kemanapun tanpa seijinku!"

Talisa telah melihat pembunuhan, memang mustahil dia akan dilepaskan. Tapi nampaknya Talisa juga tidak kehabisan akal.

"Mereka sudah tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Ibuku cuma bisa berbaring di atas ranjang, sementara kakakku yang menderita gangguan mental cuma bisa membuat rumah berantakan di saat dia lapar." Talisa terus mengarang kebohongan agar pria di hadapannya itu mau bersimpati. "Tolong ijinkan aku tetap pulang, aku berjanji tidak akan berbuat macam-macam. Aku tetap akan menjaga rahasia Anda!"

Talisa coba memohon keringanan.

"Aku akan datang kapanpun Anda memerlukan."

"Kau bisa membayar orang untuk mengurus mereka!" Calvin Alexander tetap tidak mau tahu.

"Ibuku hanya mau makan jika aku yang menyuapinya." Talisa juga tetap tidak kehabisan akal.

Tiba-tiba Calvin Alexander bangkit berdiri, menyambar tubuh Talisa untuk dia telungkupkan di atas sofa. Tangan Talisa dijerat ke belakang, kepalanya di tekan ke dudukan sofa.

"Aku tahu wanita sepertimu bakal merepotkan!"

"Ao!" Talisa memekik terkejut ketika merasakan sesuatu ditembakan ke dekat tengkuknya.

"Ingat! kau tidak akan bisa kabur dariku!"

Talisa langsung dibebaskan dan panik meraba ke belakang tengkuknya.

"Apa ini?"

Calvin sudah tidak menjawab, tubuh Talisa telah dia tanami semacam chip pelacak agar tidak bisa kabur. Lagi pula siapa mau membebaskan wanita yang telah melihatnya mengubur mayat di halaman belakang.

"Ingat kau harus datang kapanpun aku memanggilmu!" Talisa diperingatkan. "Atau kau lihat sendiri akibatnya!"

Talisa memang tidak akan bisa membantah atau kabur, karena pria yang dia hadapi bukan cuma puluhan kali lebih kuat dari fisiknya, dia juga punya kekuasaan dan mungkin juga psikopat yang tega memutilasi tubuhnya.

Akhirnya Talisa di ijinkan pulang tapi tetap harus mengikuti semua peraturan. Yang melegakan Talisa benar-benar dibayar dan tidak dilecehkan secara sex*ual. Talisa baru melangkah keluar dari pintu gerbang ketika mendengar suara peringatan pesan perbankan berkedip di layar ponsel barunya. Seratus juta setiap bulan dan bonus tiga milyar jika Talisa bisa menyelesaikan kontrak tiga tahun untuk menjadi istri pura-pura seorang billionaire.

*****

Sampai di sini Talisa masih tidak menyangka jika pekerjaan paruh waktunya sebagai tukang bersih-bersih rumah bakal membuatnya terjerat dalam kontrak pernikahan bersama seorang Billionaire misterius yang punya banyak peraturan mengerikan.

"Kau dari mana saja adik perempuan durhaka!" Agung langsung menghadang Talisa di depan pintu.

"Aku bekerja, Bang!"

"Sampai menginap sehari semalam dan ponselmu juga tidak dapat di hubungi!" Agung terus meluapkan kekesalannya pada Talisa.

"Ponselku hilang." Talisa berbohong.

"Mustahil!" Agung tidak akan percaya semudah itu. "Lalu apa itu yang kau bawa!"

Ponsel baru Talisa terlihat menjembul di sisi kantong celana.

"Wah kau punya ponsel baru!"

Agung menyambar ponsel adiknya.

"Kembalikan padaku Bang!" Talisa melotot.

"Tipe keluaran terbaru yang harganya hampir empat puluh juta." Agung membolak-balik benda persegi pipih di tangannya. "Darimana kau bisa mendapatkannya?"

Agung penasaran tapi Talisa tidak mau menjawab.

"Jangan-jangan kau sudah dapat pelanggan bos kaya?"

"Hentikan, Bang!" Talisa makin melotot. "Kembalikan ponselku!"

"Jadi sekarang kau punya banyak uang?"

Talisa tidak menghiraukan, dia tetap berusaha meraih ponselnya. Jadilah mereka berdua terus berebut sampai tiba-tiba ponsel Talisa jatuh terlempar dan pecah.

"Oh Tuhan!" Talisa sangat marah. "Lihat perbuatan, Abang!"

"Itulah akibatnya jika kau suka berbohong! Kau takut aku minta uang haram mu!" Agung tetap tidak mau disalahkan, dia malah menunjuk Talisa. “Awas kalau nanti kau sampai hamil dengan pria beristri!”

Andai Talisa belum terlatih dengan caci makian, mungkin dia akan sakit hati. Untungnya Talisa sudah kebal karena punya kakak laki-laki dengan gangguan mental.

Malam itu Talisa hanya ingin tidur nyenyak. Talisa tidak tahu jika Calvin Alexander menelpon sampai lima kali tapi ponselnya tidak dapat terhubung. Talisa tidak akan sadar jika sudah ada yang sagat murka dan menganggapnya pengkhianat!

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
habislah kamu Talisa.
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
waduhh...siap2 kena omelan ini mah. Ada yg murka ituu
goodnovel comment avatar
intan
ingat yg begini hanya ada di dunia novel dan komik......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 8 ISTRI BAYARAN

    BAB 8 ISTRI BAYARANTalisa tidak menyangka dirinya masih dibiarkan hidup setelah melihat mayat di garasi. Bahkan sekarang Talisa malah diberi pekerjaan. Pekerjaan sebagai istri bayaran seorang billionaire psikopat. Pekerjaannya seperti kurang enak didengar telinga, tapi jumlah seratus juta sepertinya akan sepadan. Dengan uang seratus juta, Talisa tidak perlu lagi bekerja di tempat karaoke, dia juga masih bisa menyelesaikan kuliah. Masa bodoh dengan kejahatan yang telah dilakukan oleh Calvin Alexander. Talisa tidak akan ikut campur, pria itu sangat kaya, bisa saja dia bebas dari hukum.Akhirnya Talisa dapat kembali menjalani hidup normal. Pagi ini Talisa berangkat ke kampus dengan langkah ringan karena mengingat seratus juta dalam rekeningnya. Talisa tidak perlu pusing memikirkan beban pengeluaran bulanan serta uang semester. Masalah Talisa cuma tinggal perkara kontak nomor teleponnya yang raib semua, ternyata hal sepele itu jadi merepotkan dan sekarang layar ponsel barunya juga hanc

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 9 KEBOHONGAN

    BAB 9 KEBOHONGANSeorang pria terlihat berbisik pada pelayan yang bertugas mengedarkan minuman. Tatapan pria itu masih tertuju pada sosok wanita cantik yang sedang berada di sisi Calvin Alexander.Talisa juga masih belum sadar jika sejak tadi dirinya sedang diperhatikan. Pikiran Talisa masih terlalu fokus pada pria di sampingnya yang terus membuat jantung berdegup kencang, tampan tapi galak."Ingat, jangan membuatku malu!" Calvin berbisik di telinga Talisa dengan gestur seperti baru mengecup sisi keningnya."Sepertinya hak sepatuku terlalu tinggi." Talisa mengeluhkan berdirinya yang tidak nyaman.Jemari tangan Talisa langsung digenggam kencang, rasanya hangat tapi Talisa gemetar, Talisa bakal sangat malu bila sampai ketahuan. Talisa terus berusaha menepis segala pikiran konyolnya, karena maksud Calvin cuma membantu Talisa agar berdiri tegak. Tapi Calvin Alexander memang mahluk yang sulit untuk diabaikan. Tampan luar biasa, berkarisma dengan pembawan tegas penuh wibawa. Seorang pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 10 PEMARAH DAN DINGIN

    BAB 10 PEMARAH DAN DINGINKarena Calvin masih terlihat marah, Talisa jadi tidak berani bersuara sampai mereka benar-benar berhenti di dalam garasi."Apa aku bisa langsung pulang?" Talisa memberanikan diri untuk bertanya dengan hati-hati."Sudah larut malam, pulang saja besok!""Aku sudah biasa pergi malam, pulang pagi juga tidak masalah." Talisa menjelaskan."Aku menyuruhmu menginap!"Calvin bicara tanpa menoleh Talisa lagi, dia juga langsung keluar lebih dulu kemudian pergi naik ke lantai tiga. Benar-benar baru kali ini Talisa bertemu mahluk seperti itu, dingin, kaku, dan pemarah.Walaupun sambil menggerutu, Talisa ikut pergi ke kamarnya sendiri di lantai dua. Talisa segera melepas semua pakaian serta aksesoris, terutama cincin berlian di jari manisnya. Memakai cincin berlian seharga ratusan juta mungkin membuat Talisa takut. Buru-buru Talisa memasukkan benda itu ke dalam laci, berharap hatinya akan segera tenang, tapi ternyata juga tidak.Malam itu, Talisa kesulitan untuk memejamkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 11 HARUS SELALU WASPADA

    BAB 11 HARUS SELALU WASPADA"Maaf, aku belum merapikan kamar karena tidak tahu Anda akan pulang lebih cepat.""Kerjakan sekarang!" Calvin masih duduk di sofa. "Ganti semua seprai serta selimutnya!""Ya!"Talisa mengangguk dan segera pergi ke kamar Calvin tanpa memiliki pikiran macam-macam. Talisa lega karena sepertinya Calvin memang tidak tahu jika dia baru dari halaman belakang, Calvin benar-benar cuma ingin mengembalikan ponsel jelek miliknya. Nampaknya Talisa Lupa jika Calvin telah menanamkan pelacak. Jangankan Talisa yang cuma berkeliaran di halaman belakang, kemana Talisa pergi seharian kemarin, Calvin juga bisa tahu.Talisa lekas mengganti seprai, sarung bantal dan selimut. Talisa baru menarik ujung seprai bagian atas kepala ranjang ketika tangannya tidak sengaja menyentuh benda bergemerisik seperti plastik."Oh!"Talisa terkejut melihat bekas bungkus alat kontrasepsi pria yang sudah kosong. Walaupun sudah dua puluh empat tahun Talisa tetap geli dan merinding. Talisa memang paya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 12 TERKEJUT

    BAB 12 TERKEJUTBegitu mengetahui nomor Talisa sudah kembali aktif, sebuah pesan dari Daren juga kembali masuk.[Aku ingin bertemu denganmu, segera!]"Masa bodoh!" Talisa mengabaikan.Karena tahu tidak bakal dibalas, Daren malah langsung menelpon. Talisa tetap tidak perduli, dia justru menyelipkan ponsel mahalnya ke bawah bantal.Ternyata Daren juga pantang menyerah, terus menelpon dan mengirim pesan.[Aku akan datang ke rumahmu jika kau tidak juga membalas!]"Pria brengsek!" Talisa mengumpat dulu sebelum menjawab panggilan telepon."Apa maumu?" tegas Talisa."Aku ingin bertemu, hanya berdua!""Jangan bermimpi!""Ini perintah!""Kau bukan bosku!""Akan kubayar lebih tinggi dari yang diberikan Calvin!""Coba katakan itu di depan Calvin jika kau berani!" tantang Talisa.Karena Daren tiba-tiba diam, Talisa langsung menutup sambungan teleponnya. "Pengecut!"Setelah itu Daren sudah tidak menelpon atau mengirim pesan lagi. Sebenarnya Talisa juga bingung kenapa sepertinya dia terus cenderu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 13 BILLIONAIRE'S WIFE

    BAB 13 BILLIONAIRE'S WIFE Nyonya Maria yang masih dalam perawatan pasca pemasangan ring jantung langsung jatuh pingsan begitu mendengar cucu kesayangannya telah menikahi wanita dari tempat hiburan malam. Calvin juga benar-benar berani menjawab tegas pertanyaan neneknya di hadapan semua keluarga besar mereka. Ketika semua orang panik mengangkat tubuh Nyonya Maria dan menelpon dokter, saat itu Talisa melihat Daren sedang duduk santai, meneguk sisa wine di gelas kristal yang baru dia goncang-goncang pelan. Talisa tahu ini adalah pembalasan atas tantangannya kemarin. Calvin juga masih belum tahu jika Talisa dan Daren sudah pernah bertemu di tempat karaoke. Seumpama rahasia Calvin dan Talisa dibuka saat pesta perusahaan, mungkin tetap tidak akan ada karyawan yang berani berkomentar. Tapi kali ini Daren membongkarnya di tengah semua keluarga besar Calvin yang sedang berkumpul. Sekarang setiap pasang mata jadi ikut menuduh Talisa untuk disalahkan atas pingsannya Nyonya Maria dan parahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 14 PEMBOHONG

    BAB 14 PEMBOHONGTalisa memperhatikan Calvin Alexander yang benar-benar sedang mengompres pergelangan kakinya dengan kantong es batu. Karena sudah terlanjur bohong, akhirnya Talisa harus melanjutkan aktingnya agar meyakinkan."Ao! Sakit ...." Talisa pura-pura meringis."Sepuluh menit lagi dokternya akan datang."Sepertinya Calvin juga bukan tipe yang bisa diajak bercanda, nada bicaranya tetap tegas dan kaku. Tapi yang lebih membuat Talisa merinding adalah cengkeraman tangan pria itu di kakinya."Jangan banyak bergerak!" Calvin bukan cuma terlalu serius tapi juga berlebihan.Persis yang tadi diucapkan Calvin, dokter datang sepuluh menit kemudian. Mereka benar-benar datang dengan tim dan peralatan medis lengkap. Sebenarnya Talisa takut bila kebohongannya ketahuan, apalagi Calvin juga langsung mempersilahkan dokter untuk melakukan pemeriksaan.Sayangnya Talisa kurang paham apa yang sedang mereka bicarakan, karena mengunakan bahasa Jerman. Talisa melihat kakinya dipasang alat aneh yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 15  IBU

    BAB 15 IBU'Kau harus menjadi kuat bukan cuma agar tidak mudah ditindas. Tapi, agar hatimu tidak mudah sakit hati, agar tidak mudah marah pada mereka yang tidak mengerti, dan agar tidak mudah bersedih untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.'Tidak tahu kenapa tiba-tiba Talisa bisa teringan perkataan mendiang ibunya cuma kerena melihat foto Calvin yang sedang mencium seorang wanita. Pernikahan mereka hanya sandiwara, Talisa hanya wanita yang dibayar. Seharusnya Talisa memang tidak perlu bersedih untuk sesuatu yang tidak perlu, karena dia tidak dibayar untuk memiliki rasa cemburu.Begitu Calvin kembali, Talisa sudah berpakaian rapi dan mengemasi barang-barangnya di dalam koper."Kau mau kemana?" Calvin heran melihat koper yang sudah siap di samping ranjang"Apa pekerjaanku sudah selesai?" Talisa berpaling dari tempatnya bercermin untuk menatap wajah Calvin yang masih kusut tapi tetap tampan. "Apa aku bisa pulang lebih dulu?""Kau tidak bisa pulang sendiri!""Aku bisa pulang dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18

Bab terbaru

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 93 KETENANGAN

    BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 92 KEBEBASAN TALISA

    BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 91 PENGEJARAN CALVIN

    BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 90 KETAKUTAN TALISA

    BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 89 HARUS BURU-BURU

    BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVAN

    BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 87 GARA-GARA EVAN

    BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKAN

    BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"

  • BILLIONARE'S WIFE   BAB 85

    BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status