BAB 62 ENDInduk perusahan baru yang di bangun Calvin telah berhasil memonopoli pasar bisnis otomotif, farmasi, teknologi medis dan properti di seluruh Asia hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Semua prestasi gemilang itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kemampuan Calvin Alexander sebagai pimpinan muda yang patut diperhitungkan.Dalam pidatonya Calvin bukan cuma mempertegas visi misi perusahaan, dia juga menyingung perombakan besar yang akan segera dia lakukan."Semua anak perusahan akan mengikuti kebijakan mutlak dari pimpinan pusat."Intinya Calvin Alexander tidak akan main-main lagi menghadapi sang paman."Mulai awal tahun depan, semua anak perusahan di Asia dan Eropa akan terpantau general dalam satu sistem baru yang telah dipersiapkan."Pidato Calvin terus membuat Tuan Harlan geram karena perlahan tapi pasti, Calvin bakal menyingkirkannya seperti barang usang."Tidak akan ada lagi yang tidak terpantau! Aku hanya akan membangun perusahan yang bersih!"Suara gemuruh
SEASONS 2 BILLIONAIRE'S WIFEBAB 1 SIAPA YANG TERTIPU 'Orang yang bisa paling dalam menyakitimu adalah orang yang paling dekat denganmu!' bagi Calvin mungkin dia adalah Tamara.Tamara Caroline ternyata masih hidup, entah ke mana dia sembunyi selama ini. Talisa telah duduk hampir dua jam tanpa bergerak, Talisa sengaja menunggu Calvin pulang tanpa ingin mengisi kepalanya dengan pikiran apapun, kecuali dia mau jadi gila."Kau masih belum tidur?" Calvin terkejut melihat Talisa masih duduk di ujung ranjang."Aku menunggumu pulang."Calvin segera berjala menghampiri Talisa sambil membuka kancing lengan kemejanya untuk dia gulung."Tadi siang Tamara datang mencarimu." Talisa langsung bicara. Calvin terlihat berhenti sejenak untuk menguraikan kancing lengan, tapi tidak terlalu terkejut seperti mendengar mantan istri baru bangkit dari kubur."Jadi kau sudah tahu Tamara masih hidup?""Kami sudah bercerai, tidak penting bagiku dia hidup di mana!" Calvin menjawab tenang tapi nadanya tetap tegas.
BAB 2 SALING MENYEMBUNYIKAN RAHASIA"Antar aku ke bandara!"Daren cukup terkejut dengan permintaan Talisa, tapi dia tetap langsung bergegas untuk mengambil mobilnya. Daren membawa mobil jenis sedan berkaca gelap, dia berhenti tepat di depan Talisa."Ayo masuk!" Daren merentangkan pintu depan, tapi Talisa malah langsung masuk dari pintu belakang."Apa yang kau lakukan?" Daren menoleh heran."Cepat antar aku ke bandara!" Talisa cuma mengulang perintahnya seolah Daren juga cuma seorang supir."Duduklah di depan." Daren menunggu Talisa untuk pindah tapi Talisa tetap bersikeras duduk di belakang."Kau benar-benar mau duduk di situ?""Apa masalahmu?" Talisa malah balas melempar pertanyaan sarkas untuk menantang. “Aku lebih nyaman di sini!”"Oke, terserah Kau!" Akhirnya Daren menyerah untuk berdebat dengan wanita keras kepala.Daren langsung kembali menginjak gas mobilnya dan mereka pergi meninggalkan halaman mansion mewah keluarga Barack. Diam-diam Katrina terus memperhatikan Talisa yang
BAB 3 SIAPA YANG LEBIH CERDIKTalisa benar-benar bertekad untuk mencari tahu sendiri dengan bukti yang telah diam-diam dia simpan. Talisa tidak boleh kalah cerdik, suaminya sedang dikelilingi orang-orang licik, dan kali ini di tambah satu lagi, yaitu ‘mantan istri yang gentayangan’. Calvin dan Talisa sudah kembali ke Jakarta, ternyata Tamara juga ikut menyusul.Tamara Caroline tiba-tiba sudah kembali berdiri di depan teras rumah Talisa, memencet bel pintu dengan tidak sabaran. Kebetulan Talisa Juga sedang berada di rumah seorang diri. Talisa melihat Tamara dari kamera pemantau tamu, sepertinya dia kesal karena Talisa sudah menganti semua kode pintu. Tamara tidak akan bisa bebas keluar masuk lagi seperti kemarin. Talisa segera turun untuk membuka pintu sebelum telinganya nyeri karena mendengar suara bel yang tidak mau berhenti. Talisa juga langung merentangkan daun pintu lebar-lebar di hadapan Tamara."Di mana Calvin?" Tamara langsung melempar pertanyaan tegas. "Aku ingin bertemu deng
BAB 4 PENCEMBURUSejak masih anak-anak Calvin telah berulang kali hampir di bunuh oleh keluarganya sendiri. Wajar bila Calvin memiliki kesulitan untuk percaya pada siapapun, gampang sakit hati, dan sangat tertutup. Kekayaan sama sekali tidak menjamin kebahagiaan bagi seorang anak, justru cobaan terberat bagi anak-anak ketika harus menghadapi keserakahan orang dewasa yang keji. Karena itu Calvin tidak pernah menginginkan seorang anak dalam hidupnya.Dengan buku-buku jarinya yang mencengkeram keras, Calvin meremas hasil uji DNA dari anak laki-laki yang telah dilahirkan oleh Tamara. Calvin tidak mau melihatnya lagi, dia langsung membuangnya ke dalam tempat sampah.*****"Talisa terlihat berdandan sangat cantik, dengan gaun merah seksi yang selama ini tidak pernah mau dia sentuh.""Kau mau kemana?" Calvin menatap curiga."Aku mau keluar." Talisa masih berputar-putar di depan cermin untuk membenahi penampilannya yang sepertinya tidak mau kalah dari Tamara."Tomas dan Robin boleh ikut, ak
BAB 5 SEMAKIN CEMBURUSebenarnya Calvin tahu ketika Katrina terus berusaha untuk membuat Tamara gagal hamil. Katrina juga terus mempengaruhi Tamara untuk mengikuti gaya hidupnya yang bebas dari anak. Karena calvin tidak pernah menginginkan anak-anak dalam pernikahannya, dia jadi tidak terlalu perduli. Mungkin jika Tamara hami sekalipun, pasti Calvin akan minta untuk aborsi. Terdengar sangat jahat, tapi bagi Calvin lebih jahat jika membiarkan anak itu jadi objek ekploitasi seperti dirinya.Tapi anehnya ketika bersama Talisa kadang Calvin sangat ingin membuat wanita itu hamil agar tidak banyak tingkah lagi. Calvin terus mendesak pinggul Talisa sampai terpantul-pantul dan kepalanya terbentur sudut sofa jok belakang. Mereka bercinta di dalam mobil dalam kondisi agak gelap dan calvin membekap mulut Talisa agar tidak bersuara selama dia menyelesaikan hasratnya. Calvin benar-benar nekat karena sudah terdesak gemas. Bahkan dulu Calvin tidak pernah terpikir akan menyukai wanita yang suka men
BAB 6 TIDAK TERDUGAMartin buru-buru melapor pada Katrina dengan menunjukkan sebuah bukti foto."Aku melihat Tamara dan Daren bertemu di sebuah hotel!"Katrina langsung menyambar ponsel Martin untuk memperhatikan foto tersebut baik-baik."Untuk apa Daren menemui betina licik itu?" Katrina juga langsung waspada."Dari dulu aku sudah curiga jika mereka bermain sendiri di belakang kita!""Pertanyaannya, kenapa tiba-tiba Tamara menghilang dan tiba-tiba sekarang muncul kembali?" Katrina sebenarnya wanita yang sangat jeli. "Aku yakin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan! Tamara tidak akan menghilang begitu saja tanpa alasan!"Katrina sangat mengenal sifat Tamara, wanita itu tidak bodoh, dia cerdik dan paling serakah ingin menguasai Calvin."Tamara menghilang selama hampir tujuh bulan, bahkan dia tidak muncul ketika Calvin menikah lagi! Aku yakin ada sesuatu yang menahannya untuk tetap bersembunyi!" Katrina terus berpikir kritis untuk menggabung beberapa runutan fakta. "Atau mungkin Tamar
BAB 7 RASA INGIN TAHUTalisa menengok penunjuk waktu di sudut layar ponselnya. Sebentar lagi Calvin akan pulang. Talisa bergegas merapikan laptop, tumpukan buku dan alat tulisnya dari atas ranjang. Calvin tidak suka melihat barang berantakan, apalagi seprai tempat tidur yang kusut. Walaupun Calvin sangat disiplin, kaku, dan super higienis, lama-lama Talisa juga sudah mulai terbiasa mengikuti standarnya.Talisa sudah mandi, cantik, harum dan seksi dengan lingerie yang sudah lama tergantung di lemari tapi baru kali ini dia sentuh. Pagi tadi Calvin sudah berjanji akan pulang cepat karena itu Talisa ingin balas memberi kejutan manis. Ternyata malah Talisa sendiri yang dibuat terkejut karena tiba-tiba Calvin menelpon."Aku ada perjalan bisnis keluar kota mendadak, malam ini tidak akan pulang."Seketika dada Talisa langsung tersendat. "Aku akan segera kembali begitu urusannya selesai.""Ya!" cuma sepenggal kata itu yang lolos dari mulut Talisa sampai Calvin menutup telpon lagi.Saat itu Ta
BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai
BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"
BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m