Share

Salah Paham

Auteur: Callme Vie
last update Dernière mise à jour: 2022-03-30 15:34:26

Belum sampai Gery mengiyakan apalagi menjelaskan perihal yang terjadi, pintu kamar rawat inap diketuk, diiringi ucapan salam.

“Waalaikumsalam,” jawab Kia dan Gery hampir bersamaan.

“Itu suara ibu saya, Pak.” Sambil tersenyum senang. “Bu, masuk, Bu!” panggil gadis itu dengan senyum yang masih melekat di bibirnya.

“Biar saya yang buka pintunya!” ucap Gery saat melihat sang pasien akan beranjak turun.

Seorang wanita yang tidak terlalu tua berdiri di depan pintu kamar dengan sebuah kantong plastic putih di tangan kirinya.

“Punten, Mas. Ini kamarnya Zaskia?” tanya ibu itu dengan logat Sunda yang khas. Matanya nampak sembab.

Pasti ibu itu sudah tahu tentang kondisi suaminya, pikir Gery kemudian mempersilakan dia untuk masuk. “Silakan masuk, Kia ada di dalam,” ucap Gery sopan. “maaf Bu, pake aja sendalnya. Gak apa-apa,” lanjutnya saat melihat ibu itu melepas sandalnya di depan pintu.

“Sandal ibunya geh kotor, sawios lah.” Sambil menenteng sandalnya kemudian meletakkannya di sudut ruangan. 

Wanita itu langsung menghampiri putrinya. Menangkup wajah sang putri sambil memperhatikan setiap inci wajah sang putri. Sambil bertanya bagian tubuh mana yang terluka. Mungkin inilah waktu yang tepat untuk Gery menjelaskan apa yang terjadi kemudian meminta maaf secara langsung kepadanya keduanya.

“Ibu udah ketemu bapak?” tanya Kia setelah sang Ibu merasa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisinya.

“Tacan,” jawabnya sambil menggelengkan kepala. 

“Ibu gak tau kamar Bapak dimana, ibu masih puyeng. Mabok bis tadi ibu,” jelasnya sambil menggosokan minyak angin ke bagian tengkuk dan lehernya. “Barusan aja Ibu abis muntah lagi, sebelum ke sini,” keluhnya sembari memijit-mijit pelipis.

Jadi tuh ibu mukanya bengep tadi abis muntah, gue pikir abis mewek. Gery tanpa sadar sedikit menarik salah satu sudut bibirnya, setelah mendengar penuturan wanita itu.  

“Minum dulu teh hangat ini, Bu. Mudah-mudahan bisa mengurangi rasa mual ibu.” Gery menyodorkan segelas teh hangat buatannya dengan sopan.

“Makasih, Mas…” Dia terlihat berpikir untuk memanggil nama pria tampan di hadapannya.

“Nama saya Gery. Panggil saya Gery aja!” ucapnya dengan sopan. Kemudian pergi menjauh dari pasangan ibu dan anak itu sambil berpikir bagaimana cara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, karena setelah melihat betapa polosnya ibu dan anak itu, hati Gery jadi semakin ketakutan.

Percakapan dalam bahasa Sunda.

“Cowok ganteng itu siapa? Pacar kamu?” tanya Ibu dengan suara perlahan, mencuri pandang ke arah Gery yang sedang sibuk dengan gadgetnya.

“Bukan lah, itu Bos Eneng. Yang punya kafe,” jelas Kia sambil mengupas buah jeruk yang dibawa sang ibu. “manis, Bu jeruknya. Seger,” serunya.

“Sisain buat Bapak. Ibu cuma beli segitu doing!” Dia memperingatkan sang putri. “kok dia ada di sini? Jangan-jangan dia naksir kamu,” selidik sang ibu dan kembali melirik ke arah pria tampan di atas sofa.

“Ngaco si Ibu, dia udah punya pacar. Cantik, tinggi, pinter, kaya lagi,” jawab Kia sambil menepuk tangan sang ibu agar berhenti memperhatikan bosnya.

“Terus ngapain dia di sini? Emang dia gak ada kerjaan. Mungkin aja dia emang punya perasaan sama kamu, selama ini. Kayak di sinetron-sinetron, awalnya diem-diem naksir, eh pas orang yang dia naksir sakit, dia jadi khawatir.” Wanita itu mulai berspekulasi.

“Ngaco ih si Ibu. Masih mabok bis kayaknya ibu nih.” Tapi tak urung hati kecilnya pun bertanya, mengapa orang sekelas Gery, mau repot-repot menemaninya di rumah sakit. Bahkan perlakuannya pun begitu manis. Dan sekarang dengan bodohnya hatinya malah menerima spekulasi yang ibunya katakan tadi.  Karena tak mungkin juga Gery tahu niatnya yang akan meminjam uang kepadanya.   

Berkali-kali Gery menghela nafasnya karena gugup. Sambil berusaha menyimpulkan percakapan ibu dan anak itu, karena meski berbisik suara keduanya masih cukup jelas diterima sensor-sensor di telingannya, walau begitu tetap saja Gery hasilnya tak bisa menyimpulkan apa yang mereka ucapkan.

Dan akhirnya Gery memilih untuk mengerahkan seluruh keberaniannya untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua wanita itu, karena cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahui tentang semua yang terjadi.

“Maaf, saya memotong percakapan kalian. Sebetulnya ada yang mau saya ungkapkan.”

Mendengar kata ungkapkan yang terlontar dari mulut Gery, dengan bodohnya kedua wanita beda generasi itu malah terlihat senang, otak mereka yang terlalu banyak dicekoki drama-drama televisi membuat pikiran kedua wanita itu malah berpikir bahwa Gery akan mengungkapkan cinta yang selama ini terpendam terhadap sang pasien.

Lagi dan lagi, gangguan kembali datang menggagalkan rencana Gery, sebab sesaat sebelum Gery membuka mulutnya, pintu kamar rawat inap itu kembali terdengar.

“Masuk!” seru Gery dengan lantang.

Seorang perawat dengan wajah tegang masuk ke dalam ruangan itu seperti sedang tergesa-gesa. “bisa bicara dengan wali Bapak Kusdinar?” tanya suster itu cepat.

“SAYA!” seru ketiga orang yang ada dalam ruangan itu.

“Saya istrinya,” ucap Ibu, menghampiri suster itu dengan wajah was-was.

*****

“Minum dulu, Ki, Bu!” ucap Gery sambil menyodorkan botol air mineral untuk keduanya.

Tangis sang ibu masih tak terhenti meskipun kondisi sang suami sudah menunjukan hasil positif, karena beberapa saat lalu detak jantung pak Kusdi sempat melemah, hingga membuat beberapa dokter harus bekerjasama untuk mengembalikan fungsi alat vital beliau lagi, dan untungnya Tuhan masih memberi kesempatan Pak Kusdi untuk bisa kembali menghirup oksigen, meskipun hingga saat ini dia masih belum sadarkan diri.

“Kenapa Pak Gery gak bilang ke aku kalau kondisi Bapak separah itu?” ucap Kia, terdengar menyalahkan bosnya.

“Sebetulnya dari tadi saya mau bilang, tapi ….”

“Udah, jangan nyalahin Pak Gerry begitu. Harusnya kita berterima kasih karena Pak Gery mau nolong kita sampe rela nemenin kamu di rumah sakit,” potong Ibu. “Makasih ya, Nak Gery.”

“Jangan! Jangan bilang terima kasih! Ucapan itu gak layak untuk aku terima.” Gery nampak tak enak hati. “Bu, Ki, sebelumnya ada yang dari tadi mau saya ungkapkan,” desak Gery.

“Bisa ditunda nanti? Karena kayaknya ini bukan waktu yang tepat,” potong ibu, karena pikirnya Gery masih akan bermaksud mengutarakan isi hatinya pada sang putri. 

Betapa naifnya mereka yang tak terpikir jika pria di hadapannya adalah orang yang bertanggung jawab atas apa yang menimpa kepala keluarga mereka.

“Keluarga Pak Kusdi?” sapa seorang suster.

Kia dan Ibu sontak mengangguk, dengan wajah penuh tanya.

“Dokter Herman, ahli spesialis dalam ingin berbicara,” ucap suster itu. “Mari ikut saya!” suster itu berjalan memimpin.

Tapi tak hanya Kia dan sang ibu yang mengekori suster itu karena ternyata Gery pun ikut bersama mereka. Bagaimanapun Gery perlu mengetahui kondisi orang yang telah ia buat kritis di ruang ICU itu.

Mereka dipersilakan masuk ke ruangan dokter yang bernama Herman tadi. Dan sepertinya dokter itu sudah menunggu kedatangan mereka. Setelah mempersilakan mereka duduk, dokter itu mulai menjelaskan tentang kondisi pasiennya.

“Sebetulnya cedera di kepala Pak Kusdi tidak terlalu mengkhawatirkan, meskipun lukanya di kepalanya cukup lebar tapi hanya sobekan di bagian kulit kepalanya.” Dokter mulai menjelaskan.

“Kalau begitu, kenapa Bapak saya masih belum sadar, Dok?” tanya Kia seperti ingin cepat-cepat mengetahui kondisi sang Bapak.

“Entah kalian sudah tahu atau  belum tentang kondisi liver Pak Kusdi yang rusak juga jantungnya yang membengkak. Karena sepertinya, penyakit bawaan Pak Kusdi itulah yang menyebabkan kondisinya sempat kritis seperti tadi,” jelas sang dokter.

Betapa terkejutnya ibu dan anak itu setelah mendengar penjelasan sang dokter, bahkan Ibu langsing berpegangan pada lengan Kia karena tubuhnya yang tiba-tiba saja seperti kehilangan otot-ototnya. Begitu pula dengan Kia, dirinya juga tidak kalah syok dengan sang ibu. Pikirnya sakit di bagian perut yang sering dikeluhkan sang bapak adalah penyakit maag biasa yang memang biasa diderita para kaum pinggiran seperti mereka, bahkan tak jarang Kia berpikir keluhan sesak sang bapak karena masuk angin yang bisa diobati dengan hanya kerokan. 

“Terus kami harus gimana? Sampai kapan kami nunggu Bapak sadar, Dok?” Lelehan air mata kembali mengalir di kedua pipi gadis itu.

“Sebetulnya kami pun gak bisa memastikan kapan Pak Kusdi bisa siuman hingga kami bisa memberikan pengobatan untuk penyakitnya itu,” jelas sang dokter dengan nada prihatin. “Untuk saat ini, Pak Kusdi hanya butuh doa dari keluarganya.”

Makin ketakutan saja Kia mendengar hal itu, karena itu artinya para dokter pun belum bisa memastikan keselamatan nyawa sang ayah.

“Dok, kayaknya kami mau mindahin Bapak ke rumah sakit lain, karena biaya rumah sakit ini terlalu mahal untuk kami,” ucap gadis pemberani itu, diiringi anggukan sang ibu.

“Untuk urusan biaya rumah sakit, biar saya yang tanggung. Sekarang, cukup berikan perawatan yang terbaik untuk Pak Kusdi.” Dengan lantang Gery membuka mulutnya seperti seorang pahlawan.

Makin menjadi-jadi saja pikiran kedua wanita itu. Karena keduanya semakin yakin, jika Gery memang ada hati terhadap Kia.  

Commentaires (7)
goodnovel comment avatar
Martinus Siagian
tidak bisawnyimpulkan kepada ibunya
goodnovel comment avatar
Martinus Siagian
apa yang dipikirkan si ibu ya
goodnovel comment avatar
Fera Hikmaramayanti
pokoknya mah ya .... gemeeezzzzz..
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Masih Dalam Kesalahan Pahaman

    Gery meminta izin untuk keluar sebentar kepada kedua wanita yang saat itu sedang menikmati makan siang mereka, “saya izin keluar dulu, mungkin nanti sore atau malam saya balik lagi. Ada yang harus saya urus sebentar,” ucapnya dengan sopan.“Iya, istirahat aja yang cukup, jangan sampe nak Gery ikut sakit juga,” jawab ibu dengan nada khawatir. “jangan khawatirin Kia, denger kan kata dokter tadi kalau besok Kia udah boleh pulang, jadi sekarang nak Gery pulang aja, ya! Jangan terlalu tergesa-gesa. Karena biasanya yang tergesa-gesa itu kurang baik hasilnya, wanita itu cuma butuh tindakan nyata tanpa perlu banyak ungkapan kata. Ngerti kan maksud ibu?” lanjut Ibu sambil menepuk-nepuk lengan Gery.Gery dengan bodohnya malah mengangguk seolah menyetujui semua nasihat yang keluar dari mulut wanita tua itu, meskipun sebetulnya tak ada yang bisa dia simpulkan dari nasihat tersebut. Dan segera dia meninggalkan kamar pasien tersebut.Selang satu jam sejak kepergian Gerr

    Dernière mise à jour : 2022-04-12
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Akhirnya Pecah Juga

    “Elu mau sampe kapan ngejogrok di sini?” tanya sahabat Gery.“Bentaran ngapa Mbek. Gue bingung harus ngejelasin dengan cara apa ke mereka kalau sebetulnya gue yang bikin bokapnya si Kia koma,” keluh Gery sambil menyeruput tetes terakhir kopi pahitnya.“Yaelah, apa susahnya tinggal bilang, ‘bu, sebetulnya saya yang tabrak motor suami ibu semalem, dan dari lubuk hati ...’” “Gak usah pake lubuk hati, lubuk hati, nanti lubuk hati mereka salah penerimaan lagi,” bentak Gerry.Sahabatnya yang bernama Satria itu hanya cengengesan, melihat kegelisahan di wajah sang sahabat. “Sorry, Nyet gue lupa kalau hati elu kan buluk,” selorohnya, hingga membuat bantal sofa mendarat di wajah tampannya.Seharusnya satria ikut merasa sedih dan prihatin atas musibah yang menimpa sahabatnya, tapi entah mengapa sejak awal Gery bercerita tentang awal mula musibah itu tercipta, hingga terjadinya kesalahpahaman antara Gerry dan korban, Satria malah tidak bisa men

    Dernière mise à jour : 2022-04-13
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Lagi-lagi Keluarga Kambing Jadi Jaminan

    “Makasih Pak,” ujar Kia pada sopir keluarga Chen yang mengantarnya pulang ke kontrakan. Awalnya ia menolak dengan halus tawaran mommy bosnya untuk diantarkan pulang oleh sopir keluarga itu, malu rasanya harus menerima semua kebaikan yang sudah diberikan keluarga  kaya raya itu untuknya, yang hanya mengalami cedera ringan. Tapi nyatanya tak mudah bagi Kia dan ibunya untuk menolak tawaran Nyonya Chen, karena mommy bosnya itu malah mengiba agar Kia mau diantar pulang. Jadi mau bagaimana lagi, dengan sedikit rasa terpaksa Kia akhirnya menerima tawaran baik itu. Untung saja sekarang dia sudah tahu fakta yang sebenarnya, karena jika tidak, makin besar kepala saja Kia diperlakukan baik oleh mommy bosnya.“Tunggu Mbak!” cegah sopir itu sebelum Kia dan ibunya masuk ke dalam kontrakan.“Kenapa? Ongkos?” tanya Ibu dengan polosnya.“Zbukan,” jawab si sopir cepat, sambil membuka bagasi belakang. “Ini dari Ibu Rossi, ada sedikit bingkisan kecil darinya.” Sambi

    Dernière mise à jour : 2022-04-14
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Kritis

    Sebetulnya bukan mau Gery jadi seperti ini. Masalah jadi tambah runyam saja sejak Kia memintanya untuk menjadikan semua biaya rumah sakit Pak Kusdi sebagai piutang, karena Gery memang tulus ingin membantu mereka sebagai bentuk penyesalan dirinya. Masa bodoh lah Kia akan membayar utangnya dengan cara apa nantinya, bahkan Gery dengan bodohnya sempat ikut menghitung jumlah populasi ternak kambing keluarga gadis itu di tiga tahun ke depan, jika dalam satu tahun induk kambing melahirkan 3 ekor anak, maka dari empat ekor kambing ada sekitar 12 anak kambing dalam satu tahun, belum lagi kambing yang melahirkan kembar, tambah banyak lagi kambing yang akan keluarga Kia miliki dan jika dikalkulasikan jumlah itu dalam tiga tahun, hasilnya adalah… Gery langsung tersadar dan segera berhenti menghitung jumlah mereka. Buang-buang waktunya saja. Sudah 20 menit dari jam kerja Kia dimulai, tapi gadis itu belum juga tercium baunya. Gerry yang memang akhir-akhir ini lebih banyak

    Dernière mise à jour : 2022-04-15
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Permintaan Bapak

    Tangis pilu Kia pecah saat melihat kondisi sang ayah yang saat itu sedang di bisikan ayat-ayat Alquran oleh sang ibu. Sudah tak ada lagi alat bantu yang terpasang di tubuh pria tercintanya, menandakan jik para dokter sudah angkat tangan.Kia segera menghampiri tubuh yang terbujur dengan mata terpejam itu, memanggil dengan lirih orang yang begitu ia cinta. “Bapak, bangun!” ucap Kia dengan bibir bergetar. “Pak, maafin Eneng!” sambungnya sambil menggenggam erat telapak tangan yang begitu kasar itu.Gery pun tak kalah sedih melihat pemandangan memilukan di hadapan matanya itu. Kumohon jangan seperti ini.Ya Allah, biarkan aku meminta maaf secara langsung padanya. Akhirnya pria itu meminta bantuan Penciptanya.Beri kesempatan aku untuk meminta maaf secara langsung!Kumohon. Apapun yang dia inginkan, pasti akan kukabulkan. Batin Gery lirih.“Pak, tunggu anak-anak datang ya, Pak. Izinkan mereka meminta maaf pada Bapak!” ucap i

    Dernière mise à jour : 2022-04-16
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Permintaan Terakhir

    “APAAA?” seru Gery sambil berjingkat dari duduknya, kemudian mendengarkan orang yang berbicara di seberang telepon dengan seksama.“Kenapa? Ada berita buruk apa sampe muka kamu begitu?” tanya Mommy Rossi.“Pak Kusdi…” tenggorokannya tercekat saat harus melanjutkan ucapannya.“Kenapa dengan Pak Kusdi?” kali ini Papi yang bertanya dengan wajah yang tak kalah panik.Gery langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa dengan pandangan menerawang jauh ke depan. “Mom, ini pasti mimpi. Ya kan?” ucapnya pelan.“Emang ada apa dengan Pak Kusdi? Bukannya dia udah baik-baik aja, tadi siang waktu Mommy datang jenguk, dia udah keliatan jauh lebih sehat dari dua hari lalu, bahkan sempet nitip jagain Kia ke Momy,” ujar Mommy Rossi, meskipun hatinya khawatir tapi ia tetap berusaha untuk berpikiran positif.“Ger, jangan bilang kalau Pak Kusdi…” terka Papi sambil mencengkram kedua bahu putranya.Gery mengangguk perlahan dengan wajah tertunduk, wajah putihnya tampak merah dengan ur

    Dernière mise à jour : 2022-04-20
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Fakta Baru Si Manusia Oreo

    Kedua pemeran utama kini sedang duduk bersebrangan di sebuah kafe yang jaraknya tak jauh dari tempat Gery berada. Rasa canggung dari keduanya membuat menit-menit pertama mereka hanya diisi oleh suara hembusan napas. Hingga akhirnya Gery sebagai seorang laki-laki memberanikan diri untuk membuka percakapan mereka.“Sorry soal ucapan saya di kafe tadi. Saya gak bermaksud merendahkan kamu, saya cuma terlalu-”“Saya ngerti maksud Pak Gery,” potong Kia seperti yang sudah-sudah. Wajahnya masih tertunduk, dengan hati yang terus saja mencemooh dirinya sendiri, karena bisa-bisanya dulu dia berpikiran naïf bahwa bos tampannya itu jatuh hati padanya yang hanya anak seorang tukang ojek online. Dan saat mendengar ucapan Gery tadi, Kia seperti ditampar oleh kenyataan bahwa memang tak seharusnya dia bermimpi terlalu tinggi. “maaf kalau Bapak udah nyusahin keluarga Pak Gery,” lanjutnya.“Bukan itu yang jadi masalah, karena saya emang gak terlalu memikirkan ucapan Pak Kusdi

    Dernière mise à jour : 2022-04-20
  • BILLIONAIRE LOVE STORY   "Aku Bukan Gitsa!"

    Pukulan kembali mendarat di wajah tampan pria keturunan Cina-Indonesia itu saat ia sedang berusaha mengumpulkan kepingan nyawa yang masih berceceran entah dimana.Bughh…bughh…bughh…Tiga kali pukulan yang langsung membuat tubuh Gerry ambruk di lantai yang begitu terasa dingin saat menyentuh kulitnya.Tunggu, tunggu, kenapa bisa kulit bokongnya merasakan dinginnya lantai?Gery langsung membelalakan wajahnya kala menyadari dirinya jatuh di lantai tanpa sehelai pakaian yang menempel di tubuhnya. “Emang Anjing, lu! Bener-bener bejat lu jadi cowok!” Suara baritone Satria menggema mengisi ruangan itu. “Najis gue punya temen kayak elu!” lanjutnya dengan wajah penuh kebencian.Tapi kenapa?Apa salahnya hingga membuat Satria murka?Dan saat dia masih berusaha mengingat-ingat kesalahannya, Satria kembali terlihat akan kembali menghajarnya. Buru-buru saja Gery menyembunyikan wajahnya dengan cara melipat tubuhnya, sambil t

    Dernière mise à jour : 2022-04-21

Latest chapter

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Reka Ulang Adegan 2 tahun lalu

    Perubahan hormon ibu hamil,membuat sifat gadis itu jadi banyak berubah, perempuan yang biasa giat bekerja itu jadi tiba-tiba saja jadi malas bekerja, jangankan bekerja, mandi pagi saja malas, karena setiap kali badannya tersentuh airnya, rasa mual pasti datang mendera. Bukan hanya itu saja, moodnya sangat mudah berubah, rasa bahagia dan sedih seperti hanya terpisah sehelai benang. Pagi ini contohnya, Gerry begitu terkejut saat mendengar suara isak tangis dari balik selimut yang masih membungkus tubuh sang istri. Dia menangis seperti seorang istri yang teraniaya, sama persis dengan para aktris di sinetron azab.“Kamu kenapa? Mual?” tanya Gerry dengan lembut dan penuh kasih. Sungguh, Kia pun bingung dengan dirinya sendiri, hanya karena mengingat drama romantis yang ia tonton semalam saja sudah membuat dirinya seperti seorang istri yang tidak dicintai, karena sikap Gerry yang tidak seromantis aktor-aktor dalam drama itu.“Kamu kenapa, aku tanya? Atau mau apa?” Gerry masih bersabar men

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Kolaborasi Trio Sableng

    “Kalian emang mau kemana sih?” tanya Amora penuh curiga saat melihat sang suami dan dua pria sableng lainnya itu berpakaian rapi di malam hari.“Nganter Gerry, katanya ada sesuatu yang harus dia urus di sini,” jawab Thomas sambil melingkarkan jam rolex di pergelangan tangannya.“Kamu gak ada niatan macem-macem kan?” Amora langsung memandang sang suami dengan sinis.“Ini bukan waktunya kamu cemburu, Sayang. Di sini gak ada klab malam atau sejenisnya, cuman ada pasar malem yang katanya baru besok malem mulai buka,” jawab Thomas, dan segera mengecup singkat bibir sang istri sebelum wanita itu kembali mengucapkan hal-hal negatif kepadanya.Kejadian yang hampir sama pun terjadi di kamar lainnya, tepatnya di kamar Gerry dan Kia. Kia merasa ada yang sedang suaminya sembunyikan kepadanya, karena Gerry yang biasa mageran tiba-tiba memberitahukan dirinya bahwa dia dan kedua sahabatnya akan keluar malam itu.“Aa sebenernya mau kemana sih? Kalau emang mau ke rumah Pak Kades, kenapa gak ajak Pak R

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Kedatangan Para Pembuat Onar

    Kia pikir ucapan Gerry yang akan mendatangi rumah Pak Kades hanya bualan saja. Untungnya saja semalam Kia berhasil mengalihkan perhatian sang suami yang ngeyel ingin mendatangi rumah kepala desa dengan cara mengajak sang suami melakukan ritual mengasikan yang mereka sukai, ditambah lagi cuaca malam tadi memang kurang mendukung, makin giat saja Gerry membuat suasana kamar mereka memanas.Tapi tidak untuk pagi ini, sebab Gerry sudah meminta sang adik ipar memanggil ketua RT di sana untuk menemani dirinya ke kantor balai desa agar bisa bertemu langsung dengan si kepala desa.“Aa, gak usah ke sana sih, mending titip pesen aja sama Pak RT, jadi biar Pak RT yang nyampein pesen Aa, ke Pak Kades,” pinta Kia, masih berusaha merayu sang suami di detik-detik terakhir.Pak RT yang ternyata masih kerabat Kia segera mengangguk setuju, sebab dia juga cukup sungkan untuk bertemu kepala desa hanya untuk membahas soal perbaikan jalan ke kampung mereka dalam waktu singkat, ditambah lagi hanya karena al

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Ngidam Ala Rakyat Jelata

    Mommy Rossi berusaha mengalihkan ngidam sang menantu dengan berbagai makanan mewah. Dia bahkan menyewa koki hotel bintang lima untuk memasak menu-menu andalan yang biasa diminati para tamu.“Ayo sayang, dimakan. Mommy sengaja sewa koki hotel buat masak makanan buat kamu,” ujar wanita itu, saat memanggil sang menantu untuk makan siang. “Tadi pagi Mommy liat kamu gak ngabisin sarapan kamu.”“Iya, Mom. Gak tau kenapa rasa makanan yang aku makan jadi aneh semua, dan kadang bikin aku mual,” jelas Kia yang masih betah meringkuk di balik selimutnya.“Wajar, kebanyakan perempuan yang lagi hamil muda emang begitu.”“Emang Mommy gak ngalamin kayak gini waktu hamil si Aa?” Kia yang sebetulnya sangat malas beranjak dari ranjang, akhirnya memaksakan diri untuk bangun. Sungguh perlakuan sang ibu mertua yang terlampau baik membuatnya sangat tidak enak hati.“Mommy tau hamil aja pas udah lima bulan, karena ada yang gerak di perut Mommy.”“Mommy emang gak merhatiin siklus haid Mommy?”“Siklus haid Mom

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Twins

    Gerry yang begitu bahagia langsung membawa Kia kepada sang Mommy yang saat itu masih berada di salah satu butiknya. Dengan senyum yang sejak tadi tak pernah pudar dari wajah tampannya, Gerry menggandeng tangan Kia ke dalam butik dengan tergesa-gesa.“Sabar A, pelan-pelan atuh!” tegur Kia yang merasa dirinya seperti diseret-seret sang suami.“Aku udah gak sabar liat reaksi mertua kamu,” jawabnya bersemangat. “Mau aku gendong, takutya kamu capek?”Belum apa-apa Gerry sudah berlebihan memperlakukan istrinya.“Dari rumah ibu ke sini aja, aku kuat nyetir sendiri, masa jalan dari parkiran ke dalem aja pake digendong?” Kia terkekeh geli. “Ya siapa tau aja kamu capek abis nyetir,” jawab Gery kemudian kembali menggandeng tangan sang istri, namun kini dengan langkah lebih santai, walaupun hatinya sama sekali tidak santai. Seperti biasa, kedatangan mereka selalu disambut ramah para karyawan butik, tapi jika biasanya Gerry bersikap cuek dan selalu tak acuh pada sapaan mereka, namun hari ini ber

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Berdamai Dengan Masa Lalu

    (Beberapa jam sebelum kedatangan Kia)“Maaf, karena ada sedikit kesalahan teknis, acara harus kami undur sekitar 30 sampai 60 menit,” ujar Gerry kepada semua narasumber yang datang siang itu. meskipun kesalahan ini murni bukan karena ulahnya, Gerry selaku anak dari pemilik stasiun televisi itu tetap harus menurunkan egonya untuk meminta maaf.“Mau gimana lagi?” sahut salah seorang dari mereka.“Dan sebagai permintaan maaf kami, saya akan mentraktir makan siang di restoran saya. Bagaimana?” usul Gerry, mencairkan suasana.Para narasumber pun terlihat senang menanggapi usulan calon penerus kerajaan bisnis Chen. Beberapa di antara mereka bahkan baru mengetahui bahwa Gerry adalah anak tunggal dari pemilik stasiun televisi swasta tersebut. Mereka termasuk Gitsa langsung diantar oleh mobil operasional perusahaan yang cukup mewah ke salah satu cabang restoran Cina milik Gerry yang letaknya tak jauh dari tempat tersebut.Gerry sengaja memesankan sebuah privat room ukuran besar untuk menjaga

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Akhirnya Garis Dua

    “Aya naon?” tanya ibu melihat perubahan raut wajah sang putri setelah mendapat telepon dari menantunya.“si Aa nyuruh aku cepet pulang,” jawab Kia dengan kesal.“Baru juga beberapa jam di sini, masa langsung nyuruh pulang? Gimana sih?” ibu juga tak kalah kesal. Ya, bagaimana tak kesal, sudah lebih dari satu bulan sang putri tidak mengunjunginya, dan baru beberapa jam saja menginjakan kaki di rumahnya, sang menantu sudah menyuruh putrinya untuk meninggalkannya lagi.Ingin sekali sang ibu menelpon menantu titisan Sultan itu seraya berkata ‘APA-APAAN?’, sambil memarahi menantunya itu yang tak tahu adab. Tapi kenyataannya, boro-boronya dia memarahi sang menantu, baru menatap wajah tampan pria yang menikahi putrinya saja langsung membuat nyalinya menciut. Entah karena malu atau karena segan, yang jelas Ibu tak pernah bisa mengobrol banyak pada menantunya sendiri.“Bawaan orok kali, jadi bapaknya kangen terus sama Neng Kia,” sahut si ibu penjual rujak.Sontak saja kedua ibu dan anak itu men

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Kegelisahan Gerry

    Setiba di kampung halamannya, entah mengapa membuat hati Kia gelisah, seperti ada sesuatu yang membuat dirinya begitu tidak nyaman dengan tempat itu. apa mungkin karena rumahnya yang telah dirombak habis sang suami, membuat Kia jadi harus beradaptasi dengan suasana rumah orang tuanya?Beberapa bulan lalu, Gerry meminta izin dari Kia untuk merenovasi rumah sederhana milik orang tuanya, dan itu cukup membuat Kia terharu saat itu. Akan tetapi, Kia tidak tahu jika renovasi versi Gerry sangat jauh dari bayangannya. Gerry bahkan membeli sebagian tanah warga yang ada di sekitar rumahnya, untuk memperluas rumah yang kini hanya diisi oleh sang ibu dan adik bungsunya. Rumah sederhana itu kini disulap layaknya kediaman seorang pejabat, bahkan rumah yang dulu hanya seluas kamar tidur utama di kediaman keluarga Chen, sekarang sudah melebihi rumah Pak Lurah di desa tempat sang ibu tinggal.(percakapan dalam bahasa Sunda)“Ini tanah siapa aja yang si Aa beli?” tanya Kia yang takjub dengan renovasi

  • BILLIONAIRE LOVE STORY   Bertemu 'Masa Lalu'

    “Gue harus gimana ini?” tanya Gerry dengan tergesa.Satria dan Thomas yang baru saja akan menikmati minumannya kembali tegang saat melihat Gerry kembali di hadapan mereka.“Ya minta maaf aja sih, apa susahnya?” sahut Thomas.“Gampang ya kalian para cowok minta maaf setelah ngelakuin kesalahan yang bikin perempuan sakit hati.” Amora terlihat kesal dengan jawaban suaminya.“Ya, gak gampang juga. Emang kamu pikir gampang bikin rayuan yang bikin kamu maafin aku? kadang aku sendiri aja lupa apa salah aku, tapi aku tetep berlapang dada minta maaf ke kamu.” Thomas tak mau kalah.“Oh, jadi selama ini kamu minta maaf ke aku karena terpaksa? Iya?”“Kok kamu jadi marah ke aku gini sih? Sekarang aku tanya, emang apa salah aku sampe kamu sewot gitu?” Thomas tak terima dituduh seperti itu oleh sang istri.“Pake nanya salah kamu apa lagi. Mas, aku tuh gak suka cara kamu nyelesein masalah, kamu tuh ter

Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status