Darto mengepak pakaiannya, dia memilih beberapa pakaian yang cocok, dia akan berangkat menikah besok, hari ini dia berangkat kerumah Ibunya, agar esok pagi bisa segera bersiap bersama keluarga untuk menuju kepernikahan, iring-iringan berangkat jam 6, perjalanan sekitar 1 jam, dan ijab kobul di pastikan jam 7,30, jadi dia sudah harus stand by subuh, usai mengepak semua pakaiannya, dia segera melangkah keluar kamar, menuruni anak tangga, hatinya sangat berbunga, tapi juga ada sedikit sedih mengingat Mayang, hatinya terasa ada yang teriiris juga,
“Mayang_Yang,” kemana dia, Darto terus menuruni anak tangga, Darto celingukan, mengedarkan pandangan, kalau-kalau ada pergerakan Mayang,
“Yang_Yang...!” suara Darato agak sedikit rasa khawatir, apakah Mayang marah, atau sedih, atau bagaimana, dia tidak pernah tahu ekspresi Mayang,
“Yang_kemarilah” Darto merentangkan tangannya,
“Yang_jangan begitu, aku kan sudah berjanji padamu, kita akan baik-baik saja” Darto be
Kakak Raider yang tercinta, di VOTE ya kak, biar author bersemangat Salam sehat selalu
Mayang menempelkan bibir dinginnya seperti es batu ke bibir Darto, dia tahu Mayang sedang sedih, jadi dia menghiburnya sebentar, dia menanggapi keinginan Mayang,DERRRT DERTPonsel Darto berbunyi, dia segera mengambil gawainya dari dalam saku, dilihatnya ibu memanggil, dia segera melapaskan diri dari Mayang, dan menerima panggilan ibu“Darto cepetan, ada yang harus segera dibahas sama Ayah Ninik, dia menunggumu, bahas acara besok biar, nggak kacau,” suara ibu keras, bahkan tanpa salam, mungkin saking keburunya,Darto terperanjat, dia sudah ada janji sama ayah Mayang, untuk membicarakan acaranya, “Ah kenapa aku lalai,” Darto menpuk jidaatnya,“Yang aku pergi dulu yah” pamit Darto, tentu saja tanpa jawaban, tega tidak tega dia harus segera pergi, Darto segera berlalu pergi***Akhirnya hari pernikahan tiba, Darto sudah sejak dari kemarin di rumah Ibunya, Darto didandani Make Up Artis, laki-laki dengan
Suasan menjadi gempar, banyak orang yang bergerombol mengelilingi asal suara itu, beberapa orang panik, dan berteriak-teriak memberi perintah, dan sebagian orang merangsek maju untuk mengetahui apa yang terjadi, suasana benar-benar kacau,“Cepat_cepat_angkat, ayo bantu_bantu, hati_hati” seseorang berteriak-teriak memberi perintah dengan panik“bawa ke kamar, ayo-ayo_kasih jalan, kasih jalan” seseorang yang lain mengatur orang-orang yang menggerombol mengelilingi TKP, Tempat Kejadian Perkara,“sekitar tiga orang mengangkat tubuh besar itu dengan susah payah, keringat sampai bercucuran, sedang yang lain membuka jalan dari orang-orang yang selalu saja mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi,“disini saja” beberapa orang sudah secepatnya membuat ruang kosong untuk penanganan lebih lanjut“Tolong yang lain mundur, biar ada ada oksigen” kata bapak Sony, seorang Mantri Puskesmas warga kampung ini
Saat aku menjabat tangan Ayah Ninik untuk Ijab Kabul, tiba-tiba ada suaara BRUGG, suasana menjadi kacau dan heboh, banyak orang berlarian dan berteriak-teriakAku berdiri melihat apa yang terjadi seorang Wanita dengan tubuh tambun tersungkur dari kursinya, kemungkinan dia pingsan, atau kena serangan jantung atau yang lainnya, aku tidak tahu, acara dihentikan sementara, semua orang berusaha merangsek maju unutk mengetahui apa yang sdang terjadi, tak terkecuali aku, si Ibu itu mendapat pereawatan dari Pak Mantri tetangga Ninik, kami lega, ada ahli kesehatan menanganinya, tak terduga kejadian mengejutkan itu terjadi, tiba-tiba si ibu Tambun itu membuka matanya, tanpa diduga tangannya mengulur mencekik Pak Mantri, semua orang masih terbengong, belum sadar apa yang sedang terjadi,ERRRRGGHIbu Tambun menggeram, ekspresinya mendelik dengan mulut menyeringai seram sekali, dan tangannya mencekitk pak Mantri dengan kuat, semua orang masih terbengong, tidak ada tindakan m
POV AuthorDarto terkaget, sampai dia melompat dari tempat duduknya, melihat itu semua orang tertawa terbahak-bahakTernyata suara petasan untuk merayakan, dan menandai suksesnya ijab kabul“Huff” Darto mendengus sambil memagang dadanya yang terguncang, dia tersenyum kikuk dan malu, dengan tingkahnya sendiri, saat dia fokus menenagkan hatinya, ada tangan yang mengelap wajahnya dengan tisu, Darto terjengit lagi demi tahu siapa yang mengelap wajahnya,“Aduh Mas Macho kog gampang kaget sih, bikin aku tambah gemes deh,” suara Laura cempreng dengan genitnya menjawil dagu Darto, mulutnya monyong seakan mau mencium Darto, melihat gelagat yang membahayakan harga dirinya Darto spontan menjauhkan wajahnya, kemudian gegas menjauh dari Laura, yang seakan penuh nafsu saat berdekatan dengannya,Yang melIhat itu tentu saja terpingkal-pingkal,“Jangan begitu Macho... keringatmu harus segera di lap, biar tetep cakep...” te
Darto sangat tegang, dari kejauhan dia yang berada di atas panggung pelaminan dapat melihat siluet pria yang bikin ulah di Mall minggu lalu, yah dia adalah Mario mantan bos Ninik seperti yang diceritakan Ninik di teleponan malam-malamHatinya ketar-ketir, cemburu? Jangan tanya, tapi yang lebih mengkhawatirkan Darto justru ulah pria itu berulang di sini, bisa kacau acara ini,Pria itu semakin mendekat, saat ini sudah sepi permintaan foto dari tamu-tamu, sehingga pria itu melenggang dengan nyaman langsung menuju kearah pelamianan, Ninik yang melihat itu segera, menggenggam tangan Dasrto, seolah berkata sekarang aku milikmu, jangan khawatir.Tindakan Ninik membuat Darto sedikit menjadi lebih percaya diri, dan siap menghadapi berbagai kemungkinan,Darto membalas menggenggam tangan Ninik erat, dia ingin menunjukkan pada pria itu, bahwa Ninik kini miliknya, siapapun tidak boleh mengganggunya, Darto seperti Singa jantan yang siap siaga menjaga wilayahnya d
Mario sudah jengah dengan tatapan para tamu lain, dan dirasa kehadirannya cukup, untuk turut mengucapkan selamat bahagia kepada Pemngantinnya, dia maju ke panggung pelaminan, saatnya dia pamit“Bro aku pamit ya, jaga Ninik dengan baik” ucap Mario kepada Darto dengan penuh penekanan,“Pasti bro” Darto menyahutnya mantapMerka berdua Toas anak muda, kemudian berangkulan saling menepuk punggung tanda persahabatan,‘Bolehkah aku sekali-kali menemui Ninik?” tanya Mario saat sudah melepas pelukannya“Kamu cari matai!!” Darto mendelilk sambil tangannya sudah mengepal“Hihihii, bercanda bro, lagian mana mungkin Ninik mau menemuiku, aku tahu Ninik bukan wanita sembarangan” tukas Mario menepuk-nepuk bahu Darto, mereka berdua tersenyum, dua Singa jantan itu kini berdamaipata tamu yang hadir, terutama gadis-gadis sangat iri, bagaimana bisa Ninik disukai Pria-pria keren seperti itu, sung
“Nggak apa-apa Dek, tidurlah kalau masih capek” Darto bertutur lembut“Iya Mas, sampean juga tidurlah pasti capek” perintah Ninik, sebenarnya hatinya deg-degan, yang tadinya sendiri, kini ada orang lain di kamar ini, seorang pria lagi, yang kini berstatus Suami,Disisi lain sebenarnya Darto juga sangat deg-degan, saat masuk kamar saja tadi dia sudah nervous, bagaimanapun ini pertama kalinya dia masuk kamar seorang wanita,“Hemm...” jawab Darto sambil berdiri,Darto mencopot satu persatu bajunya,Ninik yang masih belum terpejam sepenuhnya melihat siluet Darto yang mencopot bajunya seketika menjerit“Aaaaa” sambil menutup matanya dengan kedua tanganDarto yang kaget dikira Ninik kenapa-kenapa dengan sigap melompat ke arah Ninik“Ada apa Dek” dengan wajah khawatir Darto sangat dekat dengan wajah Ninik, tangannya memegang pergelangan Ninik, kemudian ditariknya tangan Ninik
Ninik menjerit, Dartok terkaget, Tangan Ninik mendorongnya keras, hingga Darto terjengkang,“M_M_maaf, bukan maksudku” Ninik gagapDarto menyeringai dengan senyum smirk, dia berpikir Ninik malu dan gugup, Dia jadi ingin mengerjai istrinya ini, dia perlahan mendekati istrinya, wajahnya sudah endekat lagi ke wajah NinikNinik yang melihat pergerakan dan gelagat Darto segera mengetahui maksudnya, segera dia berucap“Maaf Mas, aku tadi sebenarnya mau mengingatkan Mas Darto belum Shola, jadi sholat dulu” ujar Ninik pelan,JEDARRRRDarto tersentak, dengan kata-kata Ninik yang walau diucapkan kalem tapi bagai petir yang menghempaskan tubuhnya, hingga dia melompat tanpa sadar, Darto masih terdiam, saking kagetnya“Ayo... lekas Wudlu gih, aku siapkan perlengkapan sholatnya” Ninik bangkit menuju lemari, dia tampak mengeluarkan sesuatu, yang ternyata Sajadah, Koko dan Sarung, maaf mas,“Maaf Mas s