Share

Bab 53 Menenangkan Diri

last update Last Updated: 2025-02-14 20:56:20

Selama beberapa hari setelah hubungannya dengan Devano kandas, Kenanga masih tampak murung. Dia juga selalu menghindari Dion dan tidak mau membalas pesan Devano.

Atas saran Dewi, Kenanga memutuskan pergi ke kampung untuk menenangkan diri, sekaligus menghindari kedua pria itu. Dia sekarang berada di rumah adiknya Dewi. Di situ Kenanga berharap bisa menemukan ketenangan.

“Mbak, ikut ke pasar, yuk!” ajak Aline, sepupu Kenanga yang masih kuliah itu.

Kenanga menyipitkan mata menatap pada motor matic yang terparkir di halaman. Selama di Jakarta dia jarang sekali naik motor. Dia takut karena Jakarta sangat rawan akan begal dan penjahat.

“Kenapa tidak pakai mobil saja?” tanya Kenanga ragu.

“Yaelah, Mbak, nanti dikira sombong loh! Pasarnya dekat, kok. Orang kota sih gitu, dikit-dikit mobil!” gerutu Aline sambil merapikan hijab di depan spion.

“Tapi aman, kan? Tidak ada yang …”

“Ck, amannnn! Mbak jangan takut!” sahut Aline.

Meskipun ragu, Kenanga akhirnya menurut. Dia segera duduk di belakang A
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 54 Pesan Terakhir

    Devano menghentikan langkah sejenak untuk membaca pesan yang masuk. Pesan itu mengabarkan jika tempat persembunyian Risma sudah diintai orang suruhannya.[Bagus, kalau sudah ketemu, bawa dia padaku!] balas Devano.Dia memang ingin sekali bertemu Risma supaya wanita itu bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Setelah itu, Devano sendiri yang akan memasukkan Risma ke penjara.“Setelah Risma tertangkap, kamu akan menyusul, Yon! Maafkan aku, Ken. Terpaksa aku bertindak sendiri tanpa sepengetahuanmu!”Senyum di bibir Devano berubah getir. Bagaimanapun usahanya, Kenanga tidak akan pernah peduli. Hati wanita itu terlalu beku untuk memberinya kata maaf.Dengan langkah cepat, Devano segera ke mobil dan menuju rumah sakit. Sekarang, beberapa teman kerja Devano tidak sehangat dulu. Bahkan, beberapa perawat juga menjaga jarak dengannya. Foto Devano dan Mita sudah menyebar di group rumah sakit.Bahkan, Devano juga mendapatkan teguran dari atasannya. Itulah sebabnya, dia berusaha mencari kebera

    Last Updated : 2025-02-15
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 55 Keputusan Konyol!

    “Mas Devano, bangun! Tolong, Pak, Mas Dev pingsan!” Bi Ina berteriak histeris hingga mengundang Pak Security dan dua orang ART mendekat.Bi Ina terus menangis sambil menghubungi Andre. Setelah itu dia pun memanggil ambulance untuk membawa Devano ke rumah sakit.“Mas Andre, Bibi takut!” Bi Ina tertunduk di ruang tunggu sambil terus menangis. Beberapa tahun lalu dia merasakan kehilangan ketika kedua orang tua Devano meninggal. Bi Ina bekerja di rumah Devano semenjak laki-laki itu masih SD. Lalu, setelah kepergian kedua orang tua Devano, hanya Bi Ina yang dekat dengan Devano di rumah itu. Jadi, wajar saja jika Bi Ina sangat menyayangi Devano seperti anak sendiri. Meskipun Devano sudah mencukupi kebutuhan Bi Ina dan membelikan sawah juga rumah di kampung, tetapi Bi Ina enggan pulang sebelum Devano ada yang mengurusnya.Andre tampak mondar-mandir dengan gelisah. Sedangkan Bella terdiam sambil merangkul bahu Bi Ina.“Beberapa hari ini Mas Dev jarang makan di rumah, Mbak. Biasanya jarang s

    Last Updated : 2025-02-17
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 56 Aku Memang Bodoh

    Ya, aku memang pantasnya disakiti, Kak. Aku tidak bisa sepertimu, seandainya aku bisa!” ucap Kenanga parau, lalu duduk di kursi rotan.Aline memberanikan diri mendekat dan mengusap punggung Kenanga. Kenanga menoleh sekilas, lalu kembali menangis. Mendengar kenyataan baru jika Devano pergi ke Kanada dengan orang lain, hati Kenanga semakin hancur.Sebegitu cintakah dia pada teman masa kecilnya itu sehingga tidak bisa menerima kenyataan? Kenanga terlalu dalam menjatuhkan hati pada setiap pria. Rasa sakit dikhianati Dion belum sepenuhnya sembuh. Kini, ditambah luka yang lebih dalam dari Devano.“Mbak, sudah sore, ayo makan!” ajak Aline lirih.“Kamu duluan saja, Lin. Aku berkemas dulu, ya!”“Ya sudah, aku nungguin Mbak Ken saja. Aku beli bakso sebentar, ya. Mbak mau bakso apa mie ayam?” tawarnya serius.Kenanga terdiam sejenak. “Bakso boleh, eh mie ayam saja, Lin!” Aline mengangguk kemudian mengambil kunci motor. Kenanga membuntuti karena teringat sesuatu.“Lin, power bank aku di mana, ya

    Last Updated : 2025-02-18
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 57 Surat Wasiat

    “Apa itu, Mas?” tanya Kenanga.Andre membuka amplop itu dan menyodorkan isinya ke arah Kenanga. Kenanga mendengus kesal sembari melirik tidak peduli, pada beberapa foto Devano dan seorang perempuan yang sedang berpelukan tanpa busana.“Itu, kan, yang kamu maksud?” tanya Andre datar. Kenanga memalingkan wajah dengan hati teramat sakit. Dua kali dikhianati laki-laki yang dicintai, meluluhlantakkan kepercayaan Kenanga. Semua sudah berakhir. Devano dan Dion tidak jauh berbeda. Mereka datang hanya menanamkan luka di hati Kenanga.Sejenak, Andre tampak menelepon seseorang, tetapi tatapannya masih datar pada Kenanga. Beberapa menit kemudian, pintu ruangan Andre diketuk dari luar. Bella segera bangkit dan membuka pintu.Maka, masuklah seorang perempuan yang diapit laki-laki berpakaian serba hitam. Kenanga langsung menoleh ketika mendengar perempuan itu menangis.Kening Kenanga mengernyit, dia seperti tidak asing dengan perempuan itu. Pandangan perempuan itu juga langsung tertuju pada Kenanga

    Last Updated : 2025-02-18
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 58 Ke Canada

    "Lepaskan!” sentak Kenanga geram. Namun, Dion justru memeluk mantan istrinya itu dengan erat. Dion ingin menumpahkan rindu dan penyesalan di situ. Kenanga memberontak hingga pelukan Dion terlepas.“Ken, beri kesempatan aku bicara! Aku minta maaf atas semuanya, Ken. Semuanya! Kita kembali seperti dulu, ya, Ken!” pinta Dion lirih.Kedua mata Dion berkaca-kaca. Melihat wajah tidak ramah di depannya, Dion sadar jika apa yang diberikan pada Kenanga terlalu menyakitkan. Karenanya, Dion ingin menebusnya hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit.“Aku tidak bisa, Yon. Maaf, lebih baik kamu kembali sama Kak Risma. Bukankah kalian saling mencintai? Aku sudah ikhlas menerima takdirku.”“Apa ini karena Devano?” tanya Dion tidak suka.Kenanga tidak menjawab. Wanita itu sedikit menyingkir dan menjaga jarak dengan Dion. Dion tersenyum satu sudut melihat aksi diam Kenanga.“Aku sangat berterima kasih karena kamu menyelamatkan Mama. Seharusnya, aku juga melaporkanmu pada polisi, tapi demi Mama, ak

    Last Updated : 2025-02-20
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 59 Isi Surat Wasiat

    “Masalahnya Bi Ina tidak betah, Ken, di sini! Kalau kamu memang tulus ingin menemani Devano, kenapa tidak?” ucap Andre sembari melirik Bi Ina penuh arti.Wanita tua itu hanya mengangguk saja. Andre kasihan dengan Bi Ina yang harus mondar-mandir apartemen-rumah sakit. Apalagi Bi Ina tidak bisa berbahasa Inggris. Kenanga menggaruk pelipis bingung. Dia dan Devano tidak mungkin berbuat sesuatu di luar batas, apalagi laki-laki itu masih sakit. Namun, terjadi perang batin di lubuk hati Kenanga, ketika harus tinggal satu atap dengan Devano karena mereka belum menikah. “Em, baiklah. Aku bicarakan sama Mas Devano nanti, Mas!” Akhirnya, Kenanga mengangguk samar.Alis Andre naik sebelah mendengar Kenanga merubah panggilan pada Devano. “Maaf ya, aku merepotkanmu, Ken!” ucap Andre tidak enak hati. “Soal kantor jangan khawatir, Tante Dewi sudah komunikasi sama aku! Tante Dewi akan kembali turun ke lapangan!” lanjutnya, lalu terkekeh.Kedua mata bulat Kenanga mendelik. Dia berpikir pasti mamanya

    Last Updated : 2025-02-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 60 Bersatu Di Canada

    Suara mesin kehidupan terdengar nyaring di ruang perawatan kelas VVIP itu. Di atas brankar sosok lemah itu terbaring.Andre dan Kenanga mendekat. Devano masih tidur dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran mereka. Berhubung hanya satu orang yang diizinkan bersama pasien, dengan perasaan berat Andre memutuskan kembali ke apartemen.Kedua mata Kenanga berkaca-kaca melihat kondisi Devano saat ini.Kenanga menggenggam erat jemari tangan Devano. Wanita cantik itu menatap nanar pada wajah pucat Devano. Lalu, Kenanga mengangkat tubuh dan mendekati wajah tampan itu.“Mas, sudah lama kamu tidur, apa tidak ingin bangun? Bangunlah, aku ingin melihatmu marah seperti ketika aku memasukkan anak kodok ke sepatumu dulu!” Kenanga merasa khawatir karena sudah satu jam di sisi Devano, laki-laki itu masih tidur.Meskipun dokter mengatakan kondisi Devano sudah stabil, tetapi Kenanga tidak akan tenang sebelum Devano membuka mata.Kenanga tertawa sumbang mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Dia m

    Last Updated : 2025-02-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 61 Kenangaku ...

    Saran, tentang apa, Dok?” tanya Devano tidak mengerti. Dokter berusia setengah abad itu melirik Kenanga dan berganti menatap Devano. Devano terkekeh pelan, ketika dokter itu menjelaskan tentang kekhawatirannya. Sedangkan Kenanga hanya tersenyum malu dengan wajah merona. “Tidak mungkin kami begitu, Dok!” sahut Devano lirih. “Bagus, lebih baik Anda berdua saling menahan diri sampai kondisi Anda benar-benar pulih.” “Pasti, Dok!” sahut Devano sambil tersenyum. Tidak berapa lama, dokter dan perawat setelah memeriksa kondisi Devano, meninggalkan ruangan. Suasana menjadi canggung sejenak. Kenanga masih berdiri di tempatnya, sampai Devano mengulurkan tangan. “Mendekatlah! Yang dokter tadi sarankan kan, bukan berdekatan, Ken. Tapi berhubungan badan!” Devano justru menjelaskan hingga membuat Kenanga semakin dilema. Kenanga langsung teringat permintaan Andre tadi. Tinggal satu atap hanya dengan Devano, setelah laki-laki itu keluar dari rumah sakit. “Mas, tadi Mas Andre bilang Bi I

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 63 Drama Di Apartemen

    “Apa, mas?” Kening Kenanga berkerut, lalu membaca sebaris kalimat dari teman Devano.Kenanga lantas menatap Devano dan terdiam. Kabar mengenai Dion yang menyerahkan diri ke polisi tidak serta merta membuat Kenanga bahagia. Wanita itu menarik napas pelan.Setahun lalu, Dion masih suaminya. Laki-laki yang baik dan begitu lembut. Namun, semenjak ketahuan berkhianat sifat Dion berubah drastis. Dion tidak hanya sering mencari masalah, tetapi juga berubah kasar. Tiba-tiba Kenanga meneteskan air mata dan diketahui oleh Devano.“Kamu sedih dia bertanggung jawab atas kelakuannya?” selidik Devano.“Kenapa dia berubah begitu kasar setelah kemauannya tidak dituruti?” Devano mengulurkan tangan mengusap pipi Kenanga. “Kita kaum laki-laki itu pada dasarnya egois, Ken,” sahutnya dengan tatapan dalam. “Cuma cara mengendalikan ego kita yang berbeda. Aku sebenarnya juga cemburu lho, saat kalian menikah. Sakit banget rasanya, cuma yang aku pikirkan bagaimana kamu bahagia. Ternyata cara mengalahku itu sa

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 62 Menjadi Suami Istri

    Tidak hanya memegang wajah sang istri. Devano juga memperhatikan Kenanga dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenanga melirik takut saat Devano mengusap lengan atasnya. “Ken, kamu bukan orang yang baru belajar naik motor, kan? Jatuh di mana? Aku tanya Bi Sumi kalau gitu!” ucap Devano lalu melepaskan tangannya dari Kenanga. “Em, Mas! Aku sudah selesai!” Kenanga lantas menggigit bibir dan mengikat rambutnya. Rambut hitam Kenanga diikat asal sehingga lehernya terekspose sempurna. Jantung Devano berdegup semakin kencang melihat leher putih itu. Devano segera berdiri di depan wastafel, sedangkan Kenanga sedikit menyingkir. Kenanga kembali menatap cermin dan mulai memakai hijab. Saat bersamaan, Devano juga menatap cermin. “Kamu sangat cantik. Apa kamu akan selalu memakai hijab, Sayang?” tanya Devano. “Apa kalau malam dokter tidak masuk ke sini?” tanya balik Kenanga. “Perawat, tapi mereka juga ada laki-lakinya!” “Kan biar aman, Mas! Dengan aku pakai hijab terus Mas Dev juga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 61 Kenangaku ...

    Saran, tentang apa, Dok?” tanya Devano tidak mengerti. Dokter berusia setengah abad itu melirik Kenanga dan berganti menatap Devano. Devano terkekeh pelan, ketika dokter itu menjelaskan tentang kekhawatirannya. Sedangkan Kenanga hanya tersenyum malu dengan wajah merona. “Tidak mungkin kami begitu, Dok!” sahut Devano lirih. “Bagus, lebih baik Anda berdua saling menahan diri sampai kondisi Anda benar-benar pulih.” “Pasti, Dok!” sahut Devano sambil tersenyum. Tidak berapa lama, dokter dan perawat setelah memeriksa kondisi Devano, meninggalkan ruangan. Suasana menjadi canggung sejenak. Kenanga masih berdiri di tempatnya, sampai Devano mengulurkan tangan. “Mendekatlah! Yang dokter tadi sarankan kan, bukan berdekatan, Ken. Tapi berhubungan badan!” Devano justru menjelaskan hingga membuat Kenanga semakin dilema. Kenanga langsung teringat permintaan Andre tadi. Tinggal satu atap hanya dengan Devano, setelah laki-laki itu keluar dari rumah sakit. “Mas, tadi Mas Andre bilang Bi I

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 60 Bersatu Di Canada

    Suara mesin kehidupan terdengar nyaring di ruang perawatan kelas VVIP itu. Di atas brankar sosok lemah itu terbaring.Andre dan Kenanga mendekat. Devano masih tidur dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran mereka. Berhubung hanya satu orang yang diizinkan bersama pasien, dengan perasaan berat Andre memutuskan kembali ke apartemen.Kedua mata Kenanga berkaca-kaca melihat kondisi Devano saat ini.Kenanga menggenggam erat jemari tangan Devano. Wanita cantik itu menatap nanar pada wajah pucat Devano. Lalu, Kenanga mengangkat tubuh dan mendekati wajah tampan itu.“Mas, sudah lama kamu tidur, apa tidak ingin bangun? Bangunlah, aku ingin melihatmu marah seperti ketika aku memasukkan anak kodok ke sepatumu dulu!” Kenanga merasa khawatir karena sudah satu jam di sisi Devano, laki-laki itu masih tidur.Meskipun dokter mengatakan kondisi Devano sudah stabil, tetapi Kenanga tidak akan tenang sebelum Devano membuka mata.Kenanga tertawa sumbang mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Dia m

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 59 Isi Surat Wasiat

    “Masalahnya Bi Ina tidak betah, Ken, di sini! Kalau kamu memang tulus ingin menemani Devano, kenapa tidak?” ucap Andre sembari melirik Bi Ina penuh arti.Wanita tua itu hanya mengangguk saja. Andre kasihan dengan Bi Ina yang harus mondar-mandir apartemen-rumah sakit. Apalagi Bi Ina tidak bisa berbahasa Inggris. Kenanga menggaruk pelipis bingung. Dia dan Devano tidak mungkin berbuat sesuatu di luar batas, apalagi laki-laki itu masih sakit. Namun, terjadi perang batin di lubuk hati Kenanga, ketika harus tinggal satu atap dengan Devano karena mereka belum menikah. “Em, baiklah. Aku bicarakan sama Mas Devano nanti, Mas!” Akhirnya, Kenanga mengangguk samar.Alis Andre naik sebelah mendengar Kenanga merubah panggilan pada Devano. “Maaf ya, aku merepotkanmu, Ken!” ucap Andre tidak enak hati. “Soal kantor jangan khawatir, Tante Dewi sudah komunikasi sama aku! Tante Dewi akan kembali turun ke lapangan!” lanjutnya, lalu terkekeh.Kedua mata bulat Kenanga mendelik. Dia berpikir pasti mamanya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 58 Ke Canada

    "Lepaskan!” sentak Kenanga geram. Namun, Dion justru memeluk mantan istrinya itu dengan erat. Dion ingin menumpahkan rindu dan penyesalan di situ. Kenanga memberontak hingga pelukan Dion terlepas.“Ken, beri kesempatan aku bicara! Aku minta maaf atas semuanya, Ken. Semuanya! Kita kembali seperti dulu, ya, Ken!” pinta Dion lirih.Kedua mata Dion berkaca-kaca. Melihat wajah tidak ramah di depannya, Dion sadar jika apa yang diberikan pada Kenanga terlalu menyakitkan. Karenanya, Dion ingin menebusnya hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit.“Aku tidak bisa, Yon. Maaf, lebih baik kamu kembali sama Kak Risma. Bukankah kalian saling mencintai? Aku sudah ikhlas menerima takdirku.”“Apa ini karena Devano?” tanya Dion tidak suka.Kenanga tidak menjawab. Wanita itu sedikit menyingkir dan menjaga jarak dengan Dion. Dion tersenyum satu sudut melihat aksi diam Kenanga.“Aku sangat berterima kasih karena kamu menyelamatkan Mama. Seharusnya, aku juga melaporkanmu pada polisi, tapi demi Mama, ak

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 57 Surat Wasiat

    “Apa itu, Mas?” tanya Kenanga.Andre membuka amplop itu dan menyodorkan isinya ke arah Kenanga. Kenanga mendengus kesal sembari melirik tidak peduli, pada beberapa foto Devano dan seorang perempuan yang sedang berpelukan tanpa busana.“Itu, kan, yang kamu maksud?” tanya Andre datar. Kenanga memalingkan wajah dengan hati teramat sakit. Dua kali dikhianati laki-laki yang dicintai, meluluhlantakkan kepercayaan Kenanga. Semua sudah berakhir. Devano dan Dion tidak jauh berbeda. Mereka datang hanya menanamkan luka di hati Kenanga.Sejenak, Andre tampak menelepon seseorang, tetapi tatapannya masih datar pada Kenanga. Beberapa menit kemudian, pintu ruangan Andre diketuk dari luar. Bella segera bangkit dan membuka pintu.Maka, masuklah seorang perempuan yang diapit laki-laki berpakaian serba hitam. Kenanga langsung menoleh ketika mendengar perempuan itu menangis.Kening Kenanga mengernyit, dia seperti tidak asing dengan perempuan itu. Pandangan perempuan itu juga langsung tertuju pada Kenanga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 56 Aku Memang Bodoh

    Ya, aku memang pantasnya disakiti, Kak. Aku tidak bisa sepertimu, seandainya aku bisa!” ucap Kenanga parau, lalu duduk di kursi rotan.Aline memberanikan diri mendekat dan mengusap punggung Kenanga. Kenanga menoleh sekilas, lalu kembali menangis. Mendengar kenyataan baru jika Devano pergi ke Kanada dengan orang lain, hati Kenanga semakin hancur.Sebegitu cintakah dia pada teman masa kecilnya itu sehingga tidak bisa menerima kenyataan? Kenanga terlalu dalam menjatuhkan hati pada setiap pria. Rasa sakit dikhianati Dion belum sepenuhnya sembuh. Kini, ditambah luka yang lebih dalam dari Devano.“Mbak, sudah sore, ayo makan!” ajak Aline lirih.“Kamu duluan saja, Lin. Aku berkemas dulu, ya!”“Ya sudah, aku nungguin Mbak Ken saja. Aku beli bakso sebentar, ya. Mbak mau bakso apa mie ayam?” tawarnya serius.Kenanga terdiam sejenak. “Bakso boleh, eh mie ayam saja, Lin!” Aline mengangguk kemudian mengambil kunci motor. Kenanga membuntuti karena teringat sesuatu.“Lin, power bank aku di mana, ya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 55 Keputusan Konyol!

    “Mas Devano, bangun! Tolong, Pak, Mas Dev pingsan!” Bi Ina berteriak histeris hingga mengundang Pak Security dan dua orang ART mendekat.Bi Ina terus menangis sambil menghubungi Andre. Setelah itu dia pun memanggil ambulance untuk membawa Devano ke rumah sakit.“Mas Andre, Bibi takut!” Bi Ina tertunduk di ruang tunggu sambil terus menangis. Beberapa tahun lalu dia merasakan kehilangan ketika kedua orang tua Devano meninggal. Bi Ina bekerja di rumah Devano semenjak laki-laki itu masih SD. Lalu, setelah kepergian kedua orang tua Devano, hanya Bi Ina yang dekat dengan Devano di rumah itu. Jadi, wajar saja jika Bi Ina sangat menyayangi Devano seperti anak sendiri. Meskipun Devano sudah mencukupi kebutuhan Bi Ina dan membelikan sawah juga rumah di kampung, tetapi Bi Ina enggan pulang sebelum Devano ada yang mengurusnya.Andre tampak mondar-mandir dengan gelisah. Sedangkan Bella terdiam sambil merangkul bahu Bi Ina.“Beberapa hari ini Mas Dev jarang makan di rumah, Mbak. Biasanya jarang s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status