Dilain hari , aku melihat anak-anak usia sekolah dasar – berkelompok, atau sendirian berganti bus, atau kereta kereta dan berjalan di sepanjang jalan sibuk di Tokyo.
"Di Jepang, anak-anak mulai bepergian ke sekolah sendiri sejak kelas satu sekolah dasar, " ujar Yuriko pula melanjutkan ceritanya .
Mudah bagi anak yang bersekolah jika didekat tempat tinggal mereka, berjalan kaki ke sekolah.
Sedangkan mereka yang terdaftar di sekolah yang jauh, naik metro atau bus, atau kombinasi keduanya.
Pelatihan untuk perjalanan mandiri ini dimulai ketika anak-anak berada di taman kanak-kanak. Mereka melihat kakak-kakak mereka berjalan sendiri dan anak yang lebih kecil menirunya.
Orang tua menunjukkan kepada mereka cara menyeberang jalan dengan aman dan menunjukkan tempat-tempat di mana mereka dapat mencari bantuan jika mereka mengalami kesulitan.
Yuriko mengingat bahwa dalam keadaan darurat apa pun, dia harus pergi ke toko seAku memutuskan untuk pulang dengan anakku. Aku tidak mau lagi lama lama di Jepang.Hal ini kubicarakan dengan Yuriko sekaligus pamit dengan suaminya."Apa kamu akan pulang? Kukira itu bagus. Anak dekat dengan ayahnya," Yuriko menyambutnya dengan antusias."Aku cuma istri kedua dan istri pertama tidak setuju denganku. " kataku. Yuriko tersenyum mengerti."Kalau kamu mau, anakmu bisa ditinggal disini dan aku akan merawatnya. Kau bisa menjemput lagi kapan kamu mau." "Itu sangat merepotkan. Anakku tetap bersamaku.""Itu tidak repot, bersama putriku. Membesarkan anak disini lebih baik.""Terima kasih, aku pulang saja." Tekadku.Takeshi dan ayahnya juga terkejut ketika aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia. "Itu keputusanmu, sayang sekali kita berpisah. " Toshiro Ikagi agak kecewa."Selamat jalan dan semoga lancar saja," kata lelaki Jepang itu."Jika engkau memutuskan kembali, tawaranku ma
Sebenarnya juga, aku tahu terlalu riskan perkara ini dibawa pengadilan. Istri Dato akan lebih ribut lagi. Bukan denganku tapi dengan Dato Raf suaminya. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Aku tidak akan menganggumu lagi. Tapi jangan kamu kira ini kelemahanku." "Tidak, aku melihat itu kebaikan Dato. Tidak ada ruginya Dato berkorban untukku. Karena Dato cukup kaya.""Kamu pintar berbicara."Akhirnya dengan menghela napas panjang Dato Raf setuju untuk mengakhiri hubungan itu."Aku akan menandatangani surat pernyataan." Dato memutuskan.Dato Raf melewatkan satu malam denganku. Ini adalah malam terakhir aku bertemu sebagai suami dan istri dengan lelaki baik ini. Setelah itu aku bebas dan tinggal di apartemenku dengan anakku. Lelaki yang baik itu telah bermurah hati memberikan kepadaku sebuah Apartemen dan kenangan manis."Terima kasih Dato'," ujarku terbata bata."Apa itu cukup?""Saya juga minta saksi dari Fahmi supir Dat
Aku mencapai kantor ayahnya dengan mobil online dan masuk ke sebuah kantor besar berupa Apartemen. Sebuah Nama perusahaan besar yang bergerak dalam perdagangan besar. "Apakah kamu sering kesini? "Aku bertanya kepada anak itu. Keindahan ubin marmer, kebersihan dan kilau di sekitarku memenuhi mataku. "Tidak, tetapi terkadang ayah membawaku ke tempat kerja. Aku tidak punya siapa-siapa di rumah." Aku dan anak itu berjalan melewati koridor panjang dan naik lift.Satpam dikantor itu terkejut dan menahanku. " Hai, Adiputra, semuanya mencari kamu. Apa kamu diculik wanita ini?" Satpam berteriak. Kemarahan segera saja muncul dalam diriku."Jangan sembarangan, temukan saja ayahnya. Aku mengantar anak ini." "Kami akan menelponnya dan kamu menunggu di kantor. Semua orang sedang sibuk mencari anak itu. Maaf kalau menuduh," satpam itu mulai ramah. Sekarang aku akan memberi tahu
Seorang anak laki-laki dan ayahnya, yang saya pikir tidak akan pernah saya temui lagi datang lagi. Tuan Dewantara dan anaknya Adiputra.Sebuah mobil segera tiba.Adiputra kecil ada dikursi belakang. Baru sekarang saya perhatikan bahwa Adiputra kecil adalah salinan mirip ayahnya.Bocah itu begitu percaya diri dan keras kepala."Karena semua upaya saya untuk berterima kasih telah gagal, maka izinkan saya mengantarkan anda pulang?"Aku melihat sekilas wajah tampan pria itu."Aku punya mobil terparkir dimall. Cukup sampai disana saja.""Kamu membawa mobil?" Tanyanya."Kamu baru saja mengalami kejadian berat, aku ingin memastikan kamu pulang dengan baik. Dimana kamu tinggal?"" Apartemen Nirwana "sahutku."Aku tahu, ayo ketempat mobil kamu dan saya akan mengiringi kamu pulang dari belakang.""Kami akan menonton film besok," Si kecil itu berbicara."Maukah
Aku mandi dan menyegarkan diri. Aku tertidur sampai pagi hari dan bangun dengan wajah lebih segar. Celakanya aku mengingat anak kecil yang sangat menarik hati itu yang bernama Adiputra. Tapi aku sama sekali tidak menyesal tidak menerima tawaran ayahnya untuk menjadi pengasuh. Jadi pengasuh bukan pekerjaan pavoritku. Antar jemput anak dan bertemu dengan lelaki tampan itu setiap hari. Dia pasti juga tidak suka untuk bertemu seorang janda. Sebelum terlambat, lebih baik aku menolaknya sekarang. Aku keluar dari kamar mandi, mengenakan handuk dengan rambut basah dan mengeringkannya serta pergi tidur. Tidur segera saja menguasai diriku karena aku sangat lelah. Untung ada Metty membantuku. Aku tertidur dan terbangun di pagi hari. Aku harus mencuci rambut lagi, karena kalau tidak rambutku menjadi kusut. Aku tidak mau tampil dengan rambut yang kusut. ***Beberapa saat setelah itu melodi yang b
Adputra terbangun pagi hari dan aku membuatkan sarapan. Ayahnya menelpon dari Singapura pagi itu. Aku mengulurkan telepon ke anak itu dan mengedipkan mata memberi semangat. Dia mengambilnya dan menelponAku sengaja tidak mendengarkan percakapan mereka. Setelah memecahkan beberapa telur dalam wajan, dan menutupinya dengan penutup aku menemui Adiputra. Adiputra baru saja selesai menelpon dan menyerahkan ponsel kepadaku. "Ayah ingin berbicara," ujar Adiputra. "Ya," kataku, meletakkan telepon di telingaku. "Anna, apakah dia mengganggumu'? Pegawaiku akan datang ke sana untuk membawa Adiputra. ""Tidak apa apa, dia anak yang menyenangkan. " jawabku."Aku senang dia disini, tapi tempatku mungkin tidak bagus, aku minta maaf.""Adiputra senang disitu, aku berterima kasih. " Kata Dewantara pula."Syukurlah," ujarku tulus."Aku ingin bertemu, sepulang dari Singapura aku akan kesana." Berkata lagi
Adiputra dan Erika Sintya mulai bercakap cakap dan akrab. Aku membujuknya agar mencintai Erika Sintya. Anak itu tersenyum saja. Tapi ia mulai suka dengan Erika dan tidak menolak atau merajuk . Permainan ditempat wisata itu menggodanya. berdua, Erika dan aku membawa Adiputra ketempat permainan, tapi Adiputra lebih suka menempel padaku. Ayahnya Dewantara hanya melihat saja dari jauh. Sekali sekali dia ikut. Tertawa bersama ayah dan anak. Aku seperti pengasuh diantara mereka.Berjalan kemana saja, bos suka melihat tempat wisata dan perkemahan. Tapi Erika dan Adiputra tidak suka berkemah. Jadi berjalan jalan saja kearah bukit dan tempat tempat yang indah.Di siang itu kami pulang setelah berjalan dikaki bukit.Erika Sintya dan Bos Dewantara berjalan berdampingan. Aku dan Adiputra mengikuti berjalan di dekat sungai. Erika memisahkan diri dari Bos dan mendekatkan diri padaku dan Adiputra.
Aku mulai memikirkan Ronald dan kini masanya menuntaskan masalah ini. Aku menelponnya dengan telepon sebelumnya yang kucatat ketelpon baruku. Tak berapa lama telpon itu diangkat. Aku memerlukan menenangkan diri sebelum menjawab teleponnya."Hai, sapaku." Suara ditelpon menjawabnya dengan terkejut."Anna, kamukah itu?" Tanya Ronald seperti berteriak."Iya, " kataku."Aku cuma ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kamu," ujarku dengan suara getir."Apa yang kamu katakan? Kamu memutuskan telepon dan sekarang berbicara tentang selamat, apa yang kamu ketahui tentang aku?" "Kamu mengatakan akan menikah dan akan memberikan undangan.""Jadi karena itu kamu memutuskan telpon dan tidak mau berhubungan denganku?""Iya." Jawabku."Aku yang salah," ujar Ronald pula."Kita perlu bicara, dimana kamu?""Apakah ini perlu?" Tanyaku."Tentu saja perlu, banyak yang aka